Anda di halaman 1dari 23

PENGUJIAN HIPOTESIS

KOMPARATIF PARAMETRIK

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


STATISTIKA INFERENSIAL
yang dibina oleh Dr. Muhardjito, M.S.

Oleh :

AULIA SISKA 170321863002


ERNILA SIRINGO RINGO 170321863017
HUSEN JAUWAD 170321863011

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Oktober 2018
A. STATISTIK PARAMETRIK
Statistik parametrik merupakan salah satu statistik inferensial yang digunakan untuk
menguji parameter populasi melaui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data
sampel. Statistik parametrik memerlukan terpenuhi banyak asumsi, antara lain asumsi
yang utama adalah data yang dianalisis harus berdistribusi normal, selanjutnya dalam
penggunaan salah satu test mengharuskan data homogen, dalam regresi haru terpenuhi
asumsi linieritas. Statistik parametrik banyak digunakan untuk menganalisis data interval
dan rasio. Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut
dinamakan uji hipotesis statistik. Pengujian hipotesis statistik terdiri dari pengujian
hipotesis komparatif dan assosiatif, namun pada makalah ini hanya akan membahas
pengujian hipotesis komparatif pada statistik parametrik.
Hipotesis komparatif adalah suatu pengujian dengan cara membandingkan atau
dugaan ada tidaknya perbedaan yang signifikan terhadap nilai-nilai dua kelompok atau
lebih. Jadi, pada hipotesis komparasi hanya sekedar membedakan dan tidak sama sekali
memperhatikan hubungan antar variabel. Bila Ho dalam pengujan diterima maka nilai
perbandingan dua sampel atau lebih dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi
dimana sampel diambil dengan taraf kesalahan tertentu. Syarat pengujian komparatif
parametrik adalah data terdistribusi normal, pengambilan data secara random, dan data
homogen. Syarat data homogen ini bisa tidak dipenuhi karena ada uji t khusus untuk data
yang tidak homogen. Terdapat dua model komparatif yaitu komparatif antara dua sampel
dan komparatif lebih dari dua sampel (komparasi k sampel). Penggunaan statistik uji
hipotesis komparatif parametrik dijabarkan sebagai berikut.

B. HIPOTESIS KOMPARATIF DUA SAMPEL


 Sampel Tidak Berpasangan (Independen)
Sampel independen adalah sampel yang didapatkan dari data yang berasal dari
subyek yang berbeda. Syarat Independent t-test meliputi data berdistribusi normal,
sebaran data homogen, sampel diambil secara random (acak), dan skala data interval
atau rasio.
Contoh : Peneliti ingin melihat perbedaan penguasaan konsep siswa berdasarkan kelas.
Dimana penguasaan konsep sebagai variabel terikat bertipe data kuantitatif
atau numerik sedangkan kelas sebagai variabel bebas berskala data kualitatif
atau kategorik, yaitu dengan dua kategorik Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol.
𝑯𝟎 = Tidak ada perbedaan penguasaan konsep dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
𝑯𝒂 = Ada perbedaan penguasaan konsep dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

1. PENYAJIAN DATA
No. Kelas Kelas No. Kelas Kelas No. Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1. 65 55 16. 80 70 31. 95 85
2. 65 55 17. 80 70 32. 95 85
3. 65 55 18. 80 75 33. 95 85
4. 65 55 19. 80 75 34. 95 85
5. 65 55 20. 85 75 35. 95 85
6. 65 55 21. 85 75 36. 95 85
7. 65 60 22. 85 75
8. 70 60 23. 85 80
9. 70 60 24. 85 80
10. 75 60 25. 90 80
11. 75 65 26. 90 80
12. 75 65 27. 90 80
13. 75 65 28. 90 80
14. 80 70 29. 90 80
15. 80 70 30. 95 80
2. LANGKAH-LANGKAH

PERHITUNGAN STATISTIK DASAR

Untuk menghitung nilai rata – rata dan standar deviasi digunakan rumus sebagai
berikut :
∑𝑋
a) 𝑋̅ = 𝑛
𝑛 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2
b) 𝑆 = √ 𝑛(𝑛−1)
Keterangan :
̅𝑋 = Mean (rata-rata sampel)
∑𝑋 = Jumlah Nilai
n = Jumlah Subjek (sampel)
∑ 𝑋2 = Jumlah Kuadrat Nilai
S = Standar Deviasi

A. Statistik Dasar Nilai Postes Siswa Kelas Eksperimen


Berdasarkan tabulasi data postes siswa kelas eksperimen diperoleh harga –
harga berikut :

∑ 𝑋 = 2915 ; ∑ 𝑋 2 = 240075 ; n = 36

1. Rata – rata Data Postes


∑ 𝑋 2915
𝑋̅ = = = 80,97
𝑛 36

2. Varians Data Postes


2
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 36(240075) − (2915)2
𝑆 = =
𝑛(𝑛 − 1) 36 (36 − 1)
8642700 − 8497225 145475
𝑆2 = =
36(35) 1260
2
𝑆 = 115,46

3. Standar Deviasi
𝑆 = √𝑆 2 = √115,46
𝑆 = 10,75

4. Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Eksperimen


a. Rentang Kelas = nilai tertinggi – nilai terendah
= 95 – 65 = 30
b. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 37 = 1 + 3,3 (1,556)
= 1 + 5,134 = 6,134 kelas
= 6 kelas
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 30
c. Panjang Kelas = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = 6 = 5
Dari perhitungan di atas dapat dibuat daftar distribusi frekuensi data postes kelas
eksperimen, sebagai berikut :
Nilai Frekuensi Rata – Rata Standar Deviasi
65 - 69 7
70 - 74 2
75 – 79 4
80,97 10,75
80 – 84 6
85 – 89 5
90 - 95 12
∑ = 36

B. Statistik Dasar Nilai Postes Siswa Kelas Kontrol


Berdasarkan tabulasi data postes siswa kelas kontrol diperoleh harga – harga
berikut :
∑ 𝑋 = 2570 ; ∑ 𝑋 2 = 187500 ; n = 36
1. Rata – rata Data Postes
∑ 𝑋 2570
𝑋̅ = = = 71,39
𝑛 36
2. Varians Data Postes
2
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 36(187500) − (2570)2
𝑆 = =
𝑛(𝑛 − 1) 36 (36 − 1)
6750000 − 6604900 145100
𝑆2 = =
36(35) 1260
2
𝑆 = 115,16
3. Standar Deviasi
𝑆 = √𝑆 2 = √115,16
𝑆 = 10,73
4. Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Kontrol
a. Rentang Kelas = nilai tertinggi – nilai terendah
= 85 – 55 = 30
b. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 37 = 1 + 3,3 (1,556)
= 1 + 5,134 = 6,134 kelas
= 6 kelas
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 30
c. Panjang Kelas = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = 6 = 5

Dari perhitungan di atas dapat dibuat daftar distribusi frekuensi data postes kelas
kontrol, sebagai berikut :
Nilai Frekuensi Rata – Rata Standar Deviasi
55 - 59 6
60 - 64 4
65 – 69 3
71,39 10,73
70 – 74 4
75 – 79 5
80 - 85 14
∑ = 36
UJI NORMALITAS DATA

Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Lilliefors. Untuk menerima atau
menolak hipotesis, kita bandingkan Lhitung dengan nilai kritis yang diambil dari tabel
Lilliefors. Kriterianya adalah : tolak hipotesis bahwa populasi berdistribusi normal
Lhitung yang diperoleh dari data pengamatan tidak melebihi Ltabel dari daftar tabel
Lilliefors.
1. Kelas Eksperimen
Adapun langkah – langkah dalam uji normalitas adalah :
a. Menyusun skor siswa dari yang tertinggi ke skor yang terendah dalam bentuk X1 , X2
, X3 .
b. Skor mentah dijadikan bilangan z1, z2, z3, . . . . , zn dengan rumus :
𝑥1 − 𝑥̅
𝑧𝑖 =
𝑠
Dengan 𝑋̅ = rata-rata = 80,97
S = simpangan baku = 10,75
Contoh untuk data X1 adalah :
65 − 80,97
𝑍1 =
10,75
𝑍1 = −1,49
c. Untuk bilangan ini menggunakan daftar distribusi normal kumulatif yaitu tabel Z,dari
nilai -1,49 diperoleh nilai F(Zi) = 0,0681
d. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, z3, . . . . , zn yang lebih kecil atau sama dengan zi.
Jika proporsi ini dinyatakan dengan S(zi) maka :
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑧1 , 𝑧2 , 𝑧3 , … , 𝑧𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ≤ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑧1
𝑆(𝑧1 ) =
𝑛
𝑓𝑘𝑢𝑚 7
𝑆(𝑧1 ) = =
𝑛 36
𝑆(𝑧1 ) = 0,1944
e. Menghitung selisih F(zi) – S(zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya yang terbesar
dinyatakan dengan Lhitung (Lo).
Harga |𝐹(𝑍1 ) − 𝑆(𝑍1 )| = |0,0681 − 0,1944| = 0,1263
Sedangkan dari daftar uji Lilliefors pada taraf nyata α = 0,05 , maka diperoleh harga :
0,886
𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
√𝑛
0,886
𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
√36
𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,1477
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel Uji Normalitas Postes Siswa Kelas Eksperimen

NORMALITAS POSTEST KELAS EKSPERIMEN


NO Xi f fk Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 65 7 7 -1,49 0,0681 0,1944 0,1263
2 70 2 9 -1,02 0,1539 0,2500 0,0961
3 75 4 13 -0,56 0,2877 0,3611 0,0734
4 80 6 19 -0,09 0,4641 0,5278 0,0637
5 85 5 24 0,37 0,6443 0,6667 0,0224
6 90 5 29 0,84 0,7996 0,8056 0,0060
7 95 7 36 1,31 0,9049 1,0000 0,0951
N 36
RATA 80,97
SD 10,75
α 0,05
Lhit 0,1263
Ltab 0,1477

Dari tabel diketahui Lhitung = 0,1263 diambil dari harga |𝐹(𝑍𝑖 ) − 𝑆(𝑍𝑖 )| yang
paling besar dengan α = 0,05. Maka diperoleh Lhitung< Ltabel yaitu 0,1263< 0,1477
sehingga kesimpulannya adalah sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.

2. Kelas Kontrol
Adapun langkah – langkah dalam uji normalitas adalah :
a. Menyusun skor siswa dari yang tertinggi ke skor yang terendah dalam bentuk X1 , X2
, X3 .
b. Skor mentah dijadikan bilangan z1, z2, z3, . . . . , zn dengan rumus :
𝑥1 − 𝑥̅
𝑧𝑖 =
𝑠
Dengan 𝑋̅ = rata-rata = 71,39
S = simpangan baku = 10,73
Contoh untuk data X1 adalah :
55 − 71,39
𝑍1 = = −1,53
10,73
c. Untuk bilangan ini menggunakan daftar distribusi normal kumulatif yaitu tabel Z,dari
nilai -1,53 diperoleh nilai F(Zi) = 0,0630
d. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, z3, . . . . , zn yang lebih kecil atau sama dengan zi.
Jika proporsi ini dinyatakan dengan S(zi) maka :
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑧1 , 𝑧2 , 𝑧3 , … , 𝑧𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ≤ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑧1
𝑆(𝑧1 ) =
𝑛
𝑓𝑘𝑢𝑚
𝑆(𝑧1 ) =
𝑛
6
𝑆(𝑧1 ) =
36
𝑆(𝑧1 ) = 0,1667
e. Menghitung selisih F(zi) – S(zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya yang terbesar
dinyatakan dengan Lhitung (Lo).
Harga |𝐹(𝑍1 ) − 𝑆(𝑍1 )| = |0,0427 − 0,0540| = 0,0113
Sedangkan dari daftar uji Lilliefors pada taraf nyata α = 0,05 , maka diperoleh harga :
0,886
𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
√𝑛
0,886
𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
√36
𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,1477

Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel Uji Normalitas Postes Siswa Kelas Kontrol


NORMALITAS POSTEST KELAS KONTROL
NO Xi f fk Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 55 6 6 -1,53 0,0630 0,1667 0,1037
2 60 4 10 -1,06 0,1446 0,2778 0,1332
3 65 3 13 -0,60 0,2742 0,3611 0,0869
4 70 4 17 -0,13 0,4483 0,4722 0,0239
5 75 5 22 0,34 0,6331 0,6111 0,0220
6 80 8 30 0,80 0,7881 0,8333 0,0452
7 85 6 36 1,27 0,8990 1,0000 0,1010
N 36
RATA 71,39
SD 10,73
Α 0,05
Lhit 0,1332
Ltab 0,1477

Dari tabel diketahui Lhitung = 0,1332 diambil dari harga |𝐹(𝑍𝑖 ) − 𝑆(𝑍𝑖 )| yang
paling besar dengan α = 0,05. Maka diperoleh Lhitung< Ltabel yaitu 0,1332< 0,1477
sehingga kesimpulannya adalah sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
UJI HOMOGENITAS

Untuk mengetahui apakah data dari kedua kelas mempunyai varians yang
homogen atau tidak, maka akan digunakan uji kesamaan varians dengan rumus :
𝑆1 2
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2
𝑆2
2
Dimana : 𝑆1 = Varians Terbesar
𝑆2 2 = Varians Terkecil
Dari analisis data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh :
 Varians terbesar (𝑆1 2 ) = 115,46 ; n1 = 36 (Kelas Kontrol)
 Varians terkecil (𝑆2 2 ) = 115,16 ; n2 = 36 (Kelas Eksperimen)
Dengan demikian uji homogenitasnya dengan uji kesamaan varians adalah sebagai
berikut :
𝑆1 2
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2
𝑆2
115,46
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
115,16
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,003
Dengan , dk pembilang = n1 – 1 = 36 – 1 = 35
dk penyebut = n2 – 1 = 36 – 1 = 35
α = 0,10
Sesuai dengan tabel distribusi F dengan dkpembilang 35 dan dkpenyebut 35, nilai
F tidak terdapat dalam tabel distribusi, dkpembilang 35 berada diantara dkpembilang 30
dan 40 serta dkpenyebut 35 berada di antara dkpenyebut 34 dan 36.

Oleh karena itu Ftabel dihitung dengan cara interpolasi linear, sebagai berikut :

F1/2α (35,35) dk pembilang = 35 berada diantara 30 dan 40


dk penyebut = 35 berada diantara 34 dan 36
Sehingga:
F1/2α (30,36) = F0,05 (30,36) = 1,78
F1/2α (30,34) = F0,05 (30,34) = 1,80
F1/2α (40,36) = F0,05 (40,36) = 1,72
F1/2α (40,34) = F0,05 (40,34) = 1,74

Maka :
Interpolasi I
35 − 34 F0,05 (30,35) − F0,05 (30,34)
=
36 − 34 F0,05 (30,36) − F0,05 (30,34)
35 − 34 F0,05 (30,35) − 1,80
=
36 − 34 1,78 − 1,80
35 − 34
F0,05 (30,35) = 1,80 + (1,78 − 1,80)
36 − 34
F0,05 (30,35) = 1,79

Interpolasi II
35 − 34 F0,05 (40,35) − F0,05 (40,34)
=
36 − 34 F0,05 (40,36) − F0,05 (40,34)
35 − 34 F0,05 (40,35) − 1,74
=
36 − 34 1,72 − 1,74
35 − 34
F0,05 (40,35) = 1,74 + (1,72 − 1,74)
36 − 34
F0,05 (40,35) = 1,73

Interpolasi I dan II
35 − 30 F0,05 (35,35) − F0,05 (30,35)
=
40 − 30 F0,05 (40,35) − F0,05 (30,35)
35 − 30 F0,05 (35,35) − 1,79
=
40 − 30 1,73 − 1,79
35 − 30
F0,05 (35,35) = 1,79 + (1,73 − 1,79)
40 − 30
F0,05 (35,35) = 1,76

Dari perhitungan diperoleh Fhitung = 1,003 dan Ftabel = 1,76 (Fhitung < Ftabel ) maka
dapat disimpulkan bahwa data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
homogen.

B. Uji Hipotesis Independen t-test Nilai Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Hipotesis: H 0 : x1  x2
H a : x1  x2
Kriteria: H 0 diterima jika t hitung  t tabel
H 0 ditolak jika t hitung  t tabel
Pengujian dilakukan dengan menggunakan rumus:
X1  X 2
t=
1 1
S 
n1 n 2
Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :
n1  1S1 2  n2  1S 2 2
S2 =
n1  n2  2
Kriteria pengujiannya adalah : Terima Ho, jika t  t1 dimana t1 didapat dari
daftar distribusi t dengan peluang (1-  ) dan dk = n1 + n2 - 2 dan   0,05 . Untuk harga
t lainnya Ho ditolak.

Hasil perhitungan data postes siswa , diperoleh harga-harga sebagai berikut :


Kelas Eksperimen : 𝑋̅1 = 80,97 ; 𝑆1 2 = 112,25 ; n1 = 36
2
Kelas Kontrol : 𝑋̅2 = 71,39 ; 𝑆2 = 111,96 ; n2 = 36

Dimana :
(𝑛1 − 1)𝑆1 2 + (𝑛2 − 1)𝑆2 2
𝑆2 =
𝑛1 + 𝑛2 − 2
(36 − 1)112,25 + (36 − 1)111,96
𝑆2 =
36 + 36 − 2
(35)112,25 + (35)111,96
𝑆2 =
70
3.928,7 + 3.918,6
𝑆2 =
72
7.847,3
𝑆2 =
70
𝑆 2 = 112,10
𝑆 = 10,59

