Deskripsi Data
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode diskusi Two Stay Two
Stray berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan
diperoleh adalah data pretest (kemampuan awal) dan data posttest pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen, data disajikan dalam bentuk distribusi
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan pada
mengenai materi asam basa. Data pretest ini akan digunakan untuk
perhitungan uji normalitas, uji homogenitas dan uji beda dua sampel
antara pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data yang digunakan
dalam analisis ini meliputi nilai pretest siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Nilai pretest hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas
dan rata–rata nilai pretest kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata yang
hampir sama atau setara. Distribusi frekuensi nilai pretest siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen pada materi hidrolisis garam dan larutan
nilai dengan rentang 60-64 dan 80-84 yang diperoleh sebanyak 2 siswa.
2. Data Posttest
Setelah diberi perlakukan metode diskusi Two Stay Two Stray pada
mengenai materi hidrolisis garam dan larutan penyangga yang telah diuji
perhitungan uji normalitas, uji homogenitas dan uji beda dua sampel
94% dan kelas kontrol sebesar 77%. Distribusi frekuensi nilai posttest
siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi hidrolisis garam
FREKUENSI Titik
N tengah
O Nilai Absolut (Fi) Kumulatif Relatif (Fx) (Fi).(Fx)
1 65-70 2 2 2.48 67.5 135
2 71-76 6 8 4.13 73.5 441
3 77-82 10 18 5.79 79.5 795
4 83-88 8 26 9.92 85.5 684
5 89-94 5 31 20.66 891.5 457.5
6 95-100 5 36 27.27 97.5 487.5
36 100.00
nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada
siswa. Nilai dengan frekuensi terendah adalah nilai dengan rentang 65-70
Object 7
Gambar 4. Distribusi data nilai posttest kelas eksperimen
siswa.
grafik berikut.
Object 9
posttest. Soal Pretest yang digunakan pada penelitian ini adalah soal
asam basa yang dibuat langsung oleh guru kimia yang bersangkutan. Dan
soal posttest yang digunakan sebelumnya sudah dilakukan uji coba soal
larutan penyangga.
Pada uji validitas terdiri dari berapa tahapan, yang pertama adalah
menentukan kesesuaiaan soal dengan materi ajar serta tujuan yang ingin
diukur atau dengan kisi-kisi yang dibuat. Validitas ini dilakukan dengan
meminta pertimbangan dari para ahli kimia (dosen). Tahap kedua setelah
terlebih dahulu sebagai tindak lanjut atas saran dan masukan dari ahli
Koefisien Korelasi Point Biserial dari 40 soal yang diuji didapatkan 22 soal
valid dan 18 soal tidak valid. 22 soal tersebut dipilih menjadi soal posttest
masing soal posttest sudah mewakili indikator yang terdapat pada kisi-kisi
soal.
kriteria pengujian yang cukup tinggi (reliable). Selanjutnya soal yang akan
sedang, soal dengan kategori sukar. Sedangkan untuk analisis daya beda
baik.
awal untuk melakukan uji hipotesis pada penelitian ini. Uji prasyarat
analisis dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji
berikut.
1. Uji Normalitas
apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak serta untuk
kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji normalitas pada
Keterangan Hasil
Jumlah siswa 36
Rata-rata 73.55
Standar deviasi 7.13
Lhitung 0.14
Ltabel 0.1476
diatas, dengan dF = 35 nilai L hitung sebesar 0,14 dan L tabel sebesar 0,1476.
Lhitung yang dihasilkan lebih kecil dari L tabel pada taraf signifikansi 5%.
sebesar 0,1476. Lhitung yang dihasilkan lebih kecil dari L tabel pada taraf
sebesar 0,1476. Lhitung yang dihasilkan lebih kecil dari L tabel pada taraf
2. Uji Homogenitas
masing kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Suatu data
dikatakan homogen apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Pada penelitian ini
terdapat dua uji homogenitas yakni, uji homogenitas pada data pretest
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dan Uji Homogenitas Data
F didapatkan nilai Fhitung sebesar. Nilai Fhitung yang didapatkan lebih kecil
dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar. Karena F hitung lebih
kecil dari Ftabel, dapat disimpukan bahwa data pretest kelas kontrol dan
didapatkan lebih kecil dari nilai F tabel pada taraf signifikasni 5% yaitu
sebesar. Karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel , dapat disimpukan bahwa
bahwa data posttest kelas kontrol dan data posttest kelompok eksperimen
bersifat homogen.
Hasil uji homogenitas data posttest untuk kelas kontrol dan kelas
mengetahui tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan
masing-masing kelas)
H1 : 2 (rata-rata pretest siswa kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata
0,0464 sementara ttabel didapatkan nilai sebesar 1,673. Dari data diatas,
nilai thitung yang didapat lebih kecil dari nilai t tabel pada df=70 dan taraf
selanjutnya adalah uji beda dua sampel independen posttest kelas kontrol
serta kelas kontrol dan kelas eksperimen diawal memiliki rata-rata hasil
metode diskusi Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar siswa pada
berbasis masalah.
setara atau tidak memiliki perbedaan hasil belajar yang cukup berbeda.
pembelajaran metode diskusi Two Stay Two Stray lebih besar dari pada
Tabel 15. Uji beda dua sampel independen posttest kelas kontrol dan
eksperimen
sementara nilai ttabel didapatkan sebesar 1,673. Dari data diatas, t hitung
yang didapat lebih besar dari nilai t tabel pada df=70 dan dengan taraf
telah dilakukan, diperoleh nilai thitung = 1,750 dan ttabel = 1,673. Hal tersebut
diskusi Two Stay Two Stray pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada
hasil belajar pada aspek kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi
kontrol sebesar 79,86. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan
prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah itu,
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang cukup signifikan pada
beberapa uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Setelah itu, dilakukan uji hipotesis statistik dengan uji t untuk mengetahui
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang cukup signifikan pada kedua
garam dan larutan penyangga yang sudah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
yang terdiri dari 4 orang dalam satu kelompok. Guru mengaitkan materi
hidrolisis garam dan larutan penyangga dengan kehidupan sehari-hari
untuk menarik minat siswa dalam belajar, melakukan tanya jawab dengan
guru membentuk siswa dalam 11 kelompok kecil, masing-masing terdiri dari 4-5
orang, guru membimbing dan mengkondisikan siswa yang sedang diskusi, masing-
masing kelompok bekerja dengan sumber belajar yang sudah disiapkan oleh guru
yaitu lembar diskusi dan lembar jawaban, saat diskusi berlangsung guru
kelompok lainnya untuk mencari tahu hasil diskusi kelompok lainnya dan 2 siswa
yang tinggal dalam kelompok bertugas untuk memaparkan hasil diskusi kepada
yaitu kelompok 1, 3, 9, dan kelompok 11 dari anggota kelompok yang dipilih secara
acak, nomer yang dipilih membacakan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas,
guru memberikan kesempatan pada kelompok yang tidak ditunjuk yaitu kelompok 2,
materi pelajaran yang telah dilaksanakan, guru membagi soal evaluasi, siswa
mengerjakan soal evaluasi, guru mengawasi jalannya tes evaluasi dan setelah selesai
mengerjakan guru menutup pelajaran. Selanjutnya masuk pada tahapan
diskusi Two Stay Two Stray. Guru membagikan lembar kerja yang
tentang konsep awal hidrolisis garam. Pada tahap ini siswa dibagi
melakukan diskusi Two Stay Two Stray, untuk saling berbagi hasil diskusi
yang telah dilakukan. Pada tahap ini, siswa bertukar pikiran antar
guru menujuk salah satu siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari ini.
pemecahan soal yang diberikan, baik itu mencari di buku ataupun internet
Setelah siswa mendapatkan materi yang cukup banyak dari buku dan
untuk saling berbagi hasil diskusi yang telah dilakukan. Setelah itu
suatu garam.
proses Two Stay Two Stray, untuk saling berbagi hasil diskusi yang telah
dilakukan. Pada tahap ini, siswa bertukar pikiran antar kelompok sehingga
pemecahan soal yang diberikan, baik itu mencari di buku ataupun internet
dan siswa dapat mencari bagaimana perhitungan pH senyawa garam.
Setelah siswa mendapatkan materi yang cukup banyak dari buku dan
senyawa garam. Setelah berdiskusi dilakukan proses Two Stay Two Stray
untuk saling berbagi hasil diskusi yang telah dilakukan. Setelah itu
suatu garam.
pembelajaran Problem Based Learning model Two Stay Two Stray ini
siswa dituntut untuk aktif dan komunikatif. Menurut teori belajar Piaget,
Belajar aktif ditunjukan pada tahap diskusi tersebut siswa diminta untuk
pada soal. Pada proses Two Stay Two Stray siswa mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki sehingga pembelajaran ini menyebabkan
siswa aktif dalam proses pembelajaran dan juga siswa dituntut untuk
siswa dan siswa atau siswa dan guru dalam kelas menyebabkan kondisi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada penelitian ini, di dapatkan nilai t hitung sebesar
3,414 dan nilai ttabel sebesar 1,673, Hal tersebut menunjukan bahwa t hitung > ttabel sehingga
Solving model Search, Solve, Create, and Share (SSCS) terhadap hasil belajar kimia
siswa pada pokok bahasan redoks. Pembelajaran Problem Solving model Search,
Solve, Create, and Share (SSCS) ini siswa dituntut untuk aktif, berfikir lebih kompleks
B. Saran
2 Dalam proses pembelajaran ini harus benar– benar memperhatikan waktu dalam