GANGGUAN SOMATOFORM
Pembimbing :
dr. Yenny Dwi Purnamawati., Sp.KJ (K)
Penyusun :
Judul :
Referat
Gangguan Somatoform
Penyusun :
Menyetujui,
Pembimbing
1.1 Somatoform
1.1.1 Definisi
Somatoform berasal dari bahasa Yunani, soma, yang artinya tubuh. Gangguan
somatoform adalah suatu kelompok besar penyakit/gangguan yang komponen
utamanya adalah tanda dan gejala yang berkaitan dengan tubuh. Gangguan ini
meliputi interaksi antara tubuh dan pikiran dalam hal ini otak, yang mekanismenya
masih belum dapat dimengerti dengan baik, mengirim berbagai macam sinyal yang
mengenai kesadaran pasien, yang mengindikasikan adanya masalah pada tubuhnya
sendiri.1
Pada gangguan somatoform, orang memiliki simptom fisik yang
mengingatkan pada gangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas organik yang
dapat ditemukan sebagai penyebabnya. Gejala dan keluhan somatik menyebabkan
penderitaan emosional/gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam
peranan sosial atau pekerjaan. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh pura-
pura yang disadari atau gangguan buatan.1
Menurut PPDGJ-III, ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-
keluhan gejala fisik yang berulang-ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan
medik, meskipun sudah terbukti berkali-kali hasilnya negatif dan juga sudah
dijelaskan oleh dokternya bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar
keluhannya. Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas
kemungkinan kaitan antara keluhan fisiknya dengan masalah atau konflik dalam
kehidupan yang dialaminya, bahkan meskipun didapatkan gejala-gejala anxietas
dan depresi.2
1.1.2 Epidemiologi
Menurut model biopsikososial ada beberapa faktor yang akan bersatu menjadi
“somatisasi”. Ini merupakan proses yang kompleks dimana genetik dan kelemahan
biologis (peningkatan sensivitas terhadap sakit, ketajaman propioseptif),
pengalaman traumatik pada awal kehidupan (kekerasan, penganiayaan,
kekurangan), dan faktor pembelajaran (perhatian yang didapat saat sakit, kurangnya
penguatan ekspresi distress nonsomatik). Semua itu mengarah pada gaya
karakterologis dengan fokus pada somatik dan kesulitan mengekspresikan emosi
(alexythymia). 6
keyakinan.
• Dikhususkan jika :
o Predominan nyeri : dikhususkan jika gejala somatik yang menonjol
yaitu melibatkan nyeri
o Persisten : dikarakteristikkan dengan gejala berat, terdapat kerusakan,
dan durasi lama ( lebih dari 6 bulan)
• Berdasarkan derajatnya :
o Ringan : jika hanya satu gejala pada kriteria B yang terpenuhi
o Sedang : jika dua atau lebih gejala di kriteria B terpenuhi
o Berat : jika dua atau lebih gejala di kriteria B terpenuhi dan terdapat
keluhan somatik multipel ( atau satu gejala somatik yang sangat parah)
Dismenore psikogenik;
“teeth grinding”
Diagnosis lain harus dipikirkan pada pasien dengan suspek kelainan gejala somatik
karena gejala mungkin mengindikasikan kelainan penyakit mental lain: depresi,
gangguan panik, gangguan anxietas, dan kondisi medis nonpsikiatrik (AIDS,
endokrinopati, miastenia gravis, penyakit generatif pada system saraf, SLE, dan
kelainan neoplastik.1
1.1.7 Komorbid
1.1.8 Tatalaksana
kesehatan mental. 10
Gambar 3. Pendekatan Dokter Perawatan Primer Terhadap SSD
Tujuan pengobatan
Maprotiline (Ludiomil)
Golongan Tetracyclic Compound
Mianserin (Tolvon)
Amoxapine (asendin)
Anti
Golongan Mono-Amine-Oxydase Moclobemide (Aurorix)
Depresi
Inhibitor (MAOI)- Reversible
Sertraline (Zoloft)
Paroxetine (Seroxat)
Golongan Selective Serotonin Re-
Fluvoxamine (Luvox)
Uptake Inhibitor (SSRI)
Fluoxetine (Prozac, Nopres)
Citalopram (Cipram)
Trazodone (Trazone)
Golongan atypical Antidepresants
Mirtazapine (Remeron)