Sehingga diperoleh :
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
1 1
𝑆√𝑛 + 𝑛
1 2
80,97 − 71,39
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
1 1
10,59√36 + 36
9,58
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2
10,59√36
9,58
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2,54
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,77

Berdasarkan data distribusi t untuk 𝛼 = 0,05 dan dk =36 + 36 – 2 = 70 berada diantara


dk = 60 dan dk = 120, maka ttabeldihitung dengan interpolasi linear yaitu :
- Untuk dk = 60 dan α = 0,05 di dapat t(1-α) = t(0,95) = 1,67
- Untuk dk = 120 dan α = 0,05 di dapat t(1-α) = t(0,95) = 1,66

Maka :
70 − 60
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(0,95,72) = 𝑡(0,95,60) + (𝑡(0,95,120) − 𝑡(0,95,60) )
120 − 60
10
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,67 + (1,66 − 1,67)
60
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,67 + 0,167(−0,01)
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,67 − 0,00167
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,67

Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 70, untuk
pengujian postes diperoleh thitung = 3,77 sedangkan ttabel = 1,67. Kriteria pengujian thitung
> ttabel ( 3,77 > 1,67 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulannya :
Terdapat perbedaan yang signifikan, antara penguasaan konsep pada kelas eksperimen
dengan penguasaan konsep kelas kontrol.

 Sampel Berpasangan
Paired sample t-test diartikan sebagai dua sampel dengan subjek yang sama
namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Uji ini diperlukan
untuk mengetahui apakah dua sampel berpasangan mempunyai nilai rata-rata yang
sama atau tidak.
Asumsi dan syarat menggunakan Paired sample t-test:
1) Variabel bebas adalah dikotomis dan tingkatannya (atau kelompok)
berpasangan, atau cocok dalam beberapa hal ( misalnya suami-istri, pra-posttest,
dll)
2) Variable terikat terdistribusi normal dalam dua kondisi
Contoh: Peniliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar sebelum dan
setelah diberi PBL
Hipotesis:
H0: tidak ada perbedaan sebelum dan setelah diberi perlakuan
Ha: ada perbedaan sebelum dan setelah diberi perlakuan
Data
Siswa Pretest Posttest Siswa Pretest Posttest Siswa Pretest Posttest
1 25 95 13 20 65 25 35 95
2 40 90 14 25 85 26 55 95
3 20 65 15 35 85 27 35 65
4 30 75 16 45 80 28 20 80
5 40 65 17 55 85 29 30 65
6 55 90 18 55 80 30 40 80
7 20 65 19 20 80 31 50 85
8 45 85 20 55 95 32 25 95
9 30 75 21 35 90 33 25 75
10 20 70 22 25 75 34 50 80
11 45 95 23 55 95 35 25 65
12 30 90 24 35 70 36 40 90

Apakah ada pengaruh hasil belajar siswa setelah dan sebelum perlakuan?
Jawab:
Hipotesis: H 0 : y1  y 2
H a : y1  y 2
Kriteria: H 0 diterima jika t hitung  t tabel
H 0 ditolak jika t hitung  t tabel
Pengujian dilakukan dengan menggunakan rumus:
 D 
2

y1  y 2 SD n
D 2

t hitung  dengan S  dan S D 
S n n 1
C. Statistik Dasar Nilai Pretes Siswa Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabulasi data pretes siswa kelas eksperimen diperoleh harga –
harga berikut :

∑ 𝑋 = 1290 ; ∑ 𝑋 2 = 51500 ; n = 36

5. Rata – rata Data Pretes


∑ 𝑋 1290
𝑋̅ = = = 35,83
𝑛 36

6. Varians Data Pretes


𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 36(51500) − (1290)2
𝑆2 = =
𝑛(𝑛 − 1) 36 (36 − 1)
2
𝑆 = 150,71

7. Standar Deviasi
𝑆 = √𝑆 2 = √150,71
𝑆 = 12,28
D. Statistik Dasar Nilai Postes Siswa Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabulasi data postes siswa kelas eksperimen diperoleh harga –
harga berikut :

∑ 𝑋 = 2915 ; ∑ 𝑋 2 = 240075 ; n = 36

8. Rata – rata Data Postes


∑ 𝑋 2915
𝑋̅ = = = 80,97
𝑛 36

9. Varians Data Postes


𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 36(240075) − (2915)2
𝑆2 = =
𝑛(𝑛 − 1) 36 (36 − 1)
8642700 − 8497225 145475
𝑆2 = =
36(35) 1260
2
𝑆 = 115,46

