Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL ANALISIS JURNAL NASIONAL DAN JURNAL

INTERNASIONAL
“STRATEGI/MODEL PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu : Dr. Widya Arwita, S.Pd., M.Pd

OLEH :

No. Nama Nim


1 Evy Silvia Sari 4181141015
2 Rizky Adinda Putri 4182141025
3 Shopiah Dhuha Siregar 4183341006
4 Kurnia Lensa Audia 418

Kelas : Pendidikan Biologi E 2018

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis Jurnal merupakan salah satu tugas yang dikerjakan untuk menggantikan
Tugas Wajib KKNI Critical Book Report pada mata Kuliah Kajian Mandiri Prodi
Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan. Pada tugas mata kuliah ini mahasiswa
diwajibkan untuk mengetahui trend-trend penelitian yang ada saat ini agar mahasiswa
tidak ketinggalan informasi update dunia penelitian, dan juga memberikan gambaran bagi
mahasiswa tingkat akhir dalam merancang dan menyusun tugas akhir mereka. Dengan
terbiasanya mahasiswa menganalisis skripsi, artikel, jurnal, thesis, prosiding dan lain
sebagainya maka, mahasiswa akan lebih memahami proses penyusunan dan pembuatan
tugas akhir berupa skripsi dengan lebih baik.
Jurnal yang dianalisis pada penelitian ini adalah Jurnal yang bertema strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Jurnal dengan tema ini menarik dibahas karena Strategi pembelajaran berperan
sangat penting dalam menciptakan sebuah pembelajaran yang efektif serta efisien,
membuat siswa menjadi aktif dan tertarik dalam belajar serta sangat berguna dalam
mendukung proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai Oleh karena
itu, penulis membuat laporan hasil analisis jurnal yang bertema model pembelajaran
dengan rincian model pembelajaran creative problem solving) discovery learning ,direct
instruction dan model pembelajaran flipped classroom dan STEM
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Mandiri
2. Untuk mengetahui trend penelitian mengenai strategi pembelajaran biologi.
3. Untuk meningkatkan kemampuan menganalisis jurnal
BAB II

POINT-POINT ANALISIS

2.1 IDENTITAS JURNAL NASIONAL

Jurnal I
Penulis : Laila Puspita, Nanang Supriadi, Amanda Diah Pangestika
Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM
SOLVING (CPS) DISERTAI TEKNIK DIAGRAM VEE TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MATERI FUNGI KELAS X MAN 2 BANDAR
LAMPUN
Tahun Terbit : 2018
Universitas : UIN Raden Intan Lampung
Jurnal II
Penulis : Endang Ayu Patrianingsih, Nurhayati B, Ernawati S. Kaseng
Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI DAN SIKAP ILMIAH
PESERTA DIDIK SMA NEGERI 3 TAKALAR
Tahun Terbit : 2017
Universitas : Universitas Negeri Makassar.
2.2 IDENTITAS JURNAL INTERNASIONAL
Jurnal I
Penulis : Kin-yuen and yiu-chi lai
Judul Skripsi : FACILITATING HIGHER-ORDER THINKING WITH THE
FLIPPED CLASSROOM MODEL : A STUDENT TEACHER’S EXPERIENCE IN A
HONG KONG SECONDARY SCHOOL.
Tahun Terbit : 2017
Universitas : University of hong kong
Jurnal II
Penulis : Li chen, nobuyuki yoshimatsu, yoshiko goda et al
Judul Skripsi : DIRETION OF COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING-
BASED STEM LEARNING BY LEARNING ANALYTICS APPROACH.
Tahun Terbit : 2019
Universitas : kyusu university
2.3 HASIL ANALISIS JURNAL NASIONAL

JURNAL NASIONAL I

No Point-point Keterangan
. Analisis
1. Masalah 1. Guru lebih sering menggunakan pembelajaran dengan metode
Penelitian diskusi

2. Saat pembelajaran keterampilan berpikir peserta didik berubah-


ubah sesuai kondisi lingkungan peserta didik, terkadang peserta
didik kreatif dalam pembelajaran dan terkadang juga kurang
kreatif.

3. Belum pernah melakukan penilaian keterampilan berpikir


kreatif peserta didik, pengambilan nilai biasanya dilakukan dengan
melihat keaktifan peserta didik dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru.

2. Pemecahan Pemecahan masalah yang dilakukan yaitu dengan menerapkan


Masalah salah satu model pembelajaran yang kreatif dan inovatif, berpusat
pada peserta didik dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir
kreatif peserta didik yaitu model pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS), yaitu suatu model pembelajaran yang melakukan
pemusatan pada pembelajaran dan keterampilan pemecahan
masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Untuk
mempermudah dalam penerapan CPS di kelas maka perlu teknik
pembelajaran yang mendukung, salah satunya dengan penggunaan
teknik diagran vee. Diagram vee sebagai salah satu cara untuk
mengorganisasikan proses pemecahan masalah yang menarik,
menstrukturkan masalah sehingga lebih mudah untuk dapat
dipecahkan.
3. Desain Penelitian Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan posttest-
only control design. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimen. Pada
penelitian ini kelas X IPA 3 adalah kelas kontrol sebanyak 30
peserta didik dan X IPA 4 adalah kelas eksperimen sebanyak 30
peserta didik.
4. Instrumen yang Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes soal.
digunakan Peneliti menggunakan tes soal
sebagai salah satu alat ukur untuk mengukur keterampilan berpikir
kreatif peserta didik.
Analisis uji instrumen apakah instrumen penelitian ini dapat
digunakan dalam penelitian, maka instrumen penelitian diuji
cobakan terlebih dahulu, agar dapat diperoleh data yang valid dan
reliabel. Dengan uji validitas, uji reabilitas, tingkat kesukaran, dan
daya beda.
Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis digunakan uji t.
Sebelum uji t data harus melalui uji prasyarat menggunakan uji
normalitas dan homogenitas.
5. Analisis data yang Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif. Terdapat dua
digunakan variabel yaitu variabel yang mempengaruhi (variabel bebas) dan
variabel yang dipengaruhi (variabel terikat). Adapun variabel
dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas yaitu pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving
(CPS) disertai teknik diagram vee. 2. Variabel terikat yaitu
keterampilan berpikir kreatif.
6. Hasil penelitian Keterampilan berpikir kreatif kedua kelas eksperimen dan kontrol
berbeda. Rata-rata nilai keterampilan berpikir kreatif peserta didik
kelas eksperimen tertinggi sebesar 95,83 dan terendah sebesar 75,
sedangkan pada kelas kontrol rata-rata nilai tertinggi sebesar 87,5
dan terendah sebesar 50. Nilai kelas eksperimen lebih tinggi di
bandingkan dengan kelas kontrol, artinya kelas eksperimen
mempunyai keterampilan berpikir kreatif lebih tinggi di
bandingkan dengan kelas control. Nilai kelas eksperimen lebih
tinggi di bandingkan dengan kelas kontrol, artinya kelas
eksperimen mempunyai keterampilan berpikir kreatif lebih tinggi
di bandingkan dengan kelas control.
Pembelajaran menggunakan model CPS disertai teknik diagram
vee memberikan dampak positif kepada peserta didik dalam
pembelajaran, peserta didik yang sebelumnya jarang
mengungkapkan pendapatnya menjadi aktif dan peserta didik yang
aktif tetap aktif, sehingga pembelajran menjadi aktif dan tujuan
pembelajaran tercapai.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa model


pembelajaran Creative Problem Solving disertai teknik diagram
vee dapat dikatakan mempunyai pengaruh terhadap keterampilan
berpikir kreatif peserta didik, selain itu penggunaan model creative
problem solving disertai teknik diagram vee pada kelas
eksperimen membuat peserta didik lebih aktif dalam
pembelajarannya dibandingkan dengan kelas kontrol. Penggunaan
model creative problem solving disertai teknik diagram vee
memberikan pengalaman pengetahuan, keterampilan dalam
pemecahan masalah dengan cara yang kreatif, dan pemahaman
pada materi pelajaran.

7. Dampak Penelitian ini berkonstribusi terhadap frekuensi dan


penelitian bagi pengembangan penelitian di bidang strategi pembelajaran.
masyarakat Penelitian ini juga dapat menjadi tolak ukur dan pedoman tenaga
pendidik dalam menggunakan strategi Creative Problem Solving
(CPS). Penelitian ini juga dapat dijadikan alternatif dalam rangka
perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya mata
pelajaran biologi.

JURNAL NASIONAL II

No Point-point Keterangan
. Analisis
1. Masalah Proses pembelajaran Biologi di SMA Negeri 3 Takalar yang
Penelitian merupakan sekolah Model atau Percontohan telah menerapkan
pendekatan saintifik sebagaimana yang diembankan dalam
kurikulum 2013. Rerata nilai ulangan semester Biologi peserta
didik pada kelas XI MIA pada semester genap tahun pelajaran
2014-2015 masih menunjukkan nilai di bawah dari ketuntasan
belajar minimum yang ditetapkan. Nilai rata-rata ulangan semester
peserta didik adalah 2,43 sedangkan nilai ketuntasan belajar
minimum yang ditetapkan adalah 2,67. Hasil ulangan semester ini
menunjukkan bahwa nilai hasil belajar peserta didik masih kurang
memuaskan. Rendahnya hasil belajar peserta didik sangat erat
kaitannya dengan pemahaman peserta didik dalam memahami
konsep materi pelajaran Biologi dalam proses pembelajaran.
Faktor-faktor yang menyebabkan lemahnya konsep adalah
pemahaman konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang
sebenarnya, informasi yang diterima peserta didik kurang lengkap,
pengalaman peserta didik dan minat belajar peserta didik yang
rendah.
2. Pemecahan Pemecahan masalah yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
Masalah dengan menerapkan strategi pembelajaran dengan model
pembelajaran discovery learning dengan kelompok peserta didik
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran direct instruction.
3. Desain Penelitian Dengan metode penelitian eksperimen semu (quasieksperiment).
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent
pretestposttest control group design. Desain Penelitian. Diadaptasi
dari Sugiyono (2010) :
O1 X O2
O3 O4

Keterangan :

X = Treatment atau perlakuan


O1 = Pretest peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran discovery learning
O2= peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran discovery learning
O3 = Pretest peserta didik yang dibelajarkandengan menggunakan
model pembelajaran direct instruction
O4=Posttest peserta didik yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran direct instruction
4. Instrumen yang Instrumen penelitian terdiri atas perangkat pembelajaran (RPP,
digunakan LKPD, dan Buku Siswa) dan instrument pengumpulan data (tes
pemahaman konsep dan angket sikap ilmiah). Perangkat
pembelajaran digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran,
sedangkan instrument pengumpulan data sebagai alat pengambilan
data penelitian. Data penelitian meliputi nilai pemahaman konsep
yang dikumpulkan dengan teknik tes tertulis dalam bentuk pilihan
ganda beralasan, dan sikap ilmiah dikumpulkan dengan
menggunakan angket.
5. Analisis data yang Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif. Variabel
digunakan penelitian terdiri dari variabel independen (bebas) dan variabel
dependen (terikat). Variabel independen (bebas) yaitu model
discovery learning, dan variabel dependen (terikat) yaitu
pemahaman konsep Biologi dan sikap ilmiah. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh rombongan belajar XI MIA SMA
Negeri 3 Takalar semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang
terdiri atas 5 rombongan belajar dengan jumlah populasi sebesar
212 peserta didik. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
simple random sampling.
Data penelitian dianalisis dengan statistik deskriptif dan uji
MANOVA. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
nilai pemahaman konsep dan sikap ilmiah dari masing-masing
model pembelajaran.

6. Hasil penelitian Analisis Deskriptif


a. Pemahaman konsep biologi peserta didik pada model
pembelajaran discovery learning dan direct instruction.
Hasil analisis deskriptif pemahaman konsep Biologi peserta didik
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery learning
dan direct instruction menunjukkan bahwa nilai rata-rata
pemahaman konsep Biologi peserta didik sebelum dibelajarkan
dengan model pembelajaran discovery learning adalah 26.17
dengan varians 53.24, median 24.44, modus 24.44, range 34.44,
nilai tertinggi 43.33, dan nilai terendah 8.89 dengan standar
deviasi 7.29. Setelah dibelajarkan dengan model pembelajaran
disovery learning, nilai ratarata pemahaman konsep peserta didik
adalah 41.28 dengan variansi 83.23, median 40.00, modus 46.67,
range 43.34, nilai tertinggi 65.56, nilai terendah 22.22 dengan
standar deviasi 9.12.
Rata-rata pemahaman konsep Biologi peserta didik sebelum
dibelajarkan dengan model pembelajaran direct instruction adalah
21.97 dengan varians 47.44, median 27.77, modus 24.44, range
25.55, nilai tertinggi 34.44, nilai terendah 8.89 dengan standar
deviasi 6.88. Setelah dibelajarakan dengan model pembelajaran
direct instruction, nilai rata-rata pemahaman konsep biologi
peserta didik adalah 32.08, dengan variansi 88.73, median 32.22,
modus 30.00, range 43.34, nilai tertinggi 56.67, nilai terendah
13.33 dengan standar deviasi 9.42.

b. Sikap ilmiah peserta didik yang dibelajarkan dengan model


pembelajaran discovery learning dan direct instruction. Hasil
analisis deskriptif sikap ilmiah peserta didik yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran discovery learning dan direct
instruction menunjukkan bahwa rata-rata sikap ilmiah peserta
didik sebelum dibelajarkan model pembelajaran discovery
learning adalah 78,04 dengan varians 27,29, median 77,77, modus
76,50, range 26,50, nilai tertinggi nilai 92,50 terendah 66,00
dengan standar deviasi 5,22 dan setelah dibelajarkan model
pembelajaran disovery learning adalah 83,19 dengan varians
35,64, median 82,00, modus 86,00, range 22,50, nilai tertinggi
95,00, nilai terendah 72,50 dengan standar deviasi 5,96.

Rata-rata sikap ilmiah peserta didik sebelum dibelajarkan model


pembelajaran direct instruction adalah 75,61 dengan varian 31,57,
median76,00, modus76,50, range 24,50, nilai tertinggi 88,00, nilai
terendah 63,50 dengan standar deviasi 5,61, dan setelah
dibelajarakan dengan model pembelajaran direct instrution adalah
80,06, dengan varian 21,96, median 81,25, modus 81,50, range
24,50, nilai tertinggi 90,00, nilai terendah 66,00 dengan standar
deviasi 4,69.

7. Dampak Penelitian ini berkonstribusi terhadap frekuensi dan


penelitian bagi pengembangan penelitian di bidang strategi pembelajaran.
masyarakat Penelitian ini juga dapat menjadi tolak ukur dan pedoman tenaga
pendidik dalam menggunakan model Discovery Learning.
Penelitian ini juga dapat dijadikan alternatif dalam rangka
perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya mata
pelajaran biologi

2.4 HASIL ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL


JURNAL INTERNASIONAL 1

No Point-point Keterangan
. Analisis
1. Masalah 1. Apa persepsi siswa mengenai penerapan flipped classroom di
Penelitian sekolah menengah umum di Hongkong?
2. Apakah layak untuk meningkatkan Kemampuan berpikir tingkat
tinggi dengan menggunakan flipped classroom?.
2. Pemecahan Pemecahan masalah yang dilakukan yaitu dengan menerapkan
Masalah model pembelajaran Flipped Clasroom. Model pengajaran baru ini
adalah model yang mengadopsi pendekatan yang berpusat pada
siswa dan memungkinkan guru untuk mengatur ulang waktu kelas
dan waktu untuk pekerjaan rumah. (Bergmann dan Sams 2012;
Johnson et al. 2014). Dalam kelas terbalik yang khas, siswa akan
diminta untuk mempelajari materi pembelajaran online seperti
video, atau melakukan hal apa pun yang membantu mereka
memahami konten subjek di rumah sebelum kelas.
3. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan model “one group pretest-posttest”
design.
Survei sebelum dan sesudah kursus
Para siswa diminta untuk menyelesaikan survei yang sama
sebelum dan sesudah kursus
Desain dan urutan pelajaran
Versi kelas terbalik disempurnakan dari pelajaran yang dirancang
oleh yang berpengalaman Guru TIK di sekolah yang sama.
Persiapan video instruksional
Sebelum studi kasus ini, guru siswa tidak memiliki pengetahuan
mendalam tentang pemodelan 3D atau pengalaman menggunakan
SketchUp.
Merancang dan mengelola kuis online
Setiap kuis terdiri dari beberapa pertanyaan tentang isi pelajaran
yang dipelajari dalam pelajaran.
Menyampaikan materi pelajaran
Untuk membuat video instruksional mudah diakses, guru siswa
mengunggahnya semua ke YouTube dan membuat halaman web
tempat mereka disematkan.
Wawancara kelompok fokus
Sebuah wawancara kelompok fokus semi-terstruktur dijadwalkan
setelah pelajaran terakhir.
4. Instrumen yang 1. Lembar Survey
digunakan Instrumen yang digunakan adalah lembar survei yang bertujuan
untuk mengumpulkan data kuantitatif untuk menguji tiga aspek
berikut: (a) pengetahuan mata pelajaran, (b) partisipasi kelas, dan
(c) kegiatan belajar mengajar. Survei sebelum dan sesudah kursus
adalah divalidasi oleh guru sekolah dan pengawas siswa guru
sebelum diberikan kepada siswa.
2. Video
Terdapat juga video tutorial dan SkecthUP.
3. Kuis Onlne
5. Analisis data yang Analisis Data yang digunakan adalah analisi data kuantitatif.
digunakan
6. Hasil penelitian Survei sebelum dan sesudah kursus
Pengetahuan mata pelajaran
Data menunjukkan bahwa skor rata-rata semua item lebih
tinggisetelah kursus. Namun, hanya perubahan pada item 3
(menganalisis/mengevaluasi) yang signifikan secara statistik.
Alasan yang mungkin untuk ini adalah bahwa semua siswa merasa
bahwa mereka dapat memulai proyek mereka sendiri berdasarkan
ide-ide mereka sendiri.
Partisipasi kelas
Perbandingan survei sebelum dan sesudah kursus menunjukkan
bahwa skor rata-rata dari semua item meningkat. Ini menyiratkan
bahwa sebagian besar siswa bersedia untuk terlibat dalam diskusi
dengan teman sekelas mereka ketika guru mereka menggunakan
pendekatan flipped classroom. Siswa adalah juga sangat positif
tentang dukungan kelas selama pelajaran. pendekatan flipped
classroom menumbuhkan lingkungan belajar yang mendukung.
Kuis Online
Tidak mengherankan melihat bahwa mereka tampil sangat baik
ketika menangani pertanyaan yang membutuhkan keterampilan
berpikir tingkat rendah seperti seperti mengingat dan memahami.
Namun, beberapa siswa mengalami kesulitan dalam menjawab
pertanyaan yang membutuhkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Pertanyaan 5 dan 6 dari pelajaran 4 kuis dirancang untuk
menilai kemampuan siswa untuk mengevaluasi. Pertanyaan-
pertanyaan ini memiliki lebih dari satu jawaban yang benar di
antara empat pilihan dan siswa diminta untuk menunjukkan semua
kemungkinan jawaban. Beberapa siswa hanya mampu
mengidentifikasi satu dari dua jawaban yang benar.
Tugas siswa
Siswa yang mendemonstrasikan kemampuan berpikir tingkat
tinggi menurut taksonomi Bloom yang direvisi diberikan
penghargaan kelas yang lebih tinggi. Ini berarti bahwa siswa yang
berkinerja lebih baik dapat menganalisis persyaratan tugas model
3D secara detail dan menghasilkan model dengan cara yang
kreatif. Sebaliknya, jika siswa hanya dapat menunjukkan
keterampilan tingkat rendah dan memenuhi persyaratan dasar,
mereka mendapat
gagal kelas.
Wawancara kelompok fokus
Dalam wawancara, para siswa berkomentar bahwa pendekatan
flipped classroom adalah lebih menarik karena kegiatan yang
berpusat pada siswa lebih melibatkan. Seorang siswa berpikir
bahwa pendekatan tersebut harus diadopsi dalam mata pelajaran
inti dan bahwa sumber daya online sangat berguna ketika siswa
melewatkan kelas. Siswa lain yang telah mendemonstrasikan
kemampuan yang lebih tinggi dalam menerapkan dan
menganalisis keterampilan dalam tugas 1 berpikir bahwa video
instruksional membantunya untuk memecahkan masalah yang
kompleks.
7. Dampak Penelitian ini berkonstribusi terhadap frekuensi dan
penelitian bagi pengembangan penelitian di bidang strategi dan model
masyarakat pembelajaran. penelitian ini juga dapat menjadi tolak ukur dan
pedoman tenaga pendidik dalam menggunakan strategi flipped
clasroom. Penelitian ini juga dapat dijadikan alternatif dalam
rangka perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya
mata pelajaran biologi

JURNAL INTERNASIONAL II

No Point-point Keterangan
. Analisis
1. Masalah 1: Faktor mana dari strategi pembelajaran STEM dan perilaku
Penelitian belajar yang memiliki hubungan dengan perubahan kinerja
pembelajaran dalam pembelajaran STEM?
2: Faktor mana dari strategi pembelajaran STEM dan perilaku
pembelajaran yang memiliki hubungan dengan perubahan
kesadaran CPS dalam pembelajaran STEM?
3: Apa hubungan antara strategi pembelajaran STEM dan perilaku
belajar dalam pembelajaran STEM?
2. Pemecahan Pemecahan masalah yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
Masalah dengan menguji stratergi pembelajaran STEM dan perilaku
belajar.dengan berbagai factor yang mungkin berhubungan dengan
STEM dan perilaku belajar.
3. Desain Penelitian Desain dan prosedur
Penelitian ini dilakukan di kelas IPA kelas sepuluh di sebuah
sekolah menengah atas swasta di Jepang dengan partisipasi 12
siswa. Periode penelitian ini adalah antara November dan
Desember 2018 dan mencakup empat pelajaran (50 menit per
pelajaran) selama 4 minggu (satu pelajaran per minggu). Sebelum
pelajaran, siswa diminta untuk mengambil kuesioner Pemecahan
Masalah Kolaboratif (selanjutnya, "Kuesioner CPS"), yang
menyangkut kesadaran mereka sebelumnya tentang apakah dan
bagaimana menggunakan keterampilan CPS di kelas sains khas
sebagai kuesioner pra, dan pra -tes untuk memeriksa pengetahuan
mereka sebelumnya. Setelah menyelesaikan pelajaran STEM,
siswa menerima Kuesioner CPS yang sama dan Kuesioner Strategi
Pembelajaran STEM yang baru (selanjutnya disebut “Kuesioner
SLS”) sebagai pos kuesioner.
Prosedur desain instruksional
Dalam penelitian ini, kami merancang pelajaran STEM CPS
berdasarkan kerangka CPS yang diusulkan oleh Hesse et al. Untuk
membuat tugas berjalan lebih lancar, kami merancang lima
pertanyaan untuk siswa diskusikan satu sama lain
4. Instrumen yang Penelitian ini menggunakan tiga instrument penelitian yakni;
digunakan kuesioner, tes, log pembelajaran, dan dialog selama diskusi
kelompok. Kuesioner CPS dirancang dengan mengacu pada
kerangka CPS yang diusulkan oleh Hesse et al. (2015), yang berisi
17 item dalam total. Kuesioner pra-pasca CPS berisi dua dimensi,
social keterampilan dan keterampilan kognitif, dan mencakup lima
faktor, Partisipasi, Pengambilan Perspektif, Peraturan Sosial,
Pengaturan Tugas, dan Pembelajaran dan Pengembangan
Pengetahuan.
5. Analisis data yang Data dianalisis dengan menggunakan Non-parametric Wilcoxon
digunakan rank test dan Spearman’s rank correlation coefficient.
6. Hasil penelitian Perubahan performa belajar
Pre-posttest terdiri dari sepuluh pertanyaan (bernilai sepuluh tanda
penuh) tentang pengetahuan terkait CO2 dan pengurangan
bencana. nilai rata-rata meningkat dari 3,42 (SD = 1,24) menjadi
5,92 (SD =1,51) pada nilai signifikansi 0,01, yang menunjukkan
perbedaan signifikan secara statistik dalamkinerja belajar siswa
selama pelajaran STEM.
Hasil kuesioner teks bebas siswa menunjukkan bahwa mereka
hanya fokus pada pengetahuan ilmiah atau matematika dan
bagaimana menggunakannya untuk memecahkan masalah tertentu
yang disediakan, daripadamemikirkan ide-ide yang relevan atau
integrasi. Ini adalah salah satu kemungkinan alasan mengapa
Strategi pembelajaran STEM gagal membantu mereka
meningkatkan kinerja belajar mereka.

Korelasi antara perubahan kinerja belajar dan perilaku


belajar
Selama pra-pembelajaran, tidak ada korelasi antara perubahan
kinerja belajar dan perilaku belajar, dan kami menganggap alasan
yang sama untuk terlibat di sini seperti di atas, kurangnya
pemahaman dan pemikiran tentang metode pembelajaran STEM,
serta sebagai panduan dari instruktur dalam pembelajaran STEM. t
ada korelasi positif moderat antara perubahan kinerja belajar dan
Add Marker (ρ = 0,66, p < 0,05), dan korelasi positif yang kuat
antara perubahan kinerja pembelajaran dan Delete Marker (ρ =
0,76, p <0,01).
Perubahan kesadaran CPS
Seperti penilaian kuesioner pra-pasca, kami juga memeriksa
histogram pra-pascakuesioner CPS siswa dengan superimpose
kurva normal, dan menemukan distribusi data yang tidak normal.
Sehubungan dengan Keterampilan Sosial, Pengambilan Perspektif
meningkat dari 13,25 (SD = 2,18) menjadi 13,67 (SD = 1,37),
sedangkan Partisipasi menurun dari 12,17 (SD = 2,08), menjadi
11,92 (SD =1.88) dan Regulasi Sosial menurun dari 12,17 (SD =
2,44) menjadi 11,58 (SD = 2,19). Mengenai Keterampilan
Kognitif, Pengaturan Tugas meningkat dari 14,50 (SD = 3,40)
menjadi 15,08 (SD = 3,09), sedangkan Learning and Knowledge
Building menurun dari 14,25 (SD = 2,70) hingga 13,75 (SD =
2,18). Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik
ditemukan untuk faktor apa pun, yang menunjukkan bahwa
kesadaran CPS belum meningkat melalui pelajaran STEM ini.

Korelasi antara perubahan kesadaran CPS dan strategi


pembelajaran STEM
Dari hasil pada Tabel 6, kita dapat melihat bahwa ada korelasi
negatif yang kuat dari Regulasi Sosial dalam Kesadaran CPS
dengan Pengorganisasian (ρ = 0,74, p < 0,01) dan Menggunakan
Referensi (ρ = 0,77, p < 0,01) dalam SLS, dan korelasi negatif
sedang antara Regulasi Sosial dengan Elaborasi (ρ = 0,50, p < 0,1)
dan Manajemen Waktu (ρ = 0,52, p<0,1) dalam SLS.
Korelasi antara perubahan kesadaran CPS dan perilaku
belajar
Selanjutnya, kami menilai korelasi antara kesadaran CPS dan
perilaku belajar tentang bagaimana siswa membaca materi
pembelajaran STEM digital. Selama pra-pembelajaran, korelasi
negatif sedang ditemukan untuk Pembelajaran dan Membangun
Pengetahuan dalam kesadaran CPS dengan Sebelumnya (ρ = 0,55,
p < 0,1), Tambahkan Penanda (ρ = 0,60, p < 0,05), dan Hapus
Marker (ρ = 0,54, p < 0,1) perilaku belajar. Dalam diskusi
kelompok dalam pelajaran STEM, ada korelasi positif sedang
ditemukan antara Regulasi Sosial dalam kesadaran CPS dan Add
Marker (ρ = 0,60, p < 0,05) dan Hapus Marker (ρ = 0,64, p < 0,05)
perilaku belajar.

