PENDAHULUAN
.1 Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
(Stuart dan Sundden,1995).Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain, disertai amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol (kusumawati dan hartono,2010).
Suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku perilaku yang dapat melukai secara
fisik baik terhdap diri atau orang lain (towsend,1998). Suatu keadaan diamana klien
mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri,lingkungan, termasuk orang lain
dan barang-barang (marimis, 1998)
2.2 Etiologi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya
harga diri, kebutuhan akan status dan prestise yang tidak terpenuhi.
1. Frustasi
Seorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan / keinginan yang
diharapkan menyebabkan ia menjadi frustasi
2. Hilangnya harga diri
Pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika
kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah
diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah dan sebagainya.
3. Kebutuhan akan status dan prestise
Manusia pada umumnya mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya,
ingin dihargai dan diakui statusnya.
Di bawah ini ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan antara
lain :
1. Faktor predisposisi
Menurut Townsend 1996 terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang faktor
predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Teori biologik
Berdasarkan teori biologik, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut:
a) Pengaruh neurofisiologik, beragam komponene sistem neurologis mempunyai
implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat impuls agresif. Sistem limbik
sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya perilaku bermusuhan dan respon
agresif
b) Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (1996) menyatakan
bahwa berbagai neurotransmiter (epinefrin, norepinefrin, dopamin,
asetilkolin,dan serotonin)sangat berperan dalam memfasilitasi dan
menghambat impuls agresif. Peningkatan hormon androgen dan norepinefrin
serta penurunan serotinin dan GABA (6 dan 7) pada cairan serebrospinal
merupakan faktor predisposisi penting yang menyebabkan timbulnya perilaku
agresif pada seseorang
c) Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat kaitanya
dengan genetik termasuk genetik tipe kariotipe XYY, yang umumnya dimiliki
oleh penghuni penjara pelaku tidak kriminal (narapidana)
d) Gangguan otak:sindrom otak organik berhubunga dengan berbagai gangguan
serebral, tumor otak ( khususnya pada limbik, dan lobus temporal), trauma
otak, penyakit ensefalitis, epilepsi ( epilepsi lobus temporal) terbukti
berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan
2) Teori psikologik
a) Tori psikoanalitik:teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan
dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat
konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat memeberikan kekuatan
dan paratise yang dapat meningkatkan citra diri serta memberikan arti dalam
kehidupannya. Teori lainnya berasumsi bahwa perilaku agresif dan tindak
kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap rasa
ketidakberdayaanya dan rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan
b) Teori pembelajaran: pelaku kekerasan merupakan perilaku yang di pelajari,
individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap perilaku kkerasan lebih
cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran eksternal dibandingkan anak-
anak tanpa faktor-faktor predisposisi biologik
c) Teori sosiokultural: kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan
menerima perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam
masyarakat merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan
2. Faktor prespitasi
Faktor prespitasi dapat dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal
1) Internal adalah semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan, menurunya
percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol dll.
2) Eksternal adalah penganiayaan fisik, kehilanga orang yang dicintai, krisis dan
lain-lain
Menurut shives (1998) hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan atau
penganiayaan antara lain sebagai berikut:
1) Kesulitan kondisi sosial ekonomi
2) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu
3) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuannya
dalam menempatka diri sebagai orang yang dewasa
4) Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisosial seperti penyalahgunaan obat dan
alkohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi
5) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan
tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga
2.3 Rentang respon masalah
Adaftif Maladaptif
3.1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji
Perilaku kekerasan
3.3. Rencana tindakan
TUM:
Klien dapat mengontrol atau mengendalikan perilaku kekerasan
TUK1:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tujuan: setelah 2x interaksi klien menunjukan tanda-tanda /menerima kehadiran
perawat
- Ekpresi wajah bersahabat
- Menunjukan rasa senang
- Ada kontak mata
- Mau berjabat tangan
- Mau menyebutkan nama
- Mau duduk berdampingan dengan perawat
Intervensi
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Memperkenalkan nama lengkap, nama panggilan, dan tujuan berkenalan
3. Tanyakan nama panggilan dan nama lengkap yang disukai klien
4. Tunjukan sikap jujur dan menempati janji setiap kali berinteraksi
5. Tunjukan sikap simpati dan menerima apa adanya
6. Beri perhatian pada klien dan masalah yang dihadapi klien
7. Dengarkan dengan penuh perhatian
TUK 2
1. Klien dapat mengenal penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya
Tujuan: klien dapat menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya
- Menceritakan penyebab perasaan jengkel atau marah, baik dari diri sendiri
maupun lingkungannya
Intervensi
1. Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesalatau jengkelnya
2. Dengarkan tanpa menyela/memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien
TUK 3
1. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
Tujuan: klien dapat menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan
- Tanda sosial: bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan
- Tanda emosional: perasaan marah, jengkel dan bicara kasar
- Tanda fisik: mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang dll
Intervensi
1. Motivasi klien untuk menceritakan kondisi fisik saat terjadi perilaku kekerasan
2. Motivasi klien menceritakan kondisi emosianalnya saat terjadi perilaku kekerasan
3. Motivasi klien menceritakan hubungan dengan orang lain saat terjadi perilaku
kekerasan
TUK 4
1. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
Tujuan: klien menjelaskan
- Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini dilakukannya
- Perasaan saat melakukan perilaku kekerasan
Intervensi
1. Motivasi klien untuk menceritakan jenis-jenis tindakan kekerasan yang selama ini
pernah dilakukannya
TUK 5
1. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Tujuan: klien menjelaskan akibat tindakannya bagi:
- Diri sendiri
- Orang lain dan
- Lingkungnnya
Intervensi
1. Diskusikan dengan klien akibat negatif yang dilakukan pada:
- Diri sendiri
- Orang lain dan
- Lingkungan
TUK 6
1. Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
Tujuan: klien dapat menyebutkan contoh pencegahan perilaku kekerasan cecara fisik
- Tarik napas dalam
- Pukul kasur atau bantal
Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
TUK 7
1. Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
Tujuan: klien dapat menyebutkan cara bicara (verbal) yang baik dalam mencegah
perilaku kekerasan
- tarik napas dalam
- pukul kasur atau bantal
Intervensi
diskusikan cara bicara yang baik dengan klien
minta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik
- meminta dengan baik “bu, saya perlu uang untuk membeli teh”
- menolak dengan baik “maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan”
- mengungkapkan perasaan dengan baik “ saya jadi ingin marah karena
perkataanmu itu”
TUK 8
1. Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan
Tujuan 1: klien dapat menyebutkan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan
Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan
2. Klien dapat mendemostrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan
Tujuan 2: klien dapat menyebutkan: jenis, dosis, dan waktu minum obat serta manfaat
dari obat itu (prinsip 5 benar)
Intervensi
1. Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya (nama warna), jika
3 kali: 07.00,13.00 dan 14.00
2. Minta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik
- Meminta dengan baik “bu, saya perlu uang untuk membeli teh”
- Menolak dengan baik “maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan”
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI KLIEN
Inisial : Tn.A Tanggal Pengkajian : 05-03-2018
Umur : 25 THN RM. No : 05-51-56
Informan : Pasien dengan catatan medik
II. ALASAN MASUK:
Klien datang diantar oleh oleh ibu dan bapak nya ke RSJ menur dengan keluhan
klien sering marah-maarah dan banting salon dan sering berkata sendiri.
Saat di kaji klien mengatakan masih marah-marah karena banyak brisik
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya
Tidak
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang berhasil
3. Pengalaman Pelaku Usia Korban Usia Saksi Usia
Aniaya Fisik 25
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam Keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1 - 3 :
1. kurang lebih 3 klien mengalami gangguan di masa lalu pada Tahun 2015, 2016,
2017 dengan keluhan klien sering marah-marah dan pengobatan kurang berhasil
2.klien pernah melakukan perilaku kekerasan terhadap keuarganya sendiri..
III. FISIK
1. Tanda Vital : TD: 120/70 N. :100 x /menitS. : 36,5 ͦ C RR. : 20 x /menit
2. Ukur : TB: 159 Cm BB : 43 Kg
3. Keluhan Fisik Ya Tidak
V. PSIKOSOSIAL
Genogram
: Klien mengatakan dia anak pertama dari ke lima bersaudara 2 laki-laki dan 3
perempuan klien tinggal serumah dengan Ayah dan ibunnya, klien sering marah-
marah karena ada banyak Berisik di rumahnya.
Jelaskan: klien marah-marah karena adanya hal Berisik yang mengganggu dirinya sendri
2.Konsep diri :
a. Gambaran diri
: klien mengatakan sangat bersyukur dengan tubuhnnya
b. Identitas
:klien mengatakan sangat senang dengan dirinnya sebagai seorang laki-laki
c. Peran
:klien hanya di rumah saja dan tidak bekerja, dia hanya berperan sebagai kakak
pertama dari ke lima bersaudara.
d. Ideal diri
: klien mengatakan ingin mendapatkan pekerjaan yang tetap dan penghasilan
yang bagus.
e. Harga diri
: klien mengatakan ingin bekerja di kantor, tapi dia tidak sekolah.
Masalah Keperawatan : Gangguan konep diri : HDR
3. Hubungan sosial :
4. Spiritual :
GENOGRAM :
Keterangan:
1. Penampilan
Tidak Rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak
tidak sesuai seperi biasanya
: saat di ajak bicara pembicaraan lancar dan cepat dan mudah di mengerti.
3. Aktivitas Motorik
3. Alamm Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan : klien gembira saat berinteraksi dengan perawat
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperwatan
5 Afek
8. Proses Pikir
9. Isi pikir
Waham
11. MEMORI
13.Kemampuan penilaian
Ya Tidak Ya Tidak
Ya Tidak
Makanan Pakaian Uang
Kemanan Transportasi
Perawatan Kes Tempat tinggal
a. Perawatan diri :
- Nafsu makan
Meningkat Menurun BB tertinggi
-------terendah ---------
- Diet khusus :-
Jelaskan : Pasien mengatakan nafsu makannya biasa saja dan BB
tetap
43kg
c. Tidur
ya tidak
- Apakah ada masalah ?
- Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur?
- Apakah anda kebiasaan tidur siang?
Lamanya -± 8------- jam
- Apa ada yang menolong anda untuk tidur?obat yang diminum
- Waktu tidur malam : jam 21.00 waktu bangun jam 05:00
Beri tanda V sesuai dengan keadaan klien.
- Sulit untuk tidur
- Bangun terlalu pagi
- semnabolisme
Ya Tidak
Ya Tidak Ya Tk
Keluarga Teman sejawat
Adaptif Maladatif
Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik reloksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya Lainnya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : klien mau berinteraksi dengan teman
sekamarnya
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : klien mengikuti kegiatan di RSJ
Masalah dengan pendidikan, spesifik : klien mengatakan tidak sekolah
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : klien tidak bekerja hanya di rumah saja
5. Distress Spiritual.
10. Kepatuhan.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan
perilaku kekerasan dapat dibagi 2 menjadi perilaku kekerasan secara verbal dan fisik.
berontak dan menahan mobil yang lewat dijalan. Karena hal ini akhirnya keluarga
membawa klien ke RSJ menur karena sudah tidak tahan dengan kelakuannya. Masalah
yang ditemukan dituangkan dalam bentuk diagnosa keperawatan yakni antara lain:
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan; Perilaku kekerasan,
5.2. SARAN