10. Standar Deviasi


𝑆 = √𝑆 2 = √115,46
𝑆 = 10,75
Asumsi yang harus dipenuhi adalah data homogen
Dengan demikian uji homogenitasnya dengan uji kesamaan varians adalah sebagai
berikut :
𝑆1 2
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2
𝑆2
150,71
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
115,46
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,30
Dari perhitungan diperoleh Fhitung = 1,30 dan Ftabel = 1,76 (Fhitung < Ftabel ) maka
dapat disimpulkan bahwa data pretes dan postes adalah homogen.
Asumsi yang harus dipenuhi adalah data terdistribusi normal
Uji normalitas data pretest

NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN


NO Xi f fk Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 20 6 6 -1.29 0.0985 0.1667 0.0682
2 25 6 12 -0.88 0.1894 0.3333 0.1439
3 30 4 16 -0.47 0.3192 0.4444 0.1252
4 35 5 21 -0.07 0.4721 0.5833 0.1112
5 40 4 25 0.34 0.6331 0.6944 0.0613
6 45 3 28 0.75 0.7734 0.7778 0.0044
7 50 2 30 1.15 0.8749 0.8333 0.0416
8 55 6 36 1.56 0.9406 1.0000 0.0594
N 36
RATA 35.83
SD 12.28
α 0.05
Lhit 0.1439
Ltab 0.1477
Lhit < Ltab
DATA NORMAL

Uji normalitas data posttest


NORMALITAS POSTEST KELAS EKSPERIMEN
NO Xi f fk Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 65 7 7 -1.49 0.0681 0.1944 0.1263
2 70 2 9 -1.02 0.1539 0.2500 0.0961
3 75 4 13 -0.56 0.2877 0.3611 0.0734
4 80 6 19 -0.09 0.4641 0.5278 0.0637
5 85 5 24 0.37 0.6443 0.6667 0.0224
6 90 5 29 0.84 0.7996 0.8056 0.0060
7 95 7 36 1.31 0.9049 1.0000 0.0951
N 36
RATA 80.97
SD 10.75
α 0.05
Lhit 0.1263
Ltab 0.1477
Lhit < Ltab
DATA NORMAL
Setelah asumsi dipenuhi baru dilakukan uji t berpasangan
Siswa 𝒚𝟏 𝒚𝟐 𝑫 = |𝒚𝟏 − 𝒚𝟐 | 𝑫𝟐 Siswa 𝒚𝟏 𝒚𝟐 𝑫 = |𝒚𝟏 − 𝒚𝟐 | 𝑫𝟐
1 25 95 70 4900 20 55 95 40 1600
2 40 90 50 2500 21 35 90 55 3025
3 20 65 45 2025 22 25 75 50 2500
4 30 75 45 2025 23 55 95 40 1600
5 40 65 25 625 24 35 70 35 1225
6 55 90 35 1225 25 35 95 60 3600
7 20 65 45 2025 26 55 95 40 1600
8 45 85 40 1600 27 35 65 30 900
9 30 75 45 2025 28 20 80 60 3600
10 20 70 50 2500 29 30 65 35 1225
11 45 95 50 2500 30 40 80 40 1600
12 30 90 60 3600 31 50 85 35 1225
13 20 65 45 2025 32 25 95 70 4900
14 25 85 60 3600 33 25 75 50 2500
15 35 85 50 2500 34 50 80 30 900
16 45 80 35 1225 35 25 65 40 1600
17 55 85 30 900 36 40 90 50 2500
18 55 80 25 625 Jumlah 1290 2915 1625 78125
19 20 80 60 3600

1290
𝑦̄ 1 = = 35,83
36
2915
𝑦̄ 2 = = 80,97
36
2640625
7815−
𝑆𝐷 = √ 36
= 11,679
35
11,679
𝑆= = 1,947
√36
|80,97−35,83|
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 23,189
1,947
Untuk 𝑑𝑓 = 𝑛 − 1 = 36 − 1 = 35 dengan 𝛼 = 0,05, nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,697.
Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 23,189 > 1,697(𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(35;0,05) ), maka 𝐻0 ditolak. Jadi nilai pre-
test dan post-test dari kelompok siswa tersebut berbeda secara signifikan.
Berdasarkan nilai rata-rata diketahui bahwa 𝑦̄ 1 < 𝑦̄ 2 , maka nilai post-test siswa
lebih tinggi daripada nilai pre-test-nya. Hal ini berarti bahwa pemberian metode
pembelajaran PBL berpengaruh baik terhadap penguasaan materi siswa.

