Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DASAR DASAR PSIKOLOGI


“PSIKOMATIS”

DOSEN PENGAMPU
Fajar KawuryanS.Psi,M.Si

Disusun oleh :

Izza Rotul Karimah (201960051)


Erlangga Duta I. (201960056)
Yemima Glaudia M.D (201960074)
Syarif Arrasyid (201960079)
Afiq Az-zahroh (201960081)
Nor Afiyyatul Mufidah (201960089)
Pingky Violla Maretadeva (201960092)
Gian Sukma Widiastuti (201960100)
Winda Eka Pratama (201960102)
Rufi Anisa (201960104)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita, karena atas berkat, bimbingan, petunjuk dan
penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Psikomatis”
mata kuliah dasar-dasar psikologi dengan baik.

Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi
panutan kita dalam berperilaku yaitu suri tauladan yang baik.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan


membimbing kami dalam penyusunan paper ini baik itu teman-teman, dosen dan semua yang
telah membantu yang kami tidak bisa sebut satu persatu. Dalam makalah ini dibahas tentang
perkembangan moral menurut beberapa ahli.

Saran-saran yang berguna dari pembaca sangat diharapkan untuk memperbaiki


kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dalam isi buku ini.

Kudus, 10 November 2019

Penyusun
Pembahasan
Definisi,Penyebab,dan Karakteristik Psikomatis

Apa Itu Psikosomatis?


Stres merupakan hal lumrah yang terjadi pada setiap orang. Namun, hati-hati jika stres
dibiarkan karena bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan
psikosomatis. Penyakit pun bisa bermunculan atau bahkan memperparah gejala atau keluhan
fisik tertentu, seperti nyeri.

Psikosomatis terdiri dari dua kata, pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Gangguan
psikosomatis adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh, di mana pikiran
memengaruhi tubuh hingga penyakit muncul atau menjadi bertambah parah. Istilah gangguan
psikosomatis digunakan untuk menyatakan keluhan fisik yang diduga disebabkan atau
diperparah oleh faktor psikis atau mental, seperti stres dan rasa cemas.

Sedangkan dalam istilah psikologi, psikosomatis atau penyakit "fungsional"


merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit dan masalah pada fungsi tubuh, walaupun
tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan penunjang seperti
Rontgen atau tes darah.

Bagaimana Pikiran Memengaruhi Penyakit?

Seperti diketahui, pikiran dapat menyebabkan munculnya gejala atau perubahan pada
fisik seseorang. Contohnya, ketika merasa takut atau cemas, bisa memunculkan tanda-tanda
seperti denyut jantung menjadi cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), mual atau ingin
muntah, gemetaran (tremor), berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, sakit perut,
napas menjadi cepat, nyeri otot, atau nyeri punggung. Gejala fisik tersebut disebabkan oleh
meningkatnya aktivitas listrik atau impuls saraf dari otak ke berbagai bagian tubuh. Selain
itu, pelepasan zat adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah juga bisa menyebabkan gejala
fisik di atas.

Hingga kini, bagaimana persisnya pikiran bisa menyebabkan gejala tertentu dan
memengaruhi penyakit fisik, seperti ruam kulit atau darah tinggi, belum diketahui dengan
jelas. Impuls saraf yang arahnya menuju bagian-bagian tubuh atau otak, diduga dapat
memengaruhi sel-sel tertentu dalam sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan
timbulnya gejala penyakit. Tapi keseluruhan hal ini masih belum dipahami benar.

Karakteristik Psikosomatis yang Paling Umum

Perlu diketahui bahwa pikiran dapat menyebabkan gejala fisik. Sebagai contoh, ketika
seseorang takut atau cemas, hal itu dapat memacu detak jantung yang cepat, jantung
berdebar, merasa sakit, gemetar (tremor), berkeringat, mulut kering, sakit dada, dan sakit
kepala. Gejala-gejala fisik tersebut melalui saraf otak mengirim impuls tersebut ke berbagai
bagian tubuh, dan pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.

Berikut ini beberapa karakteristik psikomatis yang umum dan sering muncul:

1. Sakit perut

Kehilangan nafsu makan, mual, diare ataupun muntah menjadi ciri-ciri yang umum
diderita penderita psikosomatis. Kebanyakan mengalami rasa sakit pada perut bagian atas,
tetapi jika diperiksakan ke dokter, tidak ditemukan masalah serius.

2. Sakit kepala

Saat seseorang mengalami kecemasan, biasanya akan berdampak pada sisi emosional
dan fisik. Hal ini mengakibatkan sakit kepala yang berulang-ulang.

3. Kepanikan

Seseorang yang mengalami kecemasan dan kepanikan akan mengalami berbagai


gejala psikosomatis yang kompleks, misalnya kesulitan bernapas, jantung berdegup kencang,
nyeri dada, pusing dan berkeringat. Orang dengan gangguan panik ini dapat berpotensi
mengalami agoraphobia, yaitu ketakutan ke tempat ramai karena tidak nyaman dengan
serangan kepanikan.

4. Kelelahan

Tekanan yang kuat akan membuat seseorang mengalami kelelahan yang luar biasa. Ini
akan mengakibatkan seseorang sulit konsentrasi, mudah mengantuk dan pelupa.

Penyebab Psikosomatis

Penyebab penyakit psikosomatis tidak diketahui dengan pasti. Sebuah studi


mengungkapkan bahwa gangguan fisik yang terkait dengan tekanan mental disebabkan oleh
hiperaktif impuls saraf yang dikirim dari otak ke bagian lain dari tubuh, kemudian 
menyebabkan sekresi adrenalin ke dalam darah–sehingga menimbulkan kecemasan. Kondisi
ini dapat dipicu oleh berbagai faktor:

1. Genetika

Beberapa penelitian menyatakan bahwa penyimpangan genetik yang aneh pada


individu dapat berubah menjadi penyebab langsung untuk penyakit psikosomatis.

2. Kondisi biologis yang tidak teratur

Perubahan metabolisme glukosa, kadar asam amino dalam serum, ternyata bisa
menyebabkan penyakit psikosomatis.

3. Pengaruh stres

Orang yang mengalami peristiwa stres seperti trauma, pelecehan, sakit menahun,
ketakutan, depresi, marah, bersalah, tidak aman, dan situasi sulit lainnya juga rentan terhadap
gangguan psikosomatis.

4. Keadaan keluarga

Tidak adanya orang tua, perilaku orang tua terhadap anak, dan tidak terciptanya
hubungan yang baik dikeluarga juga merupakan asal mula dari gangguan psikosomatik.

Selain itu, beberapa kondisi medis dapat timbul karena ketegangan mental, seperti:
 Hipertensi: Beberapa faktor pemicu psikologi seperti keadaan emosi negatif, sering
mengalami stres, dan faktor sosial seperti status ekonomi dan peristiwa kehidupan
memiliki hubungan tidak langsung dengan tingkat tekanan darah.
 Arteriosklerosis terkait penyakit jantung: Penelitian telah menyimpulkan bahwa
perkembangan penyakit jantung koroner berkorelasi dengan beberapa faktor risiko di
mana terkait dengan depresi, kecemasan, dan stres.
 Masalah pernapasan: Terlepas dari berbagai pengaruh etiologis, stres emosional
merupakan faktor pemicu utama yang terkait dengan induksi asma bronkial.
 Masalah gastrointestinal: Pembentukan ulkus peptikum berhubungan dengan
kejadian kehidupan yang membuat seseorang stres

Beberapa penyakit tertentu memang terbukti dapat diperparah oleh kondisi mental seseorang.

Kondisi penyakit itu tak jarang akan kambuh atau semakin berat ketika penderitanya
sedang stres. Meski begitu, tanda perubahan fisik pada penyakit psikosomatis tidak terlihat,
dan sering kali tidak terdeteksi dokter. Namun bagi penderita, psikosomatik adalah suatu
gangguan yang sangat nyata dirasakan.

Cara Mengatasi Penyakit Psikosomatis

Pada dasarnya gangguan psikosomatis adalah rasa cemas dan depresi.

Munculnya psikosomatis ditandai dengan gangguan pada sistem organ yang


dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Mereka yang menderita psikosomatis akan
menemukan bahwa rasa sakit yang dialaminya tidak terkait dengan penyakit tertentu.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena psikosomatis adalah keluhan fisik yang yang
didasari adanya proses psikologis terkait mekanisme adaptasi stres di sistem otak terutama di
sistem aksis hipotalamus-pituitary adrenal dan hipotalamus.

Setiap penyakit memiliki pengobatannya sendiri. Pada kasus penyakit psikosomatis hal
itu bisa di atasi dengan beberapa cara. Berikut adalah pengobatan untuk gangguan
psikosomatik yang umum dilakukan:

 Pengobatan psikoterapi
Kaitan antara kondisi psikologis dan penyakit fisik seseorang sangatlah erat sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi antara keduanya.

Masalah yang menyebabkan seseorang datang ke dokter yang berhubungan dengan


kondisi psikologisnya dapat berhubungan dengan dua hal: berhubungan dengan masa lalu
penderita atau berhubungan dengan kondisi masa yang sedang dialaminya. Bahkan, bisa juga
disebabkan dari gabungan kedua masalah tersebut.

 Pengobatan fisik

Pengobatan ini hanya dikhususkan pada faktor fisik yang memengaruhi suatu penyakit
bisa muncul. Meski begitu, saat Anda sudah mengetahui sumber masalah yang menyebabkan
penyakit, hal itu bisa memunculkan pertanyaan pada pikiran Anda ‘bagaimana dampak
penyakit bagi tubuh?’. Hal ini yang sering kali bisa memperparah penyakit psikosomatik itu
sendiri.

 Pengobatan psikofarmakoterapi

Meski pengobatan psikofarmaka lebih intensif mengatasi gangguan psikosomatik


daripada obat lokal lainnya, namun pengobatan psikofarmaka umumnya tidak mempengaruhi
faktor etiologisnya.

Golongan obat psikofarmaka yang banyak dipergunakan adalah antidepresan, obat


penenang dan obat tidur. Perlu diketahui, penggunaan ini perlu pengawasan ketat karena bisa
menimbulkan efek samping seperti gangguan mental dan fisik.

Apabila Anda mengalami gejala-gejala psikosomatis seperti dijelaskan di atas, segera


periksakan diri ke dokter atau konsultasi dengan psikiater. Anda tak perlu khawatir,
psikosomatis adalah penyakit yang bisa sembuh ketika kondisi jiwa Anda sudah membaik.

Kesimpulan
Stres merupakan hal lumrah yang terjadi pada setiap orang. Namun, hati-hati jika stres
dibiarkan karena bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan
psikosomatis. Penyakit pun bisa bermunculan atau bahkan memperparah gejala atau keluhan
fisik tertentu, seperti nyeri.
Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/gangguan-psikosomatis-ketika-pikiran-menyebabkan-
penyakit-fisik

https://www.google.com/url.doktersehat.com%2Fwajib-tahu-4-gejala-umum-
seseorang-mengalami-psikosomatis%2F&usg=AOvVaw1ScTt0Qu0V6wTUuBOjEzyw

Anda mungkin juga menyukai