Anda di halaman 1dari 26

Daftar distribusi Frekuensi

Daftar distribusi frekuensi digunakan untuk menyederhanakan data yang


banyak/besar dalam bentuk yang mudah dilihat dan dimengerti kedalam
kelas-kelas interval.
Contoh : Diberikan data nilai statistika 100 orang mahasiswa fak. Pertanian
sbb:

82 69 57 65 43 72 81 90 49 57

45 70 42 83 51 67 60 89 54 54
39 81 51 35 54 56 88 68 62 56
61 54 50 51 67 45 38 62 53 66
77 64 37 49 73 58 72 43 36 43

79 52 49 61 77 55 61 48 67 48
61 72 67 63 81 75 37 85 56 51
65 79 78 52 50 61 48 65 94 60
45 63 82 47 42 65 53 92 77 43
43 59 74 57 61 82 53 34 71 62
Daftar distribusi Frekuensi
Penggunaan Kaidah Sturges k = 1 + 3.32 log n untuk Jumlah kelas; k = 1+
3.32. log 100 = 1+3.32(2) = 7.664 dibulatkan ke atas jadi 8. jadi jumlah
kelas dari data dibuat 8, sedangkan
interval kelas i = Data terbesar Data terkecil/Jumlah kelas
i = 94-34/8 = 7.5 dibulatkan menjadi 8. maka daftar distribusi dapat
dibuat sbb:

NilaiTabel 1.1.
Jumlah
Daftar Distribusi Frekuensi
Ujian Mahsiswa
(Kelas) (Frekuensi)
33 - 7
40 14
41 - 22
48 19
49 - 16
56 9
57 - 64 9
65 - 72 4
73 -
80
81 -
88
Daftar distribusi Frekuensi
Dari Tabel 1.1, 33 adalah tepi bawah kelas I dan 40 adalah tepi atas kelas I
41 adalah tepi bawah kelas II dan 48 adalah tepi atas
kelas II
begitu seterusnya sesuai kelas masing-masing.

Jika (33 + 40)/2 = 36.5 adalah nilai tengan/titik tengan


kelas I
Jika (41 + 48)/2 = 44.5 adalah nilai tengah/titik tengah
kelas II

Jika (57 + 64)/2 = 60.5 adalah nilai tengah/titik tengah


kelas IV
Jika (81 + 88)/2 = 84.5 adalah nilai tengah/titik tengah
kelas VII
dan seterusnya.
Dalam situasi tertentu kita bisa menyajikan data dalam Daftar Distribusi
Frekuensi Relatif. Seperti pada tabel 1.2.
Dan Daftar Distribusi Frekuensi Kumulatif seprti pada tabel 1.3. masing-
masing berikut ini.
Tabel 1.2 . Daftar Distribusi Frekuensi Relatif

Nilai Ujian Frekuensi Frekuensi


Frekuensi Relatif

33 - 40 7 0.07
41 - 48 14 0.14
49 - 56 22 0.22
57 - 64 19 0.19
65 - 72 16 0.16
73 - 80 9 0.09
81 - 88 9 0.09
89 - 96 4 0.04

Jumlah 100 1.00


Tabel 1.3 . Daftar Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari...
Nilai Ujian Frekuensi Kumulatif

Kurang dari 33 0
41 7
49 21
57 43
65 62
73 78
81 87
89 96
97 100
Tabel 1.4 . Daftar Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari...

Nilai Ujian Frekuensi Kumulatif


Lebih Dari....
Lebih Dari 33 100

41 93

49 79

57 57

65 38

73 22

81 13

89 4

97 0
Gambar 1. Histogram Dan Poligon Frekuensi Dari
Nilai Statistiak Mahasiswa

.25

.20

.15
.
.10

0
Kurva Frekuensi
Pada Data Kontinu, dan Frekuensi
semakin rapat, maka poligon akan
menjelma menjadi Kurva.
Kurva Unimodal Simetris
Kurva Menceng ke kanan
Kurva Menceng kekiri
Kurva Berbentu huruf J
Kurva Berbentuk huruf U
Pengukuran Deskriftif
Sekelompok Data akan memiliki satu nilai tunggal
yang dapat mewakili dari suatu Data.
kelompok data; yaitu dimana data akan terpusatkan:
UKURAN PEMUSATAN:
1. Rata-Rata Hitung
Jika kita mempunyai n jumlah data, dimana data
tersebut terdiri dari : X1, X2, X3,...Xn, maka Rata2
Hitung adalah
= (X1+X2+X3+ ...Xn)/n untuk data tunggal

= -------- .......... Untuk data pada Tabel distribusi


frekuensi
Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Nilai Statistika

Nilai Ujian Nilai/Titik xi.fi


Tengah kelas Frekuensi
(xi) (fi)
33 - 40 36.5 7 255,5
41 - 48 44.5 14 623
49 - 56 52.5 22 1155
57 - 64 60.5 19 1149,5
65 - 72 68.5 16 1096
73 - 80 76.5 9 688,5
81 - 88 84.5 9 760,5
89 - 96 92.5 4 370

Jumlah/ 100 6098


UKURAN PEMUSATAN:

Dari Tabel 1.5. didapat Rata-rata Hitung:


= 6098/100 =60,98
2. Median/Titik Tengah/nilai tengah Data.
Untuk Data tunggal: dengan n ganjil maka
median adalah n yang ditengah-tengah.
Untuk n genap maka dua n yang ditengah
dijumlahkan lalu dibagi dua.
Contoh: Jika diketahui data sbb: 2,3,5,6,8 maka
Median = 5
Jika diketahui Data: 2,3,4,6,7,10 maka Median
= (4 + 6)/2 = 5.
Median

Median untuk Data distribusi


frekuensi Sbb:
M = b+ dimana;
b = Batas bawah kelas median, yaitu kelas
dinama median
terletak.
n = Jumlah Data
F = Frekuensi kumulatif di bawah kelas median
f = Frekuensi kelas median
i = interval kelas
Dari Tabel 1.5 diketahui bahwa b = 56.5, f =
19, i = 8,
n = 100 dan F = 7 + 14 + 22 = 43,
Modus

Modus adalah data yang terbanyak muncul:


Contoh : dari data 2, 5, 6, 8, 9, 9, 11 maka
modus dari data adalah 9.
dari data 2, 4 ,5 ,6 ,6 ,6 ,8 modus adalah 6.
Untuk data Tabel Distribusu Frekuensi maka
modus adalah Mo = b +
b = batas bawah kelas modus, fa = Frekuensi kelas terdekat
setelah kelas modus, fb = Frekuensi kelas terdekat sebelum kelas
modus, i = interval kelas, sehingga dari Tabel 1.5 diperoleh : b
= 49.5, fa = 19, fb = 14, so, Mo = 49.5 + ((19/(19+14))8
Mo = 49.5 + 4,47 = 53,97. . Modus bisa terjadi lebih
dari satu
Untuk data yang berdistribusi
normal: Nilai Rata-Rata, Median
dan Modus akan berhimpit pada
satu titik atau dengan kata lain
ketiganya akan bernilai sama.
Sedangkan jika distribusi tidak
simetris maka nilai ketiganya akan
berjauhan. Dengan menggunakan
ketiga ukuran pemusatan itu kita
dapat menduga bentuk kurva
frekuensinya sbb:
BEBERAPA BENTUK KURVA FREKUENSI

Jika = M = Mo, maka kurvanya


simetris.

Jika Mo M , maka kurvanya


akan miring kekanan.

Jika M Mo, maka kurvanya akan


miring kekiri.
Curva(Simetris, menceng Kekanan, dan Menceng Kekiri)

= M = Mo

Mo M

M Mo

Mo
Kurva, J dan U

Kurva Huruf J Kurva Huruf J


terbalik

Kurva Huruf u.
Rata-rata Geometrik

Rata-rata Geometrik disebut juga


rata-rata ukur, biasa digunakan untuk
menentukan rata-rata dari Nilai Relatif
dan atau Ratio.

Jika rata-rata geometrik kita


lambangkan dengan G, maka G =
atau
G = (x .x .x . ... x )1/n
Contoh Mengenai Rata-rata
Geometrik
1. Jika dikberikan data: 2, 4, 5, 7, 8, 9
maka G = = (2.4.5.7.8.9) 1/6

G = (20160) 1/6
G = 5,217
2. Jika dari data: 1, 1, 2, 3, 3, 4,
6
G= (1.1.2.3.3.4)

G= 2
Rata-Rata Harmonik
Rata-rata Harmonik biasanya untuk
menentukan Rata-rata Kecepatan. Jika kita
memiliki data:
x1, x2, x3, ..., xn, maka rata-rata Harmonik;