C. HIPOTESIS KOMPARATIF LEBIH DARI DUA SAMPLE


Komparatif k sampel dilakukan pada sampel yang jumlahnya lebih dari dua misalnya
3,4 atau 10 kelompok sampel. Pengujian hipotesis komparatif k sampel akan lebih efisien
karena tidak harus melalui antar dua sampel. Untuk tiga sampel (X1 : X2 : X3) akan
dilakukan tiga kali pengujian bila melalui antar dua sampel. Untuk n kelompok sampel
akan dilakukan n (n-1) :2 pengujian. Misalnya untuk 10 sampel akan dilakukan 10 (10-
1) :2=45 kali pengujian.
 ANOVA Satu Jalur (Klasifikasi Tunggal)
Contoh: Peneliti ingin melihat perbedaan penguasaan konsep siswa berdasarkan kelas.
Dimana penguasaan konsep sebagai variabel terikat bertipe data kuantitatif atau numerik
sedangkan kelas sebagai variabel bebas berskala data kualitatif atau kategorik, yaitu
dengan tiga kategorik Kelas A, Kelas B, dan Kelas C.
H0 : Tidak ada perbedaan penguasaan konsep dari kelas A, kelas B, dan kelas C
Ha : Ada perbedaan penguasaan konsep dari kelas A, kelas B, dan kelas C
1) Penyajian Data
Nilai siswa dimasing-masing kelas.
KELAS A KELAS B KELAS C KELAS A KELAS B KELAS C
40 85 60 40 85 60
60 50 62 60 50 62
40 52 63 40 52 63
60 64 63 70 64 70
50 66 70 80 75 60
50 60 63 70 80 90
60 70 80 60 64 70
80 75 80 50 66 70
70 80 90 50 60 70
40 85 60 70 70 60
60 50 62 80 75 62
40 52 63 70 80 90
60 64 70 60 70 62
50 70 80 80 75 80
80 75 80 70 80 90
Syarat data normal

NORMALITAS KELAS A
NO Xi f fk Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 40 6 6 -1.43 0.076574 0.2000 0.1234
2 50 5 11 -0.70 0.241295 0.3667 0.1254
3 60 8 19 0.02 0.509658 0.6333 0.1237
4 70 6 25 0.75 0.773543 0.8333 0.0598
5 80 5 30 1.48 0.930152 1.0000 0.0698
N 30
RATA 59.66666667
SD 13.76736104
α 0.05
Lhit 0.1237
Ltab 0.161
Lhit < Ltab
DATA NORMAL

NORMALITAS KELAS B
NO Xi f fk Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 50 3 3 -1.62 0.0529 0.1000 0.0471
2 52 3 6 -1.44 0.0750 0.2000 0.1250
3 60 2 8 -0.73 0.2340 0.2667 0.0326
4 64 4 12 -0.37 0.3562 0.4000 0.0438
5 66 2 14 -0.19 0.4245 0.4667 0.0421
6 70 4 18 0.17 0.5661 0.6000 0.0339
7 75 5 23 0.61 0.7299 0.7667 0.0367
8 80 4 27 1.06 0.8551 0.9000 0.0449
9 85 3 30 1.50 0.9338 1.0000 0.0662
N 30
RATA 68.13
SD 11.20878145
α 0.05
Lhit 0.1250
Ltab 0.161
Lhit < Ltab
DATA NORMAL
NORMALITAS KELAS C
NO Xi f fk Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 60 5 5 -0.97 0.1652 0.1667 0.0015
2 62 5 10 -0.78 0.2172 0.3333 0.1162
3 63 5 15 -0.69 0.2463 0.5000 0.2537
4 70 6 21 -0.02 0.4936 0.7000 0.2064
5 80 5 26 0.94 0.8267 0.8667 0.0399
6 90 4 25 1.90 0.9712 0.8333 0.1379
N 30
RATA 70.17
SD 10.44553471
α 0.05
Lhit 0.1379
Ltab 0.161
Lhit < Ltab
DATA NORMAL