7. Dampak Penelitian ini berkonstribusi terhadap frekuensi dan


penelitian bagi pengembangan penelitian di bidang strategi dan model
masyarakat pembelajaran. penelitian ini juga dapat menjadi tolak ukur dan
pedoman tenaga pendidik dalam menggunakan strategi STEM.
Penelitian ini juga dapat dijadikan alternatif dalam rangka
perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya mata
pelajaran biologi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Penerapan model pembelajaran CPS ( creative problem solving) disertai diagram
vee memberikan dampak positif dalam pembelajaran kelas experiment membuat
peserta didik lebih aktif memberikan pegalaman pengetahuan keterampilan dan
pemecahan masalah dengan cara yang kreatif dibanding dengan kelas control.
2. Terdapat perbedaan nilai rata –rata siswa sebelum dan sesudah menggunakan
model pembelajaran discovery learning dan direct instruction, sebelum
mengunakan model pembelajaran discovery learning pemahaman konsep biologi
peserta didik adalah 26,17 setelah menggunakan model pembelajaran discovery
learning pemahaman konsep biologi peserta didik adalah 41,28 dan sebelum
mengunakan model pembelajaran direct instruction pemahaman konsep biologi
peserta didik adalah 21,97 setelah mengunakan model pembelajaran direct
instruction pemahaman konsep biologi peserta didik adalah 32,08
3. Penerapan model pembelajaran flipped classroom memberikan dampak positif dan
memberikan perubahan kepada siswa karena kegiatan ini berpusat pada siswa dan
membuat skor rata rata mereka naik setelah menggunakan penerapan model
pembelajaran flipped classroom
4. Penerapan model pembelajaran STEM menunjukkan perbedaan signifikan secara
statistik dalamkinerja belajar siswa selama pelajaran STEM. Hasil kuesioner teks
bebas siswa menunjukkan bahwa mereka hanya fokus pada pengetahuan ilmiah
atau matematika dan bagaimana menggunakannya untuk memecahkan masalah
tertentu yang disediakan, daripadamemikirkan ide-ide yang relevan atau integrasi.
Ini adalah salah satu kemungkinan alasan mengapa Strategi pembelajaran STEM
gagal membantu mereka meningkatkan kinerja belajar mereka. Perubahan
kesadaran CPS yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik
ditemukan untuk faktor apa pun, yang menunjukkan bahwa kesadaran CPS belum
meningkat melalui pelajaran STEM ini.

3.2 Saran
Penelitian kedepannya sebaiknya menggunakan startegi pembelajaran yang
berkaitan dengan digital dan teknologi, strategi pembembelajaran daring dan
straategi pembelajaran jarak jauh juga sangat baik untuk diteliti lebih jauh
mengingat keadaan sekarang yang sangat bergantung dengan teknologi dan
mungkin di masa depan teknologi memiliki peran lebih besar dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Puspita,Laila,dkk. 2018. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM


SOLVING (CPS) DISERTAI TEKNIK DIAGRAM VEE TERHADAP
KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MATERI FUNGI
KELAS X MAN 2 BANDAR LAMPUN. Jurnal tadris pendidikan biologi. 9(01) : 01-
12
Patrianingsih ayu,endang. 2017. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI DAN SIKAP
ILMIAH PESERTA DIDIK SMA NEGERI 3 TAKALAR. Jurnal of Biological
education.1(1):31-46
Ki-yuen lee dan yiu-chi lai. 2017. Facilitating higher-order thinking with the flipped
classroom model : a student teacher’s experience in a hong kong secondary school.
Research and practice in technology enhanced learnig. 12(8): 2-14
Li chen, nobuyuki dkk. 2019. Diretion of collaborative problem solving- based stem learning
by learning analytics approach. Research and practice in technology enhanced learnig.
14(24): 2-28

Anda mungkin juga menyukai