Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/339768592

PSIKOSOMATIS DAN PENDEKATAN PSIKOLOGI BERBASIS AL-QUR’AN

Article · July 2016

CITATIONS READS

0 1,130

1 author:

Ahmad Zain Sarnoto


Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an Jakarta
27 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

peneltian kepustakaan View project

library research View project

All content following this page was uploaded by Ahmad Zain Sarnoto on 07 March 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Psikosomatik dan Pendekatan Psikologi……. Ahmad Zain Sarnoto

PSIKOSOMATIS DAN PENDEKATAN PSIKOLOGI BERBASIS AL-QUR’AN

Ahmad Zain Sarnoto


Dosen Tetap PPs Institut PTIQ Jakarta

ABSTRAK
Fenomena menarik yang terjadi dewasa ini dan hampir melanda umat manusia
adalah kerasnya persaingan antar individu untuk bertahan hidup. Dalam upaya
seseorang untuk bertahan hidup, tak jarang konflik yang berkepanjangan mucul
seiring dengan lewatnya waktu. Seorang sibuk memikirkan masa depannya, masa
depan anak-anaknya, kehidupannya untuk hari esok, penyakitnya yang tak kunjung
sembuh, vonis dokter bahwa tensinya tinggi hangga ia dinyatakan mengidap
penyakit darah tinggi, takut tak mampu menyelesaikan studinya, dan lain-lain
sehingga ia terfokus hanya memikirkan masalahnya tersebut. Akibatnya, ia terbawa
arus pikirannya yang tanpa ia sadari menjadikan konflik pada dirinya.
Kejadian ini terus berlangsung sepanjang hidupnya dan puncaknya ia tak mampu
lagi mengendalikan pikirannya. Jadilah ia seseorang penderita suatu penyakit yang
dalam bahasa kedokteran disebut psikosomatik atau depressi terselubung. Apa itu
psikosomatik? Psikosomatik berkaitan dengan jiwa dan raga atau berhubungan
dengan gangguan emosi atau mental pada diri manusia dimana ia tak mampu
mengendalikan pikirannya yang ia rasakan dan dampaknya menurunnya daya tahan
tubuh orang tersebut

Kata Kunci : Psikosomatik, Psikologi, Al-Qur’an

PENDAHULUAN
Psikosomatis merupakan salah satu gangguan kesehatan atau penyakit yang ditandai
oleh bermacam-macam keluhan fisik. Berbagai keluhan tersebut acapkali berpindah-pindah.
Sebagai contoh dalam waktu beberapa hari terjadi keluhan pada pencernaan, disusul
gangguan pernafasan pada hari-hari berikutnya. Atau kadang keluhan tersebut menetap
hanya pada satu sistem saja, misal hanya pada sistem pencernaan (gangguan lambung).
Kondisi inilah yang seringkali menjadi sebab berpindah-pindahnya penderita dari satu
dokter ke dokter yang lain (―doctor shopping‖). Ada sebagian pasien yang kemudian jatuh
pada perangkap medikalisasi, yakni upaya atau tindakan dengan berbagai teknik dan taktik,
yang membuat mereka terkondisi dalam keadaan sakit dan memerlukan pemeriksaan
maupun pengobatan.
Padahal gangguan psikosomatis ini sebenarnya justru disebabkan dan berkaitan erat
dengan masalah psikis/psikososial. Alhasil, dapat terjadi gangguan fisik pada seluruh sistem
di tubuh manusia mulai dari sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem pencernaan,
kulit, saluran urogenital (saluran kencing) dan sebagainya.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian psikosomatis
Istilah psikosomatis berasal dari bahasa yunani (―psyche‖ berarti psikis dan ―soma‖
berarti badan). Istilah ini diperkenalkan oleh seorang dokter Jerman Heinroth ke dalam
kedokteran Barat. Pada tahun 1818 ia menerbitkan desertasi yang menekankan pentingnya
faktor psikososial dalam perkembangan penyakit fisik.

STATEMENT Volume. 6 No. 2 Tahun 2016 111


Psikosomatik dan Pendekatan Psikologi……. Ahmad Zain Sarnoto

Kartini Kartono dalam bukunya yang berjudul psikologi abnormal mendefinisikan


psikosomatis yaitu bentuk macam-macam penyakit fisik yang ditimbulakn oleh konflik-
konflik psikis/psikologis dan kecemasan-kecemasan kronis. Dia juga mendefinisikan
psikosomatis sebagai kegagalan sistem syaraf dan sistem fisik disebabkan oleh kecemasan-
kecemasan, konflik-konflik psikis dan gangguan mental.
J.P Chaplin dalam kamus psikologi menyebutkan bahwa psikosomatis adalah satu
penyakit yang disebabkan oleh satu kombinasi dari faktor organis dan psikologis.
Gangguan psikosomatis secara tradisional didefinisikan sebagai penyakit fisik yang
dipengaruhi oleh faktor psikologis. Gangguan psikosomatis sebenarnya tidak termasuk
faktor psikologis yang terlalu berat untuk digolongkan ke dalam gangguan mental tetapi
gangguan ini sangat berperan mempengaruhi gangguan medis.
Pada psikosomatis penyakit-penyakit fisik dan kegagalan sistem syaraf tadi terus
berlangsung, walaupun tanpa ada stimulus atau perangsang khusus yang jelas ada kaitan
antara tubuh dan jiwa, seperti pada perasaan/ emosi-emosi yang mempunyai latar belakang
komponen mental dan komponen jasmaniah. Jadi, ada interdependensi (saling
ketergantungan) diantara proses-proses mental dengan fungsi –fungsi somatic
(jasmani,fisik). Dalam hal ini ada kegagalan pada sistem syaraf dan sistem fisik untuk
menyalurkan peringan kecemasan dan gangguan mental.
Konflik-konflik psikis atau psikologis dan kecemasan bisa menjadi sebab timbulnya
bermacam-macam penyakit jasmani atau bakhan bisa menjadi penyebab semakin beratnya
suatu penyakit jasmani yang telah ada. Sebagai contoh : karena rasa takut yang hebat, detak
jantung jadi sangat cepat, dan ada kelelahan ekstrim dari reaksi asthenis (kelemahan) pada
badan yang lemah. kedua-duanya adalah benar-benar gejala fisiologis atau jasmaniah yang
diidentifikasikan sebagai akibat dari konflik-konflik emosional yang sifatnya psikologis.
Gangguan psikosomatik biasanya digolongkan menurut organ yang terkena, yaitu:
1. Gangguan kulit misalnya neurodermatitis dan hiperhidrosis (kulit kering)
2. Gangguan pernafasan misalnya asma bronchial, hiperventilasi (bernafas sangat
cepat seringkali menjadi pingsan)
3. Gangguan kardiovaskular misalnya migraine dan tekanan darah tinggi (hipertensi)
4. Gangguan gastrointestinal misalnya luka lambung.
B. Penyebab Timbulnya Gangguan Dan Gejala
Suatu konflik yang menimbulkan ketegangan pada manuia dan bila hal ini tidak
diselasaikan dan disalurkan dengan baik maka timbullah reaksi-reaksi yang abnormal pada
jiwa yang dinamakan nerosa. Banyak sekali sebab mengapa perkembangan nerotik sebagian
besar menjadi manifes pada badan. Mudah sukarnya timbul gangguan tergantung sebagian
besar pada kematangan kepribadian individu, tetapi juga pada berat dan lamanya stress itu.
adapun sebab-sebabnya antara lain :
1. Penyakit organic yang dulu pernah diderita dapat menimbulkan predisposisi untuk
timbulnya gangguan psikosomatis pada bagian tubuh yang pernah sakit. Contoh : dulu
pernah sakit disentri, lalu kemudian dalam keadaan emosi tertentu timbullah keluhan
pada saluran pencernaan.
2. Tradisi keluarga dapat mengarahkan emosi kepada fungsi tertentu. Misalnya bila menu
dan diit selalu diperhatikan, maka mungkin nanti sering mengeluh tentang lambung.
3. Suatu emosi menjelma secara simbolik elementer menjadi suatu gangguan badaniah
tertentu. Misalnya bila seorang cemas, maka timbul keluhan dari pihak jantung begitu
juga sebaliknya, rasa benci menimbulkan rasa muntah.
4. Dapat ditentukan juga oleh kebiasaan, anggapan dan kepercayaan masyarakat di sekitar.
Misalnya anggapan bahwa menopous menyebabkan wanita sakit, maka nanti ia
mengeluh juga ketika menopous.

STATEMENT Volume. 6 No. 2 Tahun 2016 112


Psikosomatik dan Pendekatan Psikologi……. Ahmad Zain Sarnoto

Gangguan psikosomatis dapat timbul bukan saja pada yang berkepribadian atau emosi
labil, tetapi juga pada orang yang dapat dikatakn stabil, atupun pada orang dengan
gangguan kepribadian dan pada orang dengan psikosa.
Menurut Teori Kelemahan Organ (Theory Of Somatic Weakness), gangguan
psikosomatis akan terjadi pada seorang yang mempunyai organ yang secara biologis sudah
lemah atau peka. Kelemahan bisa terjadi karena faktor genetic, penyakit atau luka
sebelumnya.
Teori Sindrom Adaptasi Umum (General Adaptation Syndrom) dari Hans Selse. Menurut
teori ini tubuh bereaksi terhadap stressor dalam tiga tahap :
1. Reaksi alam yaitu mobilisasi sumber daya tubuh untuk mempersiapkan organisme
untuk pertahanan diri. Pada tahap ini tubuh melakukan berbagai reaksi misalnya
sistem syaraf otonom dirangsang sehingga meningkatkan aktivitas jantung,
meningkatkan tekanan darah dsb.
2. Resistansi yaitu reaksi bertahan sampai mendekati batas adaptasi. Jika stressor
berlanjut dan tubuh berusaha terus untuk mempertahankan diri maka sumber daya
tahan pun habis dan resistansi tidak bisa dilanjutkan atau mengalami tahap
exhaustion.
3. Exhaustion yaitu kehabisan sumber daya sehingga pertahanan terhadap stressor
berhenti.
jadi psikosomatis terjadi karena reaksi pertahanan yang berlangsung lama terhadap stressor.
Teori Diathesis Stress, menggabungkan kedua teori diatas. Pendekatan ini
mempertimbangkan tidak hanya efek dari kepekaan organ dan dampak stressor lingkungan,
tetapi juga bagaimana individu mempersepsi stressor tersebut dan mengatasinya.

C. Berbagai Jenis Gangguan Psikosomatis


Konflik dan gangguan jiwa dapat menimbulkan gangguan badaniah yang terus
menerus, biasanya hanya pada satu alat tubuh saja, tetapi kadang-kadang juga berturut-turut
atau serentak beberapa organ yang terganggu. Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa
Gangguan psikosomatik biasanya digolongkan menurut organ yang terkena.
1. Kulit
Emosi dapat menimbulkan gangguan pada kulit telah lama diketahui. Baru tahun-tahun
belakangan ini diperhatikan dan diselidiki hubungan antara timbulnya neurodermatitis dan
hiperhidrosis dan reaksi kulit lain dengan kesukaran penyesuain diri terhadap stress dalam
hidup manusia.
2. Sistem pernafasan
Gangguan psikosomatis yang sering timbul dari saluran pernapasan ialah sindrom
hiperventilasi dan asma bronkiale dengan bermacam-macam keluhan yang menyertainya.
hiperventilasi biasanya merupakan tarikan nafas panjang, dan dapat menjadi suatu
kebiasaan, seperti ada orang yang mengisap rokok bila ia tegang, yang lain mulai bernafas
panjang. Kecemasan dapat menggangu ritme pernapasan dan diketahui juga dapat
menimbulkan serangan asma. Stimuli emosi bersama dengan alergi penderita menimbulkan
kontruksi bronkoli bila sistem saraf vegetatif juga tidak stabil dan mudah terangsang.
3. Jantung dan pembuluh darah
Stres yang menimbulkan kecemasan mempercepat denyut jantung, meningkatkan
daya pompa jantung dan tekanan darah, menimbulkan kelainan pada ritme dan EKG.
Kehilangan semangat dan putus asa mengurangi frekwensi, daya pompa jantung dan
tekanan darah. Adapun gejala yang sering didapati yaitu : Hipertensi, migren, sakit kepala
vaskuler. Belum diketahui dengan jelas berapa banyak pengaruh emosi dalam pembentukan
hipertensi. Tetapi banyak gejala yang dikatakan karena hipertensi sebenarnya disebabkan
oleh emosi.
STATEMENT Volume. 6 No. 2 Tahun 2016 113
Psikosomatik dan Pendekatan Psikologi……. Ahmad Zain Sarnoto

4. Saluran pencernaan.
Gangguan saluran pencernaan sebagai manifestasi gangguan psikosomatis paling
sering terdapat dalam praktek, akan tetapi penderita harus diperiksa betul untuk
menyingkirkan penyebab somatogenik.
Gangguan psikosomatik saluran pencernaan dapat menimbulkan berbagai gejala yang
sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya:
o Nafsu makan berasal dari susunan syaraf pusat dan timbul karena ingatan dan
asosiasi, tetapi rasa lapar juga timbul karena gerakan saluran pencernaan yang agak
keras.
o Muntah, isi lambung disemprotkan ke lar sebab ada kontraksi otot-otot dinding
perut dan diafragma serta kardia dalam keadaan relaksasi. Muntah ialah suatu
refleks yang kompleks. Muntah dipengaruhi oleh banyak sentra yang lain antara
lain : pengaruh dari olfaktorius, dari penglihatan dan dari vertibularis.
o Diare, jalannya makanan terlalu cepat dan resorpsi air kurang sekali. Dan lain
sebagainya.
5. Sistem Endokrin
Sistem endokrin memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
individu, baik fisik maupun mental. Gangguan psikosomatik mengenai sistem endokrin
yang mungkin terjadi adalah hipertiroidi dan syndrome menopause.
Sebelum gejala-gejala hipertiroidi timbul sering didahului konflik atau stress dalam
hidup penderita. Hampir semua penderita mengalami krisis emosional sebelum sakit. Sering
gejala-gejala pada hipertiroidi hanya merupakan mengerasnyasifat-sifat kepribadian yang
ada sebelumnya, seperti : lekas terpengaruh, mudah terkejut bila menerima suara atau
cahaya keras, gugup, lekas marah, rasa cemas yang ringan.
Dalam syndrom menopause sering timbul gangguan jiwa dalam waktu ini yang
merupakan gangguan psikosomatis, nerosa ataupun psikosa.
6. Otot dan tulang
Nyeri otot atau mialgi sering terdapat dalam praktek. Kecuali hawa dan pekerjaan, maka
faktor emosi memegang peranan yang penting dalam menimbulkannya. Karena tekanan
psikologik, maka tonus otot meninggi dan penderita mengeluh nyeri kepala, kaku kuduk
dan nyeri punggung bawah. Ketegangan otot dapat menyebabkan ketegangan sekitar sendi
dan menimbulkan nyeri sendi.

D. Terapi penderita psikosomatis


Adapun tipe-tipe terapi yang digunakan bagi para penderita psikosomatis adalah :
a) Psikoterapi Kelompok dan Terapi keluarga
Karena kepentingan psikopatologis dari hubungan ibu-anak dalam perkembangan
gangguan psikosomatik, modifikasi hubungan tersebut telah diajukan sebagai
kemungkinan focus penekanan dalam psikoterapi untuk gangguan psikosomatik.
Toksoz Bryam Karasu menulis bahwa pendekatan kelompok harus juga menawarkan
kontak intrapersonal yang lebih besar, memberikan dukungan ego yang lebihh tinggi
bagi ego pasien psikosomatis yang lemah dan merasa takut akan ancaman isolasi dan
perpisahan parental. Terapi keluarga menawarkan harapan suatu perubahan dalam
hubungan antara keluarga dan anak. Kedua terapi memiliki hasil klinis awal yang
sangat baik.
b) Terapi Perilaku
Biofeedback. Ini adalah terapi yang menerapkan teknik behavior dan banyak digunakan
untuk mngatasi psikosomatik. Terapi yang dikembangkan oleh Nead Miller ini didasari
oleh pemikiran bahwa berbagai respon atau reaksi yang dikendalikan oleh sistem syaraf
otonam sebenarnya dapat diatur sendiri oleh individu melalui operant conditioning.
STATEMENT Volume. 6 No. 2 Tahun 2016 114
Psikosomatik dan Pendekatan Psikologi……. Ahmad Zain Sarnoto

Biofeedback mempergunakan instrumen sehingga individu dapat mengenali adanya


perubahan psikologis dan fisik pada dirinya dan kemudian berusaha untuk mengatur
reaksinya.
Misalnya seseorang penderita migrain atau sakit kepala. Dengan menggunakan
biofeedback, ia bisa berusaha untuk rileks pada saat mendengan singal yang
menunjukkan bahwa ada kontraksi otot atau denyutan dikepala.
Penerapan teknik ini pada pasien dengan hipertensi, aritmia jantung, epilepsy dan nyeri
kepala tegangan telah memberikan hasil terapetik yang membesarkan hati tetapi tidak
menyakitkan.
Teknik Relaksasi, Terapi hipertensi dapat termasuk penggunaan teknik relaksasi. Hasil
yang positif telah diterbitkan tentang pengobatan penyalahgunaan alcohol dan zat lain
dengan menggunakan meditasi transcendental. Teknik meditasi juga digunakan dalam
pengobatan nyeri kepala.

E. Pendekatan Psikologi Berbasis Al-Qur’an


Fenomena menarik yang terjadi dewasa ini dan hampir melanda umat manusia adalah
kerasnya persaingan antar individu untuk bertahan hidup. Dalam upaya seseorang untuk
bertahan hidup, tak jarang konflik yang berkepanjangan mucul seiring dengan lewatnya
waktu. Seorang sibuk memikirkan masa depannya, masa depan anak-anaknya,
kehidupannya untuk hari esok, penyakitnya yang tak kunjung sembuh, vonis dokter bahwa
tensinya tinggi hangga ia dinyatakan mengidap penyakit darah tinggi, takut tak mampu
menyelesaikan studinya, dan lain-lain sehingga ia terfokus hanya memikirkan masalahnya
tersebut. Akibatnya, ia terbawa arus pikirannya yang tanpa ia sadari menjadikan konflik
pada dirinya.
Kejadian ini terus berlangsung sepanjang hidupnya dan puncaknya ia tak mampu lagi
mengendalikan pikirannya. Jadilah ia seseorang penderita suatu penyakit yang dalam
bahasa kedokteran disebut psikosomatik atau depressi terselubung. Apa itu psikosomatik?
Psikosomatik berkaitan dengan jiwa dan raga atau berhubungan dengan gangguan emosi
atau mental pada diri manusia dimana ia tak mampu mengendalikan pikirannya yang ia
rasakan dan dampaknya menurunnya daya tahan tubuh orang tersebut.
Ketidakmampuan seseorang dalam memikirkan sesuatu yang menjadi beban
seseorang dalam kehidupannya merupakan pemicu utama timbulnya penyakit ini. Rasa
cemas yang berkepanjangan dan berlebihan, takut terhadap sesuatu, apakah itu benda atau
orang. Takut berjumpa orang, apalagi berbica dengan orang-orang tersebut.
Tak mampu berfikir secar optimal. Merasa tak berdaya dalam memecahkan sesuatu
problema yang melilit fikirannya. Takut datang ke rumah orang yang ditimpa musibah atau
meninggal dunia. Takut mendengar sirene ambulan, dan banyak lagi kecemasan-kecemasan
atau ketakutan-ketakutan yang tak beralasan, yang muaranya sebenarnya adalah perasaan
takut atau cemas akan kematian dirinya. Dengan kata lain, orang awam tidak melihat secara
fisik bahwa si penderita mengalami gangguan kejiwaan sebab orang awam tersebut tak
merasakan penderitaan orang yang terserang penyakit psikosomatik itu.
Padahal, si penderita sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi
penyakitnya tersebut. Opini orang awam ini kelihatannya memang benar karena ayat-ayat
tentang perasaan takut dan kecemasan terdapat dalam Al-Qur'an. Selain itu, orang awam
belum pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi penderita psikosomatik. Demikianlah,
fenomena yang tampak jika seseorang menderita psikosomatik.
Selain itu, fisik juga ikut terpengaruh akibat penyakit ini. Pada penderita psikosomatik,
peningkatan kadar asam di lambung merupakan salah satu efek dari penyakit ini. Si
penderita akan merasakan seolah-olah lambungnya sakit. Namun, yang sebenarnya adalah

STATEMENT Volume. 6 No. 2 Tahun 2016 115


Psikosomatik dan Pendekatan Psikologi……. Ahmad Zain Sarnoto

adanya peningkatan asam lambung disebabkan oleh faktor pikiran yang tak mampu
dikendalikannya.
Penderita psikosomatik akan merasa rak punya tenaga, dadanya berdebar-debar
kencang tanpa sebab, susah tidur, bernafas pendek sepertinya hanya sebatas leher dan tak
sampai ke paru-paru, otot-otot terasa tegang seolah-olah ia menderita penyakit darah tinggi
padahal ia tak menderita penyakit tersebut. Ia tak mampu berjalan jalan jauh sebab ia akan
merasa cepat letih, dan juga ia merasa gamang untuk berjalan apalagi pergi ketempat-
tempat ramai, seperti ke plaza-plaza atau ke pasar.
Ini terjadi karena si penderita psikosomatik sering membayangkan apa yang bakal
terjadi jika ia pergi ke suatu tempat dan kemudian ia meninggal di sana. Hal semacam ini
terus dalam pikirannya kecemasan merupakan penyakit batin, dan menyebabkan perasaan
tegang. Tak jarang orang yang mengidap penyakit ini berusaha untuk bunuh diri. Perasaan
ingin bunuh diri ini disebabkan penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh. Jika kondisi
ini terjadi kemana ia harus mengadu?

F. Pendekatan Psikologi Qur'ani


Untuk langkah pertama adalah kita mengadu kepada Allah SWT dan kemudian kita
pergi konsultasi pada dokter psikosomatik. Dalam Al-Qur'an, Allah telah berfirman dalam
surat Al Baqarah ayat 155-157 "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raa'ji'unn.
Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
Ayat di atas jelas menggambarkan kepada kita bahwa Allah SWT memberitahu bahwa
Allah SWT menguji hamba-Nya. Ujian itu berupa kesenangan, kesusahan, sehat, sakit, kaya
dan miskin, supaya diketahui dan terbukti siapakah yang tetap ber-Tuhan kepada Allah
SWT dalam segala keadaanya, siapa pejuang dan sabar, dan siapa yang lancung, maka siapa
yang sabar diberi pahala dan siapa yang patah dan syirik disiksa.
Dengan demikian manusia harus berjuang, karena hidup adalah pergulatan antara
kebenaran dan kebatilan, pertarungan antara kebaikan dan keburukan. Selanjutnya,
Rasullullah shallalla-hu'alaihi wasallam bersabda, "Alangkah menakjubkan perkara orang
mukmin! Semua urusan kebaikan baginya. Jika ketika dikaruniai kesenangan dia
bersyukur, maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Jika ketika dikaruniai kesenangan
dia bersabar, maka hal itu merupakan kebaikan baginya." (HR. Muslim).
Demikian juga termuat dalam surat Al Baqarah ayat 216, Allah SWT berfirman, "Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui."
Selain dari ayat-ayat di atas, masih terdapat sekitar 134 ayat dalam berbagai kasus yang
memaparkan tentang rasa takut, dan sebanyak 48 ayat dengan lafal gelisah. Dari uraian di
atas, jelas terlihat bahwa pendekatan psikologi qur'ani merupakan solusi yang tepat untuk
keluar dari cengkraman rasa cemas dan rasa takut yang tak beralasan, di samping tentunya
berusaha berkonsultasi dengan ahli psikosomatik.
Dokter umum atau dokter spesialis (bukan psikosomatik) biasanya menanganinnya
tanpa mau merujuk penanganannya pada dokter spesialis yang menangani psikosomatik.
Bisa ditebak apa yang terjadi. Pasien psikomatik biasanya akan berpindah dari satu dokter
ke dokter lainnya. Akhirnya, sebagai manusia beragama sudah selayaknya kita mendalami
isi kandungan Al-Qur'an karena peristiwa-peristiwa yang terjadi di jagat raya ini telah

STATEMENT Volume. 6 No. 2 Tahun 2016 116


Psikosomatik dan Pendekatan Psikologi……. Ahmad Zain Sarnoto

dengan jelas diuraikan dalam Al-Qur'an. Kita jangan cepat-cepat mengatakan bahwa si
penderita sakit "dibuat" oleh para pendengki.
Sebab ketidaktahuan kita akan suatu penyakit dewasa ini sering diasumsikan pada
orang yang dengki telah berbuat zalim kepada kita, padahal penyakit yang kita derita adalah
disebabakan tekanan kehidupan kita yang mampu kita pecahkan secara sistemaitis. Hanya
kepada Allah SWT kita mengadu dan menyerahkan masalah kita. Kita harus banyak
bersabar dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT, pencipta alam semesta. Hanya
Allah SWT satu-satunya yang mampu menolong semua masalah dan penderitaan kita. Jadi,
sudah sepantasnyalah kita mengadukan problem kehidupan kita hanya kepada Allah SWT

SIMPULAN
Manifestasi klinis psikosomatis yang banyak dijumpai di masyarakat berupa gejala
sakit kepala, mudah pingsan, banyak berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas,
gangguan pada lambung, diare, mudah gatal-gatal dan sebagainya dengan frekuensi yang
berulang-ulang. Dalam ilmu kedokteran jiwa (Psikiatri) kasus semacam ini seringkali
ditemukan dengan ciri khas khusus. Yakni penderita merasa yakin bahwa gangguan-
gangguan yang dialaminya merupakan rangkaian gejala penyakit tertentu. Penderita merasa
kecewa karena meskipun telah melalui konsultasi dan mendapat pemeriksaan dokter
ternyata secara medis/fisik tidak ditemukan suatu kelainan. Karena tidak puas, penderita
cenderung mengambil inisiatif penyembuhan sendiri yaitu dengan sering berpindah-pindah
dokter. Biasanya penderita penyakit psikosomatis menyangkal dan menolak untuk
membahas serta mengutarakan problem atau konflik dalam kehidupan yang dialaminya
ketika berhadapan dengan dokter. Meskipun sudah didapatkan gejala ansietas (kecemasan)
dan depresi pada dirinya
Psikosomatis sebenarnya justru disebabkan dan berkaitan erat dengan masalah
psikis/psikososial. Alhasil, dapat terjadi gangguan fisik pada seluruh sistem di tubuh
manusia mulai dari sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem pencernaan, kulit,
saluran urogenital (saluran kencing) dan sebagainya

DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawli Press
Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University
Press
Sulistyaningsih, 2000, Psikologi Abnormal dan Psikopatologi, Buku Ajar.
Kaplan dan Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri. Jakarta : Binarupa Aksara
Kartono, Kartini. 1989. Psikologi Abnormal Dan Abnormalitas Seksual. Bandung: Mandar
Maju
—-. 1989. Hygiene Mental Dan Kesehatan Mental Dalam Islam. Bandung : Mandar Maju.
K.H. SS. Djam’an, Islam dan Psikosomatis, Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1975

STATEMENT Volume. 6 No. 2 Tahun 2016 117

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai