Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP

HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI STATISTIKA

Pendekatan Penelitian Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas V


Sekolah Dasar Negeri Pondok Rumput Kota Bogor Semester
Genap Tahun Pelajaran 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian


Sarjana Pendidikan

Oleh:
Mustika Rahmalia
037117156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan pengolahan data penelitian dalam bentuk

deskripi data hasil penelitian, pengujian prasyarat analisis, pengujian

hipotesis, pembahasaan hasil dan keterbatasan peneliti.

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pondok Rumput

Kota Bogor di hari yang sama dengan jam yang berbeda di setiap

penelitiannya antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada

penelitian di kelas kontrol yaitu kelas V-C yang menerapkan model

Konvensional dilaksanakan pada hari Senin, 26 April 2021 pukul 11.00

dan hari Rabu, 28 April 2021 pukul 09.00 WIB. Pada penelitian di kelas

eksperimen yaitu di kelas V-D yang menerapkan model Discovery

Learning dilaksanan pada hari Senin, 26 April 2021 pukul 09.00 WIB

dan hari Rabu, 28 April 2021 pukul 11.00 WIB. Dalam penelitian kelas

yang diteliti yaitu V-C dan V-D Sekolah Dasar Negeri Pondok Rumput

Kota Bogor semester genap tahun pelajaran 2020/2021 pada mata

pelajaran Matematika materi Statistika dengan jumlah 61 responden.

1
1. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi dua bagian,

yaitu terdiri dari data hasil belajar Matematika Materi Statistika pada

kelompok kelas eksperimen melalui model Discovery Learning dan

data hasil belajar Matematika Materi Statistika pada kelas kontrol

melalui Model Konvensional. Jumlah sumber data sebanyak 61

responden yang terdiri dari dua kelas yang merupakan kelompok

kelas penelitian.

a. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Materi Statistika di

Kelas V-D (Kelas Eksperimen) melalui Model Discovery

Learning.

Berdasarkan dari data yang di dapatkan sebelum peserta

didik mendapatkan perlakuan dengan menerapkan model

Discovery Learning, maka diperoleh skor minimal dengan jumlah

26, skor maksimal dengan jumlah 91 dan rata-rata nilai pretest

dengan jumlah 63. Sedangkan berdasarkan dari data yang

didapatkan setelah peserta didik mendapatkan perlakukan

dengan menerapkan model Discovery Learning, maka diperoleh

skor minimal dengan jumlah 69 skor maksimal dengan jumlah

100 dan rata-rata nilai pretest dengan jumlah 94.

Berdasarkan nilai hasil belajar Matematika Materi Statistika

dengan menerapkan model Discovery Learning yang diikuti

sebanyak 30 peserta didik. Maka dapat dilakukan perhitungan

2
tabel distribusi frekuensi dengan skor minimal 27, skor maksimal

100, range 72, interval kelas 6 dan panjang kelas 13.

1) Tabel Distribusi Frekuensi Skor N-Gain

Distribusi Frekuensi Skor N-Gain dari data tersebut dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor N-Gain Kelompok


Kelas Eksperimen dengan model Discovery Learning
Titik 𝒇Relatif
Kelas 𝒇absolute 𝒇𝒊. 𝒙𝒊
Tengah
Interval Batas Kelas (𝒇𝒊) (%)
(xi)
27 – 39 26,5 – 39,5 33 2 66 7%
40 – 52 39,5 – 52,5 46 5 230 17%
53 – 65 52,5 – 65,5 59 0 0 0%
66 -78 65,5 – 78,5 72 3 216 10%
79 - 91 78,5 – 91,5 85 7 595 23%
92 - 104 91,5 – 104,5 98 13 1274 43%
Jumlah 30 2.388 100 %

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.1 maka

dapat dilihat f absolut tertinggi yaitu pada interval kelas 92

sampai dengan 104 dan batas kelas 91,5 sampai dengan

104,5 dengan jumlah 13 nilai dan f relatif sebesar 43%.

Sedangkan f absolut terendah yaitu pada interval kelas 53

sampai dengan 65 dan batas kelas 52,5 sampai dengan 65,5

dengan jumlah 0 nilai dan f relatif 0%. Selanjutnya dilakukan

perhitungan statistik deskriptif yang memperoleh skor rata-

rata N-Gain 80, modus 95, dan median 87.

2) Gambar Histogram N-Gain

3
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.1 di atas

maka grafik histogram hasil belajar Matematika Materi

Statistika melalui model Discovery Learning dapat dilihat pada

gambar di bawah ini :

Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Matematika Materi

Statistika melalui model Discovery Learning

14

12

10

0
26,5-39,5 39,5-52,5 52,5-65,5 65,5-78,5 78,5-91,5 91,5-104,5

b. Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Materi Statistika di

Kelas V-C (Kelas Kontrol) melalui Model Konvensional.

Berdasarkan dari data yang di dapatkan sebelum peserta

didik mendapatkan perlakuan dengan menerapkan model

Konvensional maka diperoleh skor minimal dengan jumlah 34,

skor maksimal dengan jumlah 94 dan rata-rata nilai pretest

dengan jumlah 64. Sedangkan berdasarkan dari data yang

didapatkan setelah peserta didik mendapatkan perlakukan

dengan menerapkan model Konvensional, maka diperoleh skor

4
minimal dengan jumlah 57 skor maksimal dengan jumlah 100

dan rata-rata nilai pretest dengan jumlah 88.

Berdasarkan nilai hasil belajar Matematika Materi Statistika

dengan menerapkan model Konvensional yang diikuti sebanyak

31 peserta didik. Maka dapat dilakukan perhitungan tabel

distribusi frekuensi dengan skor minimal 35, skor maksimal 100,

range 65, interval kelas 6 dan panjang kelas 11.

1) Tabel Distribusi Frekuensi Skor N-Gain

Distribusi Frekuensi Skor N-Gain dari data tersebut dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor N-Gain Kelompok


Kelas Kontrol dengan model Konvensional

Titik 𝒇Relatif
Kelas 𝒇absolute 𝒇𝒊. 𝒙𝒊
Tengah
Interval Batas Kelas (𝒇𝒊) (%)
(xi)
35 – 45 34,5 – 45,5 40 2 80 6%
46 – 56 45,5 – 56,5 51 5 255 16%
57 – 67 56,5 – 67,5 62 5 310 16%
68 -78 67,5 – 78,5 73 10 730 32%
79 - 89 78,5 – 89,5 84 4 336 13%
90 - 100 89,5 – 100,5 95 5 475 16%
Jumlah 31 2.186 100 %

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.2 maka

dapat dilihat f absolut tertinggi yaitu pada interval kelas 68

sampai dengan 78 dan batas kelas 67,5 sampai dengan 77,5

dengan jumlah 10 nilai dan f relatif sebesar 32%. Sedangkan

f absolut terendah yaitu pada interval kelas 35 sampai dengan

5
45 dan batas kelas 34,5 sampai dengan 45,5 dengan jumlah

2 nilai dan f relatif 6%. Selanjutnya dilakukan perhitungan

statistik deskriptif yang memperoleh skor rata-rata N-Gain 70,

Modus 72,5 dan Median 71.

2) Gambar Histogram N-Gain

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.2 di atas

maka grafik histogram hasil belajar Matematika Materi

Statistika melalui model Konvensional dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Matematika Materi

Statistika melalui model Konvensional

12

10

8
Frekuensi (fi)

0
34,5-45,5 45,5-56,5 56,5-67,5 67,5-78,5 78,5-89,5 89,5-100,5
Batas Kelas

c. Deskripsi Perbedaan Hasil Belajar Matematika Materi Statistika

dengan Model Discovery Learning dan Model Konvensional

Berdasarkan data skor rata-rata pretes, skor rata-rata

posttest, dan skor rata-rata N-Gain yang diperoleh kelompok

6
kelas Discovery Learning dan Kelas Konvensional terlihat

adanya perbedaan hasil belajar pada masing-masing kelompok

kelas. Perbedaan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel

4.3 dan grafik histogram dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Kelompok Kelas


Model Discovery Learning dan Kelas Model Konvensional
Skor Rerata (Mean) Skor Ketuntasan
Kelompok
N Rerata Hasil Belajar
Kelas Pretest Posttest N-Gain (%)
Treatment 30 63 94 80 73,33%
Kontrol 31 64 88 70 58,06%

d. Gambar Histogram Perbedaan Hasil Belajar Matematika Materi

Statistika dengan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas yaitu pada

tabel 4.3, maka grafik histogram rekapitulasi nilai hasil belajar

Matematika Materi Statistika dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Gambar 4.3 Histogram Perbedaan Hasil Belajar


Matematika Materi Statistika dengan Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol

100 94
88
90 80
80 70
70 63 64
60
50
40
30
20
10
0
Pretes Postes Skor N-Gain

Discovery Learning Konvensional

7
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar Matematika Materi Statistika yang menggunakan

model Discovery Learning lebih baik dibandingkan dengan

hasil belajar Matematika Materi Statistika yang menggunakan

model Konvensional. Hal ini dapat dibuktikan dari data tabel

dan gambar histogram di atas yang menunjukan adanya

perbedaan hasil belajar Matematika Materi Statistika dengan

menggunakan kelompok eksperimen yang menerapkan

model Discovery Learning dan kelompok kontrol yang

menerapkan model Konvensional.

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Analisis data penelitian dilakukan dengan perhitungan uji

hipotesis yang menggunakan teknik uji t. Sebelum melakukan

analisis data, peneliti harus melakukan uji prasyarat hipotesis

terlebih dahulu yaitu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas (Uji Liliefors)

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah

distribusi data berasal dari populasi normal atau tidak

normal, pengujian ini dilakukan oleh dua kelompok data yang

terdiri dari kelas V-D sebagai kelas eksperimen dan Kelas V-

C sebagai kelas kontrol. Pengujian normalitas dilakukan

8
perhitungan dengan menggunakan Uji Liliefors (L) dengan

syarat:

H0= Lhitung > Ltabel, berarti sampel berasal dari populasi yang

tidak normal

Ha= Lhitung < Ltabel, berarti sampel berasal dari populasi normal

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data hasil

belajar Matematika Materi Statistika pada kelompok

eksperimen Lhitung sebesar 0,139 dari jumlah siswa sebanyak

30, sehingga taraf signifikan sebesar ɑ = 0,05 didapatkan

dari Ltabel sebesar 0,161. Kemudian pada kelompok kontrol

Lhitung sebesar 0,050 dari jumlah siswa sebanyak 31,

sehingga taraf signifikan sebesar ɑ = 0,05 didapatkan dari

Ltabel sebesar 0,159.

Tabel Ha diterima berarti data yang telah digunakan

berdistribusi normal. Tabel hasil uji normalitas dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

No Distribusi Kelompok Perlakuan Lhitung Ltabel Kesimpulan


Hasil belajar Matematika
Matematika Materi Statistika Distribusi
1 0,139 0,161
Melalui Model Discovery Normal
Learning

Hasil belajar Matematika


Distribusi
2 Matematika Materi Statistika 0,050 0,159
Normal
Melalui Model Konvensional

9
Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka dapat disimpulkan

bahwa hasil uji normalitas pada hasil belajar Matematika

Materi Statistika yang menerapkan model Discovery Learning

dan juga yang menerapkan model Konvensional dinyatakan

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini dilakukan untuk menganalisa hasil

belajar Matematika Materi Statistika yang bertujuan untuk

mengetahui kedua data populasi sampel memiliki varians

yang homogen atau tidak homogen. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan Uji Fisher. Kriteria pengujiannya

adalah Ha diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada taraf signifikan ɑ =

0,05.

Berdasarkan dari hasil perhitungan uji homogenitas

pada data hasil belajar Matematika Materi Statistika

didapatkan Fhitung sebesar 1,30 dan taraf signifikasi ɑ = 0,05

didapatkan Ftabel sebesar 1,70. Data hasil uji homogenitas

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas

Distribusi Kelompok Perlakuan Fhitung Ftabel ɑ (0,05)

Gabungan kedua perlakuan: Model


Discovery Learning dan model 1,30 1,85 Homogen
pembelajaran konvensional

10
Berdasarkan dari data hasil uji homogenitas pada tabel 4.5

diatas perhitungan uji homogenitas terhadap N-Gain hasil

belajar Subtema Kekayaan Sumber Energi diperoleh Fhitung

1,30 < Ftabel 1,85. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil

belajar Matematika Materi Statistika bersifat homogen.

c. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah melakukan uji prasyarat, yang dimana data hasil

belajar Matematika Materi Statistika dinyatakan homogen,

kemudian selanjutnya melakukan pengajuan hipotesis.

Pengajuan hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah hipotesis nol (H0) yang diajukan dapat

diterima atau ditolak. Pengajuan hipotesis adalah sebagai

berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Matematika

Materi Statistika melalui model Discovery Learning dan

model Konvensional.

Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar Matematika Materi

Statistika melalui model Discovery Learning dan model

Konvensional.

Dalam melakukan perhitungan uji hipotesis nol (H 0) yaitu

menggunakan teknik statistik uji t. Uji hipotesis nol (H 0)

dilakukan dengan perhitungan dari skor rerata N-Gain hasil

belajar Matematika Materi Statistika antara dua kelompok

11
yaitu kelompok kelas eksperimen dengan menggunakan

model Discovery Learning dan kelompok kelas kontrol dengan

menggunakan model Konvensional. Selanjutnya yaitu

melakukan perhitungan dengan uji t pada taraf signifikan

sebesar 5% atau 0,05, maka pada pengujian dua arah yaitu

ɑ/2 = 0,05/2 = 0,025.

Hasil dari perhitungan uji t berdasarkan nilai rerata N-Gain

kelompok kelas eksperimen dengan menerapkan model

Discovery Learning dan kelompok kelas kontrol dengan

menerapkan model Konvensional, maka data dari hasil

pengujian uji terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Hasil Uji t Rerata N-Gain Kelompok Kelas


Eksperimen (DL) dan Kelompok Kelas Kontrol
(Konvensional)
Kelompok Kelas N Dk N-Gain thitung ttabel
Discovery Learning 30 80
59 2,43677 1,99085
Konvensional 31 70

Dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,43677

dengan dk (derajat kebebasan) sebesar 59 (30 + 31 - 2), maka

diperoleh ttabel pada taraf signifikan ɑ/2 = 0,05/2 = 0,025 sebesar

2,00100. Pengujian hipotesis yang menggunakan pengujian dua

arah maka kriteria pengujian adalah H0 ditolak apabila -2,00100

> thitung > 2,00100. Berikut dibawah ini adalah gambar kurva

untuk penolakan dan penerimaan H0 pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol:

12
Daerah Daerah
Penolakan Ho Penolakan Ho

Daerah
Penerimaan

-2,00100 0 2,0010 2,43677

Gambar 4.4 Kurva Penolakan dan Penerimaan H0 pada


Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat thitung 2,43677 tidak

terletak diantara -2,00100 dan 2,00100, maka hasil penelitian

adalah H0 ditolak dan Ha diterima. Didapatkannya thitung > ttabel

(2,43677) > (2,00100), maka dapat disimpulkan terdapat adanya

perbedaan hasil belajar antara peserta didik kelas eksperimen

yang diberikan perlakuan melalui model Discovery Learning

dengan peserta didik kelas kontrol yang mendapatkan perlakuan

melalui model Konvensional.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan Hasil

