Anda di halaman 1dari 35

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa melainkan mengandung berbagai
karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang
mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (WHO). Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat
dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain
sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Salah satu faktor yang menyebabkan seorang mengalami gangguan jiwa adalah adanya
stresor psikososial. Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang ( anak, remaja atau orang
dewasa).Salah satu komponen kejiwaan manusia yang mengalami gangguan jiwa adala
perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan ini bisa ditujukan bagi diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan sekitarnya.
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan
frustasi dan benci atau marah (Fitria Nita 2009). Beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri, kebutuhan akan status dan prestise
yang tidak terpenuhi.Dampak yang dapat ditimbulkan dari masalah perilaku kekerasan yaitu
pasien dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun
lingkungan, seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah, dll.
Manfaat penelitian yang diambil dari kasus perilaku kekerasan adalah agar kita
memahami sejauh mana pengaruh perilaku kekerasan terhadap dirinya sendiri, orang lain dan
lingkungan serta mengetahui asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien dengan perilaku
kekerasan
Perawat yang berkerja di tempat - tempat seperti ruang emergensi, area perawatan kritis
dan pusat trauma, sering merawat klien yang mengamuk dan berprilaku yang membahayakan
dirinya sendiri, orang lain, dan petugas kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting bagi
perawat memiliki keterampilan untuk menanganinya. Klien yang diterima di unit psikiatri,
biasanya dalam keadaan krisis karena koping yang tidak efektif. Selama masa- masa stres
klien, sering terjadi perilaku agresif atau melukai.. Hal ini lebih memungkinkan perawat jiwa
dilibatkan dalam pencegahan dan penanganan perilaku agresif. Namun lebih beresiko pula
menjadi korban dari perilaku klien. Perawat perlu berkomunikasi dengan klien untuk
memahami kejadian apa yang dianggapnya telah membuat dirinya marah.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan laporan asuhan keperawatan jiwa ini adalah:
1. Diperoleh pengetahuan mengenai perilaku kekerasan.
2. Diperoleh gambaran pelaksanaan keperawatan dengan perilaku kekerasan
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mendapat gambaran dalam melakukan pengkajian pada pasien dengan perilaku
kekerasan
2. Mendapat gambaran dalam menentukan masalah keperawatan pada pasien dengan
perilaku kekerasan
3. Mendapat gambaran dalam merencanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
perilaku kekerasan
4. Mendapat gambaran dalam pelaksanaan evaluasi pada pasien dengan perilaku
kekerasan
BAB 2
TINJAUAN TEORI

.1 Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
(Stuart dan Sundden,1995).Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain, disertai amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol (kusumawati dan hartono,2010).
Suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku perilaku yang dapat melukai secara
fisik baik terhdap diri atau orang lain (towsend,1998). Suatu keadaan diamana klien
mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri,lingkungan, termasuk orang lain
dan barang-barang (marimis, 1998)
2.2 Etiologi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya
harga diri, kebutuhan akan status dan prestise yang tidak terpenuhi.
1. Frustasi
Seorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan / keinginan yang
diharapkan menyebabkan ia menjadi frustasi
2. Hilangnya harga diri
Pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika
kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah
diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah dan sebagainya.
3. Kebutuhan akan status dan prestise
Manusia pada umumnya mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya,
ingin dihargai dan diakui statusnya.
Di bawah ini ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan antara
lain :
1. Faktor predisposisi
Menurut Townsend 1996 terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang faktor
predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Teori biologik
Berdasarkan teori biologik, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut:
a) Pengaruh neurofisiologik, beragam komponene sistem neurologis mempunyai
implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat impuls agresif. Sistem limbik
sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya perilaku bermusuhan dan respon
agresif
b) Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (1996) menyatakan
bahwa berbagai neurotransmiter (epinefrin, norepinefrin, dopamin,
asetilkolin,dan serotonin)sangat berperan dalam memfasilitasi dan
menghambat impuls agresif. Peningkatan hormon androgen dan norepinefrin
serta penurunan serotinin dan GABA (6 dan 7) pada cairan serebrospinal
merupakan faktor predisposisi penting yang menyebabkan timbulnya perilaku
agresif pada seseorang
c) Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat kaitanya
dengan genetik termasuk genetik tipe kariotipe XYY, yang umumnya dimiliki
oleh penghuni penjara pelaku tidak kriminal (narapidana)
d) Gangguan otak:sindrom otak organik berhubunga dengan berbagai gangguan
serebral, tumor otak ( khususnya pada limbik, dan lobus temporal), trauma
otak, penyakit ensefalitis, epilepsi ( epilepsi lobus temporal) terbukti
berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan
2) Teori psikologik
a) Tori psikoanalitik:teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan
dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat
konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat memeberikan kekuatan
dan paratise yang dapat meningkatkan citra diri serta memberikan arti dalam
kehidupannya. Teori lainnya berasumsi bahwa perilaku agresif dan tindak
kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap rasa
ketidakberdayaanya dan rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan
b) Teori pembelajaran: pelaku kekerasan merupakan perilaku yang di pelajari,
individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap perilaku kkerasan lebih
cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran eksternal dibandingkan anak-
anak tanpa faktor-faktor predisposisi biologik
c) Teori sosiokultural: kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan
menerima perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam
masyarakat merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan
2. Faktor prespitasi
Faktor prespitasi dapat dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal
1) Internal adalah semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan, menurunya
percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol dll.
2) Eksternal adalah penganiayaan fisik, kehilanga orang yang dicintai, krisis dan
lain-lain
Menurut shives (1998) hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan atau
penganiayaan antara lain sebagai berikut:
1) Kesulitan kondisi sosial ekonomi
2) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu
3) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuannya
dalam menempatka diri sebagai orang yang dewasa
4) Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisosial seperti penyalahgunaan obat dan
alkohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi
5) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan
tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga
2.3 Rentang respon masalah