H= = .
Contoh: Budi bersepeda dari Untan ke Supadio dengan kecepatan 10
Km/jam. Kemudian dia kembali ke Untan dengan kecepatan 5 Km/jam.
Berapa kece patan rata-rata bersepeda Budi ? Jika kita menghitungnya
(10 + 5)/2 = 7,5 Km/jam, maka ini perhitungan yang keliru. Oleh karena
itu kita harus jelas kan kronologis ceritanya sebagai berikut:
Jika jarak Untan ke Supadio 10 Km, maka ketika pergi Budi memerlukan
waktu 1 jam, sedangkan waktu kembali dari Supadio ke Untan pasti 2 jam
sehingga Budi memerlukan waktu 3 jam pp dengan jarak tempuh 20 Km.
Maka kecepatan Budi adalah 20 Km/3 jam = 6,67 Km/jam. Ini tidak lain
adalah rata2 harmonik, dimana: n = 2, x1 = 10 dan x2 = 5 sehingga :
H = = 6,67 Km
Kuartil, Desil, Persentil, Permil
Kuartil adalah titik2 atau nilai2 yang membagi
data yang telah diurutkan menjadi empat bagi an
yg sama banyak, sehingga akan terdapat 3 buah
kuartil yaitu K1, K2 dan K3. Dalam data yang telah
disusun berurutan kuartil ditentu kan dngan rumus:
Letak Ki = Data yg ke i(n+1)/4, dimana
i = 1, 2, 3 dan n = banyaknya data.
Desil membagi data yg telah terurut menjadi 10
bagian yang sama, sehingga ada 9 buah desil atau
D. Yaitu D1 hingga D9. Adapun Persentil membagi
data menjadi 100 bagian yang sama dan terdapat
99 titik/nilai Persentil P1 hingga P99, sedangkan
Permil membagi data yg terurut menjadi 1000 bgn
yang sama dan terda pat Pm1 hingga Pm999.
Rumus Untuk Persentil dan Permil
Jika Persentil kita lambangkan dengan P, maka letak Pi =
Data yang ke i(n+1)/100, sedangkan jika Permil kita
lambangkan sebagai Pm , maka letak Pm i = Data ke
i(n+1)/1000.
Contoh:
jika diberikan data sebagai berikut : 12, 13, 13, 16, 19,
21, 21, 23, 24, 25, 30, 31, 31, 32.
Letak K1 = Data ke 1(14+1)4 = Data ke 3,75 yaitu data
yang terletak antara data ke 3 dan ke 4 dan 0,75 jauhnya
dari data ke 3. sehingga K1 = Data ke 3 + 0,75 (data ke 4
data ke 3) = 13 + 0,75(16-13) = 15,25.
K2 = Data ke 2(14+1)/4 = Data ke 7,5 = 21 + 0,5(32-21)
= 21 + 1 = 22.
K3 = Data ke 3(14+1)/4 = Data ke 11,25 = 30 +
0,25(31-30) = 30,25.
Contoh Desil, Persentil dan Permil pada Data yang sama

D1 = data ke 1(14+1) /10 = Data ke 1,5 =


12 + 0,5(13-12) = 12 + 0,5 = 12,5.
D2 = data ke 2(14+1)/10 = data ke 3 = 13
D5 = data ke 5(14+1) /10 = data ke 7,5 = 22
D9 = data ke 9(14+1)/10 = data ke 13,5 =
31,5
P50 = data ke 50(14+1)/100 = data ke 7,5 = 22
Pm500 = data ke 500(14+1)/1000 =
data ke 7,5 = 22
Jadi dari kenyataan di atas ternyata K2 = D5 =
P50 = Pm 500 = 22
Ukuran Penyebran

Diawal pembicaraan kita tertang pengambilan sampel dan


dari sampel kita memperoleh rata-rata atau median atau
modus(ukuran pemusatan) tidak cukup untuk menggambar
kan keadaan populasi sesungguhnya, tetapi diperlukan
ukuran tambahan lain yaitu : penyebaran data.
Beberapa ukuran penye baran data yang sering digunakan
adalah :
1. Range
Range adalah perbedaan antara data terbe
sar dan terkecil. Semakin besar nilai rangenya
berarti semakin besar penyebaran data dimaksud.
Range adalah ukuran penyebaran yang paling
sederhana
dan paling mudah menghitungnya.
Range
Contoh:
diberikan data sbb:
2, 15, 15, 15, 15, 15, 15, 15
2, 2, 2, 2, 2, 2, 2, 15
2, 4, 6, 3, 10, 12, 14, 15
Range dari ketiga kelompok data ini
sama tetapi penyebaran datanya jelas
kelihatan sangat berbeda. Oleh karena
itu range tidak bisa menggambarkan
penyebaran yang lebih baik.
Deviasi Rata-rata
Deviasi Rata-rata adalah rata-rata penyimpang
an data dari nilai rata-rata hitungnya. Jika x1,
x2, x3, ..., xn adalah n buah data hasil
penguku ran dan adalah rata-rata
hitungnya, maka Deviasi rata-rata adalah:

DR = =
Contoh:
Diperoleh data hasil percobaan sbb: 8, 9, 12, 10, 11. Rata-rata = 10,
maka
DR =|8-10 |+|9-10|+|12-10|+|10-10|+|11-10|/5 = 2+1+2+0+1/5 = 6/5
= 1,2

Anda mungkin juga menyukai