Penelitian ini diawali dengan melakukan pra penelitian terlebih

dahulu ke Sekolah Dasar Negeri Pondok Rumput Kota Bogor,

yang dilanjutkan dengan melakukan uji coba instrumen soal

13
diperoleh 35 butir soal yang valid. Kemudian 35 soal butir yang

valid tersebut dilakukan analisis daya pembeda dan tidak terdapat

soal dengan indeks jelek (poor), sehingga 35 butir soal tersebut

dapat dijadikan sebagai soal pretest dan posttest dalam

penelitian. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui

apakah model pembelajaran Discovery Learning dapat

berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika Materi Statistika.

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode

eksperimen quasi dengan menerapkan model Discovery Learning

yang dilakukan di kelompok eksperimen dan menerapkan model

Konvensional yang dilakukan di kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat

diketahui bahwa terdapat perbedaan skor rata-rata N-Gain hasil

belajar Matematika Materi Statistika antara kedua kelas penelitian.

Hasil skor rata-rata N-Gain diperoleh perbedaan yang signifikan

baik antara kelompok kelas ekperimen dengan menerapkan

model Discovery Learning dan kelompok kelas kontrol dengan

menerapkan model Konvensional. Berdasarkan nilai rata-rata

kelompok kelas eksperimen (Discovery Learning) yaitu 80 lebih

tinggi daripada nilai rata-rata skor N-Gain kelompok kelas kontrol

(Konvensional) yaitu 70 . Setelah dilakukan uji t nilai rata-rata N-

Gain kedua kelompok tersebut yaitu kelompok kelas eksperimen

dan kelompok kelas kontrol didapatkan t hitung 2,43677 dengan dk

14
(derajat kebebasan) sebesar 59 (31+30-2) maka diperoleh ttabel

pada taraf signifikan 0,05 sebesar 2,00100. Kemudian apabila

dibandingkan thitung dengan ttabel maka thitung > ttabel dengan kriteria

uji hipotesis dua arah diperoleh hasil bahwa hipotesis nol (H0)

ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Hal tersebut menunjukan adanya peningkatan hasil belajar

Matematika Materi Statistika dengan menerapkan model

Discovery Learning pada kelas eksperimen dibandingkan dengan

hasil belajar Matematika Materi Statistika dengan menerapkan

model Konvesional pada kelas kontrol.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Estri Aprilianti (2017) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung Bandar Lampung dengan judul

“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

terhadap Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas V di Sekolah Dasar

Negeri 2 Labuhan Ratu Bandar Lampung”. Metode penelitian ini

adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan Design

Nonequivalent Control Group Design. Instrumen utama yang

digunakan oleh peneliti adalah tes dan lembar observasi. Metode

ini melihat pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment) pada

suatu objek (kelompok eksperiment) serta melihat besar pengaruh

perlakuannya. Data di analisis dengan menggunakan rumus

15
regresi sederhana dan t-test. Hasil Penelitian menunjukkan ada

pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran

Discovery Learning terhadap hasil belajar tematik serta terdapat

perbedaan sebelum dan sesudah menerapkan model

pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar tematik

pada siswa kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu tahun ajaran

2016/2017.

Penelitian selanjutnya yang sejalan dengan peningkatan hasil

belajar melalui model Discovery Learning yaitu oleh Zulastri

(2017) Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Walisongo Semarang dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap

Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Sifat

Bangun Datar Siswa Kelas III MI Nurul Islam Semarang Tahun

Ajaran 2016/ 2017”. Di dalam penelitian ini, dapat dilihat dari

perhitungan uji perbedaan rata–rata kelas eksperimen dan kelas

kontrol diperoleh t hitung = 2,096 dan t tabel = 1,676. Karena

thitung > ttabel dengan dk 49 dan tingkat signifikansi 5%, maka

dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa dengan

model pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi dari rata-rata

hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional (ceramah).

Berdasarkan data yang ada, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa

dengan model pembelajaran Discovery Learning (kelas

16
eksperimen) sebesar 77,25 dan rata-rata hasil belajar siswa

dengan pembelajaran konvensional (kelas kontrol) sebesar 69,33.

Dari penguji hipotesis dan nilai rata-rata kedua kelas, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran

Discovery Learning berpengaruh terhadap hasil belajar

matematika materi sifat bangun datar sederhana kelas III MI Nurul

Islam Semarang.

Berdasarkan penelitian di atas yang sudah berhasil

dilaksanakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

dengan menerapkan model Discovery Learning dapat

memberikan pengaruh yang signifikan bagi peserta didik untuk

mendapatkan nilai hasil belajar menjadi lebih baik dibandingkan

dengan peserta didik yang diberikan perlakuan menggunakan

model Konvensional atau yang bukan dengan menerapkan model

Discovery Learning.

Dari penelitian yang sudah dilaksanakan, maka model

pembelajaran Discovery Learning dapat berpengaruh baik

terhadap hasil belajar peserta didik kelas V pada Mata Pelajaran

Matematika Materi Statistika dibanding dengan hasil belajar

peserta didik melalui model Konvensional. Dengan demikian, hasil

penelitian ini dapat memberikan pembuktian bahwa adanya

pengaruh dari peningkatan hasil belajar pada setiap kelas bukan

karena adanya faktor kebetulan semata, tetapi disebabkan karena

17
adanya faktor perlakuan pada setiap masing-masing kelas yang

didukung oleh beberapa faktor penentu seperti perlakuan pada

masing-masing kelas, penggunaan model pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran yang variasi, kesesuaian

menyampaikan materi berdasarkan karakteristik peserta didik di

masing-masing kelas, dan lain sebagainya.

Penerapan model Discovery Learning dapat membuat siswa

menjadi lebih aktif yang berpengaruh pada hasil belajar yang lebih

baik. Hal ini sejalan dengan pengertian Discovery Learning

menurut Sani dalam Cintia (2018: 71) yang menyatakan bahwa

Discovery Learning merupakan metode belajar yang menuntut

guru lebih kreatif menciptakan situasi yang membuat peserta didik

belajar aktif dan menemukan pengetahuan sendiri.

Dalam penelitian ini proses pembelajaran dengan

menerapkan model Discovery Learning di kelas eksperimen

sangat berbeda dengan proses pembelajaran yang menerapkan

model Konvensional di kelas kontrol. Proses pembelajaran

dengan menerapkan model Discovery Learning yaitu peneliti

hanya sebagai fasilitator dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang nantinya akan membuat peserta didik

menimbulkan rasa ingin tahu, selanjutnya peneliti memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi

masalah-masalah yang mereka temukan yang nantinya menjadi

18
jawaban sementara, setelah itu peserta didik mengumplkan

informasi yang sesuai dengan masalah yang ada, selanjutnya

informasi tersebut peserta didik olah sendiri sesuai dengan

tingkat kemampuannya, selanjutnya peserta didik membuktikan

benar salahnya informasi yang mereka dapatkan, dan terakhir

peniliti dan peserta didik menarik kesimpulan secara bersama-

sama atas semua jawaban yang peserta didik dapatkan. Hal

tersebut sejalan menurut Sardiman dalam Rahmayani (2019: 59-

60) bahwa di dalam mengaplikasikan model pembelajaran

Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif.

Model pembelajaran Discovery Learning merupakan salah satu

model pembelajaran dimana guru tidak langsung memberikan

hasil akhir atau kesimpulan dari materi yang disampaikannya.

Melainkan siswa diberikan kesempatan untuk mencari dan

menemukan hasil data tersebut. Sehingga proses pembelajaran

ini yang akan diingat oleh siswa sepanjang masa, sehingga hasil

yang ia dapat tidak mudah dilupakan.

Langkah-langkah dalam model Discovery Learning menurut

Hosnan dalam Putri (2017: 92) meliputi Stimulation (stimulus/

pemberian rangsangan), problem statement

(pernyataan/identifikasi masalah), data collection (pengumpulan

19
data), data processing (pengolahan data), verification

(pembuktian), generalization (menarik kesimpulan).

Kenyataan yang peneliti temukan pada saat melakukan

penelitian di lapangan menunjukan bahwa pembelajaran dengan

menerapkan model Discovery Learning membuat peserta didik

bersemangat dan lebih aktif pada saat proses pembelajaran

karena mereka akan menemukan dan memecahkan masalah

yang ada dan juga peserta didik dilibatkan dalam proses

pembelajaran sehingga suasana belajar menjadi lebih

menyenangkan dan tidak terasa jenuh.

Pada penelitian ini terdapat perbedaan hasil belajar peserta

didik pada Mata Pelajaran Matematika Materi Statistika. Hasil

belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar

pada kelas kontrol yang dikarenakan pada proses pembelajaran

kelas eksperimen yang menerapkan model Discovery Learning

memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan tersebut menurut

Kurniasih & Sani dalam Sandra (2015: 2), yaitu sebagai berikut:

a) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya

rasa menyelidiki dan berhasil.

b) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

c) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

d) Siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber

belajar

20
Model Discovery Learning juga memiliki beberapa

kekurangan yaitu seperti yang di sebutkan oleh Mutmainna

(2015:47) bahwa kelemahan metode Discovery Learning yaitu:

a) Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental,

memiliki keberanian dan keinginan yang kuat untuk

mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

b) Bila kelas terlalu besar penggunaan metode ini akan kurang

efektif.

c) Membutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan

metode belajar menerima.

Dari kelebihan dan kekurangan model Discovery Learning,

model ini memiliki pengaruh yang positif di dalam meningkatkan

hasil belajar peserta didik pada Mata Pelajaran Matematika

Materi Statistika di kelas V. Maka dari itu, sesuai dengan

penjelasan di atas dan juga beberapa penelitian yang sudah

dilakukan dapat disimpulkan bahwa model Discovery Learning

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan

dengan model Konvesional.

2. Keterbatasan Peneliti

Penelitian eksperimen quasi ini sudah selesai dilaksanakan

sebaik mungkin dengan memerhatikan prosedur pada penelitian

ilmiah. Walaupun penelitian ilmiah ini dilaksanakan untuk

21
menunjukan peningkatan dalam hasil belajar, tetapi hasil yang

mungkin diperoleh tidak luput dari kekurangan yang diakibatkan

dari keterbatasan yang ada. Sehingga menimbulkan hasil yang

masih kurang sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya.

Keterbatasan-keterbatasan yang dialami saat berlangsungnya

penelitian, antara lain:

a. Adanya pandemik pada saat penelitian berlangsung

sehingga penelitian dilaksanakan secara online yang

mengakibatkan peserta didik kesulitan ketika menerima

informasi yang disampaikan oleh peneliti.

b. Pembelajaran yang kurang maksimal karena diakibatkan

oleh terjadinya ganggunan sinyal yang dialami selama

pembelajaran berlangsung baik oleh peneliti maupun

peserta didik.

c. Waktu masa pendekatan antara peneliti dengan peserta

didik yang terbatas sehingga mengakibatkan hambatan

pada proses transfer pengetahuan.

d. Kondisi kesiapan peserta didik yang masih kurang baik

dalam melakukan pembelajaran online mengakibatkan

kurang optimalnya peserta didik dalam menerima informasi.

e. Peneliti yang mempunyai pengetahuan yang masih terbatas

sehingga dapat memengaruhi penelitian.

22

Anda mungkin juga menyukai