Anda di halaman 1dari 3

A.

Definisi stres
Stres merupakan aspek kehidupan yang tidak dapat dihindari dalam
kehidupan moderen. Kejadian-kejadian sehari-hari yang disebabkan oleh tekanan-
tekanan seperti, kemacetan lalu lintas, polusi udara, urusan sekolah anak, urusan
rumah tangga, kesepian, kenaikan BBM, tuntutan pekerjaan dan tenggak waktu
penyelesaian tugas di kantor, perubahan organisasi, masalah karier, kesepian,
merupakan sumber- sumber stres. Stres adalah ketidakmampuan seseorang untuk
menghadapi ancaman (nyata dan yang dibayangkan) yang mengakibatkan
serangkaian respon dan adaptasi. Stres dapat mengakibakan perasaan-perasaan
depresi, frustrasi dan kecemasan.

Istilah 'stres' memiliki arti yang berbeda bagi para ahli dan peneliti di
berbagai disiplin ilmu. Ketika orang menggambarkan istilah stres mereka
menggunakan kata-kata seperti ketegangan, kekhawatiran, kecemasan, beban,
keresahan, ketakutan, kesulitan, kerumitan, gugup, ketegangan, ketakutan, perasaan
was-was, rasa takut, dan banyak lagi. Namun, apa yang menegangkan bagi satu
orang mungkin memiliki sedikit pengaruh pada orang lain. Apa yang terasa sebagai
tekanan dan beban, menyebabkan kecemasan besar untuk satu orang mungkin sama
sekali bukan ketegangan bagi orang lain.

Mari kita lihat beberapa definisi singkat dari stres dari asal-usul istilah dan
melalui para peneliti sebelumnya yang mempelajari stres. Hans Selye (1979)
mendefinisikan sres) sebagai “tuntutan yang dikenakan pada kita karena terlalu
banyak alternatif " Holyroyd dan Lazarus (1982) dalam penelitian mereka
menjelaskan "stres psikologis membutuhkan penilaian bahwa tuntutan lingkungan
dan / atau internal yang melebihi sumber daya individu untuk mengelolanya"

Humphrey (1992) mengemukakan "stres dapat dianggap sebagai faktor apapun,


yang bertindak secara internal maupun eksternal yang mempersulit orang untuk
beradaptasi dan menyebabkan peningkatan upayanya untuk mempertahankan
keadaan keseimbangan dengan lingkungan internal eksternal ".The Health and
Safety Executive (HSE) selanjutnya mendefinisikan stres sebagai’ reaksi orang yang
dirugikan atas tekanan yang berlebihan atau jenis tuntutan yang ditempatkanpada
mereka'.Dari uraian definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa stres adalah
interaksi individu dengan dan tuntutan lingkungan (stressor) yang tidak sesuai
kemampuannya dan dipersepsikan sebagai ancaman atau tantangan yang
menyebabkan serangkaian respon dan adaptasi.
B. Contoh kasus stres yang berhubungan dengan penyakit.
1. Gangguan psikosomatik
Gangguan psikosomatik, masih menjadi fenomena medis yang belum dapat
dijelaskan secara pasti hingga kini. Seseorang yang mengalami gangguan ini dapat
merasakan gejala penyakit tertentu saat dirinya merasa stres, cemas, atau takut.
Psikosomatik terdiri dari dua kata, yaitu pikiran (psyche) dan tubuh (soma).
Istilah gangguan psikosomatik digunakan untuk menyatakan keluhan fisik yang
diduga disebabkan atau diperparah oleh faktor psikis atau mental, seperti stres,
depresi, takut, atau cemas. Penderita gangguan psikosomatik umumnya akan
merasakan sakit dan masalah pada bagian tubuh tertentu, tetapi tidak ditemukan
kelainan pada pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang, seperti foto
Rontgen atau tes darah.

a) Bagaimana Pikiran Menyebabkan Penyakit?


Ketika merasa takut atau stres, aktivitas listrik saraf otak ke berbagai
bagian tubuh akan meningkat. Kondisi ini bisa memicu munculnya gejala,
seperti denyut jantung menjadi cepat, mual atau ingin muntah, gemetaran
atau tremor, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, atau sakit
perut. Selain itu, stres dan cemas juga diduga bisa memicu pelepasan
zat adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah atau melemahkan sistem
kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan berbagai gejala fisik di atas.
Namun, hingga saat ini, belum diketahui secara pasti bagaimana pikiran bisa
menyebabkan gejala tertentu dan memengaruhi penyakit fisik, sehingga
masih perlu diteliti lebih lanjut.

b) Apa Saja Penyakit Akibat Psikosomatik?


Keluhan psikosomatik terkadang sulit untuk dikenali, karena tidak
menunjukkan tanda atau gejala yang spesifik. Serangkaian tes atau
pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter pun sering kali tidak mampu
mendeteksi penyebab keluhan yang muncul. Namun, satu hal yang pasti,
gangguan ini dapat menyebabkan permasalahan nyata bagi penderita dan
orang di sekitarnya. Beberapa penyakit tertentu memang terbukti dapat
dipengaruhi oleh kondisi mental seseorang. Misalnya, psoriasis, tukak
lambung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan eksim.

c) Bagaimana Cara Mengatasi Psikosomatik?


Gangguan psikosomatik dapat diatasi atau diredakan dengan beberapa
metode terapi dan pengobatan, seperti:
 Psikoterapi
Salah satu metode psikoterapi, yaitu terapi perilaku kognitif,
dapat meredakan gejala psikosomatik. Dalam metode ini, penderita
gangguan psikosomatik akan diminta untuk mencari tahu hal apa saja
yang dapat memperburuk gejala. Terapi ini bisa meredakan rasa
cemas yang berlebihan, serta menangani perasaan dan perilaku yang
berkaitan dengan gejala penyakit yang dialami. Selain itu, latihan
relaksasi atau meditasi juga dipercaya dapat meredakan gejala
psikosomatik
 Obat-obatan
Mengonsumsi obat-obatan, seperti antidepresan yang diresepkan
dokter, juga dapat mengurangi gejala yang berhubungan dengan
gangguan psikosomatik. Konsultasikan dengan dokter terkait pilihan
pengobatan, kemungkinan efek samping, dan risikonya.
Gangguan psikosomatik sebaiknya ditangani oleh psikiater. Tak
jarang gangguan psikosomatik memerlukan perpaduan antara
psikoterapi dengan obat-obatan medis. Meski tidak terlihat secara
fisik, keluhan psikosomatik bisa menimbulkan permasalahan yang
nyata bagi penderitanya.

Anda mungkin juga menyukai