Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH PSIKOLOGI ABNORMAL

“Somatic symptom and Related disorder”

DISUSUN OLEH :

Uci Silitongaa ( 183310010045)

Indah ditha sari ( 183310010032)

Berliana ( 183310010049)

Six wanda ( 183310010052 )

Marina Situmorang ( 183310010042)

TAHUN AJARAN 2019/2

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya lah saya
dapat menyelesaikan makalah saya yang membahas tentang “Somatic symptom and Related
disorderr”

Tak lupa pula saya ucapkan Terima Kasih kepada dosen pengampu matakuliah Psikologi
abnormal yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini saya
selesaikan dengan sebaik mungkin.

Dalam penyusunan makalah ini, saya sebagai penyusun telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai kemampuan saya. Namun sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun
demikian saya berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat
sederhana.

Semoga makalah saya yang membahas tentang “Somatic symptom and Related disorder”
ini bermanfaat bagi teman-teman atau bagi pembacanya, dengan penyusunan makalah ini yang
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak maupun bagi pembaca makalah ini, TerimaKasih.

Medan, 30 April 2021

Penyusun
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

 Somatic symptom and Related disorderr


 Defenisi
 Penyebab somatic symptom and related disorder
 Gejala-gejala somatic symptom and related disorder
 Penyebab Gejala Somatic symptom and related disorder
 Diagnostik gejala somatic symptom and related disorder
 Pengobatan gangguan somatic symptom and related disorder
Somatic symptom and Related disorder

1. Pengertian Somatic symptom and Related disorder

Gejala somatik dan gangguan terkait adalah sebutan untuk sekelompok kondisi di mana nyeri
fisik dan gejala yang dirasakan seseorang terkait dengan faktor psikologis. Gejala-gejala ini tidak
dapat dilacak ke penyebab fisik tertentu. Pada orang yang memiliki gejala somatik dan gangguan
terkait, hasil tes medis normal atau tidak menjelaskan gejala orang tersebut.

Orang yang mengalami gangguan ini mungkin menjalani beberapa evaluasi dan tes medis
untuk memastikan bahwa mereka tidak menderita penyakit lain. Mereka sering menjadi sangat
khawatir dengan kesehatan mereka karena mereka tidak tahu apa yang menyebabkan masalah
kesehatan mereka. Gejala mereka mirip dengan gejala penyakit lain dan dapat berlangsung
selama beberapa tahun. Orang yang memiliki gangguan somatoform tidak memalsukan
gejalanya. Rasa sakit yang mereka rasakan itu nyata.

Terkadang, pasien dengan gangguan somatisasi menganggap bahwa dirinya sedang sakit.
Padahal, bisa jadi ini hanya berasal dari buah pemikirannya saja.

Dokter menyatakan sehat, orang dengan gangguan somatisasi biasanya akan mengelak.
Mereka sangat percaya bahwa dirinya sedang sakit, namun kenyataannya tidak ada masalah
medis yang diidap.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi gejala Somatic symptom and Related disorder


muncul :

Penyebab gangguan Somatic symptom and Related disorder belum ketahui secara pasti.
Namun, kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa faktor berikut ini:

a) Faktor genetik, seperti sensitif berlebihan terhadap nyeri.


b) Berisiko tinggi mengalami penyakit serius tertentu, misalnya rentan terkena diabetes
karena faktor keturunan.
c) Sulit menghadapi stres.
d) Penurunan kesadaran emosional, sehingga penderita lebih fokus pada masalah fisik
daripada emosional.
e) Mengalami kecemasan atau depresi.
f) Pernah mengalami trauma di masa lalu, seperti pelecehan seksual.

3. Gejala-gejala somatic symptom and related disorder

Ada beberapa jenis gejala somatik dan gangguan terkait.

 Gangguan somatisasi biasanya melibatkan rasa sakit dan gejala neurologis yang parah
(seperti sakit kepala, kelelahan). Gejala lainnya termasuk:
 Gejala pencernaan (seperti mual, muntah, sakit perut, sembelit, dan diare).
 Gejala seksual (seperti nyeri saat melakukan aktivitas seksual, kehilangan hasrat
seksual, dan menstruasi yang sangat menyakitkan pada wanita).
 Hipokondriasis terjadi ketika seseorang percaya bahwa fungsi tubuh normal (seperti perut
keroncongan) atau gejala ringan (seperti sakit kepala biasa) adalah gejala gangguan yang
sangat serius. Bagi orang yang menderita hipokondriasis, perut yang keroncongan bisa
berarti kanker perut . Sakit kepala bisa berarti tumor otak .
 Gangguan dysmorphic tubuh terjadi ketika seseorang menjadi terobsesi dengan
kekurangan dalam penampilan fisiknya. Cacat tersebut bisa berupa cacat kecil atau cacat
yang tidak ada. Dia terus-menerus khawatir tentang kekurangan yang dirasakan, yang
bisa menjadi bagian tubuh mana pun. Kekhawatiran umum bagi orang-orang yang
memiliki gangguan body dysmorphic meliputi:
a. Kerutan
b. Rambut rontok
c. Penambahan berat badan
d. Ukuran dan bentukkenampakansepertimata, hidung, dan payudara
 Gangguan konversi, adalah ketika gejala fisik yang mirip dengan gangguan neurologis
berkembang meskipun sebenarnya tidak dengan gangguan neurologis. Gejala umum
termasuk:
a. Kelumpuhan lengan atau tungkai
b. Kehilangan penglihatan
c. Gangguan pendengaran
d. Kejang
4. Penyebab gejala somatic symptom and related disorder

Beberapa hal yang menjadi penyebab gangguan somatisasi dalam diri seseorang, antara
lain:

a) Faktor genetik dan biologis, seperti meningkatnya sensitivitas terhadap rasa sakit
b) Pengaruh keluarga, genetik atau lingkungan, atau keduanya
c) Sifat negatif, yang dapat memengaruhi cara Anda melihat penyakit dan gejala tubuh
d) Menurunkan kesadaran emosi pengolah masalah, menyebabkan gejala fisik menjadi
fokus utama dibandingkan dengan isu emosional
e) Perilaku yang dipelajari. Sebagai contoh, “menikmati” perhatian atau manfaat lain
yang didapat karena memiliki penyakit tertentu; atau “perilaku sakit” sebagai respons
terhadap gejala, atau menghindari aktivitas secara berlebih, yang dapat
meningkatkan tingkat ketidakmampuan.

5. Diagnostik gejala somatic symptom and related disorder


Kriteria diagnostik somatic symptom disorder menurut DSM-V adalah sebagai berikut.

1. Terdapat satu atau lebih gejala somatic yang menyebabkan distress atau menimbulkan
gangguan signifikan terhadap kehidupan sehari-hari
2. Pemikiran, perasaan, atau perilaku berlebihan yang berhubungan dengan gejala somatik
atau kekhawatiran tentang kesehatan lainnya, yang terwujud dengan salah satu kondisi di
bawah ini:

 Pemikiran yang persisten dan tidak sepadan tentang keseriusan gejala seseorang
 Kecemasan tinggi yang persisten terhadap kesehatan atau gejala
 Waktu dan energi yang diberikan secara eksesif untuk gejala atau kekhawatiran tentang
kesehatan ini

3. Walaupun gejala somatik tertentu tidak bertahan pada waktu diagnosis, keadaan
simptomatik dapat bersifat persisten (biasanya lebih dari 6 bulan).

6. Pengobatan gangguan somatic symptom and related disorder


Sebagai langkah awal, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan
penyebabnya. Bila dokter tidak menemukan masalah medis, maka dokter akan merujuk pasien ke
ahli kesehatan mental. Dokter atau terapis kesehatan mental akan mengajukan pertanyaan seputar
gejala, riwayat keluarga, penyebab stres, dan riwayat kekerasan yang pernah dialami.

Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan somatisasi jika:

1. Mengalami satu atau lebih gejala fisik yang mengganggu aktivitas sehari-hari
2. Gejala tersebut berlangsung selama 6 bulan atau lebih

3. Memiliki pemikiran berlebihan terhadap gejala yang dialami

4. Menghabiskan banyak waktu dan energi untuk periksa ke dokter, padahal tidak
diperlukan

Pengobatan gangguan somatisasi terdiri dari terapi, pemberian obat-obatan, atau kombinasi
keduanya. Pengobatan ini bertujuan untuk mengurangi kecemasan sekaligus meningkatkan
kualitas hidup pasien.

Berikut pengobatan gangguan somatisasi yang dapat dilakukan:

A. Terapi bicara

Terapi bicara, atau disebut juga psikoterapi, adalah langkah terbaik untuk mengobati
gangguan somatisasi tahap awal. Dalam kasus ini, pasien biasanya dianjurkan untuk
menjalani terapi perilaku kognitif.

Melalui terapi tersebut, pasien akan mampu mengendalikan pikiran-pikiran negatif di


benaknya. Setelah itu, terapis akan membantu pasien menemukan solusi terbaik yang aman dan
efektif untuk mengatasinya.

Terapi bicara juga akan mengajarkan Anda cara mengelola kecemasan. Tentuya dengan cara
yang sederhana, mudah, dan efektif.

B. Obat-obatan

Obat antidepresan dapat membantu meringankan gejala gangguan somatisasi. Jenis obat ini
bekerja lebih efektif jika dikombinasikan dengan terapi.

Anda mungkin juga menyukai