LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIK 2

UJI BEDA RERATA 2 SAMPEL

OLEH :

dr. SHINTA WULANDHARI, S.Ked

NIM 2380711031

MAGISTER ILMU BIOMEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2023-2024
1. UJI BEDA RERATA 2 SAMPEL BEBAS (PARAMETRIK)
Skenario : Lakukanlah Uji perbandingan rerata HB pre intervensi di Kabupaten
Karangasem dan Kabupaten Gianyar.

A. UJI NORMALITAS DATA

Menu Analyze  Descriptive  Explore  Input Hb Pre Intervensi pada kolom
dependent list  Klik Plots  Centang Normality Plots with Test  OK

Gambar 1. Langkah Uji Normalitas data

B. PENARIKAN KESIMPULAN UJI NORMALITAS
Hasil output berada pada table Tests of Normality. Baca nilai p value (Sig) pada
Kolmogorov-Smirnov.
 Bila nilai p value > 0.05 maka data berdistribusi normal
 Bila nilai p value < 0.05 maka data berdistribusi tidak normal

Kesimpulan :

Nilai p value 0.098 (p value >0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data HB
pre intervensi berdistribusi normal.
 Gambar 2. Hasil Uji Normalitas

C. INDEPENDENT T-TEST
Menu Analyze → Compare Means → Independent Sample T Test → Input Hb pre
pada Test Variable dan Input Kabupaten pada Grouping Variable → Klik Define
Group → Input 1 pada Group 1 dan Input 2 pada Group 2 → Continue → Klik
Options → Pilih CI 95% → OK

Gambar 3. Langkah Uni Independent T-Test

D. PENARIKAN KESIMPULAN UJI INDEPENDENT T TEST

Berikut merupakan hasil output uji Independent T Test. Untuk menarik
kesimpulan maka yang perlu diperhatikan :
 Levene’s Test ( Uji Homogenitas)
Lihat nilai Sig. Bila nilai p value >0.05 maka data Homogen 
Selanjutnya baca pada baris atas pada kolom T-test for equality of Means
 Lihat nilai Sig. Bila nilai p value <0.05 maka data tidak Homogen 
Selanjutnya baca pada baris bawah pada kolom T-test for equality of
Means

 Parameter Hasil Uji

a. Sig (p value)
b. Mean difference: selisih rerata 2 kelompok
c. Lower dan Upper limit pada CI 95%
Bila nilai 0 berada diantara nilai lower dan upper maka H0 diterima.
Bilai nilai 0 tidak berada diantara nilai lower dan upper maka H0
ditolak.

 Kesimpulan:
Levene’s test didapatkan nilai sig p-value 0.815 (p-value > 0.05) maka
data bersifat homogen. Pada T-test for equality of means didapatkan nilai
p-value 0.432 (p-value >0.05) artinya rerata kedua kelompok sampel tidak
berbeda secara statistic. Nilai Lower -0,1702 dan Uper 0,3968 yang artinya
nilai 0 berada diantara kedua rentang tersebut sehingga dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima.

Rerata kedua kelompok sampel tidak berbeda signifikan secara statistik.

Gambar 4. Hasil Uji Independent Sample test

2. UJI BEDA RERATA 2 SAMPEL BEBAS NON PARAMETRIK

Skenario : Perbandingan Rerata Hb post intervensi di Kabupaten Gianyar dan
Kabuaten Karangasem
A. UJI NORMALITAS DATA
Menu Analyze  Descriptive  Explore  Input Hb Post Intervensi pada kolom
dependent list  Klik Plots  Centang Normality Plots with Test  OK
Uji non parametric dilakukan apabila hasil uji normalitas menunjukkan
bahwa data tidak tersebar secara normal (p value normality test <0.05)

B. ANALISIS MANN WHITNEY

Menu analyze → Non Parametric → Legacy Dialogs → 2 Independent Samples
→ Input Hb pre pada Test Variables dan Input Kabupatern pada Grouping
Variables → Define Variable → Input 1 pada Group 1 dan Input 2 pada Group 2
→ Centang Mann Whitney → OK

Gambar 5. Langkah Uji Mann Whitney

 Gambar 6. Hasil uji Mann Whitney

C. PENARIKAN KESIMPULAN UJI ANALISIS MANN WHITNEY

Pada hasil output dapat dilihat nilai Asymp.sig (2-tailed) :
 Bila didapatkan p value > 0.05 maka H0 diterima
 Bila didapatkan p value < 0.05 maka H0 ditolak
Kesimpulan :
Pada tabel test statistic menunjukkan nilai p value <.0.001 (p value <0.05) maka
dapat disimpulkan bahwa rerata kedua kelompok sampel berbeda secara statistic.

3. UJI BEDA RERATA 2 SAMPEL BERPASANGAN PARAMETRIK

Skenario : Perbandingan Rerata Hb pre intervensi dan Hb post intervensi

A. UJI NORMALITAS
Uji parametric dapat dilakukan apabila hasil uji normalitas menunjukkan bahwa
data tersebar secara normal (p value normality test >0.05).
B. ANALISIS PAIRED T TEST
Menu Analyze → Compare Means → Paired T Test → Input Hb pre dan Hb post
secara bersamaan pada Paired Variable → OK

Gambar 7. Hasil Uji Paired T Test

C. PENARIKAN KESIMPULAN UJI PAIRED T TEST

Hasil output pada table diatas yang perlu diperhatikan :
a. Sig (p value)
b. Mean difference: selisih rerata 2 kelompok (mean kelompok pre dikurang
mean kelompok post)
c. Lower dan Upper limit pada CI 95%
Kesimpulan :
Rerata kedua kelompok sampel berbeda signifikan secara statistik karena
didapatkan p value 0.001 (p value <0.05) dan nilai 0 tidak berada di dalam rentang
lower dan upper limit CI 95% (Ho penelitian ditolak), dengan rerata Hb post lebih
tinggi dibandingkan rerata Hb pre (mean difference bernilai negatif).
4. UJI BEDA RERATA 2 SAMPEL BERPASANGAN NON PARAMETRIK
Skenario : Perbandingan Rerata Hb pre intervensi dan Hb post Intervensi

A. UJI NORMALITAS DATA

Uji non parametric dilakukan apabila hasil uji normalitas menunjukkan bahwa
data tidak tersebar secara normal (p value normality test <0.05)

B. ANALISIS WILCOXON
Menu Analyze  Non Parametric  Legacy Dialogs  2 Related Sample 
Input Hb pre dan Hb post secara bersamaan pada Paired Variables  Centang
Wilcoxon  OK

Gambar 8. Langkah Uji Wilcoxon

C. PENARIKAN KESIMPULAN ANALISIs WILCOXON

Hasil output dapat dilihat pada table berikut. Pada table test statistic didapatkan :
 Nilai Asymp.Sig ( 2-tailed ) p value < 0.05 maka H0 di tolak
 Nilai Asymp.Sig ( 2-tailed ) p value > 0.05 maka H0 diterima
 Gambar 9. Hasil Uji Wilcoxon
Kesimpulan :
Nilai p value pada table dibawah yaitu p value 0, 001 (p<0.05) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata kedua kelompok secara signifikan.