Anda di halaman 1dari 7

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian


5.1.1. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan pada 40 orang ibu hamil yang hadir pada kegiatan kelas
ibu hamil yang diadakan Puskesmas Banabungi pada desa Banabungi, Dongkala,
Holimombo, Holimombo Jaya, Kondowa dan Laburunci. Pengumpulan data
dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan data primer. Kuesioner
sebagai alat pengumpulan data diberi kepada semua ibu hamil yang hadir pada
kegiatan kelas ibu hamil puskesmas Banabungi. Pada penelitian ini data yang
diteliti adalah tingkat pengetahuan ibu hamil demografi responden seperti usia
ibu hamil, status paritas, status pekerjaan, pendidikan terakhir serta sumber
informasi tentang zat besi. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan data
sebagai berikut :

A. Data Demografi Responden


Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi Responden
Data Demografi Jumlah Persentase
Responden (n=40) (%)
Kelompok Usia
<21 6 15,0
21-35 30 75,0
>35 4 10,0
Status Paritas
Primigravida 12 30,0
Multigravida 28 70,0
Tahap Pendidikan
SD 4 10,0
SMP 3 7,5
SMA 21 52,5
PT 12 30,0
Status Pekerjaan
Tidak Bekerja 29 72,5
Bekerja 11 27,5
Asal Desa
Banabungi 6 15,0
Dongkala 8 20,0
Holimombo 5 12,5
Holimombo Jaya 5 12,5
Kondowa 7 17,5
Laburunci 9 22,5
Berdasarkan tabel 5.1, dari 40 responden penelitian diketahui sebagian besar
responden memiliki kelompok usia 21-35 tahun yaitu sebanyak 30 orang
(75,0%). Pada kelompok usia kurang 21 tahun dan lebih 35 tahun didapati
masing- masing sebanyak 6 orang (15,0 %) dan 4 orang (10,0%). Menurut
status paritas terdapat sebanyak 12 orang (30%) Ibu primigravida dan sebanyak
28 orang (70%) ibu multigravida. Pendidikan responden diketahui yang besar
adalah yang berpendidikan SMA yaitu sebanyak 21 orang (52,5%) diikuti yang
berpendidian Perguruan tinggi sebanyak 12 orang (30%), yang berpendidikan
SD dan SMP didapati masing masing sebanyak 4 orang (10%) dan 3 orang
(7,5%). Status pekerjaan responden yaitu 11 0rang (27,5%) berstatus bekerja
dan sebanyak 29 orang (72,5%) berstatus tidak bekerja. Berdasarkan asal Desa
didapatkan reponden terbanyak berasal dari Desa Laburunci sebanyak 9 orang
(22,5%) dan responden paling sedikit berasal dari Desa Holimombo dan
Holimombo Jaya sebanyak 5 orang (12,5%).

B. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi


Tabel 5.2: Distribusi Frekuensi Sumber Informasi
Sumber Informasi Frekuensi Persentase (%)
Media 1 2,5
Tenaga Kesehatan 39 97,5
Pengalaman 0 0
Total 40 100,0

Dari tabel 5.2 dapat dilihat sebagian besar responden memperoleh


informasi dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 39 responden 97,5%).
Sebanyak 1 responden (2,5%) memperoleh informasi dari media dan tidak ada
yang memperoleh sumber informasi dari pengalama responden sendiri.

C. Gambaran Tingkat Pengetahuan Kebutuhan Konsumsi Sediaan


Suplemen Mengandung Zat Besi
Tingkat Pengetahuan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi baik,
sedang dan kurang. Tingkat pengetahuan dikatakan baik apabila responden
mendapat skor lebih dari 80%, tingkat pengetahuan dikatakan sedang apabila
responden mendapat skor antara 60%-80% dan tingkat pengetahuan dikatakan
kurang apabila responden mendapat skor dibawah 60%.
Tabel 5.3: Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan terhadap Kebutuhan
Konsumsi Sediaan Suplemen Mengandung Zat Besi
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 23 57,5
Sedang 10 25,0
Kurang 7 17,5
Total 40 100,0

Berdasarkan Tabel 5.3. diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat


pengetahuan baik sebanyak 23 responden (57,5%), sedangkan responden yang
memiliki tingkat pengetahuan sedang adalah sebanyak 10 responden (25%).
dan sebanyak 7 orang responden (17,5%) memiliki tingkat pengetahuan
kurang.

Tabel 5.4: Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Data


Demografi Responden.
Tingkat Pengetahuan
Data Demografi Responden Baik Sedang Kurang Total
n % n % n % n %
Kelompok Usia (tahun)
<21 1 2,5 3 7,5 2 5,0 6 15,0
21-35 19 47,5 7 17,5 4 10,0 30 75,0
>35 3 7,5 0 0 1 2,5 4 10,0
Total 23 57,5 10 25,0 7 17,5 40 100,0

Status Paritas
Primigravida 6 15,0 4 10,0 2 5,0 12 30,0
Multigravida 17 42,5 6 15,0 5 12,5 28 70,0
Total 23 57,5 10 25,0 7 17,5 40 100,0

Tahap Pendidikan
SD 1 2,5 1 2,5 2 5,0 4 10,0
SMP 0 0 2 5,0 1 2,5 3 7,5
SMA 12 30,0 6 15,0 3 7,5 21 52,5
Pendidikan Tinggi 10 25,0 1 2,5 1 2,5 12 30,0
Total 23 57,5 10 25,0 7 17,5 40 100,0

Status Pekerjaan
Tidak Bekerja 15 37,5 9 22,5 5 12,5 29 72,5
Bekerja 8 20,0 1 2,5 2 5,0 11 27,5
Total 23 57,5 10 25,0 7 17,5 40 100,0

Asal Desa
Banabungi 5 12,5 1 2,5 0 0 6 15,0
Dongkala 5 12,5 2 5,0 1 2,5 8 20,0
Holimombo 4 10,0 1 2,5 0 0 5 12,5
Holimombo Jaya 1 2,5 1 2,5 3 7,5 5 12,5
Kondowa 3 7,5 2 5,0 2 5,0 7 17,5
Laburunci 5 12,5 3 7,5 1 2,5 9 22,5
Total 23 57,5 10 25,0 7 17,5 40 100,0
Berdasarkan Tabel 5.4 ternyata sebagian besar responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan baik adalah dari kelompok usia responden antara 21-35 tahun yaitu sebanyak
19 responden (47,5%). Mayoritas responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik
adalah multigravida yaitu sebanyak 17 responden (42,5%) dikuti sebanyak 6 responden
(15%) memiliki tingkat pengetahuan baik dari kelompok primigravida. Responden yang
paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan yang baik berasal dari responden dengan
tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 10 orang (20%). Diikuti yang berpendidikan
perguruan tinggi dan SD masing masing 10 orang (25%) dan 1 orang (2,5%). Menurut
tingkat pengetahuan berdasarkan status pekerjaan sebagian besar respondan yang
memiliki tingkat pengetahuan baik adalah yang berstatus tidak bekerja yaitu 15 orang
(37,5%). Berdasarkan Desa, yang paling banyak memiliki tingkat pengetahuan baik itu
berasal dari sedang Banabungi, Dongkala dan Laburunci masing masing sebanyak 5 orang
(12,5%). Responden yang memiliki pengetahuan kurang terbanyak berasal dari Desa
Holimombo Jaya sebanyak 3 orang (7,5%).

Tabel 5.5: Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber


Informasi
Tingkat Pengetahuan
Sumber informasi Baik Sedang Kurang Total
n % n % n % n %
Media 1 2,5 0 0 0 0 1 2,5
T. Kesehatan 22 55,0 10 25,0 7 17,5 39 97,5
Pengalaman 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 23 57,5 10 25,0 7 17,5 40 100,0
Berdasarkan tabel 5.5, Mayoritas responden yang memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 22 orang (55%) mendapat informasi dari tenaga
kesehatan. Diikuti 1 orang (2,5%) mendapat informasi dari Media.

5.2. Pembahasan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang tersebut
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan responden
dalam mengetahui pengertian benar dan kebutuhan sediaan suplemen
mengandung zat besi dari segi jenis, manfaat, cara penggunaan dan cara
memperolehnya. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu usia, pendidikan, paparan media massa, hubungan sosial dan pengalaman.
Menurut tabel 5.3, diperoleh bahwa 57,5% ibu hamil yang datang pada
kegiatan kelas ibu hamil yang diadakan Puskesmas Banabungi memiliki tingkat
pengetahuan baik dan sebanyak 25% ibu hamil yang datang pada kegiatan kelas
ibu hamil yang diadakan Puskesmas Banabungi mempunyai tingkat pengetahuan
yang sedang serta sisanya 17,5% memiliki tingkat pengetahuan kurang.
Menurut Depkes RI usia merupakan salah satu variabel dari model
demografi yang digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator psikologis
yang berbeda. Menurut Notoatmojo, Usia menjadi salah satu faktor yang
dapat
menggambarkan kematangan seseorang secara psikis, sosial sehingga
membuat seseorang merespon pada informasi yang diperoleh dengan lebih
baik. Hal ini akan berpengaruh terhadap daya tangkap seseorang dalam
mencerna informasi yang diperoleh sehingga dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
Dari hasil penelitian sebagian besar ibu hamil yang datang pada kegiatan
kelas ibu hamil yang diadakan Puskesmas Banabungi berumur 21-35 tahun yaitu
sebanyak sebanyak 30 orang (75%) yang menjadi responden mayoritas. Umur
21-35 tahun merupakan umur reproduksi sehat. Pada umur yang relatif muda
dimungkinkan kurang kefahaman seseorang untuk mendapatkan informasi. Dari
hasil tabel 5.4 tingkat pengetahuan berdasarkan usia diketahui bahwa dari 30
responden, 19 responden (47,5%) responden yang memiliki tingkat
pengetahuan baik adalah dari kelompok usia 21-30 tahun.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, paritas adalah keadaan wanita
berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Semakin banyak paritas
semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuannya akan bertambah
sehingga mampu memberikan hasil yang lebih baik dan suatu pengalaman masa
lalu mempengaruhi belajar. Dalam penelitian ini responden dikelompokkan
menjadi 2 kategori yaitu primigravida, ibu yang sedang hamil pertama kali dan
multigravida, ibu hamil yang sedang hamil lebih dari 2 kali. Dari total 40
responden didapatkan 12 responden (30%) daripadanya merupakan ibu
primigravida dan 28 responden (70%) merupakan ibu multigravida. Dari hasil
penelitian ini, diketahui bahwa dari 28 (70%) ibu multigravida ternyata 17
(42,5%) ibu multigravida daripadanya memiliki pengetahuan baik.
Tahap pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan sediaan suplemen mengandung zat
besi.
Menurut tabel 5.4. hasil penelitian ditemukan bahwa distribusi responden
berdasarkan tahap pendidikan menunjukkan bahwa responden yang
berpendidikan SMA memiliki persentase tertinggi pada kategori tingkat
pengetahuan yang baik yaitu banyak 12 responden (30%) dari 21 orang
(52,5%). Tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan responden
untuk memahami informasi-informasi yang mereka terima. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap kejadian komplikasi
kehamilan disebabkan pengetahuan yang rendah mengenai kebutuhan zat besi
selama kehamilan. Notoadmojo 35 menyatakan bahwa seseorang yang
mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih
rasional dan juga dalam motivasi kerjanya akan berpotensi daripada mereka
yang berpendidikan lebih rendah.
Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Tingkat sosial ekonomi terbukti
sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil.
Hasil dari distribusi frekuensi penelitian ini menunjukkan terdapat sebanyak
11 responden (27,5%) dengan status pekerjaan yang aktif sedangkan 29
responden (72,5%) yang berstatus tidak berkerja. Status tidak bekerja menurut
penelitian ini adalah responden sebagai ibu rumah tangga. Menurut tabel
silang tingkat pengetahuan berdasarkan status pekerjaan responden memiliki
tingkat pengetahuan baik diketahui 8 orang (20%) dari responden bekerja dan
dengan hanya 15 responden (37,5%) yang tidak bekerja.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu tidak bekerja juga mempunyai
tingkat pengetahuan yang baik sama dengan ibu yang bekerja hal ini karena
pada ibu hamil sudah memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang
lain yang sama baik yang berkerja maupun tidak, sehingga lebih mempunyai
banyak peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar keadaannya. ibu
rumah tangga juga mempunyai waktu luang lebih banyak dalam mencari
informasi tentang manfaat kesehatan selama kehamilan.
Hasil penelitian menurut Tabel 5.4. menunjukkan asal Desa yang memiliki
pengetahuan baik terbanyak adalah Desa Banabungi, Dongkala dan Laburunci
masing masing 12,5%, dan Desa dengan pengetahuan kurang terbanyak
berasal dari Desa Holimomboo Jaya 7,5%. Peneliti berasumsi semakin
jauhnya jarak antara Desa dengan Puskesmas bisa mempengaruhi pengetahuan
ibu mengenai kesehatan selama kehamilan karena terkendala jarak yang harus
di tempuh ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan dan mendapat informasi
seputar kehamilannya.
Sumber Informasi yang diartikan dalam penelitian ini adalah akses
informasi yang diperoleh oleh ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan
tentang kebutuhan nutrisi terutamanya zat besi selama kehamilan. Bidang
profesional tidak hanya dilihat dari kemampuan menjaga dan merawat klien,
tetapi juga kemampuan memberikan pelayanan secara menyeluruh, baik dari
aspek biologis, psikologis, sosial serta spiritual dengan penuh semangat yang
diiringi dengan senyuman ikhlas dan tulus.
Tenaga kesehatan bertanggung jawab memberikan pelayanan kualitas
kepada ibu hamil karena pelayanan tersebut dapat mempengaruhi harapan ibu
hamil terhadap informasi yang diterima. Kepedulian tenaga kesehatan dalam
melakukan hubungan menjalin komunikasi dan melayani dengan ramah
merupakan salah satu dimensi kualitas pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian menurut tabel 5.2 menunjukkan 97,5% responden
menerima informasi dari Tenaga kesehatan, sisanya 2,5% dari media.
Berdasarkan tabel 5.5 tingkat pengetahuan berdasarkan sumber informasi
menunjukkan mayoritas responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang
baik mendapat sumber informasi dari tenaga kesehatan.
Menurut tabel 5.5, Peneliti berasumsi bahwa semakin sering petugas
kesehatan memberikan informasi yang adekuat tentang kebutuhan zat besi
selama kehamilan kepada Ibu hamil secara langsung dengan cara konseling
maka dapat meningkatkan pengetahuan Ibu tentang kesehatan hamil, dan
semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin mudah menerima
informasi yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai