Anda di halaman 1dari 9

Restyana Noor F|Diabetes Melitus Tipe 2

DIABETES MELITUS TIPE 2

Abstract
Type 2 Diabetes Mellitus is a metabolic disorder that is marked by the rise in blood sugar due to a decrease in
insulin secretion by pancreatic beta cells and insulin function ordisorder (insulin resistance). Results Health
Researchin 2008, showed the incidence of diabetes mellitus in Indonesia reached 57%, while the incidence in
type 2 diabetes mellitus World is 95%. Risk factors of diabetes mellitus type 2, namely age, gender, obesity,
hypertension, genetics, diet, smoking, alcohol, lack ofactivity, waist circumference, . Treatment done by the use
of oral medication hyperglycemia and insulin as well as life style modification storeduce the incidence and
microvascular and macrovascular complications of diabetes mellitus type 2.

Keywords: Definition, diabetes mellitus type 2, risk factors, treatment

Abstrak
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat
penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin). Hasil Riset
Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan angka kejadian Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 57%
sedangkan kejadian di Dunia diabetes melitus tipe 2 adalah 95%. Faktor resiko dari Diabetes melitus tipe 2
yaitu usia, jenis kelamin,obesitas,hipertensi, genetik,makanan,merokok,alkohol,kurang aktivitas,lingkar perut,
.Penatalaksanaan dilakukan dengan cara penggunaan obat oral hiperglikemi dan insulin serta modifikasi gaya
hidup untuk mengurangi kejadian dan komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular dari Diabetes melitus
tipe 2 .

Kata kunci : Definisi, diabetes Melitus tipe 2, faktor resiko, penatalaksanaan

...
Korespondensi : Restyana Noor Fatimah | restyananoorfatimah@gmail.com

Pendahuluan
Diabetes Melitus adalahpenyakit tujuh di dunia sedangkan tahun 2012
yang ditandai dengan terjadinya angka kejadian diabetes me litus didunia
hiperglikemia dan gangguan metabolisme adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana
karbohidrat, lemak, dan protein yang proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2
dihubungkan dengan kekurangan secara adalah 95% dari populasi dunia yang
absolut atau relatif dari kerja dan atau menderita diabetes mellitus. Hasil Riset
sekresi insulin.Gejala yang dikeluhkan Kesehatan Dasar pada tahun 2008,
pada penderita Diabetes Melitus yaitu menunjukan prevalensi DM di Indonesia
polidipsia,poliuria,polifagia,penurunan membesar sampai 57%.
berat badan,kesemutan.2
International Tingginya prevalensi Diabetes Melitus tipe
2disebabkan oleh faktor risiko yang tidak
Diabetes Federation(IDF) menyebutkan dapat berubah misalnya jenis kelamin,
bahwa prevalensiDiabetes Melitus di umur, dan faktor genetik yang kedua
dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan adalah faktor risiko yang dapat diubah
DM sebagai penyebab kematian urutan misalnya kebiasaan merokok tingkat
ke
pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik, Indeks Masa Tubuh, lingkar pinggang dan
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, umur.4,8Diabetes Mellitus disebut dengan the
J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015 |1
Restyana Noor F|Diabetes Melitus Tipe 2

silent killer karena penyakit ini dapat pankreas dan atau ganguan fungsi insulin
mengenai semua organ tubuh dan (resistensi insulin).3
menimbulkan berbagai macam keluhan.
Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain
Prevalensi Diabetes Melitus Tipe 2
gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit
jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka
sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi Kejadian DM Tipe 2 pada wanita
paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke lebih tinggi daripada laki-laki.Wanita lebih
dan sebagainya. Tidak jarang, penderita DM berisiko mengidap diabetes karena secara
yang sudah parah menjalani amputasi fisik wanita memiliki peluang peningkatan
anggota tubuh karena terjadi indeks masa tubuh yang lebih besar. Hasil
pembusukan.Untuk menurunkan kejadian dan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008,
keparahan dari Diabetes Melitus tipe 2 maka menunjukan prevalensi DM di Indonesia
dilakukan pencegahan seperti modifikasi gaya membesar sampai 57%, pada tahun 2012
hidup dan pengobatan seperti obat oral angka kejadian diabetes melitus didunia
hiperglikemik dan insulin .3
adalah sebanyak 371 juta jiwa, dimana
proporsi kejadiandiabetes melitus tipe 2
adalah 95% dari populasi dunia yang
DISKUSI
menderita diabetesmellitus dan hanya 5%
Definisi Diabetes Melitus Tipe 2
dari jumlah tersebut menderita diabetes
mellitus tipe 1. 1,4
Diabetes mellitus adalalah
gangguan metabolisme yang secara
Patogenesis
genetik dan klinis termasuk heterogen
dengan manifestasi berupa hilangnya
Diabetes melitus merupakan penyakit
toleransi karbohidrat, jika telah
yang disebabkan oleh adanya kekurangan
berkembang penuh secara klinis maka
insulin secara relatif maupun
diabetes mellitus ditandai dengan
absolut.Defisiensi insulin dapat terjadi
hiperglikemia puasa dan postprandial,
melalui 3 jalan, yaitu:
aterosklerosis dan penyakit vaskular
a. Rusaknya sel-sel B pankreas
mikroangiopati.1,7
karena pengaruh dari luar (virus,zat
Diabetes Mellitus Tipe 2
kimia,dll)
merupakan penyakit hiperglikemi akibat
b. Desensitasi atau penurunan
insensivitas sel terhadap insulin. Kadar
reseptor glukosa pada kelenjar
insulin mungkin sedikitmenurun atau
pankreas
berada dalam rentang normal. Karena
c. Desensitasi atau kerusakan reseptor
insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta
insulin di jaringan perifer.2
pankreas, maka diabetes mellitus tipe II
dianggap sebagai non insulin dependent
Patofisologi
diabetes mellitus.6,9
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah
Dalam patofisiologi DM tipe 2
penyakit gangguan metabolik yang di
terdapat beberapa keadaan yang berperan
tandai oleh kenaikan gula darah akibat
yaitu :
penurunan sekresi insulin oleh sel beta
1. Resistensi insulin
2. Disfungsi sel B pancreas
Diabetes melitus tipe 2 bukan insulinbanyak terjadi akibat dari obesitas
disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, dan kurang nya aktivitas fisik serta
namun karena sel sel sasaran insulin gagal penuaan.Pada penderita diabetes melitus
atau tidak mampu merespon insulin secara tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa
normal.Keadaan ini lazim disebut sebagai hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi
“resistensi insulin”.1,8 Resistensi pengrusakan sel-sel B langerhans secara
J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015 |2
Restyana Noor F|Diabetes Melitus Tipe 2

autoimun seperti diabetes melitus tipe 2. badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat
Defisiensi fungsi insulin pada penderita pernah menderita DM gestasional dan
diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat riwayat lahir dengan beratbadan rendah
relatif dan tidak absolut.4,5 (<2,5 kg).1,9 Faktor risiko yang
Pada awal perkembangan diabetes dapatdiubah meliputi obesitas
melitus tipe 2, sel B menunjukan berdasarkan IMT ≥25kg/m2 atau lingkar
gangguan pada sekresi insulin fase perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm
pertama,artinya sekresi insulin gagal pada laki-laki, kurangnya aktivitas fisik,
mengkompensasi resistensi insulin. hipertensi, dislipidemi dan diet tidak
Apabila tidak ditangani dengan baik,pada sehat.11
perkembangan selanjutnya akan terjadi
kerusakan sel-sel B pankreas. Kerusakan Faktor lain yang terkait dengan
sel-sel B pankreas akan terjadi secara risiko diabetes adalah penderita polycystic
progresif seringkali akan menyebabkan ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom
defisiensi insulin,sehingga akhirnya metabolikmemiliki riwatyat toleransi
penderita memerlukan insulin eksogen. glukosa terganggu (TGT) atau glukosa
Pada penderita diabetes melitus tipe 2 darah puasa terganggu (GDPT)
memang umumnya ditemukan kedua sebelumnya, memiliki riwayat penyakit
faktor tersebut, yaitu resistensi insulin dan kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau
defisiensi insulin. peripheral rrterial Diseases (PAD),
konsumsi alkohol,faktor stres, kebiasaan
Faktor resiko merokok, jenis kelamin,konsumsi kopi dan
kafein.2,4,5
Peningkatan jumlah penderita DM 1. Obesitas (kegemukan)
yang sebagian besar DM tipe 2, berkaitan Terdapat korelasi bermakna antara
dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko obesitas dengan kadar glukosa darah,
yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang pada derajat kegemukan dengan IMT >
dapat diubah dan faktor lain. Menurut 23 dapat menyebabkan peningkatan
American DiabetesAssociation (ADA) kadar glukosa darah menjadi 200mg%.
bahwa DM berkaitan dengan faktor risiko 1,2

yang tidak dapat diubah meliputiriwayat 2. Hipertensi


keluarga dengan DM (first degree Peningkatan tekanan darah pada
relative), umur ≥45 tahun, etnik, hipertensi berhubungan erat dengan
riwayatmelahirkan bayi dengan berat tidak tepatnya penyimpanan garam dan
air, atau meningkatnya tekanan dari
dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh
darah perifer.
3. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus
Seorang yang menderita Diabetes
Mellitus didugamempunyai gen
diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes
merupakan gen resesif. Hanya orang
yang bersifat homozigot dengan gen
resesif tersebut yang menderita
Diabetes Mellitus.
4. Dislipedimia

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015 |3


Restyana Noor F|Diabetes Melitus Tipe 2

Adalah keadaan yang ditandai dengan ml wine atau 720 ml.


kenaikan kadar lemak darah Faktor resiko penyakit tidak menular,
(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat termasuk DM Tipe 2, dibedakan
hubungan antara kenaikan plasma menjadi dua. Yang pertama adalah
insulin dengan rendahnya HDL (< 35 faktor risiko yang tidak dapat berubah
mg/dl) sering didapat pada pasien misalnya umur, faktor genetik, pola
Diabetes. makan yang tidak seimbang jenis
5. Umur kelamin, status perkawinan, tingkat
Berdasarkan penelitian, usia yang pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik,
terbanyak terkena Diabetes Mellitus kebiasaan merokok, konsumsi alkohol,
adalah > 45 tahun. Indeks Masa Tubuh. 2,5
6. Riwayat persalinan
Riwayat abortus berulang, melahirkan Gejala klinis
bayi cacat atau berat badan bayi >
4000gram Gejala diabetes melitus dibedakan
6. Faktor Genetik menjadi akut dan kronik
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis Gejala akut diabetes melitus yaitu
dan berbagai faktor mental Penyakit ini : Poliphagia (banyak makan)
sudah lama dianggap berhubungan polidipsia (banyak minum),
dengan agregasi familial. Risiko Poliuria (banyak kencing/sering kencing di
emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 malam hari), nafsu makan bertambah
akan meningkat dua sampai enam kali namu berat badan turun dengan cepat (5-
lipat jika orang tua atau saudara 10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah
kandung mengalami penyakitini. lelah.
7. Alkohol dan Rokok
Perubahan-perubahan dalam gaya hidup Gejala kronik diabetes melitus
berhubungan dengan yaitu : Kesemutan, kulit terasa panas atau
peningkatan frekuensi DM tipe 2. seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di
Walaupun kebanyakan peningkatan ini kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk,
dihubungkan dengan peningkatan pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah
obesitas dan pengurangan ketidak dan mudah lepas, kemampuan seksual
aktifan fisik, faktor-faktor lain yang menurun bahkan pada pria bisa terjadi
berhubungan dengan perubahan dari impotensi, pada ibu hamil sering terjadi
lingkungan tradisional kelingkungan keguguran atau kematian janin dalam
kebarat- baratan yang meliputi kandungan atau dengan bayi berat lahir
perubahan-perubahan dalam konsumsi lebih dari 4kg.
alkohol dan rokok, juga berperan
dalam peningkatan DM tipe 2. Alkohol Diagnosis
akan menganggu metabolisme gula
darah terutama pada penderita DM, Keluhan dan gejala yang khas
sehingga akan mempersulit regulasi ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah
gula darah dan meningkatkan tekanan sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa
darah. Seseorang akan meningkat >126 mg/dl sudah cukup untuk
tekanan darah apabila mengkonsumsi menegakkan diagnosis DM. Untuk
etil alkohol lebih dari 60ml/hari yang diagnosis DM dan gangguan toleransi
setara dengan 100 ml proof wiski, 240 glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2
jam setelah beban glukosa. Sekurang-
kurangnya diperlukan kadar glukosa darah Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang
2 kali abnormal untuk konfirmasi abnormal. Konfirmasi tidak diperlukan
diagnosis DM pada hari yang lain atau Tes pada keadaan khas hiperglikemia dengan
J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015 |4
Restyana Noor F|Diabetes Melitus Tipe 2

dekompensasi metabolik akut, seperti mikroangiopati, makroangiopati dan


ketoasidosis, berat badan yang menurun neuropati.
cepat . Tujuan akhir pengelolaan adalah
Ada perbedaan antara uji turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
diagnostik DM dan pemeriksaan Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
penyaring. Uji diagnostik dilakukan pada dilakukan pengendalian glukosa darah,
mereka yang menunjukkan gejala DM, tekanan darah, berat badan dan profil
sedangkan pemeriksaan penyaring lipid,melalui pengelolaan pasien secara
bertujuan untuk mengidentifikasi mereka holistik dengan mengajarkan perawatan
yang tidak bergejala, tetapi punya resiko mandiri dan perubahan perilaku.
DM (usia > 45 tahun, berat badan lebih,
hipertensi, riwayat keluarga DM, riwayat 1. Diet
abortus berulang, melahirkan bayi > 4000 Prinsip pengaturan makan pada
gr, kolesterol HDL <= 35 mg/dl, atau penyandang diabetes hampir sama
trigliserida ≥ 250 mg/dl). Uji diagnostik dengan anjuran makan untuk
dilakukan pada mereka yang positif uji masyarakat umum yaitu makanan yang
penyaring.11 seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
Pemeriksaan penyaring dapat kalori dan zat gizi masing- masing
dilakukan melalui pemeriksaan kadar individu. Pada penyandang diabetes
glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa perlu ditekankan pentingnya keteraturan
darah puasa, kemudian dapat diikuti makan dalam hal jadwal makan, jenis
dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) dan jumlah makanan, terutama pada
standar mereka yang menggunakan obat
penurun glukosa darah atau insulin.
Standar yang dianjurkan adalah
Penatalaksanaan diabetes melitus
makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat 60-
Prinsip penatalaksanaan diabates 70%, lemak 20-25% danprotein 10-
melitus secara umum ada lima sesuai 15%. Untuk menentukan status gizi,
dengan Konsensus Pengelolaan DM di dihitung dengan BMI (Body Mass
Indonesia tahun 2006 adalah untuk Indeks). Indeks Massa Tubuh (IMT)
meningkatkan kualitas hidup pasien DM. atau Body Mass Index (BMI)
Tujuan Penatalaksanaan DM merupupakan alat atau cara yang
adalah :2 sederhana untuk memantau status gizi
Jangka pendek : hilangnya keluhan orang dewasa, khususnya yang
dan tanda DM, mempertahankan rasa berkaitan dengan kekurangan dan
nyaman dan tercapainya target kelebihan berat badan. Untuk
pengendalian glukosa darah. mengetahui nilai IMT ini, dapat
Jangka panjang: tercegah dan dihitung dengan rumus
terhambatnya progresivitas penyulit
berikut:
BeratBadan (Kg)
IMT =
------------------------------------------------
Tinggi Badan (m)Xtinggi Badan
(m)

2. Exercise (latihan fisik/olahraga)


Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 Continous, Rhythmical, Interval,
kali seminggu) selama kurang lebih 30 Progresive, Endurance (CRIPE).
menit, yang sifatnya sesuai dengan Training sesuai dengan kemampuan
J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015 |5
Restyana Noor F|Diabetes Melitus Tipe 2

pasien. Sebagai contoh adalah olah pasien DM tipe 2 ringan sampai sedang
raga ringan jalan kaki biasa selama 30 yang gagal dikendalikan dengan
menit. pengaturan asupan energi dan
Hindarkan kebiasaan hidup yang karbohidrat serta olah raga. Obat
kurang gerak atau bermalasmalasan. golongan ini ditambahkan bila setelah
4-8 minggu upaya diet dan olah raga
3. Pendidikan Kesehatan dilakukan, kadar gula darah tetap di atas
Pendidikan kesehatan sangat penting 200 mg% dan HbA1c di atas 8%. Jadi
dalam pengelolaan. Pendidikan obat ini bukan menggantikan upaya
kesehatan pencegahan primer harus diet, melainkan membantunya.
diberikan kepada kelompok Pemilihan obat antidiabetik oral yang
masyarakat resiko tinggi. Pendidikan tepat sangat menentukan keberhasilan
kesehatan sekunder diberikan kepada terapi diabetes. Pemilihan terapi
kelompok pasien DM. Sedangkan menggunakan antidiabetik oral dapat
pendidikan kesehatan untuk dilakukan dengan satu jenis obat atau
pencegahan tersier diberikan kepada kombinasi. Pemilihan dan penentuan
pasien yang sudah mengidap DM regimen antidiabetik oral yang
dengan penyulit menahun. digunakan harus mempertimbangkan
tingkat keparahan penyakit DM serta
4. Obat : oral hipoglikemik, insulin kondisi kesehatan pasien secara umum
Jika pasien telah melakukan termasuk penyakit-penyakit lain dan
pengaturan makan dan latihan fisik komplikasi yang ada. Dalam hal ini
tetapi tidak berhasil mengendalikan obat hipoglikemik oral adalah termasuk
kadar gula darah maka golongan sulfonilurea, biguanid,
dipertimbangkan pemakaian obat inhibitor alfa glukosidase dan insulin
hipoglikemik sensitizing.3

Obat – Obat Diabetes Melitus b. Insulin


Insulin merupakan protein kecil dengan
a. Antidiabetik oral berat molekul 5808 pada manusia.
Penatalaksanaan pasien DM dilakukan Insulin mengandung 51 asam amino
dengan menormalkan kadar gula darah yang tersusun dalam dua rantai yang
dan mencegah komplikasi. Lebih dihubungkan dengan jembatan
khusus lagi dengan menghilangkan disulfide, terdapat perbedaan asam
gejala,optimalisasi parameter amino kedua rantai tersebut. Untuk
metabolik, dan mengontrol berat badan. pasien yang tidak terkontrol dengan diet
Bagi pasien DM tipe 1 penggunaan atau pemberian hipoglikemik oral,
insulin adalah terapi utama. Indikasi kombinasi insulin dan obat-obat lain
antidiabetik oral terutama ditujukan bisa sangat efektif. Insulin kadangkala
untuk penanganan dijadikan pilihan sementara, misalnya
selama kehamilan. Namun pada pasien
DM tipe 2 yang memburuk,
penggantian insulin total menjadi
kebutuhan. Insulin merupakan hormon
yang mempengaruhi metabolisme
karbohidrat maupun metabolisme
protein dan lemak. Fungsi insulin glukosa secara oksidatif, menaikkan
antara lain menaikkan pengambilan pembentukan glikogen dalam hati dan
glukosa ke dalam sel–sel sebagian otot serta mencegah penguraian
besar jaringan, menaikkan penguraian glikogen, menstimulasi pembentukan
J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015 |6
Restyana Noor F|Diabetes Melitus Tipe 2

protein dan lemak dari glukosa. penyakit jantung koroner (PJK),


gagal jantung kongetif, dan stroke.
Komplikasi diabetes melitus - Komplikasi
mikrovaskuler, komplikasi
Diabetes yang tidak terkontrol mikrovaskuler terutama terjadi
dengan baik akan menimbulkan pada penderita DM tipe 1 seperti
komplikasi akut dan kronis. Menurut nefropati, diabetik retinopati
PERKENI komplikasi DM dapat dibagi (kebutaan), neuropati, dan amputasi
menjadi dua kategori, yaitu :5,11
Pencegahan
a. Komplikasi akut
- Hipoglikemia, adalah kadar Pencegahan penyakit diabetes melitus
glukosa darah seseorang di dibagi menjadi empat bagian yaitu7:
bawahnilai normal (< 50 mg/dl).
Hipoglikemia lebih sering terjadi Pencegahan Premordial
pada penderita DM tipe 1 yang Pencegahan premodial adalah
dapat dialami 1-2 kali per minggu, upaya untuk memberikan kondisi pada
Kadar gula darah yang terlalu masyarakat yang memungkinkan
rendah menyebabkan sel-sel otak penyakit tidak mendapat dukungan dari
tidak mendapat pasokan energi kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko
sehingga tidak berfungsi lainnya. Prakondisi ini harus diciptakan
bahkan dapat mengalami dengan multimitra. Pencegahan
kerusakan. premodial pada penyakit DM misalnya
- Hiperglikemia, hiperglikemia adalah menciptakan prakondisi
adalah apabila kadar gula darah sehingga masyarakat merasa bahwa
meningkat secara tiba-tiba, dapat konsumsi makan kebarat-baratan adalah
berkembang menjadi keadaan suatu pola makan yang kurang baik,
metabolisme yang berbahaya, pola hidup santai atau kurang aktivitas,
antara lain ketoasidosis diabetik, dan obesitas adalah kurang baik bagi
Koma Hiperosmoler Non Ketotik kesehatan.
(KHNK) dan kemolakto asidosis.
b. Komplikasi Kronis Pencegahan Primer
- Komplikasi makrovaskuler, Pencegahan primer adalah
komplikasi makrovaskuler upaya yang ditujukan pada orang-
yangumum berkembang pada orang yang termasuk kelompok
penderita DM adalah trombosit risiko tinggi, yaitu mereka yang belum
otak (pembekuan darah pada menderita DM, tetapi berpotensi untuk
sebagian otak), menderita DM diantaranya :
mengalami a. Kelompok usia tua (>45tahun)
b. Kegemukan (BB(kg)>120% BB
idaman atau IMT>27 (kglm2))
c. Tekanan darah tinggi (>140i90mmHg)
d. Riwayat keiuarga DM
e. Riwayat kehamilan dengan BB bayi
lahir > 4000 gr.
f. Disiipidemia (HvL<35mg/dl dan atau
Trigliserida>250mg/dl). Untuk pencegahan primer harus
g. Pernah TGT atau glukosa darah puasa dikenai faktor-faktor yang berpengaruh
tergangu (GDPT) terhadap timbulnya DM dan upaya untuk
menghilangkan faktor-faktor tersebut.
J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015 |7
Restyana Noor F|Diabetes Melitus Tipe 2

Oleh karena sangat penting dalam SIMPULAN


pencegahan ini. Sejak dini hendaknya
telah ditanamkan Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe
pengertian tentang pentingnya kegiatan 2) adalah penyakit gangguan metabolik
jasmani teratur, pola dan jenis yang di tandai oleh kenaikan gula darah
makanan yang sehat menjaga badan akibat penurunan sekresi insulin oleh sel
agar tidak terlalu gemuk:, dan risiko beta pankreas dan atau ganguan fungsi
merokok bagi kesehatan. insulin yang terjadi melalui 3 cara yaitu
rusaknya sel-sel B pankreas karena
Pencegahan Sekunder pengaruh dari luar (virus,zat kimia,dll),
Pencegahan sekunder adalah penurunan reseptor glukosa pada kelenjar
upaya mencegah atau menghambat pankreas, atau kerusakan reseptor insulin
timbulnya penyulit dengan tindakan di jaringan perifer. Penderita diabetes
deteksi dini dan memberikan melitus biasanya mengeluhkan gejala khas
pengobatan sejak awal penyakit. seperti poliphagia (banyak makan),
Dalam pengelolaan pasien DM, sejak polidipsia (banyak minum), poliuria
awal sudah harus diwaspadai dan (banyak kencing/sering kencing di malam
sedapat mungkin dicegah hari) nafsu makan bertambah namun berat
kemungkinan terjadinya penyulit badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam
menahun. Pilar utama pengelolaan waktu 2-4 minggu) mudah lelah, dan
DM meliputi: kesemutan. Kejadian DM Tipe 2 lebih
a. penyuluhan banyak terjadi pada wanita sebab wanita
b. perencanaan makanan memiliki peluang peningkatan indeks
c. latihan jasmani masa tubuh yang lebih besar. Berdasarkan
d. obat berkhasiat hipoglikemik. hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun
2008 prevalensi DM di Indonesia
Pencegahan Tersier membesar hingga 57%. Peningkatan
Pencegahan tersier adalah upaya Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 di
mencegah terjadinya kecacatan lebih timbulkan oleh faktor faktor seperti
lanjut dan merehabilitasi pasien sedini riwayat diabetes melitus dalam keluarga,
mungkin, sebelum kecacatan tersebut umur, Obesitas, tekanan darah tinggi,
menetap. Pelayanan kesehatan yang dyslipidemia, toleransi glukosa terganggu,
holistik dan terintegrasi antar disiplin kurang aktivitas, riwayat DM pada
terkait sangat diperlukan, terutama kehamilan. Untuk menegakkan diagnosis
dirumah sakit rujukan, misalnya para Diabetes Melitus Tipe 2 yaitu
ahli sesama disiplin ilmu seperti ahli ditemukan keluhan dan gejala yang khas
penyakit jantung, mata, rehabilitasi dengan hasil pemeriksaan glukosa darah
medis, gizi dan lain-lain.3,6 sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa
>126 mg/dl. Penatalaksanaan Diabetes
Melitus dapat dilakukan dengan pemilihan
obat oral hiperglikemik dan insulin serta
modifikasi gaya hidup seperti diet , dan
olahraga teratur untuk menghindari
komplikasi seperti ketoasidosis diabetik,
koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK)
dan kemolakto asidosis, penyakit jantung
koroner,gagal jantung kongetif, stroke, DAFTAR PUSTAKA
nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), 1. Bennett,P.EpidemiologyofType2DiabetesMi
neuropati, dan ulkus diabetikum. llitus.InLeRoithet.al,
DiabetesMillitusaFundamentalandClinical
Text.Philadelphia:LippincottWilliam&Wilki
J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015 |8
Restyana Noor F|Diabetes Melitus Tipe 2

n s.2008;43(1): 544-7. III, edisi kelima. Jakarta: Interna publishing,


2. Buraerah, Hakim. Analisis Faktor Risiko 2009.h.1961.
Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas 12. PB PERKENI. Konsensus pengelolaan dan
Tanrutedong, Sidenreg Rappan,. Jurnal Ilmiah pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
Nasional;2010 [cited 2010 feb 17]. Available Indonesia. Jakarta; 2011.
from 13. Ibrahim ZS.Pengaruh senam kakiterhadap
:http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID= peningkatan sirkulasi darah kakipasien
61&src=a&id=186192 diabates melitus tipe 2 Di RSUPFatmawati
3. Departemen Kesehatan. Pharmaceutical Care Jakarta Tahun 2012 [skripsi]. Jakarta:
untuk Penyakit Diabetes Melitus. 2005. Universitas PembangunanNasional Veteran;
4. Harding, Anne Helen et al. Dietary Fat adn 2012.
Risk of Clinic Type Diabetes. A,erican Journal
of Epidemiology.2003;15(1);150-9.
5. Hastuti, Rini Tri. Faktor-faktor Risiko Ulkus
Diabetika Pada Penderita Diabetes Melitus
Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
[dissertation]. Universitas Diponegoro
(Semarang). 2008.
6. Slamet S. Diet pada diabetes Dalam Noer
dkk.Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi
III.Jakarta: Balai Penerbit FK-ill;2008.
7. Sujaya, I Nyoman. “Pola Konsumsi Makanan
Tradisional Bali sebagai Faktor Risiko
Diabetes Melitus Tipe 2 di Tabanan.” Jurnal
Skala Husada”. 2009;6(1);75-81.
8. Teixeria L. Regular physical exercise training
assists in preventing type 2 diabetes
development: focus on its antioxidant and
anti-inflammantory properties. Biomed
Central Cardiovascular Diabetology.2011;
10(2);1-15.
9. Wild S , Roglic G, GreenA, Sicree R, king
H.Global prevalence of diabetes: estimates for
the year 2000 and projections for 2030.
Diabetic care. 2004;27(3);1047-53.
10. Yaturu, S. Obesity and type 2 diabetes.
Journal of DiabetesMellitus. 2011; 1(4);10-6.
11. Waspadji S. Kaki diabetes. Dalam: Sudoyo
AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015 |9

Anda mungkin juga menyukai