Adaftif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan


Keterangan:
1. Asertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain
atau tanpa merendahkan harga diri orang lain
2. Frustasi adalah Respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan
3. Pasif adalah respons dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan
yang dialami.
4. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol
oleh individu.
5. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang
lain. Sering disebut juga gaduh atau amuk dimana seseorang marah berespon
terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol.Atau rasa
marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri
Perbandingan antara perilaku asertif, pasif dan agresif/kekerasan
ASPEK PASIF ASERIF AGRESIF
Isi pembicaraan Negatif dan Positif dan Menyombongkan diri,
merendahkan diri, menawarkan diri, merendahkan orang
contohnya: misalnya: lain misalnya
- Bisakah saya - Saya mampu, - Kamu pasti tidak
melakukan hal itu? sya bisa, anda bisa
- Bisakah anda boleh, anda - Kamu selalu
melakukannya dapat melanggar
- Kamu tidak pernah
menurut
- Kamu tidak akan
bisa
Tekanan suara Lambat, mengeluh Sedang Keras dan ngotot

Posisi badan Menundukan kepala Tegap dan santai Kaku, condong ke


depan
Jarak Menjaga jarak Mempertahankan Sikap dengan jarak
dengan sikap jarak yang akan menyerang orang
acuh/mengabaikan nyaman lain
penampilan Loyo, tidak dapat Sikap tenang Mengancam, posisi
tenang menyerang
Kontak mata Sedikit/sama sekali Mempertahankan Mata melotot, dan
tidak kontak mata dipertahankan
sesuai dengan
hubungan
2.4 Mekanisme koping
Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping klien, sehingga dapat membantu
klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif dalam mengekspresikan
kemarahannya. Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahankan
ego seperti: displacement, sublimasi, proyeksi, represif, denial dan reaksi farmasi. Perilaku
yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain:
1. Menyerang atau menghindar
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf otonom
bereaksi terhadap sekresi epineprin yang menyebabakan tekanan darah meningkat, aki
kardi, wajah memerah, pupil melebar, mual, sekresi HCL meningkat, konstipasi,
kewaspadaan juga meningkat, tangan mengepal,tubuh menjadi kaku,dan disertai reflek
yang cepat
2. Menyatakan secara asertif
Perilaku yang sering di tampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya
yaitu dengan perilaku pasif, agresif, dan asertif.Perilaku asertif adalah cara yang
terbaik, individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain
secara fisik maupun psikologis dan dengan perilaku tersebut individu juga dapat
mengembangkan diri
3. Memberontak
Perilaku yang muncul biasanya disertai kekerasan akibat konflik perilaku untuk
menarik perhatian orang lain
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan
2.5 Menifestasi klinik
Adapun tanda dan gejala orang yang melakukan perilaku kekerasan, antara lain :
1. Fisik
Mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang megatup, wajah memerah dan
tegang,serta postur tubuh kaku
2. Verbal
Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada keras, kasar
ketus
3. Perilaku
Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan,
amuk/agresif
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam, jengkel, tidak
berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut
5. Intelektual
6. Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan dan tidak jarang mengeluarkan
kata-kata bernada sarkasme
7. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral, dan kreativitas
terhambat

2.6 Pohon masalah

Resiko mencederai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan

Resti perubahan persepsi


Perilaku kekerasan
sensorik:Halusinasi

Regimen terapeutik Gangguan Konsep diri : harga diri Isolasi sosial


inefektif rendah

Koping keluarga inefektif Berduka disfungsional


BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses


keperawatan untuk meningkatkan, mencegah dan memulihkan kesehatan. Proses
Keperawatan merupakan susunan metode pemecahan masalah yang meliputi pengkajian
keperawatan, identifikasi /analisamaslah (diagnosaKeperawatan), perencanaan, implementasi
dan evaluasi yang masing-masing berkesinambungan serta memerlukan kecakapan
keterampilan professional tenaga keperawatan.

3.1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji


subjektif
Perilaku kekerasan 1. Klien mengancam
2. Klien mengumpat dengan kata-kata
kotor
3. Klien dendam dan jengkel
4. Klien mengatakan ingin berkelahi
5. Klien menyalahkan dan menuntut
6. Klien meremehkan
Objektif
1. Mata melotot/pandangan tajam
2. Tangan mengepal
3. Rahang mengatup
4. Wajah memerah dan tegang
5. Postur tubuh kaku
6. Suara keras

Faktor-faktor yang berhubungan dengan masalh perilaku kekerasan antara lain:


1. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah
2. Stimulus lingkungan
3. Konflik interpersonal
4. Status mental
5. Putus obat
6. Penyalahgunaan narkoba/alkohol
3.2. Diagnosa keperawatan

Perilaku kekerasan
3.3. Rencana tindakan

TUM:
Klien dapat mengontrol atau mengendalikan perilaku kekerasan
TUK1:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tujuan: setelah 2x interaksi klien menunjukan tanda-tanda /menerima kehadiran
perawat
- Ekpresi wajah bersahabat
- Menunjukan rasa senang
- Ada kontak mata
- Mau berjabat tangan
- Mau menyebutkan nama
- Mau duduk berdampingan dengan perawat
Intervensi
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Memperkenalkan nama lengkap, nama panggilan, dan tujuan berkenalan
3. Tanyakan nama panggilan dan nama lengkap yang disukai klien
4. Tunjukan sikap jujur dan menempati janji setiap kali berinteraksi
5. Tunjukan sikap simpati dan menerima apa adanya
6. Beri perhatian pada klien dan masalah yang dihadapi klien
7. Dengarkan dengan penuh perhatian
TUK 2
1. Klien dapat mengenal penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya
Tujuan: klien dapat menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya
- Menceritakan penyebab perasaan jengkel atau marah, baik dari diri sendiri
maupun lingkungannya
Intervensi
1. Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesalatau jengkelnya
2. Dengarkan tanpa menyela/memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien
TUK 3
1. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
Tujuan: klien dapat menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan
- Tanda sosial: bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan
- Tanda emosional: perasaan marah, jengkel dan bicara kasar
- Tanda fisik: mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang dll
Intervensi
1. Motivasi klien untuk menceritakan kondisi fisik saat terjadi perilaku kekerasan
2. Motivasi klien menceritakan kondisi emosianalnya saat terjadi perilaku kekerasan
3. Motivasi klien menceritakan hubungan dengan orang lain saat terjadi perilaku
kekerasan
TUK 4
1. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
Tujuan: klien menjelaskan
- Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini dilakukannya
- Perasaan saat melakukan perilaku kekerasan
Intervensi
1. Motivasi klien untuk menceritakan jenis-jenis tindakan kekerasan yang selama ini
pernah dilakukannya
TUK 5
1. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Tujuan: klien menjelaskan akibat tindakannya bagi:
- Diri sendiri
- Orang lain dan
- Lingkungnnya
Intervensi
1. Diskusikan dengan klien akibat negatif yang dilakukan pada:
- Diri sendiri
- Orang lain dan
- Lingkungan
TUK 6
1. Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
Tujuan: klien dapat menyebutkan contoh pencegahan perilaku kekerasan cecara fisik
- Tarik napas dalam
- Pukul kasur atau bantal
Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
TUK 7
1. Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
Tujuan: klien dapat menyebutkan cara bicara (verbal) yang baik dalam mencegah
perilaku kekerasan
- tarik napas dalam
- pukul kasur atau bantal
Intervensi
 diskusikan cara bicara yang baik dengan klien
 minta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik
- meminta dengan baik “bu, saya perlu uang untuk membeli teh”
- menolak dengan baik “maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan”
- mengungkapkan perasaan dengan baik “ saya jadi ingin marah karena
perkataanmu itu”
TUK 8
1. Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan
Tujuan 1: klien dapat menyebutkan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan
Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan
2. Klien dapat mendemostrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan
Tujuan 2: klien dapat menyebutkan: jenis, dosis, dan waktu minum obat serta manfaat
dari obat itu (prinsip 5 benar)
Intervensi
1. Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya (nama warna), jika
3 kali: 07.00,13.00 dan 14.00
2. Minta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik
- Meminta dengan baik “bu, saya perlu uang untuk membeli teh”
- Menolak dengan baik “maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan”
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muhith. 2014 Pendidikan keperawatan jiwa [ Teori dan Aplikasi ]


Carpenito, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keprawatan` Edisi 8. Jakarta : EGC
Dr. Budi Anna Keliat, S.kep, M.APP.Sc. dkk. 2005 Proses keperawatan kesehatan jiwa edisi
2 : Jakarta : EGC
Keliat, Ana Budi. Dkk. 2009 Mosel keperawatan profesional jiwa. Jakarta : EGC
BAB 4

LAPORAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES NUSANTARA KUPANG

Jl.ElTari No. 21 Kupang


No.Telp. No.Telp. (0380) 828233
Website: www.stikesnusantara.com
Email: stikesns@gmail.com

RUANGAN RAWAT :Gelatik TANGGAL DIRAWAT 27-2-2018

I. IDENTIFIKASI KLIEN
Inisial : Tn.A Tanggal Pengkajian : 05-03-2018
Umur : 25 THN RM. No : 05-51-56
Informan : Pasien dengan catatan medik
II. ALASAN MASUK:
Klien datang diantar oleh oleh ibu dan bapak nya ke RSJ menur dengan keluhan
klien sering marah-maarah dan banting salon dan sering berkata sendiri.
Saat di kaji klien mengatakan masih marah-marah karena banyak brisik
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya

Tidak
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil  Kurang berhasil
3. Pengalaman Pelaku Usia Korban Usia Saksi Usia
Aniaya Fisik 25
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam Keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1 - 3 :
1. kurang lebih 3 klien mengalami gangguan di masa lalu pada Tahun 2015, 2016,
2017 dengan keluhan klien sering marah-marah dan pengobatan kurang berhasil
2.klien pernah melakukan perilaku kekerasan terhadap keuarganya sendiri..

Masalah Keperawatan : Resiko kekambuhan pengobatan inefektif

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak



Hubungan keluarga Gejala Riwayat
pengobatan/perawatan
- - -
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.


Klien mengatakan pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan adalah dimarahi
oleh ibunya
Masalah keperawatan : Harga diri Rendah

III. FISIK
1. Tanda Vital : TD: 120/70 N. :100 x /menitS. : 36,5 ͦ C RR. : 20 x /menit
2. Ukur : TB: 159 Cm BB : 43 Kg
3. Keluhan Fisik Ya  Tidak

Jelaskan : Klien tidak memiliki keluhan fisik


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL

Genogram

: Klien mengatakan dia anak pertama dari ke lima bersaudara 2 laki-laki dan 3
perempuan klien tinggal serumah dengan Ayah dan ibunnya, klien sering marah-
marah karena ada banyak Berisik di rumahnya.
Jelaskan: klien marah-marah karena adanya hal Berisik yang mengganggu dirinya sendri

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

2.Konsep diri :

a. Gambaran diri
: klien mengatakan sangat bersyukur dengan tubuhnnya
b. Identitas
:klien mengatakan sangat senang dengan dirinnya sebagai seorang laki-laki
c. Peran
:klien hanya di rumah saja dan tidak bekerja, dia hanya berperan sebagai kakak
pertama dari ke lima bersaudara.
d. Ideal diri
: klien mengatakan ingin mendapatkan pekerjaan yang tetap dan penghasilan
yang bagus.
e. Harga diri
: klien mengatakan ingin bekerja di kantor, tapi dia tidak sekolah.
Masalah Keperawatan : Gangguan konep diri : HDR

3. Hubungan sosial :

a. Orang yang berarti


: Klien mengatakan yang berarti dalam hidupnya adalah ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
: klien jarang bergaul dengan teman-temannya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
: klien selalu menganggap bahwa semua teman-temannya selalu buat masalah.
Masalah Keperawatan : Hambatan interaksi sosial.

4. Spiritual :

Nilai dari keyakinan


: klien beragaama islam ia mengatak ya mempercaya hal-hal yang baik di dalam
keyakinan itu sendiri
a. Kegiatan ibadah
:klien mengatakan jarang beribadah
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

GENOGRAM :

Keterangan:

: perempuan :orang terdekat

: laki-laki : orang sudah meninggal

: klien .............. : Tinggal serumah

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan
Tidak Rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak
tidak sesuai seperi biasanya

Jelaskan : Klien Penampilan rapi,tubuhnya bersih dan memakai


sendal jepit
Masalah Keperawatan : tidak ada masalh keperawatan
2. Pembicaraan
cepat keras Gagap inkohera

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu


Jelaskan memulai pembicaraan

: saat di ajak bicara pembicaraan lancar dan cepat dan mudah di mengerti.

Masalah Keperawatan : Tidak masalah keperawatan.

3. Aktivitas Motorik

Lesu Tegang Gelisah Agitasi


Tik Grimasing Tremor Kompulsif
Jelaskan : saat pengkajian klien tampak gelisah
Masalah Keperawatan : Ganngguan komunikasi verbal.

3. Alamm Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
                                                                                                                 berlebihan
Jelaskan : klien gembira saat berinteraksi dengan perawat
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperwatan

5 Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan :saat di kaji klien terlihat seperti anak kecil


Masalah Keperawatan : Gangguan pola pikir

6. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah
tersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
Jelaskan :selama wawancara pasien tampak kooperatif dan tidak
menunjukan sikap permusuhan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperwatan
7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan


Pengecapan Pembauan
Jelaskan :Pasien tidak mengalami halusinasi
Masalah keperawatan :tidak ada masalah keperawatan

8. Proses Pikir

Sirkumstansil Tangensial Kehilangan asoasiasi

Flight of ideas Blocking Pengulangan


Pembicaraan

: Jelaskan: megulang ulang pembicara

Masalah Keperawatan:Gangguan proses pikir

9. Isi pikir

Obsesi Fobia Hipokondria


Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

Nihilistik Sisip Pikir Siar pikir Kontrol


pikir

Jelaskan : Pasien mengatakan tidak mengalami semuanya


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawaan
10.Tingkat kesadaran

Bingung Sedasi Stupor


Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : saat di kaji pasien masih kebingunan untuk menjawab
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

11. MEMORI

Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat pendek


Gangguan daya ingat Konfabulasi

Jelaskan : Saat pengkajian klien mampu bercerita tentang masa


lalunya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

12.Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi tidakmampu


berhitung

Jelaskan : saat ditanya 4+4-4 pasien mampu menjawab 4


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

13.Kemampuan penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna


Jelaskan : saat klien disuruh untuk memilih antara makan dan
mandi klien lebih memilih makan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

14. Daya tilik diri

Menginkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal di luar


Jelaskan :klien mengetahui bahwa ia sedang di RSJ dan klien
tidak menginkari bahwa ia sakit jiwa

Masalah Keperawatan : tidaka ada masalah keperawatan

VII. KEBUTUHAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan :

Ya Tidak Ya Tidak
Ya Tidak
Makanan Pakaian Uang
Kemanan Transportasi
Perawatan Kes Tempat tinggal

Jelaskan : Klien mampu memenuhi kebutuhan tetapi tidak dapat


memenuhi pakian,uang transportasi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

2. Kegiatan hidup sehari-hari:

a. Perawatan diri :

Bantuan Bantuan Bantuan


Bantuan
Minimal Total Minimal
Total
Mandiri BAK/BAB

Kebersihan Ganti pakaian


Makan
Jelaskan : klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
b. Nutrisi
Ya tidak
- Apakah anda puas dengan pola makan anda?
- Apakah anda makan memisahkan diri?
Jika Ya, jelaskan alasannya? Klien mengatakan suka dan puas dengan makanan
yang Disediakan.

- Frekuensi makan sehari: 3 kali


- Frekuensi udapan sehari --±1------------ kali

Meningkat Menurut Berlebih Sedikit-sedikit

- Nafsu makan
Meningkat Menurun BB tertinggi
-------terendah ---------

- Diet khusus :-
Jelaskan : Pasien mengatakan nafsu makannya biasa saja dan BB
tetap

43kg

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

c. Tidur
ya tidak
- Apakah ada masalah ?
- Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur?
- Apakah anda kebiasaan tidur siang?
Lamanya -± 8------- jam
- Apa ada yang menolong anda untuk tidur?obat yang diminum
- Waktu tidur malam : jam 21.00 waktu bangun jam 05:00
Beri tanda V sesuai dengan keadaan klien.
- Sulit untuk tidur
- Bangun terlalu pagi
- semnabolisme

Jelaskan : tidak ada


Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

3.Kemampuan klien dalam

Ya Tidak

1. Mengantisipasi kebutuhan sendiri


2. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
3. Mengatur penggunaan obat
4. Melakukan pemeriksaan kesehatan (folow up)

Jelaskan : klien dibantu oleh petugas kesehatan

Masalah Keperawatan : ketidak efektifan regimen terapi

4. Klien memiliki sistim pendukung

Ya Tidak Ya Tk
Keluarga Teman sejawat

Profesional/terapis Kelompok sosial

Jelaskan :Pasien mengatakan keluarga di rumah telah


merawatnya dan

kemudian dibawah ke RSJ untuk mendapatkan


perawatan

sembuh,dukungan dari keluarga

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawat ya tidak

5. Apakah klien menikmati saat kegiatan yang menghasilkan atau hobi

Jelaskan : klien menikmati hasil kerja


Masalah keperawatan : tidak ada
VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladatif
Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik reloksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya Lainnya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : klien mau berinteraksi dengan teman
sekamarnya
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : klien mengikuti kegiatan di RSJ
Masalah dengan pendidikan, spesifik : klien mengatakan tidak sekolah
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : klien tidak bekerja hanya di rumah saja

Masalah dengan perumahan, spesifik : Klien mengatakan tingal bersama keluarga


(kedua orang Tua
Masalah ekonomi, spesifik : klien mengatakan tidak punnya uang kalu tidak diberi oleh
orang tuanya
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : pasien mengatakan tidak tau
Masalah lainnya, Specifik : Tidak ada masalah spesifik lainnya.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep Diri :HDR

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Penyakit jiwa Sistim pendukung


Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan

Lainnya : Tidak ada


Masalah keperawatan : Defisit pengetahuan

XI. DATA LAIN-LAIN :

NP Hasil Nilai Normal


SGOT 19 L:37 P:31
SGPT 14 L:40 P:31
Creatinin 0,8 L:0,6-1,1 P:0,6-1,2
Asam Urat 4,7 L:3,4-7,0 P:25-6,0
Gulah darah puasa 9 75-115

XII. ASPEK MEDIK

Diagnosa Medik : F 06.8


Terapi medik :

Nama Obat Jumlah Aturan Minum


Charlpumazine 14 2x1
Halop 14 2x1
THD 2 mg 14 2x1

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Rsiko Perilaku kekerasan

2Defisit perawatan diri

3. Gangguan Konsep Diri : HDR

4. Hambatan Interaksi Sosial.

5. Distress Spiritual.

6. Intoleransi Aktivitas/ Gangguan Komunikasi Verbal.

7. Gangguan pola pikir

8. Gangguan Intoleransi Sosial.


9. Gangguan Prosess Pikir.

10. Kepatuhan.

XIV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Resiko Perilaku Kekerasaan


ANALISA DATA SINTESA
NAMA : Tn.M NIRM : 05 51 95 RUANGAN : Gelatik

TGL DATA ETILOGI MASALAH


T.T.
06/0 Ds:
3 -Klien mengatakan Perilaku Resiko Perilaku
2018 dirumah sering Kekerasan Kekerasan
marah-marah karena
bantin salon dan
berbicara sendiri
Gangguan Konsep
Diri : HDR
Do:
-klien tampak Gelisah
- Klien sering
marah-marah
- Mudah
tersinggun
pandangan
mata tajam
bersikap curiga

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


NAMA : Tn. A NIRM : 02 87 34 RUANGAN : Gelatik

TGL DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI T.T.


06/03 Resiko Sp1: P S: Klien mengatakan
2018 Perilaku -Membina hubungan saling percaya senang bertemu dengan
Kekerasan dengan menggunakan prinsip pearwat (saya).
komunikasi verbal. ‘’Saya senang ngobrol-
a.) Sapa pasien dengan ramah baik ngobrol dengan
verbal maupun non verbal. perawat.’’
b.) Perkenalan nama, nama O:Pasien kooperatif
panggilan dan tujuan perawat. saat di ajak bicara
c.) Tannyakan nama lengkap dan ‘’Klien mau
panggilan yang di sukai pasien. menyebutkan nama dan
d.) Buat kontak yang jelas. nama panggilan yang ia
e.) Tunjukan sikap jujur dan suk.’’
menepati janji. A: Sp1 teratasi
f.) Tunjukan empati dan P: Lanjutkan Sp2
menerimaklien apa adannya. pasien.

07\03 Resiko SP2


2018
Perilaku 1)Mengidentifikasi penyebab,tanda S:Pasien mengatakan
Kekerasan dan gejala,perilaku marah dan namanya
akibat -pasien mengatakan
2)Melatih cara fisik tarik nafas suka marah-marah
dalam karena tidak bisa
3)Membuat jadwal latihn harian mengontrol marah.
O:
-pasien mulai mau
bicara
-kontak mata +
-wajah tampak tegang
-nada suara masih halus
A:Resiko Perilaku
Kekerasan Terpahami
oleh pasien
P:Lanjutkan Sp2 point
3

Resiko Sp2 poin 3/4 S:Pasien mengatakan


08/03
Perilaku 1)Melatih cara fisik:latihan cara mampu menarik nafas
2018
Kekerasan tarik nafas dalam dalam dan akan
2)Membuat jadwal latihan harian mencobanya/ketika
hendak marah.
O:Pasien mulai
kooperatif:
-nada suara tidak ketus
-pasien terlihat mampu
mendemonstrasikan
cara fisik(latihan nafas
dalam)
A:dapat terkontrol PK
dengan tarik nafas
dalam
P:Lanjutkan Sp3
Sp3
Resiko 1)Mengevaluasi sp2 dan melatih
09/03
2018 Perilaku kepatuhan minum obat S:Pasien mengatakn
Kekerasan 2)membuat jadwal latihan. marah itu tidak baik
-pasien mengatakan
minum obat yang
diberikan perawat
O:pasien tampak tenang
-Nada suara tidak
meringgi
A:dapat menggunakan
obat secara teratur
P:lanjutkan sp4
POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan konsep Diri:HDR


BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan

untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisinya

perilaku kekerasan dapat dibagi 2 menjadi perilaku kekerasan secara verbal dan fisik.

Asuhan keperawatan dengan masalah perilaku kekerasan dilaksanankan berdasarkan

proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, penetapan diagnosa, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

Pada pengkajian ditemukan tanda-tanda gejala perilaku kekerasan, dimana

keluarga klien mengatakan ia sering bertingkah aneh seperti marah-marah, mengamuk,

berontak dan menahan mobil yang lewat dijalan. Karena hal ini akhirnya keluarga

membawa klien ke RSJ menur karena sudah tidak tahan dengan kelakuannya. Masalah

yang ditemukan dituangkan dalam bentuk diagnosa keperawatan yakni antara lain:
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan; Perilaku kekerasan,

gangguan konsep diri : harga diri rendah.

Pada perencanaan untuk diagnosa prioritas yang diangkat ditentukan

berdasarkan 9 TUK dengan masing-masing intervensinya. Dan dalam

pelaksanaannya/implementasinya baru bisa diterapkan 9 TUK. Dengan demikian kami

menyimpulkan bahwa tindakan asuhan keperawatan pada klien Tn. R perlu

dipertahankan dan dapat dilanjutkan diruang perawatan.

5.2. SARAN

a) Kepada perawat ruangan untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang

telah diberikan, guna mencapai kualitas pelayanan yang bermutu dan

membawa kepuasan bagi klien dan keluarga.

b) Kepada mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Stikes Nusantara Kupang untuk

mampu meningkatkan pengetahuan tentang konsep teori dan asuhan

keperawatan jiwa dan menerapkannya dilapangan.

Anda mungkin juga menyukai