Anda di halaman 1dari 33

2021

BUKU MAHASISWA
Edisi Ketujuh

BLOK 16
PSIKIATRI, FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Darussalam
Banda Aceh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
BANDA ACEH

BUKU MAHASISWA

BLOK 16
PSIKIATRI, FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL

©2021, MEDICAL EDUCATION UNIT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Darussalam-Banda Aceh 23111
Telepon/ Fax: (0651) 7551843
Home Page: www.fk.unsyiah.ac.id
Email: unitmeufkunsyiah@yahoo.com

i
Blok 16

PSIKIATRI, FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

BUKU MAHASISWA
Edisi Ketujuh

Copyright ®2021 oleh Medical Education Unit


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Cetakan Pertama: Januari 2021
Desain Sampul: dr. Fazil Amris, Sp.KJ

Diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Semua hak cipta terpelihara

Penerbitan ini dilindungi oleh Undang-undang Hak Cipta dan harus ada izin
oleh penerbit sebelum memperbanyak, disimpan atau disebar dalam bentuk
elektronik, mekanik, foto kopi dan rekaman atau bentuk lainnya.

ii
TIM KOORDINATOR BLOK 16

KETUA

dr. Zulfa Zahra, Sp.KJ

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

SEKRETARIS

dr. Fazil Amris, Sp.KJ


Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSJ

ANGGOTA

Dr. dr. Taufik Suryadi, Sp.F (K), Dipl. BE


Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. Rina Hastuti Lubis, Sp.KJ


Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSJ

dr. Muhammad Jailani, Sp. BP-RE (K)


Bagian Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

iii
PENYUSUN BUKU

dr. Zulfa Zahra, Sp.KJ


Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. Fazil Amris, Sp.KJ


Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

Dr. dr. Taufik Suryadi, Sp.F (K), Dipl. BE


Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. Rina Hastuti Lubis, Sp.KJ


Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. Muhammad Jailani, Sp. BP-RE (K)


Bagian Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. Malawati, Sp.KJ


Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSJ

dr. Ika Waraztuti, M. Biomed


Unit Manajemen Problem Based Learning (PBL)
Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala

dr. Hijra Novia Suardi, Sp.FK


Medical Education Unit Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala

dr. T. Renaldi, MKM


Komite Kurikulum Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala

dr. Teuku Muhammad Khaled


Unit Sumber Belajar Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala

iv
KATA PENGANTAR

Pendidikan metode Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan dengan


pendekatan utama berpusat pada aktivitas belajar secara mandiri oleh mahasiswa,
terstruktur dengan baik, berdasarkan masalah nyata, terintegrasi, berbasis
masyarakat dan pendekatan klinis yang terintegrasi sejak awal.
  Di Indonesia pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan
menggunakan metode PBL berpedoman pada SK Menteri Kesehatan No.
1457/MOH/SK/X/2003, dan SK Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tentang
Standar Kompetensi Dokter yang diterbitkan pada April 2006. Pelaksanaan
metode PBL diharapkan dapat menghasilkan dokter layanan primer/ keluarga
yang profesional, serta mampu mengembangkan, menerapkan serta mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran mutakhir.
Penerapan KBK menggunakan metode PBL untuk pendidikan kedokteran
dasar di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala telah dilaksanakan sejak
tahun akademik 2006/2007. Diharapkan metode ini akan menghasilkan
kemampuan komunikasi dan keterampilan belajar yang optimal, sejak pendidikan
hingga tingkat profesi memberi pelayanan sebagai dokter di kemudian hari. Untuk
mencapai hal tersebut telah dibuat pemetaan kurikulum yang berkesinambungan
dimulai dengan Blok Komunikasi dan Keterampilan Belajar, diikuti lanjutannya
dengan blok dasar, blok sistim organ, blok kesehatan masyarakat, serta blok riset
dan penulisan ilmiah.
  Untuk jabaran isi materi di tiap blok, telah dibuat buku panduan blok bagi
mahasiswa dan tutor sebagai penuntun dalam menjalani blok bagi mahasiswa dan
tutor. Dengan adanya buku panduan blok tersebut, diharapkan mahasiswa dan
tutor dapat seragam dan sistematis dalam mencari referensi lebih lanjut dalam
mencapai tujuan belajar yang maksimal.

Banda Aceh, 22 Januari 2021


Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala

Prof.Dr.dr.Maimun Syukri,Sp.PD.,KGH.,FINASIM(K)
NIP. 196112251990021001

v
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ............................................................................................ I
Halaman keterangan cetak ………………………………………………… ii
Koordinator Blok ………………………………………………………… iii
Penyusun Buku …………………………………………………………… iv
Kata Pengantar .............................................................................................. v
Daftar isi ........................................................................................................ vi
Gambaran Umum Blok 16 ......................................................................... 1
Area Kompetensi Yang Akan Dicapai Oleh Mahasiswa Menurut SKDI
2012 .............................................................................................................. 2
Daftar Masalah .............................................................................................. 5
Daftar Penyakit ............................................................................................. 6
Modul Dan Topik .......................................................................................... 9
Topic Tree ..................................................................................................... 10
Format Aktivitas Belajar ................................................................................ 12
Penilaian ......................................................................................................... 17
Sumber Belajar .............................................................................................. 18
Skenario 1 (Aku Ingin Tidak Gelisah Lagi)……............…………………... 21
Skenario 2 (Emosinya Kok Berubah-ubah?).................................................. 22
Skenario 3 (Ada Apa dengan Tubuh Ku?)….................................................. 23
Skenario 4 (Paha Berlubang Akibat Luka Tembak........................................ 24
Skenario 5 (Teganya Paman Menggantung Ponakannya).............................. 25
The Seven Jumps .......................................................................................... 26
Jadwal Kegiatan Blok 16 ............................................................................... 27
GAMBARAN UMUM BLOK 16
Blok Psikiatri, Forensik dan Medikolegal merupakan blok ke enam belas
dari kurikulum berbasis kompetensi dengan metoda Problem-Based Learning
di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Kegiatan blok ini membutuhkan
waktu 5 (lima) minggu ditambah 1 (satu) minggu untuk evaluasi, dengan muatan
5 SKS dengan rincian tutorial 10 kali pertemuan, pleno tutorial 5 kali pertemuan,
kuliah pakar 20 kali pertemuan.
Tema di semester 6 ini adalah masalah dan penyakit klinis pada tubuh
manusia. Blok ini akan memperdalam mengenai Psikiatri, Forensik dan
Medikolegal sebagai salah satu komponen terpenting dalam mempelajari
kejiwaan, aspek forensik dan etik-medikolegal dalam pendidikan kedokteran.
Dengan bermodalkan materi dari blok ini, maka diharapkan mahasiswa akan
lebih mudah memahami dan menjelaskan masalah dan penyakit yang muncul
pada psikiatri, forensik dan medikolegal serta dapat menjelaskan penyakit dan
menentukan diagnosis hingga penatalaksanannya sesuai dengan kompetensi yang
telah ditentukan pada SKDI 2012.

URGENSI BLOK PSIKIATRI, FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


Berdasarkan SKDI 2012, salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
dokter adalah mampu menentukan penyakit berdasarkan masalah yang muncul,
dan mampu mengajukan pemeriksaan klinis dan laboratorium yang dibutuhkan
untuk mengidentifikasi penyebab penyakit.
Blok Psikiatri, Forensik dan Medikolegal ini penting dalam proses
pembelajaran untuk menjadi dokter yang berkompeten. Karena dengan
mempelajari blok ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan masalah dan
patofisiologi, prinsip diagnosis dan penatalaksanaan sesuai dengan kelainan/
penyakit berhubungan dengan psikiatri, forensik dan medikolegal.

HUBUNGAN DENGAN BLOK SEBELUMNYA


Blok 7 Kehamilan, persalinan dan neonatus telah memperkenalkan masalah
pembunuhan anak dan abortus provokatus kriminalis.
Blok 8 Masa kanak dan remaja juga telah memperkenalkan masalah
kekerasan pada perempuan dan anak.
Blok 9 Dewasa dan masa tua juga telah memperkenalkan masalah
perubahan psikologis pada geriatri.
Blok 10 Respirasi dan kardiovaskular klinis telah memperkenalkan masalah
asfiksia, kematian mendadak sistem respirasi dan kardiovaskuler.
Blok 11 Digestif, endokrin, metabolik klinis telah memperkenalkan masalah
kematian mendadak sistem digestif, endokrin, dan metabolik.
Blok 12 Urogenital dan reproduksi klinis telah memperkenalkan masalah
kejahatan seksual, serta kematian mendadak sistem urogenital dan reproduksi.

1
Blok 13 Sistem neuromuskuloskeletal klinis telah memperkenalkan masalah
kematian mendadak sistem saraf pusat.
Pengetahuan yang didapatkan dari blok 7, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13 akan
menjadi dasar bagi mahasiswa dalam memahami dan menganalisa masalah dan
penyakit yang muncul dari aspek psikiatri, forensik dan medikolegal.

HUBUNGAN DENGAN BLOK BERIKUTNYA


Pada Blok 19 Disaster management akan dibahas kembali mengenai
identifikasi korban massal, identifikasi tulang dan identifikasi DNA.

TUJUAN UMUM
Pada akhir blok ini, mahasiswa diharapkan akan dapat mengenali,
memahami, menjelaskan dan menganalisis masalah dan penyakit yang berkaitan
dengan psikiatri, forensik dan medikolegal mulai dari diagnosis hingga
penatalaksanaan sesuai SKDI 2012. Mahasiswa juga diharapkan mampu
menerapkan aspek etika dan humaniora pada setiap masalah dan penyakit yang
ada pada blok ini.

TUJUAN KHUSUS
1. Mampu memahami dan menjelaskan masalah yang berkaitan dengan psikiatri,
seperti gangguan mental organik dan gangguan mental lainnya.

2. Mampu memahami dan menjelaskan masalah yang berkaitan dengan forensik.

3. Mampu memahami dan menjelaskan masalah yang berkaitan dengan aspek


medikolegal dan dasar hukumnya.

AREA KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI OLEH MAHASISWA:


1. Profesionalitas yang Luhur
1.1. Kompetensi Inti
Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan
nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum,
dan sosial budaya.

1.2. Lulusan Dokter Mampu


1. Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/ Yang Maha Kuasa), Bersikap dan
berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam praktik kedokteran
2. Bermoral, beretika, dan berdisiplin
a. Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode
etik kedokteran Indonesia
b. Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi
pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

2
3. Berwawasan sosial budaya
a. Mengenali sosial-budaya-ekonomi masyarakat yang dilayani
b. Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama,
usia, gender, etnis, difabilitas, dan sosial-budaya-ekonomi
dalam menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat
i. Sadar dan taat hukum
a. Bersikap disiplin dalam menjalankan praktik kedokteran dan
bermasyarakat
b. Mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan kedokteran dan
memberikan saran cara pemecahannya
c. Memahami tanggung jawab dokter dalam hukum dan ketertiban
masyarakat
d. Memahami perundang-undangan dan aturan yang berlaku di
Indonesia terkait dengan kedokteran
e. Memahami peran dokter dalam membantu penegakan hukum dan
ii. Berperilaku profesional
a. Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional
b. Bersikap dan berbudaya menolong
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
2.1. Kompetensi Inti
Mampu melakukan praktik kedokteran dengan menyadari keterbatasan,
mengatasi masalah personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran
dan peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan serta
mengembangkan pengetahuan demi keselamatan pasien.
2.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Menerapkan mawas diri
a. Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis,
sosial dan budaya diri sendiri
b. Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada yang
lebih Mampu

3. Komunikasi Efektif
3.1. Kompetensi Inti
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal
dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega
dan profesi lain.
3.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
a. Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal
b. Berempati secara verbal dan nonverbal
c. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan
dapat dimengerti

3
d. Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan
kesehatan secara holistik dan komprehensif
e. Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk
berita buruk, informed consent) dan melakukan konseling
dengan cara yang santun, baik dan benar
f. Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural
dan spiritual pasien dan keluarga
g. Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada
penegak hokum, perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan
pihak lainnya jika diperlukan.

4. Pengelolaan Informasi
4.1. Kompetensi Inti
Mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi
kesehatan dalam praktik kedokteran.
4.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
a. Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi
b. kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
c. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan
untuk dapat belajar sepanjang hayat
2. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif
kepada profesi kesehatan lain, pasien, masyarakat dan pihak
terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan
3. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi untuk diseminasi
informasi dalam bidang kesehatan.
4.
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
5.1. Kompetensi Inti
Mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah
ilmu kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk medapatkan hasil
yang optimum
5.2. Lulusan Dokter mampu:
a. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu biomedik, ilmu humaniora, ilmu
kedokteran klinik, dan ilmu kesehatan masyarakat/kedokteran
pencegahan/ kedokteran komunitas yang terkini untuk mengelola
masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif
b. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
kedokteran klinik, dan ilmu kesehatan masyarakat/kedokteran
pencegahan/ kedokteran komunitas yang berhubungan dengan
kepentingan hukum dan peradilan

4
6. Pengelolaan Masalah Kesehatan
6.1. Kompetensi Inti
Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun
masyarakat secara komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan
dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
6.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat
a. Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi
diagnosis
b. Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang paling
tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, biaya dan berbasis bukti
c. Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung
jawab (lihat Daftar Pokok Bahasan dan Daftar Penyakit)
dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien
d. Mengkonsultasikan dan/ atau merujuk sesuai dengan standar
pelayanan medis yang berlaku (lihat Daftar Penyakit)
e. Membuat surat keterangan medis seperti surat keterangan sakit,
sehat, kematian, laporan kejadian luar biasa, laporan medikolegal
serta keterangan medis lain sesuai kewenangannya termasuk visum
et repertum dan identifikasi jenazah.

DAFTAR MASALAH
Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter berangkat dari keluhan
atau masalah pasien/ klien. Melalui penelusuran riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan tambahan/ penunjang, serta karakteristik pasien, keluarga dan
lingkungannya, dokter melakukan analisis terhadap masalah kesehatan tersebut
untuk kemudian melakukan tindakan dalam rangka penyelesaian masalah tersebut.
Daftar ini berisikan masalah, keluhan atau gejala yang banyak dijumpai
pada tingkat pelayanan kesehatan primer berdasarkan alasan yang membawa
pasien/ klien mendatangi dokter atau pelayanan kesehatan. Selama pendidikan
dokter, mahasiswa perlu dihadapkan pada berbagai masalah, keluhan atau gejala
yang terkait, serta perlu dilatih bagaimana menyelesaikan masalah tersebut,
sehingga diharapkan lulusan dokter FK Unsyiah berkompeten dalam menghadapi
berbagai masalah kesehatan serta mampu menyelesaikan berbagai masalah
tersebut dengan baik.
Daftar masalah individu perlu dikuasai oleh lulusan dokter, karena
merupakan masalah dan keluhan yang paling sering dijumpai pada tingkat
pelayanan kesehatan primer atau dengan kata lain masalah tersebut merupakan
keluhan yang membuat individu mendatangi dokter maupun institusi pelayanan
kesehatan. Daftar ini tidak menunjukkan urutan prioritas masalah kesehatan.

5
Masalah individu terkait Psikiatri, Forensik dan Medikolegal Klinis yang
sering dijumpai adalah sebagai berikut :
Psikiatri/Perilaku
Perubahan perilaku (termasuk Gangguan pemusatan perhatian dan
1. 10.
perilaku agresif) hiperaktif
Gangguan perkembangan (mental Gangguan perilaku seksual
2. 11.
dan intelektual) (nonorganik)
3. Gangguan belajar 12. Gangguan perilaku malam
4. Gangguan komunikasi 13. Gangguan tidur
5. Penyalahgunaan obat 14. Stres
6. Perubahan emosi, mood tidak stabil 15. Depresi
7. Pelupa (gangguan memori), bingung16. Cemas
8. Penurunan fungsi berfikir 17. Pemarah
9. Kepercayaan yang aneh 18. Mengamuk

Kedokteran Forensik dan Medikolegal


1. Kematian yang tidak jelas penyebab10. Tenggelam
2. Kekerasan tumpul 11. Pembunuhan anak sendiri
3. Kekerasan tajam 12. Pengguguran kandungan
4. Trauma kimia 13. Kematian mendadak
5. Luka tembak 14. Keracunan
6. Luka listrik dan petir 15. Jenasah yang tidak teridentifikasi
Kebutuhan visum di layanan
7. Barotrauma 16.
primer
8. Trauma suhu 17. Bunuh diri
9. Asfiksia

DAFTAR PENYAKIT
Daftar penyakit merupakan penyakit-penyakit yang dipilih menurut beban
penyakit yang timbul berdasarkan perkiraan data kesakitan, data kematian serta
case fatality rate di Indonesia pada tingkat pelayanan primer, tingkat keseriusan
problem yang ditimbulkan dan efeknya terhadap individu, keluarga dan
masyarakat. Lulusan dokter yang akan bekerja di tingkat pelayanan primer harus
mempunyai tingkat kemampuan yang memadai agar mampu merujuk, membuat
diagnosis yang tepat, memberi penanganan awal atau penanganan tuntas.
Ada 4 kelompok penyakit yang harus dikuasai pada Blok 16 ini sesuai
dengan 4 tingkat kemampuan seorang dokter layanan primer, yaitu sebagai
berikut:

A. Psikiatri
No Daftar Penyakit Tingkat Kemampuan
Gangguan mental organic

6
Delirium yang tidak diinduksi oleh alkohol atau zat 3A
1
psikoaktif lainnya
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
2 Intoksikasi akut zat psikoaktif 3B
3 Adiksi/ketergantungan Narkoba 3A
Delirium yang diinduksi oleh alkohol atau zat 3A
4
psikoaktif lainnya
Psikosis (Skizofrenia, Gangguan Waham menetap, Psikosis akut dan skizoafektif)
5 Skizofrenia 3A
6 Gangguan waham 3A
7 Gangguan psikotik 3A
Gangguan Afektif (Gangguan mood)
8 Gangguan bipolar, episode manic 3A
9 Gangguan bipolar, episode depresif 3A
10 Gangguan siklotimia 2
11 Depresi endogen, episode tunggal dan rekuren 2
12 Gangguan distimia (depresi neurosis) 2
13 Gangguan depresif yang tidak terklasifikasikan 2
14 Baby blues (post partum depression) 3A
Gangguan neurotic, Gangguan berhubungan dengan stress, dan Gangguan
somatoform
Gangguan cemas fobia
15 Agorafobia dengan/tanpa panic 2
16 Fobia social 2
17 Fobia spesifik 2
Gangguan cemas lainnya
18 Gangguan panik 3A
19 Gangguan cemas menyeluruh 3A
20 Gangguan campuran cemas depresi 3A
21 Gangguan obsesif-kompulsif 2
Reaksi terhadap stress yang berat dan gangguan 2
22
penyesuaian
23 Post traumatic stress disorder 3A
24 Gangguan disosiasi (konversi) 2
25 Gangguan somatoform 4A
26 Trikotilomania 3A
Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
27 Gangguan kepribadian 2
28 Gangguan identitas gender 2
29 Gangguan preferensi seksual 2
Gangguan emosional dan perilaku dengan onset khusus pada masa anak dan
remaja
30 Gangguan perkembangan pervasive 2
31 Retardasi mental 3A
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif 2
32
(termasuk autism)
33 Gangguan tingkah laku (conduct disorder) 2
Gangguan makan
34 Anoreksia nervosa 2
35 Bulimia 2

7
36 Pica 2
Tics
37 Gilles de la tourette syndrome 2
38 Chronic motor of vocal tics disorder 2
39 Transient tics disorder 3A
Gangguan ekskresi
40 Functional encoperasis 2
41 Functional enuresis 2
Gangguan bicara
42 Uncoordinated speech 2
Kelainan dan disfungsi seksual
43 Parafilia 2
44 Gangguan keinginan dan gairah seksual 3A
Gangguan orgasmus, termasuk gangguan ejakulasi 3A
45
(ejakulasi dini)
Sexual pain disorder (termasuk vaginismus, 3A
46
disparenia)
Gangguan tidur
47 Insomnia 3A
48 Hipersomnia 3A
49 Sleep-wake cycle disturbance 2
50 Nightmare 2
51 Sleep walking 2
B. Forensik dan Medikolegal
No Daftar Penyakit Tingkat Kemampuan*
1 Kekerasan tumpul 4A
2 Kekerasan tajam 4A
3 Trauma kimia 3A
4 Luka tembak 3A
5 Luka listrik dan petir 2
6 Barotrauma 2
7 Trauma suhu 2
8 Asfiksia 3A
9 Tenggelam 3A
10 Pembunuhan anak sendiri 3A
11 Pengguguran kandungan 3A
12 Kematian mendadak 3B
13 Toksikologi forensik 3A

*Tingkat kemampuan di bagi menjadi 4 tingkatan:


Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik
penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi
lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang
paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk

8
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut
dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal,


dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
3B. Gawat Darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau
mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara
mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internship dan/ atau
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB).

MODUL DAN TOPIK


Blok ini terdiri dari 4 (empat) modul beserta topik-topik di dalamnya, yaitu:
No. Modul Kuliah Tutorial Mini Project
1. Psikiatri klinis √ √ √
2. Forensik klinis √ √
3. Medikolegal √ √ √
4. Integrasi √ √ √

9
TOPIC TREE

10
FORMAT AKTIVITAS BELAJAR
Aktifitas belajar dirancang dalam bentuk PBL (Problem-Based Learning)
dengan beberapa aktivitas belajar dipersiapkan untuk mencapai kompetensi pada
blok ini, berupa:
1. Diskusi tutorial
2. Belajar mandiri
3. Kuliah pakar
4. Konsultasi pakar
5. Diskusi Pleno

Ad. 1. Diskusi tutorial


 Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang semua mahasiswa agar antusias
dalam mencari dan menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi.
Jawaban terhadap masalah yang didapatkan melalui proses diskusi dan
belajar mandiri.
 Diskusi bersama tutor sebanyak 2 x 2 jam tiap minggu dengan menjalankan
prinsip 7 langkah/ the seven jumps
 Diskusi tutorial pertama dalam tiap skenario hanya menjalankan langkah 1–
5, selanjutnya pada diskusi tutorial kedua akan menyelesaikan langkah 6
dan 7.
 Diskusi membahas tentang skenario yang telah ditetapkan.

Ad.2. Belajar mandiri


Pada format belajar mandiri ini diharapkan mahasiswa mampu untuk
mencari, memahami, mensintesa serta merekonstruksi pengetahuan yang baru
diperoleh dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Belajar mandiri
terdiri dari 50% dari total waktu belajar, yaitu 20-25 jam dalam seminggu (waktu
belajar seminggu 45 jam). Belajar mandiri merupakan format utama dalam PBL.
Topik-topik yang perlu dipelajari secara mandiri dapat dilihat pada topic tree.

Ad.3. Kuliah pakar


Kuliah pakar diberikan oleh seorang yang dianggap memiliki kompetensi
akademik dalam bidang yang menjadi topik masalah yang dibahas dalam diskusi
dan tutorial. Kuliah pakar seminggu dapat berlangsung 2–3 kali, di ruang kuliah.
Kuliah pakar ini dikemas dalam bentuk komunikasi dua arah. Kuliah pakar ini
akan membantu mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan yang didapatnya
melalui proses belajar mandiri, praktikum maupun diskusi.

11
Adapun kuliah-kuliah dalam blok ini adalah sebagai berikut:
No Judul Kuliah Pemberi Kuliah Bagian
1 Introduksi Blok dr. Zulfa Zahra, Ilmu Kedokteran
- Area kompetensi blok Sp.KJ Jiwa
- Komponen kompetensi
- Penjabaran kompetensi
- Pokok-pokok bahasan
Pengantar Ilmu Psikiatri
- Sejarah psikiatri
Anamnesis Psikiatri
Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa
Mekanisme Pertahanan Ego

2 Gangguan Mental Organik dr. Rina Hastuti Ilmu Kedokteran


- Demensia Lubis, Sp. KJ Jiwa
- Delirium
- Gangguan mental lainnya akibat
kersakan dan disfungsi otak dan
pemeriksaan fisik
- Depresi Organik

3 Disfungsi seksual dr. Syahrial, Sp.KJ Ilmu Kedokteran


- Gangguan keinginan dan gairah (K) Jiwa
seksual
- Gangguan Ejakulasi dini
- Gangguan orgasme
- Seksual pain disorder
(vaginismus,diparenia)
- Parafilia
4 Gangguan Psikosis dr.Fazil Amris, Ilmu Kedokteran
- Gangguan Psikotik Akut Sp.KJ Jiwa
- Skizofrenia
- Gangguan Waham Menetap
- Gangguan Skizoafektif
5 Gangguan Afektif dr. Zulfa Zahra, Ilmu Kedokteran
- Gangguan bipolar Sp.KJ Jiwa
- Gangguan depresi
- Siklotimia
- Distimia
6 Gangguan Neurotik dan cemas dr. Juwita Saragih, Sp. Ilmu Kedokteran
- Gangguan panik KJ Jiwa
- Gangguan cemas menyeluruh
- Gangguan campuran cemas
depresi
- OCD
- PTSD
- Fobia Spesifik
- Reaksi Stres Akut

12
7 Somatoform dr. Malawati, Sp.KJ Ilmu Kedokteran
- Hipokondriasis Jiwa
- Somatisasi
- Konversi
8 Gangguan Tidur dr. Subhan Rio, Ilmu Kedokteran
- Insomnia Sp.KJ (K) Jiwa
- Hipersomnia
- Sleepwake cycle dysorder
- Nightmare
- Sleepwalking
9 Obat-obat psikiatri dr. Subhan Rio Ilmu Kedokteran
- Antipsikosis Pamungkas, Sp. KJ Jiwa
- Antidepresan (K)
- Anticemas
- Mood stabilizer

10 Gangguan Kebiasaan dan Impuls dr. Fazil Amris, Sp. Ilmu Kedokteran
- Trikotilomania KJ Jiwa
- Kleptomania
- Piromania
- Bulimia Nervosa
- Anoreksia Nervosa
- Pica

11 Tics dr.Suzanna Octiva, Ilmu Kedokteran


- Gilles de la Tourete syndrome Sp.KJ Jiwa
- Chronic motor of vocal tics
disorder
- Transient tic disorder
12 Pengantar ilmu kedokteran forensik Dr. dr. Taufik Ilmu Kedokteran
- Perundang-undangan yang Suryadi, Sp. F (K), Forensik
berkaitan dengan ilmu kedokteran Dipl. BE
forensik
- Sejarah ilmu kedokteran forensik
- Sistem medikolegal
- Sistem peradilan
- Visum et repertum
- Saksi ahli
13 Traumatologi forensik Dr. dr. Taufik Ilmu Kedokteran
- Kekerasan tumpul Suryadi, Sp. F (K), Forensik
- Kekerasan tajam Dipl. BE
- Luka tembak
- Luka ledakan
- Luka bakar
- Luka akibat zat kimia
- Luka akibat suhu panas
- Luka akibat suhu dingin
- Luka sengatan listrik

13
- Luka sambaran petir
- Kekerasan fisik
- Barotrauma
 Deskripsi perlukaan
14 Luka Bakar dr. M. Jailani, Sp. Ilmu Kedokteran
- Luka Bakar derajat 1 dan 2 BP-RE (K) Bedah Plastik
- Luka Bakar derajat 3 dan 4 /dr. Syamsul Rizal.
- Luka akibat bahan kimia Sp.BP-RE
- Luka akibat sengatan listrik
15 Asfiksia forensik Dr. dr. Taufik Ilmu Kedokteran
- Pembekapan Suryadi, Sp. F (K), Forensik
- Pencekikan Dipl. BE
- Penjeratan
- Penggantungan
- Tenggelam
- Penekanan dada
- Penyumpalan
- Asfiksia traumatik
- Asfiksia seksual
16 Tanatologi, autopsi dan ekshumasi Dr. dr. Taufik Ilmu Kedokteran
- Lebam mayat Suryadi, Sp. F (K), Forensik
- Penurunan suhu mayat Dipl. BE
- Kaku mayat
- Pembusukan
- Penentuan lama kematian
- Penentuan sebab kematian
- Pemeriksaan luar jenazah
- Autopsi
- Ekshumasi
17 Toksikologi forensik dan kematian Dr. dr. Taufik Ilmu Kedokteran
mendadak Suryadi, Sp. F (K), Forensik
- Keracunan insektisida Dipl. BE
- Keracunan logam berat
- Keracunan sianida
- Keracunan alkohol
- Keracunan makanan
- Keracunan obat
- Keracunan barbiturat
- Keracunan narkotika
- Keracunan karbonmonoksida
- Kematian akibat sistem
kardiovaskuler
- Kematian akibat sistem respirasi
- Kematian akibat sistem saraf
- Kematian akibat sistem
genitourinari
- Kematian akibat sistem endokrin

14
18 Hukum praktik kedokteran Prof. Dr. dr. Ilmu Penyakit
- Transaksi terapeutik Maimun Syukri, Dalam
- Aspek hukum rekam medik Sp.PD K-GEH,
- Informed consent FINASIM
- Rahasia kedokteran
19 Malpraktik kedokteran Dr. dr. Syahrul, Ilmu Kedokteran
- Kelalaian medik Sp.S (K) Saraf
- Adverse event
- Risiko medik
- Kesalahan medik
- Pembuktian malpraktik medik
20 Dr. dr. Taufik Ilmu Kedokteran
Penguguran Kandungan
Suryadi, Sp. F (K), Forensik
-Pembunuhan Anak Sendiri
Dipl. BE

Ad. 5 Konsultasi Pakar.


 Konsultasi Pakar adalah kegiatan mahasiswa untuk mencari jawaban
terhadap hal-hal yang ingin diketahui (yang muncul dalam diskusi) dan
bertujuan untuk membantu mahasiswa yang menghadapi kesulitan
dalam memahami materi yang ada maupun tidak terdapat dalam materi kuliah.
 Konsultasi dapat dilakukan dengan menghubungi dan bertanya langsung
pada pakar di bidang terkait sesuai dengan jadwal yang disepakati
terlebih dahulu (melalui administrasi PBL).
 Konsultasi pakar dibagi dalam kelompok, bisa berasal dari kelompok
tutorial dan setiap kelompok menghubungi pakar untuk dibuat perjanjian
waktu konsultasi. Perjanjian ini harus diketahui pihak manajemen PBL.
 Konsultasi pakar juga dapat dilakukan dalam bentuk forum bersama
dalam ruang kuliah yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa dan narasumber
dari keahlian klinis tertentu.
 Setiap mahasiswa harus melakukan konsultasi pakar minimal 1 kali
dengan mengikuti petunjuk konsultasi pakar dari manajemen PBL, Dibuktikan
dengan tanda tangan di kartu absensi.

No Nama Bagian No Hp Email


Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Ilmu Penyakit maimun_62@yaho
1 0811685945 o.com
Sp.PD K-GEH, FINASIM Dalam
Ilmu taufik.suryadi.ts@g
Dr. dr. Taufik Suryadi, Sp. F
2 Kedokteran 08126309403 mail.com
(K), Dipl. BE
Forensik
Ilmu
3 dr. Zulfa Zahra, Sp.KJ 081360026077 dr.zulfa00@gmail.com
Kedokteran Jiwa
Ilmu Penyakit
4 Dr.dr. Syahrul, Sp.S (K) 0811687196
Saraf
6 dr. Juwita Saragih, Sp. KJ Ilmu 081265840765 Juwi.280573@yah

15
Kedokteran Jiwa oo.com
Ilmu rinahastutilubis@g
9 dr. Rina Hastuti Lubis, Sp. KJ 085260559896
Kedokteran Jiwa mail.com
Ilmu malawatiyusuf@g
10 dr. Malawati, Sp. KJ 085260447274
Kedokteran Jiwa mail.com
Dr. Subhan Rio Pamungkas, Ilmu
11 081360540130 subhanriop@unsyiah. ac.id
Sp.KJ (K) Kedokteran Jiwa
Ilmu Bedah
Plastik dan
12 dr. Syamsul Rizal, Sp.BP-RE 081269506699
Rekonstruksi
dan Estetika
Ilmu
13 dr. Fazil Amris, Sp.KJ 085276717479 drfazilamris@gmail.com
Kedokteran Jiwa
Ilmu
14 dr. Syahrial, Sp. KJ (K) 081380264655 yal.adiksi@gmail.com
Kedokteran Jiwa
Ilmu susan_psikiatri@yaho.co.i
15 dr.Suzanna Octiva, Sp.KJ Kedokteran Jiwa
081383936826 d

Ad.6 Diskusi Pleno


 Format belajar ini diadakan dengan mengumpulkan sepuluh kelas tutorial
dalam satu diskusi besar. Manajemen PBL melalui penanggung jawab (PJ)
pleno menunjuk satu kelas tutorial untuk mempresentasikan hasil diskusi di
kelas tutorialnya dalam bentuk power point dihadapan narasumber dan kelas
lainnya.
 Kelompok presentan wajib mengirimkan file elektroniknya kepada PJ Pleno
dan Narasumber sehari sebelum diskusi pleno dan juga mengirimkannya
ke email MEU dengan alamat unitmeufkunsyiah@yahoo.com.
 Presentasi juga di print out dan diberikan pada narasumber pada hari
presentasi. Mahasiswa lain diberi kesempatan untuk bertanya dan
kelompok presentan diberi kesempatan untuk menjawab semampu
mereka. Narasumber memberi komentar setelah kelompok presentan
menjawab pertanyaan.

PENILAIAN
Nilai akhir terdiri atas :
1. Nilai proses (40%) :
- Diskusi Tutorial 80%,
- Mini-Project 20%
2. Nilai ujian akhir blok (60%)

SUMBER BELAJAR

16
Abdul Munim Idries, Agung Legowo Tjiptomartono. 2002. Penerapan Ilmu
Kedokteran Forensik Dalam Proses Penyelidikan. Jakarta. Sagung Seto. Hal:
19-25.

Afandi D, Mukhyarjon, Roy J, 2008. The Quality of visum et repertum of the


living victims. Jurnal Ilmu Kedokteran; 2 (1) : 19-22.

Amir A. 2005. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua. Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Amir A. 2009. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Medan. Bagian Ilmu


Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Fakultas Kedokteran Sumatera
Utara.

Amir A. 2009. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 2. Medan: Percetakan


Ramadhan.

Arif Budiyanto, Wibisana Widiatmaka, Siswandi Sudiono, T.Winardi, Abdul


Mun’in, Sidhi, Swasti Hertian, Budi Sampurna, Agus Purwadianto,
Rizkiwijaya, Herkutanto, Djaja Surja Atmatdja, Yuli Budiningsih, Slamet
Purnomo. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Cetakan Ke-dua.
Jakarta. Fakultas Universitas Indonesia.

Ashari I. 2013. Luka Tembak [online]. [cited 12 Maret 2013].


http://www.irwanashari.com/luka-tembak/.

Atmadja DS. 2004. Simposium Tatalaksana Visum et Repertum Korban Hidup


pada Kasus Perlukaan & Keracunan di Rumah Sakit. Jakarta: RS Mitra
Keluarga Kelapa Gading.

Aurora RN, Zak RS, Maganti RK, Auerbach SH, Casey KR. 2010. Best practice
guide for the treatment of REM sleep behavior disorders. J Clin Sleep Med.
6 (1) : 85-95.

Broderick M, 2007. Handbook of sleep disorders : Description of parasomnia.


USA : Informa healthcare. pp 55-9.

Budiyanto A, dkk., 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran


Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Budiyanto, A, dkk., 1997, Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama. Bagian


Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Chokroverty S. 2010. Overview of sleep and sleep disorders. Indian J Med Res.
131: 126-40.
Dahlan S. 2004. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi Dokter dan Penegak

17
Hukum. Badan penerbit Diponegoro. Semarang.

Dahlan, Sofwan. 2000. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman bagi Dokter dan
Penegak Hukum. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hadikusumo, Nawai. 1997. Kuliah Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas


Kedokteran UMY, Yogyakarta.

Herkutanto. 2004. Kualitas Visum et Repertum Perlukaan di Jakarta dan Faktor


yang Mempengaruhinya. Majalah Kedokteran Indonesia, September: 54
(9) : 355-60.

Idaiani S, Yunita I, Prihatini S, Indrawati L. 2013. Kesehatan Jiwa. dalam: Riset


Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;
Hal: 163–7.

Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa
Aksara; Hal: 131-168.

Idries, A.M. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama. Binarupa
Aksara. Jakarta.

Japardi I. 2002. Gangguan Tidur. Medan: USU Digital Library. Accessed August
2013. Available from URL:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1948/3/bedah-iskandar
%20japardi12.pdf.txt.

Joesoef A.A. 2006. Patofisiologi Gangguan Tidur. Penerbit Bursa Ilmu, Malang;
Hal: 5-10.

Johnson J, Srinivasan M, Xiong GL. Psychotic Disorders. 2009. In: McCarron


RM, Xiong GL, Bourgeois JA, editors. Lippincott’s Primary Care:
Psychiatry. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. p. 1–16.

Jons M.W. 2009. What is excessive daytime sleepiness and sleep deprivation :
cause, effects, and treatment. Chapter 2 : p 1-37.

Katona C, Cooper C, Robertson M. 2008. At a Glance Psikiatri. Edisi Keempat.


Penerbit Erlangga; Jakarta.

Marder S.R, Hurford I.M, Van Kammen D.P. Second Generation Antipsychotics.
2009. In: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P, editors.. Kaplan and Sadock’s
Comprehensive Textbook of Psychiatry. Ninth Edition. Wolters Kluwer
Health; p. 3207-3241.

Martinez D, and Lenz M.C.S, 2010. Circardian rhythm sleep disorders. Indian J
Med Res. 131: 141-9.
Maslim R. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas PPDGJ III. FK

18
Unika Atma Jaya; Jakarta.

Morrell M.J, Palange P, Levy P, and Backer W.D, 2007. Neuroanatomy and
Neurobiology of sleep In : Morrel MJ (Eds.), Prespiratory Sleep Medicin-
ERS Handbook, St. Louis-USA: Elsevier Saunders, p 12-15.

Pagel J.S. 2009. Excessive daytime sleepiness, Issue s of American Family


Physician, 79 (5) : 56.

Philip S.L. 2007. Clinical Forensic Medicine: Much Scope for Development in
Hong Kong. Hongkong: Department of Pathology Faculty of Medicine
University of Hong Kong.

Sampurna B, Samsu Z. 2003. Peranan Ilmu Forensik dalam Penegakan Hukum.


Jakarta: Pustaka Dwipar.

Sidharta P. 2009. Neurologis klinis dalam praktek umum. Dian Rakyat; Jakarta :
Hal: 190-7.

Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik. 2000. Teknik Autopsi Forensik,


Bagian Kedokteran Forensik, Fakultas. Kedokteran UI, Jakarta.

Stark M.M. 2005. Medical Forensic Medicine A Physician's Guide. 2nd Edition.
New Jersey: Humana Press Inc.

Taylor D, Paton C, Kapur S. Prescribing Guidelines. 2009. 10th edition.: Informa


Healthcare. United Kingdom.

Wales J. Visum et Repertum. [online].2013. Available at :


Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Visum_Et_Repertum. [cited : 12 Maret 2013].

Zhu L, and Zee P.C. 2012. Circardian rhythm sleep disorders. In: Vaughn BV
(Eds), Sleep Disorders in Neurologic Clinics, 30(4), St.Louis-USA:
Elsevier Saunders, p. 1167-9.

19
Skenario 1

AKU INGIN TIDAK GELISAH LAGI.......

Seorang wanita muda berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


sering mendengar suara-suara yang menakutkan sepanjang hari. Ia mengatakan
dirinya hampir sepanjang hari merasakan perasaan gelisah dan tidak nyaman yang
sudah dirasakan sejak 10 hari yang lalu. Hal ini disebabkan karena ia merasa
sangat terganggu dengan suara halusinasi tersebut dan pasien menyakini bahwa
suara tersebut benar adanya. Suara tersebut muncul sepanjang hari dan sangat
menganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan ini bermula ketika ia merasa kecewa
setelah tidak lulus ujian sidang skripsi. Semenjak itu ia terlihat lebih iritable dari
biasanya. ia juga menyakini bahwa teman kuliahnya yang telah membuat agar
ujian sidang skripsinya tidak lulus. Ia sejak 1 tahun terakhir sering terlihat
pendiam dan tidak mau berinteraksi dengan orang sekitar rumah. Dari hasil
pemeriksaan fisik dalam batas normal dan tidak didapatkan riwayat gangguan
jiwa sebelumnya.

1. Apa yang terjadi pada pasien ini?


2. Apa yang harus dipikirkan secara hirarki berdasarkan PPDGJ III sebelum
menegakan diagnosis ?

20
Skenario 2

Emosinya kok berubah-ubah?

Seorang laki-laki berusia 32 tahun dibawa oleh keluarganya dengan keluhan tidak bisa tidur
sejak 1 bulan yang lalu. Menurut pasien hampir sepanjang hari dirinya mendengar suara-
suara ditelinganya yang mengatakan bahwa ada orang yang akan mencelakai dirinya. Pasien
merasa yakin bahwa orang tersebut adalah sepupunya sendiri. Namun pasien tidak dapat
menjelaskan apa yang membuat sepupunya ingin mencelakai dirinya. Menurut keluarganya,
sejak 2 bulan yang lalu pasien sudah menunjukkan adanya perubahan perilaku. Pasien sering
mengurung diri, merasa putus asa, sering terlihat menangis sendiri dan tidak mau lagi
berjualan seperti aktivitas hariannya. Perubahan perilaku ini dirasakan keluarga sejak pasien
gagal menikah. Sejak itu keluarga merasakan pasien menjadi murung dengan ekspresi wajah
depresi. Pasien bahkan pernah mengatakan ingin mengakhiri hidupnya, walaupun hanya
berupa ide saja. Sekitar 2 tahun yang lalu, pasien pernah dibawa berobat ke dokter karena
sering membagi-bagikan barang pribadi dan membelanjakan uang secara berlebihan. Saat itu
usaha pasien sedang sangat berkembang, pasien juga terlihat sangat ceria, suasana perasaan
elasi dan bersemangat tidak seperti biasanya. Setelah berobat selama 4 bulan, keluarga
merasakan pasien sudah kembali seperti biasa.

- Apakah diagnosis kasus tersebut ?


- Apakah tatalaksana awal yang dapat dilakukan ?
- Apakah edukasi yang diberikan kepada keluarga sebelum dirujuk?

21
Skenario 3

Skenario 3
ADA APA DENGAN TUBUHKU?
Seorang wanita berusia 30 tahun datang ke klinik dokter umum karena di sarankan oleh teman-
temannya, selama ini pasien sudah berobat ke puskesmas dan beberapa dokter lainnya, bahkan
sampai ke Malaysia, namun tidak ada perbaikan. Awalnya pasien menolak saran teman-temannya
karena ia merasa tidak mengalami gangguan jiwa. Menurut teman-temannya ia mengalami
gangguan psikosomatis. Pasien sering merasa nyeri dan sakit dibagian bahunya, pasien merasa
ada yang salah dengan lututnya, lututnya terasa lemas jika digerakkan. Pasien sering merasa
telapak kakinya terasa panas jika ia berjalan. Hal tersebut sudah dirasakan pasien sejak setahun
yang lalu, sehingga ia mengalami insomnia. Pasien juga sering bermasalah dengan lambungnya.
Menurut pasien, semua keluhannya tersebut berawal dari gangguan lambungnya yang semakin
hari semakin memberat. Pasien merasa ada sesuatu yang salah dengan lambungnya. Pasien tidak
pernah puas setiap ke dokter karena mereka mengatakan pasien tdiak ada gangguan apa-apa,
hanya mengalami GERD (gantro esophageal reflux disease) dan hasil pemeriksaan laboratorium,
USG dan MRI semuanya normal, sementara ia merasakan keluhan itu semua.

- Apakah diagnosis kasus tersebut ?


- Apakah tatalaksana awal yang dapat dilakukan ?
- Apakah edukasi yang diberikan kepada keluarga sebelum dirujuk?

22
Skenario 4

Paha berlubang akibat luka tembak


Sekelompok pemuda terlibat tauran di tengah jalan raya. Akibat tauran tersebut
terjadi pengrusakan pertokoan dan perumahan sekitar jalan raya tersebut. Polisi
segera datang ke tempat kejadian perkara (TKP) setelah mendapat laporan dari
warga karena tauran tersebut sudah membahayakan penduduk sekitar karena
beberapa diantaranya membawa senjata tajam. Melihat tawuran semakin tak
terkendali, polisi melakukan tembakan peringatan. B, salah seorang pemuda
berusia 20 tahun yang terlibat tauran terlihat hendak melawan petugas kepolisian
akibatnya ia tertembak di bagian pahanya. Korban dibawa ke rumah sakit untuk
dilakukan pemeriksaan medis. Untuk melengkapi berita acara kepolisian, di
rumah sakit polisi meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan kedokteran
forensik untuk penerbitan visum et repertum. Dari pemeriksaan dokter, pada tubuh
korban ditemukan luka tembak di paha kiri bahagian depan, 6 cm dari pangkal
paha dan 20 cm dari lutut dengan ukuran diameter lubang luka 0,5 cm. Pada
sekitar luka tampak cincin memar, kelim tato dan bekas mesiu. Pada anamnesis
dokter menanyakan kronologis kejadian kepada korban dan polisi yang mengantar
korban. Dari sudut medikolegal, dokter harus merahasiakan segala sesuatu ketika
banyak wartawan berusaha mencari informasi terkait kejadian penembakan
tersebut.

1. Bagaimana prosedur pembuatan visum et repertum pada kasus korban


hidup di atas?
2. Apakah penyebab perlukaan, bagaimana kualifikasi lukanya?
3. Bagaimana sikap dokter dalam menjaga rahasia kedokteran?

23
Skenario 5

Teganya paman menggantung ponakannya


Seorang anak perempuan berusia 6 tahun ditemukan meninggal di rumahnya
dalam keadaan tergantung. Warga setempat lalu menghubungi polisi untuk
mengevakuasi korban ke rumah sakit. Menurut keterangan warga, korban terakhir
berada di rumah bersama pamannya sementara orang tuanya sedang bekerja.
Berdasarkan keterangan tersebut, polisi kemudian melacak keberadaan pelaku.
Pada saat pemeriksaan korban di rumah sakit, pada pemeriksaan tubuh ditemukan
luka lecet melingkar pada leher korban dan tanda-tanda asfiksia berupa kongesti
pada wajah, tardeau’spot, sianosis serta tanda-tanda kematian livor mortis
kebiruan hilang dengan penekanan, rigor mortis belum ditemukan pada korban.
Untuk memastikan penyebab kematian korban dilakukan autopsi.
 Bagaimana tanda-tanda kematian akibat hanging?
 Bagaimana mekanisme dan penyebab kematian korban?

24
THE SEVEN JUMPS

No Langkah Uraian
1 Identifikasi Agar dapat memahami, mahasiswa perlu
istilah/ konsep berusaha mencari istilah dan konsep yang belum
jelas atau asing, dari skenario, kemudian
menjelaskannya untuk menyamakan persepsi.
2. Identifikasi Mahasiswa berusaha mencari masalah inti dan
masalah masalah tambahan dalam skenario.
3. Analisa Brainstorming / curah pendapat dengan menggali
masalah masalah dan berusaha menjelaskan konsep
dengan menggunakan pengetahuan yang mereka
kuasai sebelumnya ( walaupun konsep dan
penjelasannya masih salah, tutor tidak perlu
segera berkomentar.)
4. Strukturisasi Berdasarkan langkah 2 dan 3, mahasiswa
mengelompokkan masalah dan konsep lalu
membentuk pola/ skema yang sistematis dan
terangkai secara logis.
5. Identifikasi Merumuskan hal hal yang perlu dipelajari lebih
tujuan belajar lanjut secara mandiri
MASA BELAJAR MANDIRI: perpustakaan,
diskusi kelompok kecil, kuliah, internet,
konsultasi pakar, dsb.
6. Presentasi hasil Melaporkan hasil belajar mandiri/ temuan
belajar mandiri informasi terkait dengan tujuan belajar yang
dirumuskan bersama langkah ke 5
7. Sintesis Menyimpulkan pengetahuan yang telah diperoleh

25

Anda mungkin juga menyukai