Anda di halaman 1dari 8

EMOSI, STRES, DAN KESEHATAN

Dosen Pengampu: Mamluatur Rahmah, S.PSI., M.A

Disusunoleh:

Aida Fitri Aswitami (161131019)

Rinda Setyaningsih (161131020)

JURUSAN TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDHIN DAN DAKWAH
IAIN SURAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Emosi yang terjadi pada seseorang secara otomatis akan memunculkan


ekspresi wajah. Setiap emosi akan memunculkan ekspresi wajah yang berbeda-beda.
Emosi tidak hanya terjadi pada manusia, namun emosi juga terjadi pada spesies lain.
Emosi primer, yaitu terkejut, marah, sedih, muak, takut dan senang. Ekspresi wajah
yang didapat dari emosi tidak selalu benar, karena bisa saja seseorang bersedih
namun tersenyum, hal itu dilakukan untuk menutupi masalahnya. Eskprsi yang palsu
dapat dilihat dari mukanya. Selain mempengaruhi ekspresi wajah emosi yang terjadi
pada manusia juga akan mempengaruhi keadaan fisiologis seseorang.

Ketika seseorang terhanyut dalam kesedihan atau stress yang berkepanjangan


maka kesehatan fisiologis orang tersebut akan ada yang terserang, biasanya kalau
seseorang stress maka salah satu efek pada fisiologi yaitu perut sakit. Selain itu ketika
seseorang merasa takut maka detak jantung orang tersebut akan berdetak lebih cepat.
Kalau seseorang tidak dapat mengontrol emosi mereka dengan baik makalah ini akan
mempengaruhi kesehatan fisiologis mereka. Emosi yang terlalu bahagia dan terlalu
sedih tidak baik untuk tubuh, karena sama-sama berlebihan. Maka dari itu sangat
penting sekali mempelajari sebuah emosi yang akan menghantarkan ke kondisi
kesehatan fisiologis, agar seseorang dapat mengontrol emosi dengan baik.
RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu emosi ?


2. Bagaimana stress terjadi pada seseorang ?
3. Bagaimana pengaruh emosi terhadap kesehatan ?

TUJUAN MAKALAH

1. Untuk mengetahui apa itu emosi.

2. Untuk mengetahui proses terjadinya stress pada seseorang.

3. Untuk mengetahui pengaruh emosi terhadap kesehatan fisiologis seseorang.


BAB II

PEMBAHASAN

A. EMOSI
Dictionary Of Psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaaan yang
terangsang dari organism mencakup perubahan-perubahan yang disadari,
yang mendalam sifatnya dari perubahan dengan perasaan, perasaan
(feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh
perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan
jasmaniah.1Emosi akan terjadi ketika seseorang terangsang dari eksternal
maupun internal. Setelah emosi itu muncul maka emosi tersebut akan
tersalurkan melalui tindakan. Baik tidaknya tindakan tersebut tergantung
dari tingkat kepandaiaan seseorang dalam mengelola emosi.
Teori James-Lange mengatakan bahwa aktifitas dan perilaku otonom
yang dipicu oleh kejadian emosional (misalnya, detak jantung yang cepat
dan melarikan diri) menghasilkan perasaan emosi, bukan sebaliknya.
Sedangkan menurut teori Cannon-Bard, stimuli emosional memiliki dua
efek eksitatorikin dependen: mereka membangkitkan perasaan emosi di
otak dan ekspresi emosi di system saraf otonom dan somatik. 2Jadi dapat
disimpulkan bahwa teori James-Lange dengan teori Cannon-Bard itu
berbeda, Menurut teori James-Lange emosional akan terjadi karena umpan
balik dari aktivitas system saraf otonom dan somatic sedangkan menurut
teori Cannon-Bard emosional terjadi independen dari umpan balik.

1
Ely Manizar HR. MengelolaKecerdasanEmosi. 2016. Di dalamjurnalTadrib. Vol. II No. 2
EdisiDesember 2016.
2
John P.J. Pinel. EdisiKetujuhBiopsikologi. 2009. Yogyakarta: PustakaPelajar. hlm. 544
Emosi yang terjadi pada seseorang dapat membuat kesehatan
fisiologisnya terserang. Berikut beberapa macam emosi yang
menghantarkannya pada penyakit fisiologinya:
1. Ketika seseorang marah selama lima menit itu dapat membuat
imun tubuh seseorang mengalami depresi selama enam jam.
2. Ketika seseorang dendam dan menyimpan kepahitan maka akan
menyebabkan imun tubuh seseorang menjadi mati, dan pada
akhirnya akan menyebabkan penyakit stress, kolestrol, hipertensi,
serangan jantung, rematik, struk, pendarahan dan atau
penyumbatan pembuluh darah.
3. Ketika seseorang mudah khawatir maka dapat terserang penyakit
nyeri punggung.
4. Ketika seseorang mudah tersinggung maka orang tersebut akan
mudah terserang penyakit insomnia.
5. Takut yang berlebihan dapat menyerang kesehatan ginjal
seseorang
B. STRES
Adalah suatu gangguan mental yang terjadi pada seseorang karena
sebuah tekanan dalam diri, tekanan ini terjadi karena seseorang tidak bisa
menerima bahwa apa yang diinginkannya tidak sama dengan realita yang
orang itu jalani. Jika stress menyerang seseorang dan tidak segera diatasi
maka akan menyebabkan kesehatan fisiologisnya terserang. Stres dapat
menimbulkan gangguan pencernaan pada tubuh seseorang.

C. PENGARUH EMOSI TERHADAP KESEHATAN


Setiap individu mengalami stressor dalam hidupnya. Stress
menghasilkan banyak perubahan yang meluas pada tubuh melalui efeknya
pada sistem korteks sadrenal, pituitaria-anterior dan sistem medulla-
adrenal simpatik, dan ada mekanisme yang tak terhitung jumlahnya dalam
hal bagaimana sistem-sistem ini dapat memengaruhi fungsi kekebalan.
Sebagai contoh, baik sel-sel T maupun sel-sel B memiliki reseptor untuk
glukokotikoid dan limfosit memiliki reseptor untuk epinefrim,
norepinerfrin, dan glutikortikoid. Selain itu, banyak neuro peptide yang
dilepaskan oleh neuron yang juga dilepaskan oleh sel-sel sisem kekebalan.
Sebaliknya, stikoin, yang semula diduga dhasilkan hanya oleh sel-sel
kekebalan, ditemuka dihasilkan juga dalam sistem saraf, (salzet, fleau, dan
day. 2000). Pendek kata, mekanisme-mekanisme fisiologis untuk
bagaimana sistem saraf dan sistem kekebalan dapat berinteraksi
jumlahnya tak terhingga.
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia dalam hidupnya akan
menemukan masalah-masalah yang akan mengganggu hidupnya. Entah itu
masalah kecil maupun besar yang kemudian akan memengaruhi pikiran
seseorang. Pikiran tersebutlah yang memiliki pengaruh besar terhadap
kondisi emosi seseorang. Faktor-faktor yang akan memengaruhi kesehatan
tubuh adalah marah, depresi, pesimisme dan kecemasan. Pada emosi
marah dapat memicu rasa sakit di punggung. Pada orang-orang yang
mengalami serangan depresi memiliki resiko 69% lebih besar terkena
kanker dibandingkan mereka yang tidak. Seiring berjalannya waktu,
depresi dapat mengganggu hormon stress yang terlibat dalam
pertumbuhan sel dan regulasi siklus sel. Hal ini berpotensi memicu
munculnya kanker. Kemudian pada pesimisme dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena stroke. Pikiran-pikiran negatif dapat merusak pembuluh
darah dan mengganggu bagian dari sistem saraf yang mengendalikan
detak jantung seseorang. Dan pada kecemasan dapat meningkatkan resiko
demensia3. Hal ini disebabkan ketegangan mental dapat meningkatkan

3
Kelompok gejala pemikiran dan sosial yang mengganggu aktivitas sehari-hari atau bisa juga
dikatakan hilangnya memori dan kemampuan menilai.
glukokortiroid-kelebihan hormone ini dapat membunuh sel-sel otak dan
menciutkan pusat memori seseorang.
DAFTAR PUSTAKA

Manizar HR, Ely. Mengelola KecerdasanEmosi. 2016. Di dalam jurnal Tadrib Vol. II
No. 2 Edisi Desember 2016. Palembang

Pinel John P.J. Edisi Ketujuh Biopsikologi. 2009. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai