Anda di halaman 1dari 7

Nama belakang penulis 1, Penulis 2, dst / Jurnal Pelita Pendidikan x (x) (xxxx) xx - xx

Volume x Nomor x (xxxx), xx - xx


Jurnal Pelita Pendidikan
Journal of Biology Education
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/pelita/index
eISSN: 2502-3217 pISSN: 2338-3003

JUDUL ARTIKEL DITULIS DALAM BAHASA INDONESIA, HURUF KAPITAL, TIDAK


MENYEBUTKAN TEMPAT DAN TAHUN SERTA TIDAK LEBIH DARI 18 KATA

Penulis pertama1*, penulis kedua2, penulis ketiga3


1
Afiliasi penulis pertama, disertai alamat lengkap instansi afiliasi
2
Afiliasi penulis kedua, disertai alamat lengkap instansi afiliasi
3
Afiliasi penulis ketiga, disertai alamat lengkap instansi afiliasi

*
Korespondensi Author: xxx@xxx.xx

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Riwayat artikel: Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan Bahasa inggris. Abstrak memuat
intisari artikel, yang berisi informasi-informasi utama latar belakang
Diterima
penelitian, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan sehingga menunjukkan
Revisi
kebaruan penelitian. Abstrak berisi minimal 150 kata dan maksimal 200
Dipublikasikan
kata, huruf calibri ukuran 9 disusun dalam satu alenia, spasi tunggal. Jika
Kata kunci: terdapat istilah asing yang belum dibakukan ditulis italic. Abstrak tidak
memuat sitasi, rumus, tabel dan gambar. Kata kunci perlu dicantumkan
Kata kunci 1, kata kunci 2, kata untuk menggambarkan ranah masalah yang diteliti dan istilah-istilah pokok
kunci 3 yang mendasari pelaksanaan penelitian. Kata-kata kunci dapat berupa kata
tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata-kata kunci 3-5 kata. Editor berhak
untuk mengedit abstrak demi kejelasan isi abstrak.

ABSTRACT

Abstract written in Indonesian and English. The abstract contains the


essence of the article, which contains key information covering the
background of the study, objectives, methods, results, and conclusions so as
to show the novelty of the research. A minimum of 150 words and a
maximum of 200 words, arranged in one alenia, single spaced. If there are
unfamiliar foreign terms written italic. The abstract does not contain
citations, formulas, tables and figures. Keywords need to be included to
describe the realm of the problem under study and the main terms that
underlie the implementation of the study. Key words can be single words or
compound words. The number of key words is 3-5 words. The editor has the
right to edit abstracts for the sake of clarity of abstract content.

Copyright © 2019 Universitas Negeri Medan. Artikel Open Access dibawah


lisensi CC-BY-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0)

How to Cite:

Diisi oleh editor

1
Nama belakang penulis 1, Penulis 2, dst / Jurnal Pelita Pendidikan x (x) (xxxx) xx - xx

PENDAHULUAN terdekat siswa atau biasa dikenal dengan


Belajar merupakan suatu proses contextual teaching and learning. Untuk
kegiatan memperoleh informasi dari berbagai mengkonteks-tualkan pembelajaran tematik
sumber, atau kegiatan yang dilakukan untuk bisa dilakukan melalui penanaman nilai-nilai
mempelajari suatu hal agar mencapai tujuan kearifan lokal dimana siswa berada. Hal ini
yang di inginkan dari pengalam yang di bermanfaat untuk mempertahankan dan
peroleh, sehingga terjadi perubahan prilaku. melestarikan kebudayaan lokal sekaligus
Kegiatan belajar dapat dilakukan dimana pun, membantu siswa meng-hadapi tantangan yang
asalakan pebelajar tersebut merasa nyaman dan semakin berkembang. Diharap-kan pendidikan
mendukung dalam kegiatan belajar. Namun,
dapat mencapai pembelajaran bermakna
kegiatan belajar secara formal dilaksanankan
di sekolah, dimana sekolah tempat pertemuan dengan berprinsip pada think globally, act
guru dan peserta didik dalam kegiatan locally.
pembelajaran. Pembelajaran Tematik
Sekolah merupakan salah satu lembaga Kemp (2014) menjelaskan bahwa tujuan
pendidikan formal untuk mencapai tujuan pendidikan adalah untuk memberikan serang-
kaian pengalaman belajar secara terstruktur.
pendidikan nasional. Sebagai mana tercantum
Pengalaman belajar ini diharapkan mampu
dalam undang-undang sistem pendidikan
menjadi bekal siswa dalam mencapai tujuan
nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan pendidikan. Seiring dengan upaya pencapaian
tujuan “pendidikan nasional yaitu untuk tujuan pendidikan, beberapa model pembe-
mengembangkan potensi peserta didik agar lajaran mulai bermunculan, Salah satu model
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pembelajaran yang tidak asing lagi adalah
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, model pembelajaran berbasis tematik atau
sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan pembe-lajaran dengan menggunakan
menjadi warga negara yang demokratis serta pendekatan tema-tik yang biasa dikenal dengan
bertanggung jawab” (Depdiknas, 2003). Integrated Thematic Instruction (ITI). Kovalik
Pembelajaran tematik bukanlah pembe- (1994) menjelaskan bahwa terdapat tiga
lajaran yang baru dikenal dalam dunia pen- komponen utama dalam model ITI ini yaitu,
didikan di Indonesia. Seperti kita ketahui human brain, teaching strategies dan
bahwa pembelajaran tematik di Indonesia curriculum development. Pertama, human
sudah mulai diberlakukan pada kurikulum brain merujuk pada otak manusia sebagai
2006, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan sebuah jendela pada pembe-lajaran yang
mengantarkan esensi pengetahuan yang
Pendidikan (KTSP), meskipun penerapannya
menjadi dasar untuk semua keputusan yang
belum maksimal sesuai dengan tujuan
dibuat dalam meningkatkan kinerja siswa dan
pendidikan yang ingin dicapai sehingga guru. Kedua, teaching strategies merujuk pada
selalu dilakukan revisi terhadap kom-ponen- kemahiran yang harus dikuasai oleh guru
komponen pembelajaran dan pihak-pihak dalam mengenal siswa-siswa mereka di kelas
yang menjalankan program pendidikan. Pada yang memiliki latar belakang dan kebutuhan
kurikulum 2006, pembelajaran tematik hanya yang berbeda-beda. Ketiga, curriculum
diberlakukan pada kelas rendah yaitu kelas development merujuk pada pengembangan
satu, dua dan tiga pada jenjang Sekolah kurikulum yang tidak dapat diamanatkan
Dasar (SD), berbeda dengan kurikulum 2013 sepenuhnya pada penerbit buku teks, akan
yang mem-berlakukan pembelajaran tematik tetapi harus dikem-bangkan di tingkat kelas
dari kelas rendah hingga kelas tinggi, yakni dari pengetahuan dan pemahaman yang guru
kelas satu sampai kelas enam SD, meskipun miliki berdasarkan pemahaman tentang kondisi
di kelas tiga dan kelas enam pembelajaran siswa dan masya-rakat dimana mereka tinggal.
tematik belum sepenuhnya diterapkan. Ketiga komponen yang diuraikan oleh
Pembelajaran tematik yang meaningful Kovalik ini merupakan hal yang harus
dan joyfull dapat diwujudkan dengan dipertimbangkan dalam menciptakan
mengaitkan materi pembelajaran dengan dunia suasana belajar yang dapat memudahkan

2
Nama belakang penulis 1, Penulis 2, dst / Jurnal Pelita Pendidikan x (x) (xxxx) xx - xx

siswa memahami konsep dari materi yang across learners (peng-integrasian dalam dan
disampaikan agar lebih bermakna dan sesuai lintas siswa). Pengin-tegrasian ini terjadi
kebutuhan siswa. secara internal di dalam diri siswa. Suatu
Trianto dalam Prastowo (2014) proses integrasi yang bukan hasil rekayasa
menyatakan bahwa pembelajaran tematik eksternal, akan tetapi karena proaktif siswa
dimaknai sebagai pembelajaran yang berdasarkan orientasi yang ingin dica-painya.
dirancang berdasarkan pada tema-tema Kelompok ini mencakup model immer-sed dan
tertentu. Tema yang dimaksudkan meru-pakan networked. Guru sebagai perancang skenario
tema yang muncul dari peng-identifikasian di kelas sebaiknya memahami model-model
ataupun peninjauan terhadap berbagai mata pengintegrasian kurikulum yang sesuai dengan
pelajaran. Pengidentifikasian yang dimaksud kondisi kelas mereka sebelum mengajarkan
merupakan keterhubungan dan keterkaitan materi.
antar satu mata pelajaran atau satu bidang Depdiknas (dalam Prastowo, 2014) me-
disiplin ilmu dengan yang lainnya, kemudian ngemukakan ada enam karakteristik utama
disatukan pada sebuah tema yang yang dimiliki oleh pembelajaran tematik,
mengikatnya. yaitu: (1) pengalaman dan kegiatan belajar
Berkaitan dengan pembelajaran tematik, sangat relevan dengan tingkat perkembangan
Fogarty (1991) menjabarkan sepuluh model dan kebutuhan anak usia Sekolah Dasar/
pengintegrasian kurikulum dalam Madrasah Ibtidaiyah; (2) kegiatan yang dipilih
pembelajaran tematik. Kesepuluh model dalam proses pem-belajaran di kelas
pengintegrasian kurikulum tersebut adalah disesuaikan dengan minat dan kebutuhan
model fragmented, connected, nested, siswa; (3) kegiatan belajar akan jauh lebih
sequenced, shared, webbed, threaded, bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga
integrated, immersed, dan networked. Dalam hasil belajar dapat bertahan lama; (4)
pengaplikasian di kelas kesepuluh model membantu dalam mengembangkan
tersebut dikelompokkan ke dalam tiga keterampilan berpikir siswa; (5) menyajikan
kelompok besar, kelompok pertama adalah pembelajaran yang bersifat pragmatis sesuai
kelompok Within Single Disciplines dengan perma-salahan yang sering ditemui
(pengintegrasian intra disiplin ilmu) yaitu siswa dalam lingkungannya; dan (6)
pengintegrasian yang didasarkan pada intra mengembangkan kete-rampilan sosial siswa
disiplin ilmu merupakan pengintegrasian seperti kerjasama, tole-ransi, komunikasi dan
kurikulum yang berasal dari disiplin ilmu yang tanggap terhadap gagasan orang lain.
sama atau pengembangan kurikulum dalam Kurniawan (2014) menjelaskan sembilan
mata pelajaran itu sendiri. Integrasi dalam prinsip utama pembelajaran tematik yang
kurikulum ini dalam satu disiplin ilmu. hampir sama dengan prinsip yang dije-laskan
Kelompok pengintegrasian ini terdiri dari oleh Mamat SB dkk, yaitu: (a) berpusat pada
model fragmented, connected dan nested. anak; (b) pengalaman langsung; (c) pemisahan
Kelompok kedua yaitu kelompok Across mata pelajaran tidak jelas; (d) penyajian
Several Disciplines (pengintegrasian antar beberapa mata pelajaran dalam satu proses
disiplin ilmu), pengintegrasian yang pembelajaran; (e) fleksibel; (f) bermakna dan
didasarkan antar disiplin ilmu merupakan utuh; (g) mempertimbangkan waktu dan
pengintegrasian kurikulum yang berasal dari ketersediaan sumber; (h) tema terdekat dengan
disiplin ilmu yang berbeda-beda atau beberapa anak; (i) pencapaian kompetensi dasar bukan
disiplin ilmu. Integrasi dalam kurikulum ini tema.
melibatkan berbagai cabang disiplin ilmu. Kearifan Lokal
Kelompok ini terdiri dari model sequenced, Kearifan lokal dapat dipahami dengan
shared, webbed, threaded, dan integrated. cara menguraikan terlebih dahulu makna kata
Kelompok ketiga yaitu kelompok Within and yang membentuk kearifan lokal. Kearifan lokal

3
Nama belakang penulis 1, Penulis 2, dst / Jurnal Pelita Pendidikan x (x) (xxxx) xx - xx

terdiri dari dua suku kata, yaitu kearifan tersebut adalah ketersediaan seorang tenaga
(wisdom) dan lokal (local). Kearifan menurut pendidik yang mumpuni yang dengannya
Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti mampu mengondisikan pembelajaran yang
kebijaksanaan, sedangkan lokal menurut berlangsung dengan baik. Yang kedua tentu
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan saja kesiapan para peserta didik dalam
sebagai setempat atau daerah setempat. menerima pembelajaran yang disampaikan
Sumarmi dan Amiruddin (2014) men-jelaskan oleh tenaga pendidik. Dan yang ketiga adalah
bahwa kearifan lokal merupakan penge-tahuan ketersediaan sarana prasarana yang digunakan
lokal yang digunakan oleh masyarakat lo-kal sebagai media
untuk bertahan hidup dalam suatu ling- pembelajaran.
kungannya yang menyatu dengan sistem ke- Media pembelajaran di sekolah dasar tentu
percayaan, norma, hukum, budaya dan dieks- harus bersifat menarik dan lucu karenasifat
presikan di dalam tradisi dan mitos yang dianut dari siswa sekolah dasar yang lebih memilih
dalam jangka waktu yang cukup lama. Secara bermain daripada belajar. Oleh sebab itu media
umum, kearifan lokal memiliki ciri dan fungsi yang digunakan harus tepat sasaran dan efektif
sebagai berikut: (1) sebagai penanda identitas sehingga materi yang akan disampaikan dapat
se-buah komunitas; (2) sebagai elemen perekat diterima dengan baik oleh siswa sekolah dasar.
ko-hesi sosial; (3) sebagai unsur budaya yang Dari hasil observas yang dilakukan
tum-buh dari bawah, eksis dan berkembang peneliti di SD 11 Bintang Aceh tengah /
dalam masyarakat; bukan merupakan sebuah takengon bahwa guru hanya menggunakan
unsur yang diapksakan dari atas; (4) berfungsi media berupa alat peraga sederhana dan
mem-berikan warna kebersamaan bagi cenderung menggunakan buku sebagai media
komunitas ter-tentu; (5) dapat mengubah pola pembelajaran. Dari data tersebut maka dapat
pikir dan hub-ungan timbal balik individu dan disimpulkan bahwa media yang digunakan
kelompok dengan meletakkannya di atas oleh guru – guru di sekolah tersebut masih
common ground; (6) mampu mendorong dibilang sederhana.
terbangunnya kebersa-maan, apresiasi dan Berdasarkan dari permasalahan
mekanisme bersama untuk mempertahankan tersebut peneliti bermaksud mengembangkan
diri dari kemungkinan ter-jadinya gangguan video animasi pembelajaran berbasis powtoon
atau perusak solidaritas ke-lompok sebagai untuk menunjang proses kegiatan belajar
komunitas yang utuh dan terin-tegrasi. mengajar yang ada di SD 11Bintang. Video
Berdasar pemikiran ini dapat dikatakan bahwa animasi pembelajaran ini bisa digunakan pada
sebagai identitas yang khas dan unik di suatu pembelajaran di SD tersebut karena terdapat
daerah atau tempat tertentu, kearifan lokal juga sarana dan prasarana yang memadai seperti
menjadi sebuah kekuatan khusus dalam LCD, komputer atau laptop serta kemudahan
mempertahankan nilai-nilai yang terkandung bagi guru dalam mengoprasikan media video
di dalamnya. animasi pembelajaran
Berdasarkan uraian diatas dapat Video animasi pembelajaran berbasis
disimpulkan bahwa kearifan lokal merupakan powtoon merupakan video animasi kartun yang
kecendikiaan terhadap kekayaan dapat diisi oleh materi materi pelajaran dan
dapat dijadikan media
setempat/suatu daerah berupa pengetahuan,
pembelajaran untuk sekolah dasar karena
kepercayaan, norma, adat istiadat, kebudayaan, sifatnya yang menarik dan terkesan lucu dan
wawasan dan sebagainya yang merupakan cocok untuk anak sekolah dasar.
warisan dan dipertahankan sebagai sebuah Powtoon merupakan program aplikasi
identitas dan pedoman dalam mengajar-kan bersifat online yang ada di internet dan
kita untuk bertindak secara tepat dalam ke- berfungsi sebagai aplikasi pembuat video
hidupan. untuk presentasi maupun media pembelajaran.
Kelebihan yang dimiliki oleh powtoon yakni
Dalam mencapai sebuah pembelajaran SD
mudah digunakan karena hasil akhirnya berupa
yang berkualitas tentu bukannhanya
video serta kemudahan membuat animasi-
mendasarkan pada teori dan kurikulum saja
animasi yang dapat menarik minat siswa
tetapi juga menyangkut elemen-elemen yang
sekolah dasar. Banyak pilihan animasi yang
harus diperhatikan di dalamnya. Pertama yang
sudah ada di aplikasi powtoon sehingga kita
harus kita perhatikan dalam pembelajaran
tidak perlu lagi membuat animasis ecara

4
Nama belakang penulis 1, Penulis 2, dst / Jurnal Pelita Pendidikan x (x) (xxxx) xx - xx

manual dan kelengkapan animasi yang dapat kurikulum, 3) aspek kegiatan atau percobaan,
menunjang pembuatan video 4) aspek evaluasi belajar, 5) aspek
animasi pembelajaran yang menarik dan lucu keterlaksanaan, 6) aspek kualitas tampilan, 7)
(www.powtoon.com).
aspek kebahasaan, dan 8) aspek kejelasan
Peneliti mengembangkan video
animasi pembelajaran berbasis powtoon untuk kalimat.
SD karena karakteristik belajar anak SD kelas Kedua, Lembar angket berbentuk check list
bawah adalah meniru, mengamati dan sangat yang digunakan untuk mendapatkan data
tertarik pada animasi kartun. Pada video respon siswa. Aspek kriteria respon siswa yang
animasi pembelajaran disajikan dengan cerita dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: 1)
yang menarik, serta warna-warna yang disukai Kemudahan pemahaman terhadap pelajaran, 2)
oleh anak SD, dunia anak-anak merupakan Kemandirian belajar, 3) Minat terhadap media
dunia yang penuh dengan permainan, anak- pembelajaran berbasis Android, 4)
anak belajar sambil bermain. Anak SD Kemanfaatan media, dan 5) Kemudahan dalam
sesungguhnya juga memiliki karakteristik penggunaan
tersendiri, pertama anak SD senang bermain, Ketiga, Dokumentasi dari berbagai
kedua anak SD senang bergerak, dari sisi dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini,
inilah penulis mencoba mengembangkan suatu seperti: ruang lingkup materi ilmu pengetahuan
video animasi pembelajaran yang didalamnya alam berbasis kearifan local di SD, Data guru
juga mengandung unsur-unsur dan siswa yang akan dilibatkan dalam
edukatif. Tujuan dari pengembangan video penelitian ini.
animasi pembelajaran ini yaitu agar anak-anak Teknik analisis data uji kualitas produk
bisa lebih senang dan lebih memahami materi bertujuan untuk mengetahui kualitas media
yang sedang dipelajarinya. pembelajaran menggunakan media
pembelajaran berbasis animasi powtoon.
METODE PENELITIAN Setelah itu, dilakukan juga teknik analisis data
Penelitian dan pengembangan (research uji coba terbatas kepada siswa SD yang
and development) sebagai jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas media
bertujuan untuk menghasilkan produk baru pembelajaran berbasis animasi powtoon
melalui proses pengembangan yang berdasarkan respon mereka. Respon siswa SD
terintegrasi dengan kegiatan penelitian. Jenis terhadap media pembelajaran berbasis Animasi
penelitian yang terintegrasi dalam powtoon dianalisis dengan analisis deskriptif.
pengembangan produk ini adalah survei HASIL DAN PEMBAHASAN
tentang pendapat pakjar dan respon pengguna Hasil dan pembahasan setidaknya dapat
terhadap produk yang dikembangkan. mencakup “what?” yang menyampaikan hasil atau
Pengembangan media pembelajaran berbasis temuan dari penelitian, data yang disajikan bukan
Android ini menggunakan model 4D, yaitu: data mentah, “why?” kajian saintifik dan terlihat
define (analisis karakteristik pengguna, adanya kaitan antara hasil yang diperoleh dengan
kurikulum, dan bahan ajar), design (merancang konsep dasar; “what else?” bandingkan hasil
produk dengan alat dan bahan), develop penelitian anda dengan riset lain, disarankn untuk
(penilaian dan revisi), dan disseminate (uji memberikan implikasi hasil penelitian baik dari
coba pada calon pengguna) (Mulyatiningsih, teoritis maupun penerapan.
2014). Bagian ini menyajikan hasil penelitian dan
Instrumen yang digunakan untuk pembahasan dalam satu kesatuan, sehingga
mengumpulkan data kualitas produk adalah: penulis tidak dibenarkan memisahkan hasil dan
Pertama, Lembar angket berbentuk check listy pembahasan. Cara menulis dalam hasil dan
untuk mendapatkan penilaian dari pakar yang pembahasan dilakukan secara langsung dengan
meliputi peer reviewer dan guru. Aspek mengulas secara tajam satu demi satu hasil
kriteria penilaian media pembelajaran berbasis penelitian yang diperoleh dengan didukung
Android yang digunakan dalam penelitian ini referensi yang relevan dan diutamakan dari
adalah: 1) aspek penyajian materi, 2) aspek sumber primer (jurnal). Proses analisis data seperti

5
Nama belakang penulis 1, Penulis 2, dst / Jurnal Pelita Pendidikan x (x) (xxxx) xx - xx

perhitungan statistik dan proses pengujian bagaimana temuan-temuan tersebut diperoleh; (3)
hipotesis tidak perlu disajikan. Hanya hasil analisis menginterpretasi/menafsirkan temuan-temuan
dan hasil pengujian hipotesis saja yang perlu yang diperoleh; (4) mengaitkan hasil temuan
dilaporkan. Hasil penelitian dapat dilengkapi penelitian dengan penelitian lain; dan (5)
dengan tabel, gambar dan grafik untuk memunculkan teori-teori baru atau modifikasi
memperjelas penyajian hasil penelitian secara teori yang telah ada.
verbal. Sebelum menyajikan Tabel dan grafik harus
diberi narasi dan kemudian diberikan komentar Tabel 1. Nama tabel
atau dibahas. Kepala tabel
Kepala
Gambar 1. Informasi terkait gambar/grafik Sub kepala
tabel Sub kepala tabel
tabel
Pembahasan dalam artikel bertujuan untuk: konten Kontena konten
(1) menjawab rumusan masalah dan pertanyaan- konten Konten konten
a
contoh catatan kaki tabel
pertanyaan penelitian; (2) menunjukkan

Tabel 2. Jika tabel memiliki lebar lebih dari setengah halaman, maka dapat dibuat seperti ini
Kelas Rata-rata nilai Keterangan
Pre-test Post-test N-gain
Eksperimen 55,94 84,50 0,63 Sedang
Kontrol 48,47 62,19 0,28 Rendah

KETENTUAN PENULISAN TABEL DAN (6) Untuk grafik sangat disarankan berwarna tanpa
GAMBAR: (1) Tabel dan gambar harus sesuai judul grafik, untuk legenda dituliskan pada bagian
dengan kebutuhan informatif paper; (2) Setiap caption setelah nama grafik, jika terlalu Panjang
tabel, gambar dan grafik harus disertai dengan untuk dimuat dalam grafik; (7) Tabel harus
caption, untuk caption tabel terletak dibagian atas memuat minimal dua baris data dan memerlukan
tabel, sedangkan untuk caption gambar/grafik hitungan; (8) Tabel hanya menggunakan garis pada
terletak dibagian bawah; (3) Penulisan tabel dan bagian atas dan bawah dari kepala tabel dan
gambar sebaiknya diletakkan pada bagian awal penutup pada akhir data; (9) Tabel harus disajikan
atau akhir dari sebuah halaman; (4) Sebelum secara utuh, tidak terpotong ke halaman lain; (10)
menggunakan tabel dan gambar, penulis Apabila terdapat dua tabel yang isinya saling
ditekankan untuk memberikan narasi ulasan berkaitan dapat diletakkan secara berdekatan; (11)
terkait dengan tabel atau gambar yang akan Penyajian tabel dan gambar/grafik dapat
disajikan disertai dengan mencantumkan nomor menggabungkan dua kolom teks apabila
dari tabel atau gambar yang disajikan. (5) diperlukan.
Gambar/grafik harus memiliki resolusi yang baik;

dengan hasil penelitian untuk kegiatan praktis


ataupun penelitian lanjutan berdasarkan hasil
kebaharuan yang ditemukan dapat disampaikan
secara singkat dan jelas pada akhir paragraf.

UCAPAN TERIMA KASIH (optional)

Penulis menyampaikan ucapan terima


KESIMPULAN kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu dosen
yang sudah membimbing penelitian ini dan
Kesimpulan harus ditarik berdasarkan temuan
penelitian, rumusan masalah dan tujuan kepada pihak sekolah yang sudah mengizinkan
penelitian. Kesimpulan disajikan dalam satu saya melakukan penelitian ini. Ucapan
paragraf tanpa bentuk ekspresi numerik. Apabila terimakasih juga kami sampaikan kepada
terdapat saran dari penelitian yang berkaitan

6
Nama belakang penulis 1, Penulis 2, dst / Jurnal Pelita Pendidikan x (x) (xxxx) xx - xx

teman sejawat atau pun pihak lain yang telah


memberikan masukan dan tinjauan kritis guna
penyempurnaan tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003. Jakarta: Depdiknas.

Utari,Unga.Dkk.2016.PembelajaranTematik
Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah
Dasar Dalam Menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean (Mea). Jurnal Teori dan
Praksis Pembelajaran IPS . Malang.
1(1): 2503 - 5347

Izomi Awalia. Dkk.2019. Pengembangan


Media Pembelajaran Animasi
Powtoon Pada Mata Pelajaran
Matematika Di Kelas Iv Sd. Jurnal
Matematika Kreatif-Inovatif. 10 (1):
49-56
Bastiar Ismail Adkhar.2016.
Pengembangan Media Video Animasi
Pembelajaran Berbasis Powtoon Pada
Kelas 2Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Disd Labschool
Unnes.Skripsi
Batubara, Hamdan husein.2017.
Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika berbasis Android untuk
Siswa SD/MI. VOL. 3, NO. 1. :12-27

Anda mungkin juga menyukai