Anda di halaman 1dari 24

PENYAJIAN DATA STATISTIKA

DISUSUN OLEH
1. YENNY OKTAVIASARI A510170042
2. SRIYANI A510170051
3. AZKA DINA SAFITRI A510170056
PANDAHULUAN

Penyajian Data merupakan salah satu kegiatan


dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah
dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Prinsip dasar penyajian data dalam statistika adalah
komunikatif dan lengkap. Data yang disajikan harus
dapat menarik perhatian pihak lain untuk membacanya
dan mudah memahami isinya. Data statistik dapat
disajikan dalam beberapa bentuk variasi sesuai dengan
jenis data.
Tabel Distribusi Frekuensi
Penyusunan data dalam bentuk kelompok
mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar
berdasarkan kelas-kelas interval dan kategori
tertentu. (Hasibuan,dkk.2009)

Terdapat dua bentuk distribusi frekuensi


menurut pembagian kelasnya , antara
lain:

Distribusi Frekuensi Kuantitatif Distribusi Frekuensi Kualitatif


Memiliki pembagian kelas yang Memiliki pembagian kelas yang
didasari oleh kategori deskriptif didasari oleh kategori numerik
tertentu dan umumnya digunakan tertentu
untuk data berskala tertentu
Tabel Distribusi Frekuensi Kualitatif Tabel Distribusi Frekuensi Kuantitatif

Distribusi frekuensi persediaan buah hari X Data nilai UTS peserta didik kelas 4 SDN Baru
2013

Buah Frekuensi Nilai UTS Frekuensi


Apel 350 30-39 2
Melon 45 40-50 4
Plum 500 52-70 7
Pir 350 73-85 13
Jeruk 400 85-100 16
Lain-lain 1500 Jumlah 42
Jumlah 3145
Tabel Distribusi Frekuensi Dibedakan Menjadi

1. Tabel Frekuensi Data Tunggal

Merupakan urutan tiap-tiap skor, satuan, unit dalam suatu data


tertentu.

Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi


Frekuensi data tunggal dilakukan dengan membuat tabel yang
terdiri atas kolom-kolom.

• Kolom nilai (x)


• Kolom Turus (jika diperlukan)
• Kolom frekuensi (f)
Contoh Tabel Distribusi Data Tunggal
Skor tes Membaca dari 50 siswa kelas 1 SD Muhammadiyah Cerdas Pabelan
adalah sebagai berikut :

62 64 68 63 64 65 69 65 66 61

63 65 67 61 66 66 68 63 68 65

70 67 69 66 65 63 64 61 64 62

65 63 67 64 65 67 61 66 63 68

69 67 65 64 66 65 64 62 64 70
Dari data di atas setelah disusun ke dalam tabel distribusi frekuensi tunggal menjadi :

Skor (X) Turus Banyak


Siswa
(Frekuensi)
61 IIII 4 Keterangan :
•Pada kolom Skor (x) hanya terdapat satu
62 III 3 skor untuk setiap baris, hal tersebut
63 IIII I 6 memiliki arti bahwa setiap skor mewakili
dirinya sendiri.
64 IIII III 8
65 IIII IIII 10 • Kolom turu dapat digunakan maupun
66 IIII I 6 tidak (tidak wajib) dalam penyusunan tabel
distribusi frekuensi, kolom ini biasa
67 IIII 4 digunakan sebagai bantuan dalam
68 IIII 4 menghitung jumlah frekuensi yang
memiliki nilai yang sama.
69 III 3
70 II 2 • Pada kolom Banyaknya Siswa (f)
menunjukkan banyaknya jumlah skor yang
sama sesuai dengan besarnya skor dalam
N = ∑f = 50 kolom (x) pada baris yang sama.
2. Tabel Frekuensi Data Kelompok

Digunakan untuk data yang banyak jumlahnya, Tabel ini berisi


kelompok data dalam kelas-kelas dengan interval tertentu.

