Anda di halaman 1dari 6

Bab 3

Distribusi Frekuensi Dan Grafiknya

A. Pendahuluan

Data berasal dari berbagai sumber dan bidang ilmu. Pada statistika semua data perlu
diubah dalam bentuk bilangan atau numerik. Data yang telah terkumpul biasanya masih
tidak beraturan dan dapat disusun supaya mudah untuk dibaca dan dimaknai. Bentuk data
dapat dilakukan satu persatu dengan urutan dari kecil ke besar, besar ke kecil, atau bentuk
yang lain, dan bentuk kelompok dengan memasukkan data dalam kelompok pada kelas
interval tertentu.
Data yang telah ditata dalam bentuk distribusi sesuai dengan frekuensinya dan
dimasukkan dalam tabel disebut dengan tabel distribusi. Bentuk tabel distribusi fekuensi ada
dua, yaitu distribusi frekuensi tunggal dan distribusi frekuensi kelompok atau tergolong.
Oleh karena itu distribusi frekuensi adalah susunan data dalam bentuk tunggal atau
kelompok menurut kelas-kelas tertentu dalam sebuah daftar. Distribusi frekuensi termasuk
dalam statistika deskritif, karena hanya mendeskripsikandata yang ada tanpa menarik
kesimpulan pada kelompok yang lebih besar.
Dalam bab ini, akan dibahas distribusi frekuensi data tunggal, distribusi frekuensi data
dalam kelompok, frekuensi relatif, dan frekuensi kumulatif, diagram/grafik histogram, grafik
polygon, dan grafik ogive. Secara umum kemampuan yang diharapkan dapat mahasiswa
kuasai setelah mempelajari Bab 3 ini adalah mahasiswa mampu membuat daftar distribusi
frekuensi dan grafiknya. Sedangkan secara khusus setelah mempelajari bab ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Membuat daftar distribusi frekuensi data tunggal.
2. Membuat daftar distribusi frekuensi data dalam kelompok
3. Menyusun daftar distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
4. Membuat daftar distribusi frekuensi kumulatif atau lebih
5. Membuat daftar distribusi frekuensi relative
6. Membuat grafik histogram frekuensi distribusi dikelompokkan
7. Membuat grafik poligon frekuensi distribusi dikelompokkan
8. Menggambar grafik ogive frekuensi kumulatif lebih dari
9. Menggambar grafik ogive frekuensi kumulatif atau lebih

B. Uraian

1. Distribusi Frekuensi Tunggal


Distribusi frekuensi tunggal merupakan urutan tiap-tiap skor, satua-satuan unit dalam
suatu data tertentu. Hasil ujian akhir semester mata kuliah Kalkulus di kelas Kelas C program
Studi Pendidikan Teknik Informatika, jumlah mahasiswanya 40, diperoleh skor sebagai
berikut:
Tabel
Distribusi Hasil Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Kalkulus

Nomor Skor Tally Frekuensi (f)


1 20 ⁄⁄⁄ 3
2 30 ⁄⁄⁄⁄ 4
3 40 ⁄⁄⁄⁄⁄ 5
4 50 ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄ 6
5 60 ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄ 6
6 70 ⁄⁄⁄⁄ 4
7 80 ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄ 6
8 90 ⁄⁄⁄⁄ 4
9 100 ⁄⁄ 2
Jumlah (∑) 40

Tabel di atas merupakan tabel distribusi frekuensi tunggal. Distribusi frekuensi adalah
penyebaran skor atau data berdasarkan frekuensinya. Untuk contoh pada tabel di atas jumlah
frekuensi = 40, frekuensi tersebut tersebar pada setiap skor, skor 20 sebanyak 2, skor 30
sebanyak 4, skor 40 sebanyak 5, skor 50 sebanyak 6, skor 60 sebanyak 6, skor 70 sebanyak 4,
skor 80 sebanyak 6, skor 90 sebanyak 4, dan skor 100 sebanyak 2.

2. Distribusi frekuensi kelompok


Distribusi frekuensi kelompok digunakan untuk data yang banyak jumlahnya, karena
data tidak lagi setiap skor tetapi dikelompokkan pada interval tertentu. Menurut Susetyo
(2010: 20) untuk membuat kelompok data menjadi distribusi frekuensi kelompok diperlukan
beberapa langkah-langkah atau tahapan sebagai berikut:
a. Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar.
b. Menentukan rentang (R) atau jarak data antara data yang tertinggi dan terendah.
c. Menentukan jumlah kelas interval (k) dengan rumus Sturges
k = 1 + 3,322 log n dibulatkan menjadi k = 1 + 3,3 logn

k = jumlah kelas interval


n = jumlah data
d. Menentukan panjang kelas interval (i)
Panjang kelas interval
rentang (R)
i=
jumlah kelas (k)
e. Menentukan skor kelas interval pertama, dengan memilih skor terendah atau sekitar skor
terendah. Jika yang dipakai bukar skor terendah, maka skor tertinggi harus masuk pada
kelas interval tertinggi dan sesuai dengan jumlah kelas interval yang ditetapkan.
f. Menentukan batas bawah kelas interval, batas interval terletakdi antara dua batas kelas
interval. Batas bawah kelas interval atau berimpit dengan batas atas kelas interval atas.
g. Menuliskan frekuensi kelas dalam kolom tally sesuai dengan banyaknya data.
Contoh:
Data hasil ujian 80 mahasiswa pada mata kuliah Kalkulus diperoleh sebagai berikut:
79 49 48 74 81 98 87 80
80 84 90 70 91 93 82 78
70 71 92 38 56 91 74 73
68 72 85 53 65 93 83 86
90 32 83 73 74 43 86 68
92 93 76 71 90 72 67 75
80 91 61 72 97 91 88 81
70 74 99 95 80 59 71 77
63 60 83 82 60 67 89 63
76 63 88 70 66 80 79 75

Akan dibuat dalam bentuk distribusi frekuensi tergolong atau kelompok dalam tabel
berikut:
1. Jumlah seluruh data (n) = 80.
2. Data terkecil (Xmin) = 32 dan data terbesar (Xmaks) = 99.
Rentang (R) = Xmaks – Xmin
Rentang (R) = 99 – 32 = 67
3. Menentukan banyaknya kelas interval dengan rumus Sturgess:
k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 80 = 7,3220 dibulatkan 7
4. Menghitung panjang kelas interval (i):

R 67
panjang kelas interval (i)== =9,571 dibulatkan 10
k 7
5. Memasukkan skor ke dalam kelas interval.
6. Setelah seluruh proses perhitungan pada setiap langkah, maka hasil perhitungan
tampak pada tabel berikut:

Tabel
Hasil Perhitungan Distribusi Kelompok

Kelas Interval Tally Frekuensi


31 – 40 ⁄⁄ 2
41 – 50 ⁄⁄⁄ 3
51 – 60 ⁄⁄⁄⁄⁄ 5
61 – 70 ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄⁄⁄⁄ 14
71 – 80 ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄⁄⁄⁄⁄ 25
81 – 90 ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄⁄⁄ 18
91 - 100 ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄⁄⁄⁄⁄ ⁄⁄⁄ 13

a. Distribusi Frekuensi Kumulatif

Distribusi frekuensi dapat dikumulasikan dalam bentuk kumulasi frekuensi.


Frekuaensi kumulasi adalah jumlah frekuensi untuk sejumlah data, baik secara keseluruhan
atau sebagian.
Bentuk kumulasi frekuensi ada dua, yaitu kumulasi ke bawah dan (frekuensi kurang
dari) dan kumulasi ke atas (frekuensi atau lebih). Kumulasi ke bawah adalah kumulasi yang
dihitung mulai dari data terbesar secara bertahap ke data yang terkecil. Untuk memberikan
gambaran yang jelas, maka data pada tabel sebelumnya akan disusun dalam bentuk frekuensi
kumulasi sebagai berikut:

Tabel
Distribusi Kumulasi ke Bawah dan ke Atas

Data Frekuensi (f) Kumulasi Bawah Kumulasi Atas


(X) (kum bawah) (kum atas)
2 3 3 40
3 4 7 37
4 5 12 33
5 6 18 28
6 6 24 22
7 4 28 16
8 6 34 12
9 4 38 6
10 2 40 2

Tabel
Distribusi Frekuensi Kumulatif Data yang Dikelompokkan

Nilai Ujian fkum Nilai Ujian fkum


Kurang dari 31 0 31 atau lebih 80
Kurang dari 41 2 41 atau lebih 78
Kurang dari 51 5 51 atau lebih 75
Kurang dari 61 10 61 atau lenih 70
Kurang dari 71 24 71 atau lebih 56
Kurang dari 81 49 81 atau lebih 31
Kurang dari 91 67 91 atau lebih 13
Kurang dari 101 80 101 atau lebih 0

b. Distribusi Frekuensi Relatif (Proporsi)


Proporsi diperoleh dari pembagian frekuensi suatu data dengan frekuensi total (n).
proporsi dapat berbentuk pecahan di antara 0 sampai 1 dan juga berbentuk persentase dari
0% sampai 100%. Untuk menghitung proporsi dapat dilakukan dengan membagi frekuensi
data dengan seluruh data (n), atau dengan rumus :

f
proporsi (p)=
n
Nilai proporsi berada di antara 0 sampai 1 atau 0 < p < 1. Frekuensi proporsi sama
halnya dengan frekuensi absolut, sehingga dapat dikumulasikan. Data sebelumnya akan
dihitung proporsi, maka hasil perhitungan tampak pada tabel berikut :
Tabel
Distribusi Frekuensi Proporsi

Data Frekuensi Proporsi (p) Frekuensi relatif


(X) (f) (%)
2 3 3/40 = 0,075 (3/40) x 100 = 7,5
3 4 4/40 = 0,100 (4/40) x 100 = 10
4 5 5/40 = 0,125 (5/40) x 100=12,5
5 6 6/40 = 0,150 (6/40) x 100= 15
6 6 6/40 = 0,150 (6/40) x 100= 15
7 4 4/40 = 0,100 (4/40) x 100= 10
8 6 6/40 = 0,150 (6/40) x 100= 15
9 4 4/40 = 0,100 (4x40) x 100= 10
10 2 2/40 = 0,050 (2/40) x 100= 5

3. Grafik : Histogram, Poligon dan Ogive

Data berupa skor telah disusun dalam bentuk daftar distribusi frekuensi dapat dibuat
dalam bentuk grafik. Ada tiga bentuk grafik yang akan dibahas dalam buku ajar ini yaitu :

a. Histogram
Untuk menyajikan data yang telah disusun daftar distribusi frekuensinya ke dalam
diagram, seperti biasa dipakai sumbu mendatar atau sumbu X, untuk menyatakan kelas
interval, dan sumbu tegak atau sumbu Y untuk menyatakan frekuens. Yang dituliskan pada
sumbu datar adalah batas-batas kelas interval. Bentuk diagramnya seperti diagram batang
hanya di sini sisi-sisi batang berdekatan harus berimpitan. Data dalam Tabel di atas,
diagramnya dapat dilihat seperti dalam gambar berikut:

f
25

20

15

10

0
30, 5 40,5 50,5 60,5 70,5 80,5 90,5 100,5 Nilai

Histogram Frekuensi Distribusi Dikelompokkan

b. Poligon
Grafik poligon tidak tidak berbeda dengan grafik histogram. Namun demikian ada
perbedaan, yaitu bentuknya, poligon berupa garis lurus yang menghubungkan jumlah
frekuensi skor untuk data tunggal atau titik tengah kelas interval untuk data kelompok.
Grafik poligon nilai ujian mata kuliah kalkulus dari 80 mahasiswa pada Tabel 3-1, seperti
pada Gambar 3-2 berikut :
f
25

20

15

10

0
30, 5 40,5 50,5 60,5 70,5 80,5 90,5 100,5 Nilai

Poligon Frekuensi Distribusi Dikelompokkan

c. Ogive
Selain grafik histogram dan poligon, ada grafik lain yaitu grafik ogive. Perbedaan dari
kedua grafik sebelumnya terletak pada bentuk data yang digunakan sebagai dasar
penyusunan. Pada grafik ogive yang digunakan adalah data berbentuk frekuensi kumulatif,
baik frekuensi kumulatif bawah (kumulatif kurang dari) maupun frekuensi kumulatif atas
(kumulatih atau lebih).
Untuk frekuensi kumulatif kurang dari dan frekuensi kumulatif atau lebih dalam tabel,
diagramnya dapat dilihat seperti pada gambar berikut :
f
80 .
70 .
60
50 .
40
30
.
20
10 .
. .
0
31 41 51 61 71 81 91
Nilai
Ogive Frekuensi Kumulatif Kurang dari

f
80 . . .
70 .
60 .
50
40
30 .
20
.
10
0
31 41 51 61 71 81 91
Nilai

Ogive Frekuensi Kumulatif atau lebih

Anda mungkin juga menyukai