tubuh. menurut Wittkower Psikosomatik secara luas didefinisikan sebagai usaha untuk
mempelajari interelasi aspek aspek psikologis dan aspek fisik maupun jasmani dalam
keadaan normal maupun abnormal. ilmu ini mencoba mempelajari menemukan interelasi dan
interaksi antara fenomena kehidupan psikis ( jiwa ) dan somatik ( raga ) dalam keadaan sehat
maupun sakit. Gangguan Psikosomatis adalah faktor psikologis yang merugikan,
mempengaruhi, kondisi seseorang. faktor psikologis tersebut dapat berupa gangguan mental,
gejala psikologis, sifat kepribadian atau gaya mengatasi masalah dan perilaku kesehatan yang
maladaptif.
salah satu faktornya yaitu stress dan kecemasan, Perlu kita ketahui bahwa saat kita
mengalami stres dan kecemasan tubuh kita akan mengeluarkan reaksi seperti jantung
berdebar, nyeri otot, berkeringat, dada sesak, sakit kepala, tremor, dan lain-lain. Stres yang
muncul tidak hanya stres yang disebabkan oleh stres negatif, tetapi juga bisa disebabkan oleh
stres positif yang membuat tubuh kita lebih berenergi. hal inilah yang termasuk dampak dari
permasalahan psikologis yang mempengaruhi fisik kita.
1. Terapi perilaku kognitif, Bentuk terapi ini fokus pada pikiran dan keyakinan negatif
yang tidak realistis. Ini membantu pasien dalam memahami kalau pikiran negatif bisa
menimbulkan gejala fisik dan ada cara untuk mengatasinya.
2. Hipnoterapi, Hipnoterapi akan memudahkan pengidap gangguan psikosomatis dalam
mengekspresikan perasaan, pikiran, serta ingatan traumatis yang tersembunyi di
pikiran bawah sadarnya.
3. Olahraga, Olahraga fisik secara teratur bisa meredakan gangguan psikosomatis dan
bahkan mencegah terjadinya gangguan tersebut.
4. Pemberian Obat-obatan, Obat-obatan yang umumnya diresepkan untuk pengidap
gangguan psikosomatis adalah obat antidepresan. Pasalnya, jenis obat tersebut tidak
hanya bisa mengurangi kecemasan, tetapi juga bermanfaat meredakan nyeri fisik yang
berhubungan dengan gangguan psikosomatis.
5. Konseling, Konseling membantu pasien menjelaskan situasi yang dialami, efek
negatif yang dirasakan dalam hidup, dan sebagainya. Konselor akan memvalidasi
gejala penderita dan berempati, ini jadi permulaan penanganan yang efektif.
Nareza, M. (2020, Agustus 20). Mengenali Gangguan Psikosomatik dan Cara Mengobatinya.
Retrieved from alodokter.com:
https://www.alodokter.com/mengenali-gangguan-psikosomatik-dan-cara-mengobatinya
Contoh kondisi fisik yang bisa diperparah oleh faktor psikis adalah sakit maag, psoriasis,
eksim, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Adapun jenis-jenis psikosomatis dari bahasa menurut Maramis (2004) dan McQuade &
Aickman (1991) adalah :
1. Psikosomatis yang menyerang kulit
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang kulit adalah alergi.
2. Psikosomatis yang menyerang otot dan tulang.
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang otot dan tulang adalah rematik, nyeri
otot dan nyeri sendi
3. Psikosomatis pada saluran pernafasan
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pernapasan yaitu, sindrom
hiperventilasi dan asma.
4. Psikosomatis yang menyerang jantung dan pembuluh darah
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang jantung dan pembuluh darah adalah,
darah tinggi, sakit kepala vaskular, sakit kepala vasospastik dan migren
5. Psikosomatis pada saluran pencernaan
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang saluran pencernaan adalah sindrom
asam lambung dan muntah- muntah.
6. Psikosomatis pada alat kemih dan kelamin
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang alat kemih dan kelamin adalah nyeri
di panggul, frigiditas, impotensi, ejakulasi dini, dan mengompol.
7. Psikosomatis pada sistem endokrin
Gangguan psikosomatis yang sering menyerang sistem endokrin adalah, hipertiroid
dan sindrom menopause.
penduduk Indonesia usia 15 tahun atau lebih mengalami salah satu dari enam penyakit kronis
berikut yaitu TBC, diabetes mellitus, tumor atau keganasan, stroke, hepatitis atau liver, dan
jantung. Dari sepuluh penderita penyakit kronis, dua sampai lima penderita akan mengalami
gangguan mental emosional. Risiko gangguan mental emosional semakin tinggi bersamaan
dengan semakin banyak jumlah penyakit kronis yang diderita oleh responden. Responden
yang menderita satu penyakit kronis berisiko 2,6 kali lebih besar untuk mengalami gangguan
mental emosional, yang menderita dua penyakit kronis berisiko 4,6 kali, yang menderita tiga
penyakit kronis atau lebih berisiko 11 kali. Risiko gangguan mental emosional lebih besar
pada mereka yang mempunyai riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, jenis kelamin
perempuan, perokok dan peminum alkohol, pendidikan rendah, tidak bekerja, janda/duda
yang cerai mati atau cerai hidup, dan kelompok usia tua atau diatas 55 tahun.
RSJ Dr. Radjiman W. lawang. (n.d.). Psikosomatis. Rsjlawang.com. Retrieved
October 27, 2023, from https://rsjlawang.com/news/detail/919/psikosomatis
Pratiwi, D., & Lailatushifah, S. N. F. (2012). Kematangan emosi dan psikosomatis pada
mahasiswa tingkat akhir. Jurnal Psikologi. Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta.
https://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/KEMATANGAN-EMOSI-
DAN-PSIKOSOMATIS-PADA-MAHASISWA-TINGKAT-AKHIR_Noor.pdf
https://rsjlawang.com/news/detail/919/psikosomatis
DAMPAK PSIKOSOMATIS
Dampak psikosomatis adalah pengaruh emosi, pikiran, dan stres psikologis terhadap
kesehatan fisik seseorang. Dampak psikosomatis dapat mencakup berbagai masalah
kesehatan fisik yang dapat dipicu atau memburuk karena faktor psikologis. Berikut adalah
beberapa dampak psikosomatis yang umum menurut Tarigan & Sitepu (2020) dalam Fanira
(2021) :
Fanira, S., & Rohmadani, Z. V. (2021). Psikosomatis Ditinjau Dari Self-Resilience yang Dimiliki Mahasiswa
Semester Akhir di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Journal of Psychological Perspective, 3(1), 35-39.
Retrieved from : https://ukinstitute.org/journals/jopp/article/download/3106/68