Anda di halaman 1dari 10

Askep Somatoform

PENGERTIAN Gangguan somatoform (somatoform disorder) adalah suatu kelompok gangguan ditandai oleh keluhan tentang masalah atau simptom fisik yang tidakdapat dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik (Nevid, dkk, 2005). Padagangguan somatoform, orang memiliki simtom fisik yang mengingatkan padagangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat ditemukansebagai penyebabnya. Gejala dan keluhan somatik menyebabkan penderitaanemosional/gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranansosial atau pekerjaan. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh pura-purayang disadari atau gangguan buatan 1. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik

yang berulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga telah dijelaskan dokternya bahwa tidak ada kelainan yang mendasari keluhannya. Beberapa orang biasanya mengeluhkan masalah dalam bernafas atau menelan, atau ada yangmenekan di dalam tenggorokan. Masalah-masalah seperti ini dapat merefleksikan aktivitas yang berlebihan dari cabang simpatis sistem saraf otonomik, yang dapat dihubungkan dengan kecemasan. sejumlah simptom muncul dalam bentuk yang lebih tidak biasa, seperti kelumpuhan padatangan atau kaki yang tidak konsisten dengan kerja sistem saraf. Dalam kasus-kasus lain, juga dapat ditemukan manifestasi di mana seseorang berfokus pada keyakinan bahwa mereka menderita penyakit yang serius, namun tidak ada bukti abnormalitas fisik yang dapat ditemukan . sering kali terlihat adanya perilaku mencari perhatian(histrionik), terutama pada pasien yang kesal karena tidak berhasil membujuk dokternya untuk menerima bahwa keluhannya memang penyakit fisik dan bahwa perlu adanya pemeriksaan fisik yang lebih lanjut.

2. RENTANG RESPON

Respon adaptif

Respon maladaptif

Alarm Reaksi alarm

resistens

kelelahan

Respon langsung terhadap stressor yang belum disingkirkan. Meksnisme respons adrenokortikal digerakan sehingga menimbulkan perilaku yang berkaitan dengan respon menyerang atau menghindar (fight-or-flight). Tahap resistens Pada tahap ini terjadi beberapa resistens terhadap stressor. Tubuh beradaptasi pada tingkat fungsi yang rendah sehingga memerlukan pengeluaran energi yang lebih besar dari biasnya untuk dapat bertahan hidup. Tahap kelelahan Mekanisme adaptif menjadi melemah dan gagal pada tahap ini. Akibat negative dari stressor menyebar keseluruh organisme. Apabila stressor tidak dihilangkan atau dilawan, dapat terjadi kematian. 3. GEJALA SOMATOFORM Penderita mengalami rasa sakit yang menyebabkan ketidak mampuan secara signifikan (pain disorder) 4. FAKTOR PREDISPOSISI Faktor biologi Mual Pusing Nyeri

Emosi dikaitkan dengan bangkitan sistem neuroindokrin melalui pelepasan kortikosteroid, aksi sistem neurotransmiter, dan perubahan reseptor pascasinaptik dalam berespon terhadap stres. umpan balik pengaturan gangguan stres yang relevan, terutama aktivasi kekebalan dan peradangan, dapat, pada gilirannya, memberikan kontribusi untuk patologi stres yang terkait, termasuk perubahan dalam perilaku, sensitivitas insulin, metabolisme tulang, dan diperoleh respon imun

teori genetik menunjukkan bahwa stres berkepanjangan dapat menyebabkan perubahan fisiologis, yang mengakibatkan gangguan fisik, penyakit jantung, gangguan pencernaan, dan iritasi kulit.

Faktor psikologis

Kepribadian tipe A mewakili hubungan tipe kepribadian dengan gangguan fisiologis, dalam hal ini penyakit jantung. Penyakit fisik dapat terjadi tanpa disertai kerusakan organic optimis tampaknya memiliki gejala fisik lebih sedikit dan dapat menunjukkan pemulihan lebih cepat dari penyakit percaya pada kendali pribadi, atau self-efficacy focuse peningkatan pada peran pelindung negara emosional yang positif. satu gagasan tentang sifat-sifat ini adalah bahwa kepribadian penyembuhan diri, yang dicirikan oleh antusiasme

Faktor sosiokultural

Keparahan gejala pada individu dipengaruhi oleh aspek lingkungan sosial dan budaya pengalaman subjektif stres dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan sifat dan jumlah masalah dalam dunia orang tersebut, perubahan iklim dunia yang emosional, dan dengan kehidupan sosial orang yang sakit itu. menjadi sakit adalah peran sosial akan sebagai kondisi dan masyarakat ditempatkan keyakinan tertentu dan harapan pada orang yang jatuh sakit. 5. FAKTOR PRESIPITASI Faktor biologis

o Penyakit psikofisiologis diakibatkan akumulasi kejadian kecil yang menimbulkan stres. Faktor Psikologis

o Sulit mengenali satu atau lebih stressor yang menyeababkan masalah Faktor sosiokultural

o pola bekerja terlalu berat dan berlebih-lebihan

6. KLASIFIKASI 1.F. 45.0 Gangguan Somatisasi Definisi

Gangguan somatisasi (somatization disorder) dicirikan dengan keluhan somatik yang beragam dan berulang yang bermula sebelum usia 30 tahun (namun biasanya pada usia remaja, dan berakibat antara menuntut perhatian medis atau mengalami hendaya yang berarti dalam memenuhi peran sosial Keluhan-keluhan yang diutarakan biasanya mencakup sistem-sistem organ yang berbeda seperti nyeri yang samar dan tidak dapat didefinisikan problem menstruasi/seksual Orgasme terhambat penyakit-penyakit neurologic,gastrointestinal, genitourinaria, kardiopulmonar pergantian status kesadaran yang sulit ditandai dan lain sebagainya. orang yang sangat sering memanfaatkan pelayanan medis. Keluhan-keluhannya tidak dapat dijelaskan oleh penyebab fisik atau melebihi apa yang dapat diharapkan dari suatu masalah fisik yang diketahui Keluhan tersebut juga tampak meragukan atau dibesar-besarkan, dan orang itu sering kali menerima perawatan medis dari sejumlah dokter, terkadang pada saat yang sama.

Etiologi: belum diketahui

Epidemiologi wanita : pria = 10 :1, bermula pada masa remaja atau dewasa muda pasien dengan riwayat keluarga pernah menderita gangguan somatoform (beresiko 10-20x > besar dibanding yang tidak ada riwayat).

Kriteria diagnostik untuk Gangguan Somatisasi Untuk gangguan somatisasi, diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut: a) Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak

dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung

Prognosis Bervariasi, sulit diprediksi karena prognosisnya bergantung pada gejala yang lebih dominan.

2.F. 45.1 Gangguan Somatoform tak terinci Bilamana keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan menetap, akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi. Misalnya saja : cara mengemukakan tidak terlalu banyak, atau tidak ada gangguan pada fungsi sosial dan fungsi keluarganya. memungkinkan ada atau tidak ada dasar faktor penyebab psikologis tidak boleh ada dasar fisik untuk keluhan-keluhannya yang digunakan sebagai dasar diagnosis psikiatrik

3. F.45.2 Gangguan Hipokondriasis Definisi Hipokondriasis adalah keterpakuan (PREOKUPASI) pada ketakutan menderita, atau keyakinan bahwa seseorang memiliki penyakit medis yang serius, meski tidak ada dasar medis untuk keluhan yang dapat ditemukan. Berbeda dengan gangguan somatisasi dimana pasien biasanya meminta pengobatan terhadap penyakitnya yang seringkali menyebabkan terjadinya penyalahgunaan obat, maka pada gangguan hipokondrik pasien malah takut untuk makan obat karena dikira dapat menambah keparahan dari sakitnya. Ciri utama dari hipokondriasis adalah: fokus atau ketakutan bahwa simtomfisik yang dialami seseorang merupakan akibat dari suatu penyakit seriusyang mendasarinya, seperti kanker atau masalah jantung. Rasa takut tetap ada meskipun telah diyakinkan secara medis bahwa ketakutan itu tidakberdasar. Gangguan ini paling sering muncul antara usia 20 dan 30 tahun,meski dapat terjadi di usia berapa pun. Tidak secara sadar berpura-pura akan simptom fisiknya Mereka umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik seringkali melibatkan sistem pencernaan atau campuran antara rasa sakit dan nyeri. orang dengan hipokondriasis sangat peduli, bahkan benar-benar terlalu peduli pada simtom dan hal-halyang mungkin mewakili apa yang ia takutkan. orang menjadi sangat sensitif terhadap perubahan ringandalam sensasi fisik, seperti sedikit perubahan dalam detak jantung dan sedikit sakit serta nyeri. Padahal kecemasan akan simtom fisik

dapat menimbulkan sensasi fisik itu sendiri, misalnya keringat berlebihan dan pusing, bahkan pingsan. Mereka memiliki lebih lanjut kekhawatiran akan kesehatan, lebihbanyak simtom psikiatrik, dan memersepsikan kesehatan yang lebih burukdaripada orang lain. Sebagian besar juga memiliki gangguan psikologis lain,terutama depresi mayor dan gangguan kecemasan.

Etiologi : masih belum jelas

Epidemiologi Biasanya terjadi pada usia dewasa, rasio antara wanita dan pria sama

Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis Untuk diagnosis pasti gangguan hipokondrik, kedua hal ini harus ada: a) Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu penyakit fisik yang serius yang melandasi keluhan-keluhannya, meskipun pemeriksaanyang berulang-ulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai,ataupun adanya preokupasi yang menetap kemungkinan deformitas atauperubahan bentuk penampakan fisiknya (tidak sampai waham) b) Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapadokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yangmelandasi keluhan-keluhannya Ciri-ciri diagnostik dari hipokondriasis Perokupasi (keterpakuan) dengan ketakutan menderita, ide bahwa ia menderita suatu penyakit serius didasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadap gejala-gejala tubuh. Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medisyang tepat Tidak disertai dengan waham dan tidak terbatas pada kekhawatiran tentang penampilan (seperti pada gangguan dismorfik tubuh). Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinisatau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi pentinglain. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguankecemasan umum, gangguan obsesifkompulsif, gangguan panik,gangguan depresif berat, cemas perpisahan, atau gangguansomatoform lain.

Prognosis 10 % pasien bisa sembuh, 65 % berlanjut manjadi kronik dengan onset yang berfluktuasi, 25 % prognosisinya buruk.

4.F.45.3 Gangguan Disfungsi Otonomik Somatoform Kriteria diagnostik yang diperlukan : ada gejala bangkitan otonomik ex, palpitasi, berkeringat, tremor, muka panas, yang sifatnya menetap dan mengganggu gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ tertentu (tidak khas) preokupasi dengan penderitaan mengenai kemungkinan adanya gangguan yang serius yang menimpanya, yang tidak terpengaruh oleh hasil Px maupun penjelasan dari dokter tidak terbukti adanya gangguan tang cukup berarti pada struktur/fungsi dari sistem/organ yang dimaksud kriteria ke 5, ditambahkan : F.45.30 = Jantung Dan Sistem Kardiovaskular F.45.31 = Saluran Pencernaan Bgn Atas F.45.32 = Saluran Pencernaan Bgn Bawah F.45.33 = Sistem Pernapasan F.45.34 = Sistem Genito-Urinaria F.45.38 = SistemAtau Organ Lainnya

5.F. 45.4 . Gangguan Nyeri Yang Menetap Definisi Gangguan nyeri ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungandengan faktor psikologis atau secara bermakna dieksaserbasi oleh faktorpsikologis.

Ciri-ciri: Pasien sering wanita yang merasa mengalami nyeri yang penyebabnya tidak dapat ditemukan. Munculnya secara tiba-tiba biasanya setelah suatu stres dan dapat hilang dalam beberapa hari atau berlangsungbertahuntahun. Biasanya disertai penyakit organik yang walaupun demikiantidak dapat menerangkan secara adekuat keparahan nyerinya (Tomb, 2004). Individu yang merasakan nyeri akibat gangguan fisik, menunjukkan lokasi rasa nyeri yang dialaminya dengan lebih spesifik, lebih detail dalammemberikan gambaran sensoris dari rasa nyeri yang dialaminya, danmenjelaskan situasi dimana rasa nyeri yang dirasakan menjadi lebih sakit ataulebih berkurang (Adler et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).

Etiologi, tidak diketahui

Epidemiologi Terjadi pada semua tingkatan usia, di USA 10-15% pasien datang dengan keluhan nyeri punggung.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset, kemarahan, eksaserbasi atau bertahannnya nyeri. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura). Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.

Prognosis : jika gejala terjadi < 6 bulan, cenderung baik, dan jika gejala terjadi > 6 bulan, cenderung buruk (cenderung menjadi kronik).

6.F.45.8Gangguan Somatoform Lainnya Pedoman Diagnostik : keluhan yang ada tidak melalui saraf otonom, terbatas secara spesifik pada bagian tubuh/sistem tertentu tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan termasuk didalamnya, pruritus,psikogenik, globushistericus(perasaan adabenjolan di kerongkongan disfagia) dan dismenore psikogenik TAMBAHAN DSM IV

A. Gangguan Konversi Definisi adalah suatu tipe gangguan somatoform yang ditandai oleh kehilangan atau kendala dalam fungsi fisik, namun tidak ada penyebaborganis yang jelas. Gangguan ini dinamakan konversi karena adanyakeyakinan psikodinamika bahwa gangguan tersebut mencerminkan penyaluran, atau konversi, dari energi seksual atau agresif yang direpresikanke simtom fisik. Simtom-simtom itu tidak dibuat secara sengaja atau yang disebut malingering. Simtom fisik biasanya muncul tiba-tiba dalam situasi yang penuh tekanan. Tangan seorang tentara dapat menjadi lumpuh saat pertempuran yang hebat, misalnya. Dinamakan gangguan konversi karena adanya keyakinan psikodinamika bahwa gangguan tersebut mencerminkan penyaluran, atau konversi, dari energi seksual atau agresif yang direpresikan ke simtom fisik. Gangguan ini sebelumnya disebut neurosis histerikal atauhisteria dan memainkan peranan penting dalam perkembangan psikoanalisis Freud. Simptom-simptom tubuh yang ditemukan dalam gangguan konversisering kali tidak sesuai dengan kondisi medis yang mengacu. Misalnyakonversi epilepsi, tidak seperti pasien epilepsi yang sebenarnya, dapatmempertahankan kontrol pembuangan saat kambuh; konversi kebutaan, orangyang penglihatannya seharusnya mengalami hendaya dapat berjalan ke kantordokter tanpa membentur mebel; orang yang menjadi tidak mampu berdiriatau berjalan di lain pihak dapat melakukan gerakan kaki lainnya secara normal.

Etiologi Teori psikoanalisis,(1895/1982), Breuer dan freud : disebabkan ketika seseorang mengalami peristiwa yang menimbulkanpeningkatan emosi yang besar, namun afeknya tidak dapat diekspresikan dan ingatan tentang peristiwa tersebut dihilangkan dari kesadaran.

Teori behavioral, Ullman&Krasner (dalam Davidson, Neale, Kring, 2004), terjadi karena individu mengadopsi simtom untuk mencapaisuatu tujuan. Individu berusaha untuk berperilaku sesuai denganpandangan mereka mengenai bagaimana seseorang dengan penyakityang mempengaruhi kemampuan motorik atau sensorik, akan bereaksi B. CHRONIC FATIGUE SYNDROME Adalah penyakit yang sangat dimengerti dan ini mungkin mengapa ada begitu banyak mitos tentang hal itu. Mungkin mitos yang paling umum adalah bahwa hal itu efektif kondisi mental, dan nama lain untuk depresi. Keberadaan empat atau lebih gejala baru sebagai berikut: Sakit tenggorokan Gangguan memory atau konsentrasi Tender kelenjar getah bening Nyeri otot dan sendi Susah tidur Malaise

Gejala yang meliputi kelelahan yang hebat, kelemahan, demam, sakit kerongkongan , dan simpul-simpul getah bening, kebingungan, dan depresi. Tanda: Keringat malam Muka merah

Anda mungkin juga menyukai