Uji Bartlett
Langkah-langkah uji anova manual

ukuran statistik Kelas A Kelas B Kelas C total


1 40 85 60
2 60 50 62
3 40 52 63
4 60 64 63
5 50 66 70
6 50 60 63
7 60 70 80
8 80 75 80
9 70 80 90
10 40 85 60
11 60 50 62
12 40 52 63
13 60 64 70
14 50 70 80
15 80 75 80
16 40 85 60
17 60 50 62
18 40 52 63
19 70 64 70
20 80 75 60
21 70 80 90
22 60 64 70
23 50 66 70
24 50 60 70
25 70 70 60
26 80 75 62
27 70 80 90
28 60 70 62
29 80 75 80
30 70 80 90
n 30 30 30 90
∑Y 1790 2044 2105 5939
∑Y^2 112300 142908 150865 406073
Y (rata-rata) 59.66667 68.13333 70.16667 197.9667

1. Mengitung JK(jumlah kuadrat) masing-masing


(∑ 𝑌𝑇 )2
𝐽𝐾(𝑇) = ∑ 𝑌𝑇2 − = 406073 − (5939 2 : 90) = 14164.98
𝑛𝑇
(𝑌𝑘 )2 (𝑌𝑇 )2
𝐽𝐾(𝐴) = ∑ − = (17902 : 30) + (20442 : 30) + (21052 : 30) − (59392 : 90)
𝑛𝑘 𝑛𝑇
= 1860.68
𝐽𝐾(𝐷) = 𝐽𝐾(𝑇) − 𝐽𝐾(𝐴) = 14164.98 − 1860.68 = 12304.3

2. Menentukan db masing-masing
𝑑𝑏(𝑇) = 𝑛𝑇 − 1 = 90 − 1 = 89
𝑑𝑏(𝐴) = 𝑘 − 1 = 3 − 1 = 2
𝑑𝑏(𝐷) = 𝑛𝑇 − 𝑘 = 90 − 3 = 87

3. Menentukan 𝑅𝐽𝐾(𝐴) dan 𝑅𝐽𝐾(𝐷)


𝐽𝐾(𝐴) 1860.68
𝑅𝐽𝐾(𝐴) = = = 930.34
𝑑𝑏(𝐴) 2
𝐽𝐾(𝐷) 12304.3
𝑅𝐽𝐾(𝐷) = = = 141.42
𝑑𝑏(𝐷) 87
4. Menghitung 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝑅𝐽𝐾(𝐴) 930.34
𝐹ℎ = = = 6.57
𝑅𝐽𝐾(𝐷) 141.42
5. Tabel hasil perhitungan
Sumber F (tabel) H(nol)
db JK RJK (S^2) F(hitung)
Varian 0.05 0.01 0.05 0.01
Kelompok (A) 2 1860.689 930.3444 6.578185 3.1 4.86 tolak tolak
Dalam (D) 87 12304.3 141.4287
Total (T) 89 14164.99

Pengambilan Keputusan
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0.05) = 3.1
jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka 𝐻0 ditolak
jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka 𝐻0 diterima

 Berdasarkan data diatas diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 6.57, karena 6.57 > 3,1 maka 𝐻0
ditolak. Oleh karena itu, dengan taraf 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
penguasaan konsep dari kelas A, kelas B, dan kelas C.
 Jika hasil uji menunjukkan 𝐻0 diterima (tidak ada perbedaan), maka tidak dilakukan
uji lanjutan (Post Hoc Test). Namun sebaliknya, jika hasil uji 𝐻0 ditolak (ada
perbedaan) maka uji lanjutan perlu dilakukan. Berdasarkan data diatas diperoleh 𝐻0
ditolak maka perlu dilakukan uji lanjut.
Hasil uji anova menunjukkan ada perbedaan yang bermakna, maka uji selanjutnya
adalah untuk melihat kelompok mana saja yang berbeda. Untuk menentukan uji
lanjut mana yang akan digunakan, maka kita kembali ke melihat tabel Test of
Homogeneity of Variances. Bila hasil tes menunjukkan varians sama, maka uji lanjut
yang digunakan adalah Uji Bonferroni, namun bila varians tidak sama maka uji
lanjut yang digunakan adalah uji Games-Howell.
SUMBER RUJUKAN

Gunawan, Imam. 2016. Pengantar Statistika Inferensial. Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada.

Howell, D. C. 2011. Fundamental Statistics for the Behavioral Sciences, Seventh Edition.
Belmont, CA: Wadsworth.

Johnson, R. A. 2010. Statistics: Principles and Methods, 6thEd.Hoboken, NJ: John Wiley
& Sons.

Anda mungkin juga menyukai