PSIKOLOGI OLAHRAGA
Oleh :
JON RADOT MARINUS SILALAHI
6173311031
PJKR E 2017
2019
Identisas:
NO
1 Isi Buku BAB 8. KEKERASAN DALAM OLAHRAGA
(Ringkasan A. Apa itu kekerasan ?
Dalam Buku) Tingkah laku keras dalam olahraga adalah hal biasa.
Lihatlah bagaimana pukulan smash Taufik hidayat,
sangat keras ! bagaimana pukulan upper-cut mike
Tyson, sangat keras ! pada hal-hal tertentu, tingkah
laku keras justru diperlakukan untuk meraih tujuan
prestasi.
B. Jenis tingkahlaku kekerasan
1. Instrumental aggression
Adalah suatu bentuk tingkahlaku kekerasan
yang bertujuan untuk memperoleh kemenangan dan
dibenarkan menurut aturan permainan. Contoh
memukul dalam pertandingan tinju, menendang
dalam pencak silat, dan sebagainya.
2. Hostile aggression
Adalah suatu tingkahlaku kekerasan yang
sengaja ditujukan untuk menyakiti orang lain
tingkahlaku tersebut melanggar aturan permainan.
Contoh memukul wasit dalam permainan
sepakbola,
memukul lawan yang sudah terjatuh dalam
permainan tinju, dan sebagainya.
C. Beberapa teori kekerasan
Ada sejumlah teori yang bias digunakan untuk
menjelaskan peristiw kekerasan.
1. Teori instink (instinct theory)
2. Teori belajar social
3. Teori frustasi agresim
4. Teori konflik realistic
5. Teori identitas sosial
D. Mencegah tingkahlaku kekerasan
1. Pelatih, wasit, official lainnya jangan pernah
mentoleransi tindak kekerasan.
2. Perlu penerapan aturan secara konsisten disetiap
tingkatan, baik pada individu maupun mandiri.
3. Segera mungkin menghukum siapa pun yang
melakukan tindak kekerasan.
4. Atlet yang melakukan tindak kekerasan segera
diisolasi atau bila perlu dikeluarkan dari
pertandingan.
5. Mereka yang memiliki potensi melakukan
kekerasan perlu ada penyaluran yang positif.
6. Etika fair play perlu diajarkan kepada mereka
yang terlibat dalam olahraga.
7. Media massa perlu memberikan informasi yang
seimbang dan factual.
BAB 9 STRES DAN PENGELOLAANNYA
A. Pendekatan media fisiologis
Menurut pendekatan ini, stress didefenisikan sebagai
respon non spesifikasi dari tubuh terhadap setiap tuntutan,
jika seseorang dihadapkan pada setuasi yang dapat
menimbulkan stress, maka akan terjadi respon, ada reaksi
kimia dalam tubuh.
B. Pendekatan psikologis
Menurut pendekatan ini, stress merupakan fenomena
individual. Masalah yang sama bias jadi menimbulkan
stress bagiu individu satuy, tetapi belum tenu pada individu
yang lain.
C. Sumber stress
Stressor adalah keadaan, situasi, objek atau individu yang
dapat menimbulkan stress. Sevcara umum, stressor dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu stressor fisik, social dan
psikologis.
1. Pentingnya event
Semakin penting suatu event, semakin menjadi number
stress bagi atlet.
2. Ketidak pastian
Semakintidak pasti, semakin menimbulkan stress.
D. Dampak negarif dan stress
Stress yang tidak bias diatas dapat menimbulkan
gangguan-gangguan seperti kesehatan fisik, produktivitas
menurun, dan tingkahlaku yang tidak sesuai.
1. Gangguan fisik bias berupa sakit kepala, muka pucat,
tangan berkeringat, sukit tidur, sakit perut, dan
gangguan system kordiovaskiler.
2. Menurunnya energy dan produktivitas gejala yang
timbul adalah menurunnya konsentrasi.
3. Kehilangan keseimbangan diri yang berakibatkan pada
gangguan daya ingat, penalaran, kemampuan
mengambil keputusan.
4. Perubahan tingkah laku bias berupa cepat marah,
mudah emosional, merokok dan minum berlebihan,
gelisah, depresi dan perasaan kehampaan.
E. Hubungan stress dan prestasi
Adakalahnya stress dibutuhkan dalam situasi bertanding
stress dalam tingkatan tertentu justru berpengaruh positif
terhadap prestasi. Namun perlu diingat, stress yang
berlebihan atau terlkalu rendah justru merugikan.
F. Mengelolah stress
Rasanya tidak mubngkin orang terbebas dari masalah.
Selama manusia masih hidup, tidak akan terlepas dari
masalah. Masalah bias menimbulkan stress. Dengan kata
lain, kita seolah ridak bias menghindari dari situasi stress.
1. Sadar adanya stress
2. Analisi apa yang menjadi stressor dan tindakan yang
mungkin dilakukan
Persiapan lebih baik
Wait and see
Mundur atau menghilang
3. Bersikap psitif
4. Terapi tingkahlaku
Biofeedback
Relaksasi progresif
Mediasi
Konseling
5. Istirahat yang cukup
6. Mengelola sesuatu dengan lebih baik
7. Lakukan kegiatan yang bersifat rekreatif
8. Bantuan pihak lain
9. Memperkuat kepercayaan kepada Tuhan