Anda di halaman 1dari 10

A.

Contoh dari Penelitian Eksperimen

PENGARUH PENDEKATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR


TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V PADA MATERI BENDA DAN
SIFATNYA

OLEH: SITI RIANA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan lingkungan terhadap


hasil belajar siswa kelas V pada konsep benda dan sifatnya. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di MI. Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang
berjumlah 34 siswa dan kelompok kontrol yang yang juga berjumlah 34 siswa.kelompok
eksperimen adalah kelompok yang diajarkan dengan metode eksperimen verifikasi, sedangkan
kelompok kontrol adalah kelompok yang diajarkan dengan metode demonstrasi. Instrumen yang
digunakan adalah instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 25 soal. Berdasarkan
analisis data dengan uji-t yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95% diperoleh hasil
thitung>ttabel (9,26 > 2,00). Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Pendekatan Lingkungan, hasil belajar siswa

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang terdiri dari 34 siswa, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut:
Table 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Iposttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Distribusi Pretest Posttest


Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Frekuensi
Nilai Terendah 24 32 68 48
Nilai Tertinggi 64 72 92 76
Mean 45,14 48,58 82,22 65,14
Median 44,5 46,28 83 65,35
Modus 34 43,17 88,91 61,38
Standar 12,78 10,61 6,91 7,12
Deviasi

Sebelum melakukan penelitian terhadap kelompok eksperimen dan kelompok


kontrol, dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Dari hasil pretest
diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen 45,14 dan rata-rata nilai kelompok kontrol
48,58. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan awal
yang tidak jauh berbeda sebelum diberikan perlakuan.

Setelah mengetahui kemampuan awal siswa, selanjutnya adalah memberikan


perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan pendekatan lingkungan, dan kelas kontrol
dengan metode konvensional. Tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi perubahan setelah
diberikan perlakuan. Perubahan tersebut terjadi pada kelas eksperimen, yaitu terjadinya
kenaikan nilai rata-rata dari 45,14 menjadi 82,22, yaitu sebesar 37,08. Demikian pula
pada kelas kontrol yang mengalami kenaikan nilai rata-rata dari 48,58 menjadi 65,14
yaitu sebesar 16,56. Artinya kenaika nilai rata-rata setelah perlakuan pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Analisis data pretest kelas eksperiman maupun kelas kontrol berdasarkan jenjang
kognitif ditunjukan pada gambar diagram berikut:
Gambar 4.1 Diagram Persentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif Pemahaman
Konsep Siswa

Keterangan:

C1= Jenjang kognitif tingkat pengetahuan

C2= Jenjang kognitif tingkat pemahaman

C3= Jenjang kognitif tingkat penerapan

Gambar 4.1 menunjukkan persentase posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdasarkan jenjang kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan). Pada
diagram di atas, terlihat bahwa persentase data pretest untuk kelas eksperiman pada
jenjang kognitif C1, C2, terlihat lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol. Akan
tetapi, persentase pada jenjang kognitif C3 kelas eksperimen memperoleh hasil persentase
yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan tersebut disebabkan karena
masing-masing kelompok belum diberikan perlakuan sehingga kemampuan siswa tidak
merata pada semua jenjang pemahaman.

Analisis data posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan jenjang
kognitif ditunjukan pada diagram berikut:
Gambar 4.2 Diagram Persentase Data Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif Pemahaman
Konsep Siswa

Keterangan:

C1= Jenjang kognitif tingkat pengetahuan

C2= Jenjang kognitif tingkat pemahaman

C3= Jenjang kognitif tingkat penerapan

Gambar 4.2 menunjukkan persentase posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdasarkan jenjang kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan). Pada
diagram di atas, terlihat bahwa persentase data posttest untuk kelas eksperimen disegala
jenjang kognitif baik C1, C2, dan C3 memperoleh hasil lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan pendekatan
lingkungan memperoleh hasil posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol yang diberi perlakuan dengan metode konvensional.

Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan aspek kognitif mana saja yang
mengalami kenaikan secara nyata dapat dilihat pada gambar persentase aspek kognitif di
bawah ini:
Gambar 4.3 Diagram Persentase Pretest dan Posttest Berdasarkan Jenjang
Kognitif Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pada gambar 4.3 di atas diketahui bahwa hasil posttest kedua kelompok
mengalami peningkatan. Terlihat bahwa terdapat perbedaan antara kelampuan siswa kelas
eksperimen dan siswa kelas control pada hasil pretest dan posttest-nya. Setelah diberikan
perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan
lingkungan dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional, ternyata hasil belajar
siswa kelas eksperimen memperoleh hasil tertinggi di setiap jenjang kognitif
dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada jenjang kognitif tingkat C1 hasil yang diperoleh
kedua kelompok tidak jauh berbeda, yaitu 86,27 untuk kelas eksperimen dan 83,01 untuk
kelas kontrol. Pada jenjang kognitif C2 dan C3 diperoleh hasil yang jauh berbeda antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada jenjang kognitif C2 hasil yang diperoleh kelas
eksperimen adalah 83,46, sedangkan kelas kontrol adalah 53,31. Kemudian pada jenjang
kognitif C3 hasil yang diperoleh kelas eksperimen adalah 73,52, sedangkan kelas kontrol
adalah 55,51.

1. Hasil Analisis
a. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Setelah data hasil penelitian di dapat, maka data akan dianalisis. Sebelum
melakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data,
yaitu uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogeny atau tidak.
Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data
adalah sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan
rumus Liliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal
jika memenuhi criteria Lo < Ltabel diukur pada taraf signifikansi tertentu.
Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian
dapat dilihat pada table 4.6 berikut ini:
Table 4.6 Hasil Uji Normalitas pretest-Posttest

Eksperimen Kontrol
Statistik
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 34 34 34 34
X́ 44,58 81,29 48,47 64,70
S 12,34 7,67 10,22 7,06
Lo 0,1403 0,1163 0,1405 0,1427
Ltabe l 0,1519 0,1519 0,1519 0,1519
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan tabel 4.6, hasil uji normalitas untuk datapretest dan posttest
dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α =0,05) dengan menggunakan tabel nilai
kritis uji Liliefors, yaitunilai Ltabel dengan n = 34adalah 0,1519 untuk kedua
sampelpenelitian. Dari kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwahasil pretest
dan posttest kedua kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal karena
memenuhi kriteria Lo< Ltabel.

2. Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini homogenitas didapat
dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua
kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel diukur pada taraf
signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu, hasil uji homogenitas kedua kelompok
sampel penelitian dapat dilihat deperti pada tabel 4.7 berikut ini

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest- Posttest

Pretest Posttest
Statistik Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
S2 152,37 104,5 58,88 49,91
F hitung 1,45 1,18
F tabel 1,79 1,79
Kesimpulan Homogen Homogen
Berdasarkan tabel 4.7, hasil uji homogenitas untuk datapretest didapat
Fhitung = 1,45 dan data posttest didapat Fhitung = 1,18.Dengan taraf signifikan
95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan(dk1) = 33 dan (dk2) = 33 didapat Ftabel
= 1,79. Dari kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari
keduasampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen karena
memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel.

b. Hasil Uji Hipotesis


Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa data hasil
belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusinormal dan homogen,
sehingga pengujian data hasil belajar kedua kelompok dilanjutkan pada analisis
data berikutnya, yaitu uji hipotesis menggunakan uji-t dengan kriteria pengujian
yaitu jika thitung< ttabelmaka H0 diterima, Ha ditolak. Jika thitung> ttabelmaka
H0 ditolak, Haditerima.
Perhitungan lengkap hasil pengujian hipotesis data pretest danpostest kelas
eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah
tabel pengujian hipotesis penelitian data pretest dan posttest.

Tabel 4.4Hasil Perhitungan Uji Hipotesis

Statistika
Data Sampel
Mean S gab t hitung t tabel Kesimpulan
(n)
Eksperimen 34 44,59 t hitung<t tabel
Pretest

71,28 -0,22 2,00


Kontrol 34 48,47 H 0 diterima

Eksperimen 34 81,29 t hitung<t tabel


Posttest

73,75 9,26 2,00


Kontrol 34 64,71 H 0 ditolak

Dari tabel 4.8 hasil perhitungan uji hipotesis di atas,nilaipretest kelas


eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi α =0,05 diperoleh thitung
pretest sebesar -0,22 dengan ttabel 2,00, maka dapatdilihat bahwa hasil thitung
pretest lebih kecil dibandingkan dengan ttabel.Berdasarkan kriteria pengujian
yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung< ttabel, maka Ho diterima dan dapat
dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh pendekatan lingkungan terhadap hasil
belajar siswa. Dengandemikian, kedua kelas tersebut layak dijadikan sampel
penelitian..

Untuk nilai postest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf
signifikansi α = 0,05diperoleh thitung posttest sebesar 9,26 dengan ttabel 2,00,
maka dapat dilihat bahwa hasil thitung postest lebih besardibandingkan dengan
ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung >
ttabel, maka Haditerima, dan dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
pendekatan lingkungan verifikasi terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil
posttest¸rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
rata-rata hasil belajar kelas kontrol.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada
penggunaan pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada materi Benda dan
Sifatnya. Hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis bahwa thitung > ttabelyaitu 9,26> 2,00,
maka Ha diterima dan Hoditolak. Selain itu, terlihat juga dari nilai rata-rata posttest kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu 82,22 untuk kelas
eksperimen dan 65,14 untuk kelas kontrol.
Jika hasil belajar dalam penelitian ini dilihat dari jenjang kognitifnya, maka akan
terlihat bahwa di kelas eksperimen mengalami kenaikan di setiap jenjangnya (C1, C2,
C3) dibandingkan kelas kontrol. Pada jenjang kognitif C1kelas eksperimen memperoleh
persentase sebesar 86,27 sedangkan kelaskontrol memperoleh 83,01. Hal ini disebabkan
karena dalam proses belajardengan pendekatan lingkungan siswa menjadi aktif karena
siswa melakukansebuah percobaan dengan menggunakan alat peraga sederhana. siswa
dilatihuntuk merekam semua data fakta yang diperolehnya melalui hasil pengamatan dan
bukan data opini hasil rekayasa pemikiran. Siswa belajar tidak hanyamenghafal teori
tetapi mencoba untuk mempraktikkannya, sehingga teori yangdipelajari lebih lama
tersimpan dalam ingatan siswa.
Kemudian pada jenjang kognitif C2 juga mengalami kenaikan yaitu kelas
eksperimen memperoleh persentase sebesar 83,46 dan 53,31 untuk kelas kontrol. Adanya
diskusi setelah siswa melakukan eksperimen menambah pemahaman siswa baik secara
lisan maupun tulisan karena selain melakukanpercobaan, siswa juga harus membuat
laporan bersama kelompoknya kemudian menginformasikan dan mengkomunikasikannya
kepada temanteman tentang hasil eksperimen yang telah dilakukannya. Dengan
demikian, siswa dapat mengingat kembali tentang hasil eksperimennya dan memperoleh
tambahan informasi tentang hal-hal yang mungkin tidak didapatkannya pada saat
pelaksanaan eksperimen.Hal inilah yang membuat jenjang kognitif C2pada kelas
eksperimen mengalami peningkatan.
Selanjutnya, pada jenjang kognitif C3 persentase untuk kelaseksperimen juga
lebih tinggi yaitu 73,53 dan kelas kontrol 55,51. Hal ini disebabkan karena siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu serta siswa dapat menarik suatu
kesimpulan dari proses yang dialaminya. Begitu pula dengan pendapat Martinis Yamin
yang menyatakan bahwa dengan melibatkan siswa berperan dalam kegiatan
pembelajaran, berarti mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimiliki siswa
secara penuh. Dengan melakukan, diskusi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil
kepada orang lain, siswa dapat memahami konsep IPA secara sistematis khususnya pada
materi Benda dan Sifatnya sehingga membuahkan hasil belajar yang lebih baik. Sejalan
dengan pendapat Bruner bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan
secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.
Sementara itu, kegiatan pembelajaran dengan pendekatan lingkungandilaksanakan
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
tertentu. Sebagai pendekatan penyajian,lingkungan tidak terlepas dari penjelasan secara
lisan oleh guru karena dalamproses demonstrasi peran siswa hanya sekedar
memperhatikan.Pembelajarandengan pendekatan lingkungan menjadiefektif karena di
ikuti oleh aktivitas dimana siswa turut serta dalam bereksperimen. Siswa hanya
memperhatikanyang dilakukan oleh guru sehingga pengalaman yang dirasakan berbeda
dengan siswa yang diberi perlakuan pendekatan lingkungan.Hal inilah yangmenyebabkan
banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan yang sama dengan
soal yang diberikan pada kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai