Anda di halaman 1dari 20

(Penemuan)

KELOMPOK 1
STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA
Dr. Sri Haryani M.Si
RATIH YASINTA KHAFID IBNU ASRI WITRI
AR QOYIM ASTUTI
4301415001 4301415004 4301415014

LAELI NUR
BARKAH KHOYRO YAROH
FADILAH
4301415016 4301415042
43014150XX
PENGERTIAN DISCOVERY LARNING
Menurut Illahi (2012: 33-34)
menyatakan bahwa model discovery merupakan salah satu cara yang
memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga dengan kemampuan mentalnya dapat menemukan suatu konsep atau
teori.

Menurut Hosnan (2014: 282)


Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar
aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh
akan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, siswa juga bisa
belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang
dihadapi.

Model pembelajaran discovery adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan


secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan
sesuatu secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri.
PENGGUNAAN
DISCOVERY
LARNING

Bruner (dalam Kemendikbud, 2013 b:4) mengemukakan bahwa proses belajar


akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya.
Penggunaan discovery learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif
menjadi aktif dan kreatif.

Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah


modus Ekspositori, siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari
guru ke modus discovery, siswa menemukan informasi sendiri. Ide dasar Bruner
ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif
dalam belajar di kelas.
1 2 3
CIRI-CIRI DISCOVERY
Siswa menyusun, LEARNING Siswa diupayakan
Pembelajaran SUMBER: Bicknell-Holmes and Hoffman (2000)

mengintegrasikan dan dilaksanakan dengan menemukan


menyimpulkan suatu dasar ketertarikan pengetahuan baru
materi melalui kegiatan yang diintegrasikan
ekplorasi dan penyelesaian dengan
masalah pengetahuan yang
telah mereka miliki.

Perbedaan antara pembelajaran discovery dengan pembelajaran konvensional yang


disimpulkan Castronova dari Bonwell, Mosca & Howard, serta Papert (2000) meliputi
(1) belajar lebih aktif, (2) belajar adalah didasarkan pada proses, (3) kegagalan
penting, (4) umpan balik diperlukan, dan (5) pemahaman lebih dalam.
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
DISCOVERY LEARNING
KEUNTUNGAN KENDALA
Belajar lebih ekonomis, yakni bahwa apa yang Pembelajaran membutuhkan waktu yang lebih
diperoleh dan pengajarannya akan tahan lama lama karena adanya kegiatan diskusi kelas
dalam pikiran siswa.
Cenderung menambah semangat belajar, antusias Membutuhkan kemampuan guru yang mampu
guru dan siswa. melakukan pengelolaan kelas dengan baik.
Pembagian anggota kelompok diskusi dengan
jumlah besar mengurangi kerjasama yang terarah
Diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah. dalam memecahkan permasalahan karena tidak
semua anggota kelompok bisa ikut serta dalam
memecahkan permasalahan.
Siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah
saat proses belajar mengajar dikelas maupun
menghadapi permasalahan nyata yang akan
dialaminya.

Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar,


karena ia berpikir dan menggunakan kemampuan
untuk menemukan hasil akhir.

Sumber: Hosnan (2014: 287-288)


LANGKAH-LANGKAH
PERSIAPAN DL
Menetukan tujuan
pembelajaran

Identifikasi BAGAIMANA
Mengembangkan
karakteristik siswa LANGKAH
bahan belajar
PERSIAPAN
MODEL DL?

Memilih materi Menentukan


pelajaran Topik

Sumber: Kurniasih & Sani (2014: 68-71)


LANGKAH APLIKASI MODEL DL

Stimulasi
Menarik
Kesimpulan

BAGAIMANA
Identifikasi
PROSEDUR Pembuktian
Masalah
APLIKASI
MODEL DL?

Pengumpulan Data Pengolahan Data


VIDEO SIMULASI DISCOVERY LEARNING
KELAS X IPA SMA NEGERI 1 WAINGAPU
KABUPATEN SUMBA TIMUR, PROVINSI NUSA TNGGARA TIMUR
PENJELASAN LANGKAH (ADA DALAM
VIDEO)
1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

•Pertama-tama pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya.


•Dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri
•Guru juga dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku,
dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah
•Stimulasi berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

2. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)

•Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin


agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran berdasarkan hasil
stimulasI.
•Kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah)
3. Data collection (Pengumpulan Data)

•Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis.
•Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis.
•Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

4. Data Processing (Pengolahan Data)

•Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan
•Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
5. Verification (Pembuktian)

•Tahap ini memberikan kesempatan siswa untuk melakukan pemeriksaan secara cermat
dalam membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing.
•Menurut Bruner, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan
atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

•Tahap ini adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum
dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan
hasil verifikasi.
•Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi.
IMPLEMENTASI
DISCOVERY LEARNING
• penerapan model
pembelajaran
• bahan ajar
penerapan model pembelajaran
bahan
ajar
TERIMAKASIH
MATERI WAWASAN UNTUK PEMATERI
• Setiap model pembelajaran pasti
MATERI PENGETAHUAN memiliki kekurangan, namun
UNTUK PEMATERI kekurangan tersebut dapat
diminimalisir agar berjalan secara
optimal. Westwood (dalam Sani, 2014:
98) mengemukakan pembelajaran
dengan model discovery akan efektif
jika terjadi hal-hal berikut:
• (1) proses belajar dibuat secara
terstruktur dengan hati-hati,
• (2) siswa memiliki pengetahuan dan
keterampilan awal untuk belajar,
• (3) guru memberikan dukungan yang
dibutuhkan siswa untuk melakukan
kegiatan penemuan.
Kekurangan dari model discovery
learning yaitu menyita banyak
waktu karena mengubah cara
belajar yang biasa digunakan,
namun kekurangan tersebut
dapat diminimalisir dengan:
• merencanakan kegiatan
pembelajaran secara terstruktur,
• memfasilitasi siswa dalam
kegiatan penemuan,
• serta mengonstruksi pengetahuan
awal siswa agar pembelajaran
dapat berjalan optimal.

Anda mungkin juga menyukai