Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MASALAH DAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

PREMENSTRUAL SYNDROME ( PMS )


PREMENSTRUAL DYSPHORIC DISORDER (PMDD)

DI SUSUN OLEHKELOMPOK VI :
MARDIA
SULASTRI
MASTUTI
RISMAWATI
MARDIAN BASIR
NURBAIDAH
HASMIA

FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN


ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS),
PREMENSTRUAL DYSPHORIC DISORDER (PMDD)” dapat tersusun hingga selesai. Tak
lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampuh mata kuliah
yang memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Masalah dan Gangguan system reproduksi. Selain itu pembuatan makalah ini
bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca khusunya para
penyusun.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………. 1

A. LATAR BELAKANG ………………………………………………………………………………………….. 1


1. Premenstrual syndrome (PMS) ………………………………………………………………... 1
2. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)……………………………………………….. 1
B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………..……………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………………………. 3

1. Premenstrual syndrome (PMS)………………………………………………………………………. 3


a. Pengertian……………………………………………………………………………………………..... 3
b. Penyebab ………………………………………………………………………………………………….4
c. Gejala………………………………………………………………………………………………………..5
d. Pengobatan………………………………………………………………………………………………..5
2. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)……….……………………………………………. 5
a. Pengertian …………………………………………………………………………………………………5
b. Penyebab…………………………………………………………………………………………………….5
c. Gejala………………………………………………………………………………………………………….6
d. Pengobatan…………………………………………………………………………………………………6

BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………………………………………………………… 7

1. Premenstrual syndrome (PMS)…………………………………………………………………. 7


2. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)……………………………………………….. 7

BAB IV DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………. 8


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. Premenstrual syndrome (PMS)


Sindrom pramenstruasi atau Premenstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala
fisik, psikologi, emosi atau perilaku yang terjadi selama tahap luteal dari siklus menstruasi,
yaitu 7 sampai 10 hari sebelum menstruasi akibat perubahan hormonal yang berhubungan
dengan siklus ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan akan hilang dengan sendirinya
saat dimulainya menstruasi, tapi dapat pula berlanjut setelahnya. Merupakan gangguan siklus.
Sindrom pramenstruasi merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita muda , dan
pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten, terjadi selama fase luteal
pada siklus menstruasi. Beberapa bentuk gejala sindrom pramenstruasi adalah munculnya perasaan
tak menentu, seperti gelisah, gampang marah, mudah tersinggung, dan biasanya menjadi lebih
sensitif. Selain itu, sindrom pramenstruasi disertai dengan sakit kepala, keletihan, sakit pinggang,
pembesaran dan nyeri pada payudara, dan perasaan begah pada abdomen, kehilangan kontrol, makan
sangat berlebihan dan menangis tiba-tiba. Penyebab ketidaknyamanan atau keluhan-keluhan
yang dialami saat sindrom pramenstruasi adalah karena tidak seimbangnya hormon estrogen
dan progesterone dalam tubuh wanita. Selain itu terjadi retensi (penahanan) cairan dalam
tubuh, di antaranya menyebabkan berat badan bertambah. Adapun gejala kecemasan, rasa
gelisah, susah tidur, cepat marah, atau gangguan psikis lainnya bisa jadi disebabkan fluktuasi
kadar serotonin di otak yang terjadi pada masa menjelang menstruasi.
2. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)

Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) adalah gangguan dengan serangkaian gejala


yang jauh lebih parah dari PMS, atau premenstrual syndrome, pada umumnya. Gejala PMDD
bisa muncul 1-2 minggu sebelum hari pertama menstruasi. Biasanya, gejala akan hilang 2-3
hari setelah menstruasi terjadi.Oleh karena itu, penderitanya memerlukan perawatan secara
medis untuk dapat mengatasi gangguan ini. Meski demikian, berbeda dengan PMS yang cukup
umum dialami wanita, PMDD terbilang jarang sekali terjadi. Sebenarnya, PMDD dan PMS
sama-sama menunjukkan gejala fisik dan emosional. Hanya saja, gejala yang muncul pada
penderita PMDD cenderung lebih parah. Umumnya, orang yang mengalami PMS masih
mampu beraktivitas. Sementara PMDD bisa menyebabkan gejala ekstrem, bahkan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari atau hubungan dengan orang terdekat. Selain itu, kasus
PMDD biasanya membutuhkan penanganan medis, sedangkan PMS tidak selalu. Bahkan,
dalam kasus tertentu, wanita yang mengidap PMDD bisa memiliki pikiran untuk bunuh diri. Biasanya,
hal ini terjadi pada wanita yang memiliki riwayat depresi sebelumnya.

A. RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a. Pengertian Premenstrual Sindrome dan Premenstrual Dysphoric Disorder
b. Penyebab Premenstrual Sindrome dan Premenstrual Dysphoric Disorder
c. Gejala Premenstrual Sindrome dan Premenstrual Dysphoric Disorder
d. Pengobatan Premenstrual Sindrome dan Premenstrual Dysphoric Disorder
BAB II

PEMBAHASAN

A. Premenstrual Syndrome
1. Pengertian
• Menurut Andrews (2010), sindrom pramenstruasi adalah gejala fisik, psikologi,
dan perilaku yang menimbulkan distres dan tidak disebabkan oleh penyakit
organik yang secara teratur timbul lagi selama fase yang sama pada siklus
ovarium (atau menstruasi), dan secara signifikan menurun atau hilang selama
sisa siklus tersebut.
• Menurut Sukarni dan Margareth (2013), sindrom pramenstruasi adalah
kumpulan gejala fisik, psikologi dan emosi yang terkait dengan perputaran
menstruasi wanita. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi
secara reguler pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini
diperkirakan dapat hilang begitu dimulainya menstruasi, tapi dapat pula
berlanjut setelahnya.
• Menurut Saryono (2009), sindrom pramenstruasi adalah gangguan siklus yang
umum terjadi pada wanita muda dan pertengahan, merupakan kumpulan gejala
fisik, psikologis, dan emosi secara konsisten terjadi selama tahap luteal dari
siklus menstruasi akibat perubahan hormonal, yang berhubungan dengan siklus
ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan menstruasi.
• Menurut El Manan (2011), sindrom pramenstruasi adalah suatu keadaan yang
menerangkan bahwa sejumlah gejala terjadi secara rutin dan berhubungan
dengan siklus menstruasi. Biasanya, gejala tersebut muncul pada 7-10 hari
sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai.
• Menurut Deasylawati (2010), sindrom pramenstruasi adalah kumpulan gejala
berupa gangguan fisik dan mental, yang dialami 7 atau 10 hari menjelang
menstruasi kadang keluhan yang dialami bisa bervariasi dari bulan satu ke bulan
lainnya, kadang menghilang beberapa hari setelah menstruasi.
2. Penyebab
Penyebab Premenstrual Syndrome (PMS) belum diketahui secara pasti. Namun
demikian dimungkinkan berhubungan dengan faktor-faktor seperti hormonal, kimia,
genetik, psikologis dan gaya hidup.:
a. Hormonal
Yakni terjadi ketidakseimbangan antara hormone estrogen dan progesterone,
kadar hormone estrogen sangat berlebih dan melebihi batas normal sedangkan
kadar progesterone menurun
b. Kimia
Bahan-bahan kimia tertentu didalam otak seperti serotonin berubah-ubah
selama siklus menstruasi. Serotonin adalah suatu neurotransmitter yang
merupakan suatu bahan kimia yang terlibat dalam pengiriman pesan sepanjang
syaraf otak, tulang belakang dan seluruh tubuh.
c. Genetic
Insidensi PMS dua kali lebih tinggi pada kembar satu telur (monizigot) disbanding
kembar dua telur. PMS lebih rentan diderita oleh perempuan dengan riwayat
PMS pada anggota keluarga perempuan lainnya (ibu kandung dan saudari
kandungnya)
d. Psikologis
Stress sangat besar pengaruhnya terhadap kejadian PMS, gejala-gejala PMS akan
semakin menghebat jika didalam diri seorang perempuan terus menerus
mengalami tekanan.
e. Gaya Hidup
Makanan terlalu banyak garam akan menyebabkan retensi cairan, yang
membuat tubuh bengkak. Terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol
dan minuman-minuman berkafein dapat mengganggu suasana hati dan
melemahkan tenaga
3. Gejala
Gejala yang muncul saat sindrom pramenstruasi berhubungan dengan berbagai
perubahan, di antaranya ialah perubahan fisik, perubahan prilaku, dan perubahan
emosi.
• Gejala perubahan fisik saat PMS dapat meliputi: Nyeri payudara,Berat badan
bertambah, Sakit kepala, Tangan dan kaki membengkak, Kram perut, Muncul
jerawat, Diare dan malah sembelit.
• Gejala perubahan prilaku : Mudah lupa, kelelahan, sulit konsentrasi, nafsu
makan meningkat.
• Gejala perubahan emosi : Mudah marah, menangis tanpa penyebab, gelisah,
insomnia.
4. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah untuk meredakan keluhan yang dialami, maka dari itu
pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan gejala yang dialami oleh
pasien. Beberapa metode pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter adalah :
• Obat nonsteroidal anti-inflamatory drugs (NSAIDs), seperti ibuprofen atau
naproxen, untuk meredakan gejala fisik seperti nyeri diperut, kepala, atau
payudara
• Obat antidepresan, seperti fluoxetine atau paroxetine, untuk meredakan gejala
emosi atau perubahan suasana hati.
• Pil KB , untuk menyeimbangkan hormone agar gejala fisik PMS mereda
• Obat diuretika, untuk mengurangi edema pada kaki dan tangan.

B. Premenstrual Dysphoric Disorder


1. Pengertian
Adalah gangguan terkait emosi dan fisik yang dialami wanita sebelum masa
menstruasi. Gangguan dysphoric pramenstruasi yang dikenal sebagai PMDD adalah
jenis parah sindrom pramenstruasi (PMS) yang memiliki gejala yang mirip dengan
PMS, tetapi gejala ini cukup parah untuk mengganggu aktivitas sehari-hari individu
dan kualitas hidup.
2. Penyebab
Penyebab Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) belum diketahui secara pasti.
Namun gangguan ini diduga terjadi akibat menurunnya kadar hormone estrogen dan
progesterone sebelum masa menstruasi.
Di samping itu, perubahan kadar zat yang mengatur suasana hati (serotonin), juga
dapat membuat wanita menjadi lebih sensitive sehingga memicu terjadinya PMDD.
3. Gejala
Gejala PMDD umumnya terjadi sangat parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-
hari penderitanya. Gejala tersebut meliputi :
• Perubahan suasana hati (mood) yang cepat, seperti menangis atau sedih secara
tiba-tiba
• Mudah tersinggung dan marah
• Putus asa dan tertekan
• Cemas dan tegang yang berlebihan
• Kehilangan minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari
• Sulit berkonsentrasi
• Mudah lelah
• Nafsu makan yang berlebihan
• Sakit kepala
• Insomnia
• Kram perut
• Nyeri dan bengkak pada payudara
• Nyeri sendi dan otot
• Berat badan bertambah
4. Pengobatan
Pengobatan PMDD bertujuan untuk meredakan gejala dan mencgah terjadinya
komplikasi. Metode pengobatannya akan disesuaikan dengan keluhan yang dialami
pasien.
Salah satu metode pengobatan PMDD adalah dengan mengonsum obat-obatan,
seperti :
• Obat antidepresan, seperti fluoxetine atau sertraline, untuk meredakan gejala
terkait emosi atau perubahan suasana hati
• Pil KB, untuk menghentikan proses ovulasi agar kadar hormone tidak naik turun
sehingga gejala PMDD dapat mereda
• Obat pereda nyeri, seperti ibuprofen dan naproxen, untuk meredakan keluhan
fisik, seperti kram perut, nyeri otot, dan pembengkakan payudara
• Suplemen, seperti kalsium, vitamin B6, serta magnesium, untuk membantu
meredakan gejala PMDD
BAB III
KESIMPULAN

1. PREMENSTRUAL SYNDROME
Premenstrual syndrome (PMS) atau sindrom pramenstruasi adalah gejala-gejala
yang dialami wanita sebelum memasuki masa menstruasi. Gejala tersebut dapat berupa
perubahan fisik, prilaku, dan emosi.
Umumnya , gejala PMS terjadi sekitar 1-2 minggu sebelum hari pertama menstruasi
setiap bulannya. Tingkat keparahan gejalanya bisa bervariasi, mulai dari yang ringan,
seperti perut kembung, sakit kepala, hingga gejala yang lebih berat, yaitu depresi.
PMS merupakan masalah yang umum terjadi pada wanita usia produktif, sekitar
48% wanita diketahui pernah mengalami kondisi ini.
2. PREMENSTRUAL DYSPHORIC DISORDER (PMDD)
Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) adalah gangguan terkait emosi dan fisik
yang dialami wanita sebelum masa menstruasi. Gangguan ini merupakan bentuk yang lebih
parah dari premenstrual syndrome (PMS) atau syndrome pramenstruasi.
Berdasarkan penelitian, ada 3-5 % wanita yang mengalami PMDD sebelum
memasuki masa menstruasinya. Gejala PMDD sendiri umumnya terjadi pada 1-2 minggu
sebelum wanita mengalami menstruasi dan mereda 2-3 hari setelah haid dimulai.
Meski gejalanya serupa dengan PMS, seperti kram perut, pembengkakan payudara,
dan mudah lelah, PMDD menimbulkan perubahan mood yang lebih parah sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari serta kehidupan social penderitanya.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

- Riadi, Muchlisin. (2022). Sindrom Pramenstruasi/Premenstrual Syndrom (PMS). Diakses pada


9/28/2022, dari https://www.kajianpustaka.com/2022/03/sindrom-pramenstruasi.html
- dr. Pittara, (17 juni 2022). www.alodokter.com/premenstrual-syndrome.
- https://hellosehat.com/wanita/menstruasi/premenstrual-dysphoric-disorder-pmdd/
- Dewi(2019)http://jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/wacana/article/view/88.Preva
lensi gejala premenstrual syndrome (PMS) dan premenstrual dysphoric disorder (PMDD)
pada remaja di kota Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai