REFARAT
RSUD UNDATA PALU FAKULTAS KEDOKTERAN
DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO
OLEH :
RIZQI KARIMA PUTRI
N 111 14 028
PEMBIMBING KLINIK :
dr. DEWI SURYANI A, Sp.KJ
1
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah psikosomatis berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa
dan soma atau badan. Dijelaskan oleh Kartono dan Gulo (1987) bahwa, psikosomatis
psikologis atau gangguan fisik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan psikologis
debar, sakit maag, sakit kepala (pusing, migren), sesak nafas dan lesu 3.
factor psikologis atau masalah perilaku yang secara jelas memperburuk perjalanan
atau hasil kondisi medis umum; atau secara jelas meningkatkan risiko seseorang
medis sebagai satu atau lebih masalah psikologis atau perilaku yang memiliki
pengaruh dengan cara menghambat dan bermakna terhadap perjalanan dan hasil
2
keadaan medis umum, atau yang meningkatkan risiko seseorang secara signifikan
gangguan yang gejalanya lebih disebabkan oleh proses mental dari pada penyebab
mempengaruhi kondisi klinis, kepatuhan klinis dan atau hasil terapi (mis.
fisik akibat dari kegiatan fisiologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala emosi.
Gangguan yang menyerang fisik adalah pusing, tubuh lemas, dan keluar keringat
dingin 3.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
emosi yang berlebihan dan kronis dalam merespon tekanan-tekanan yang ada, seperti
jantung berdebar-debar, sakit maag, sakit kepala (pusing, migren), sesak nafas dan
lesu 3.
stimulus emosi datang pada diri individu kemudian akan ditangkap oleh panca indera,
stimulus tersebut diteruskan ke sistem limbik yang merupakan pusat emosi. Dari
perintah dari sistem limbik yang disalurkan melalui thalamus dan hipotalamus ke
seperti muka yang cerah atau cemberut, muka merah atau pucat, dan menangis atau
tertawa. Jika dirasa stimulus tersebut berbahaya bagi individu, maka akan
menimbulkan reaksi psikis yang berujud ketegangan emosi yang diikuti oleh aktifitas
organ tubuh secara hiperaktif, misalnya detak jantung yang bertambah cepat,
4
Adapun jenis-jenis psikosomatis menurut Maramis (2004) dan McQuade &
adalah, darah tinggi, sakit kepala vaskuler, sakit kepala vasosvastik dan
migren.
5
7. Psikosomatis pada sistem endokrin
adalah pola perilaku individu dan kondisi rentan individu terhadap tekanan fisik dan
psikis (McQuade & Aickman, 1991). Selain itu faktor terakhir yang menyebabkan
A. TEORI STRES
sistematis tentang hubungan antara stres dengan suatu penyakit. Stress yang
reaksi fight or flight pada binatang. Pada manusia, yang karena peradabannya
tersebut dianggap sebagai reaksi nonspesifik, yang ditandai oleh situasi umum
6
Hans Selye (1907-1982) mengembangkan model stress yang disebut
sebagai general adaptation syndrome yang terdiri atas 3 fase, yaitu fase reaksi
alarm, fase pertahanan, yaitu saat diharapkan terjadinya proses adaptasi, serta fase
1. Sistem Neurotransmiter
homeostasis 2.
2. Sistem Endokrin
7
digabung dalam waktu singkat menimbulkan peningkatan penggunaan tenaga,
3. System imunologik
untuk mengurangi efek fisiologis lain dari stress. Sebaliknya, stress juga dapat
juga ada jalur neuron norepinefrin yang bersinaps di sel target imun.
humoral.
B. KLASIFIKASI 1
8
2) Faktor psikologis mempengaruhi terapi kondisi medis umum
individu
Pilih nama berdasarkan sifat factor psikologis (jika ada lebih satu factor,
kardiovaskular).
9
Respons fisiologis Terkait-Stres yang memengaruhi[tunjukkan
gejala fisik sebagai bagian dari gangguan (cth., gangguan konversi, yaitu
yaitu gejala fisik tidak didasari oleh patologi organic; 3) hipokondriasis, yaitu
keluhan fisik yang sering berkaitan dengan gangguan jiwa (cth., gangguan
asthenia, lelah, dan keletihan); serta 5) keluhan fisik yang dikaitkan dengan
C. PERUBAHAN KEHIDUPAN
dilakukan terhadap seratus orang dari berbagai latar belakang. Mereka yang
10
ketimbangan mereka yang menghadapinya dengan pesimis. Kalaupun terjadi
a. 300 +, memiliki risiko tinggi atau sangat tinggi menjadi sakit dalam waktu
dekat.
waktu dekat.
11
c. <150, memiliki kesempatan rendah sampai sedang menjadi sakit dalam waktu
dekat.
medis umum 2.
b. Gangguan spesifik
1. Sistem Gastrointestinal
gejala 1,2.
12
b) Ulkus peptikum
c) Colitis ulserativa
d) Crohns disease
2. System Kardiovakular
terjadi 1,2.
13
b) Penyakit katup jantung dan gangguan ansietas
c) Hipertensi
3. System pernapasan
a) Asma bronchial
tinggi 1,2.
b) Sindroma hiperventilasi
4. System endokrin
a) Hipertiroidisme
b) Hipotiroidisme
14
c) Diabetes mellitus
5. Gangguan adrenal 2
a) Sindrom Cushing
b) Penyakit Addison
6. Gangguan kulit
a) Dermatitis atopic
b) Psoriasis
c) Ekskoriasi psikogenik
d) Hiperhidrosis
7. System musculoskeletal 2
a) Rheumatoid atritis
d) Fibromyalgia
15
8. Nyeri kepala
b) Tension headache
9. Psiko-onkologi
E. DETEKSI DINI
1. Akne
2. Reaksi alergi
3. Angina pectoris
4. Angineurotic edema
5. Aritmia
7. Asma bronchial
8. Kardio spasme
16
13. Hipertensi esensial
16. Herpes
17. Hiperinsulinisme
18. Hipertiroidisme
19. Hipoglikemia
22. Migren
24. Mual
25. Neurodermatitis
26. Obesitas
34. Takikardia
17
35. Tension headache
36. Tuberculosis
38. Urtikaria
39. Muntah
40. Warts
F. PENATALAKSANAAN
somatic 8,9.
menangani aspek psikiatrik, sedangkan dokter ahli penyakit dalam atau dokter
spesialis lain menangani aspek somatik. Tujuan terapi medis adalah membangun
keadaan fisik pasien sehingga pasien dapat berperan dengan berhasil, serta
18
suatu perubahan dalam hubungan keluarga dan anak, mengingat kepentingan
a. Bersifat holistik: 10
1) Pengobatan Psikofarmaka 10
Benzodiazepin (BZD)
antikonvulsan.
pendek.
19
Antidepresan 10
clomipramin
20
Pengobatan Fisik
Pendekatan Psikoterapi
Fungsi utama : 10
Psikoterapi suportif : 10
kejiwaannya
21
- Sugesti, saran/dorongan untuk atasi masalah
Terapi kombinasi 10
Bertujuan kesembuhan
2) Relaksasi 10
Tipe relaksasi : 10
progresif
22
1. Subyek mengambil posisi enak, santai
5. Prosedur yang sama untuk otot wajah, rahang, leher dan bahu
Pernafasan terkontrol
Visualisasi
Meditasi
Hipnosis
Aplikasi :
23
Pasien diberikan umpan balik parameter fisiologik untuk belajar
dikendalikan
sadar
4) Hipnoterapi 10
hipnosis berakhir.
5) Terapi keluarga 10
pertemuan
Bentuk terapi:
a. Suportif direktif
24
b. Interpretasi
mempengaruhi
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan H.I, Sadok B.J, 2013, Buku Ajar Psikiatri Klinis. EGC. Jakarta.
Jakarta.
(http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-
content/uploads/2012/06/KEMATANGAN-EMOSI-DAN-PSIKOSOMATIS-
PADA-MAHASISWA-TINGKAT-AKHIR_Noor.pdf).
University Press.
5. Aji, S. S. B. 2001. Stress Minor Dan Gangguan Psikosomatis Pada Ibu Rumah
Wangsa Manggala.
6. McQuade, W.& Aickman, A. 1991. Stress. Alih Bahasa Stella. Jakarta : Erlangga
(http://marizal/2010/03/psikosomatik.html)
26
10. Woroasih, 2011. Penatalaksanaan Psikosomatik. Diakses pada tanggal 3 April
27
28