Cara menyusun sekumpulan data menjadi data distribusi frekuensi


berkelompok :

• Mengurutkan data dari yang terkecil sampai data terbesar


• Menentukan rentang (R) atau jarak data antara yang tertinggi dan terendah, dengan rumus:

R = Data Tertinggi - Data Terendah

• Menentukan interval kelas (I) atau panjang kelas (p), dengan rumus :

• Menentukan jumlah kelas interval (k) dengan rumus Strurgess :

k = 1 + 3,3 log n

• Menetukan skor kelas interval pertama, dengan cara memilih skor terkecil atau sekitar skor
terkecil. Jika yang dipakai bukan skor terkecil, maka skor terbesar harus masuk pada kelas
interval tertinggi dan sesuai dengan jumlah kelas interval yang ditetapkan.
• Menentukan batas bawah kelas interval, abatas bawah terletak diantara dua buah batas kelas
interval. Batas bawah kelas interval atas berhimpitan dengan batas atas kelas interval atas.
• menuliskan frekuensi kelas dalan kolom frekuensi sesuai dengan banyaknya data.
3. Tabel Frekuensi Data Kumulatif

Dimanfaatkan untuk mengetahui berapa banyak data yang memiliki


nilai di atas dan berapa banyak data yang memiliki nilai di bawah

Tabel distribusi frekuensi kumulatif dibedakan menjadi 2, antara lain:


• Akumulasi frekuensi pada tiap kelas dari atas ke bawah disebut
frekuensi kumulatif kurang dari tepi atas (fk ≤ ta),
• Akumulasi frekuensi pada tiap kelas dari bawah ke atas disebut
frekuensi kumulatif lebih dari tepi bawah (fk ≥ tb).

4. Tabel Frekuensi Data Relatif

Setiap frekuensi (f) dalam tabel distribusi frekuensi yang


dinyatakan kedalam bentuk presentase .
Rumus :
Fr = X 100%
Contoh Tabel frukuensi Relatif

Hasil Frekuensi (f)


Frekuensi relatif (fr) %
Pengukuran
43 – 47 1 1/48 X 100 % = 0,021
48 – 52 6 6/48 X 100 % = 0,125
53 – 57 13 13/48 X 100 % 0,271
=

58 – 62 16 16/48 X 100 % 0,333


=
63 – 67 6 6/48 X 100 % = 0,125

68 – 72 4 4/48 X 100 % = 0,083

73 – 77 2 2/48 X 100 % = 0,042

∑f = 48 100 %
5. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif

Daftar distribusi frekuensi kumulatif dapat disusun dari daftar


distribusi frekuensi kumulatif.
Cara mencarinya adalah dengan akumulasi dari setiap jumlah
frekuensi pada kolom frekuensi kumulatif dirubah dalam bentuk
persentase.
Contoh Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif

Hasil Frekuensi Frekuensi Frekuensi kumulatif Frekuensi kumulatif


Pengukura (f) relatif
relatif (fr)
n
(fk ≤ ta) (fk ≥ tb) (fkr ≤ ta) (fkr ≥ tb)

43 – 47 1 0,021 1 48 0,021 1
48 – 52 6 0,125 7 47 0,146 0,979
53 – 57 13 0,271 20 41 0,417 0,854

58 – 62 16 0,333 36 28 0,750 0,583


63 – 67 6 0,125 42 12 0,875 0,250
68 – 72 4 0,083 46 6 0,958 0,125
73 – 77 2 0,042 48 2 1 0,042

Total harus 1
Bagian Dalam Kelas Interval Tabel Distribusi Frekuensi Berkelompok

1. Batas Kelas
Contoh
Batas Kelas adalah nilai-nilai
10 - 19  batas bawah 10
ujung yang terdapat pada suatu
batas atas 19
kekas interval.
20 - 29  batas bawah 20
Batas atas 29

2. Tepi Kelas
Contoh
setiap kelas interval memiliki tepi 10 - 19 : Tepi Bawah (tb)
kelas atas dan repi kelas bawah. 10 - 0,5 = 9,5
• Tepi atas kelas (ta) adalah batas Tepi Atas (ta)
atas ditambah setengah 19 + 0,5 = 19,5
• Tepi nawah kelas (tb) adalah 20 - 29 : Tepi Bawah (tb)
batas bawah dikurangi 20 - 0,5 = 19,5
setengah. Tepi Atas (ta)
29 + 0,5 = 29,5
3. Panjang Kelas
Panjang kelas disebut juga
lebar kelas atau interval Contoh
kelas, yaitu selisih antara 10 - 19  19,5 - 9,5 = 10
tepi atas dan tepi bawah 20 - 29  29,5 - 19,5 = 10
dari tiap kelas dalam kelas
interval yang sama.

4. Titik Tengah Kelas

Contoh
Nilai titik tengah kelas 10 - 19  19,5 + =14,5
adalah setengah dari jumlah
tepi bawah kelas dan tepi 20 - 29  29,5 + = 24,5
atas kelas
DIAGRAM
• Selain dapat disajikan dalam bentuk tabel
distribusi, data juga dapat disajikan dalam
bentuk diagram/grafik. Penyajian data dalam
bentuk grafik akan lebih mudah dibuat apabila
data telah disajikan dalam bentuk tabel
distribusi. Maksud dan tujuan penyajian data
statistic dalam bentuk diagram adalah untuk
memudahkan pembaca laporan untuk
mendapatkan informasi secara visual.
Beberapa diagram yang akan dibahas:
1. Diagram batang
Dalam menyajikan data dalam bentuk diagram
batang, data disajikan dalam bentuk batang persegi
panjang yang digambarkan vertikal atau horizontal
dengan lebar sama.
Contoh: sekelompok mahasiswa PGSD mengadakan
penelitian tentang kecenderungan mahasiswa dalam
mengakses media social. Lebih sering manakah media
sosial yang diakses mahasiswa PGSD antara facebook
dan instagram?
Daftar dibawah ini adalah hasil
penelitian tersebut:

medsos Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Kelas F


Facebook 30 26 21 23 15 12
Instagram 15 18 25 16 18 20
Diagram batang dari data diatas dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kecenderungan Akses Media Sosial Mahasiswa PGSD
3.5

Instagram Facebook
3

2.5

1.5

0.5

0
Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Kelas F
2. Diagram Garis
• Diagram garis biasa digunakan untuk menyajikan
data yabg menunjukkan perkembangan suatu
data dari waktu ke waktu.
• Dalam memperkirakan nilai yang belum diketahui
ini ada dua macam pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Linear yaitu menafsirkan atau
memperkirakan suatu nilai data yang berada diantara
dua titik berdekatan.
2. Ekstrapolasi Linear yaitu menaksir atau
memperkirakan suatu nilai data yang terletak sesudah
titik data terakhir yang diketahui.
3. Diagram Lingkaran
• Diagram lingkaran biasa digunakan untuk
menunjukkan perbandingan antar item data
dengan cara membagi lingkaran dalam juring-
juring lingkaran dengan sudut pusatnya sesuai
dengan perbandingan tersebut.
4. Histogram
• Data ukuran (data kontinyu) yang telah
disusun dalam daftar distribusi frekuansi
dapat disajikan kedalam bentuk diagram yang
disebut histogram. Gambar histogram
berbentuk diagram batang dimana antara dua
batang yang berdampingan saling berimpit.
5. Poligon
• Poligon adalah grafik yang dibuat dengan menggabungkan
titik-titik tengah dari sisi atas tiap persegi panjang yang
berdekatan pada histogram. Selain dengan cara tersebut,
polygon distribusi frekuensi dapat dibuat dengan langkah-
langkah berikut:
-Menambahkan satu kelas interval sebelum kelas pertama dan satu
kelas interval sesudah kelas terakhir.
-Menentukan titik tengah setiap kelas.
-Menggambar sumbu horizontal dan sumbu vertical.
-Menggambar titik-titik dengan titik tengah kelas interval sebagai
absis dan frekuensi kelas interval sebagai ordinat.
-Menghubungkan titik-titik yang berdekatan dengan suatu garis
lurus.
6. Ogive
• Tabel distribusi frekuensi kumulatif yang disajikan
dalam bentuk kurva, disebut polygon distribusi
frekuensi kumulatif atau ogive. Terdapat dua jenis
ogive yaitu, ogive positif(ogive kurang dari) dan
ogive negative(ogive lebih dari).
-Ogive positif dibentuk dengan menghubungkan titik-
titik, dengan tepi atas sebagai absis dan frekuensi
kumulatif sebagai ordinat.
-Ogive negative dapat dibentuk dengan cara
menghubungkan titik-titik, dengan tepi bawah sebagai
absis dan frekuensi kumulatif sebagai ordinat.

Anda mungkin juga menyukai