Anda di halaman 1dari 17

GANGGUAN TERKAIT STRES

Laily Lolita Sari, M.Psi., Psikolog

Fakultas Psikologi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
PENGERTIAN STRES

 Stres adalah istilah yang merujuk pada tekanan atau tuntutan yang ditempatkan
pada organisme untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri.
 Stressor adalah sumber dari yang memberikan tekanan atau sumber stres.
 Sumber stres bisa berasal dari faktor psikologis maupun kekacauan yang dialami
dalam kehidupan sehari-hari.
 Faktor psikologis contohnya: ujian di sekolah, hubungan sosial, perubahan hidup
(misal: menikah, putus cinta, pindah rumah, kematian orang yang dicintai, dsb.)
 Kekacauan yang dialami pada kehidupan sehari-hari, contohnya: kemacetan lalu
lintas, kebisingan, cuaca ekstrim, dsb.
STRES DAN SISTEM ENDOKRIN

Beberapa kelenjar endokrin terlibat dalam respons tubuh terhadap stres.

 Hipotalamus, melepaskan hormon yang merangsang kelenjar pituitari di dekatnya untuk


mengeluarkan hormon adrenokortikotropik (ACTH). ACTH, pada gilirannya, merangsang
kelenjar adrenal. Di bawah pengaruh ACTH, korteks adrenal melepaskan sekelompok
hormon yang disebut steroid kortikal yang memiliki fungsi meningkatkan ketahanan
terhadap stres, mendorong perkembangan otot, dan mendorong hati untuk melepaskan
gula, yang menyediakan ledakan energi yang dibutuhkan untuk menanggapi stresor yang
mengancam atau situasi darurat.
 Cabang simpatik dari sistem saraf otonom, atau ANS, merangsang lapisan dalam kelenjar
adrenal, yang disebut medula adrenal, untuk melepaskan campuran epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin (noradrenalin). Bahan kimia ini berfungsi sebagai hormon ketika dilepaskan ke
dalam aliran darah. Norepinefrin juga diproduksi di sistem saraf, di mana ia berfungsi sebagai
neurotransmitter. Bersama-sama, epinefrin dan norepinefrin memobilisasi tubuh untuk
menghadapi stresor yang mengancam dengan mempercepat detak jantung dan merangsang
hati untuk melepaskan glukosa yang disimpan (suatu bentuk gula yang digunakan sebagai
bahan bakar oleh sel-sel dalam tubuh).

 Hormon stres yang diproduksi oleh kelenjar adrenal membantu tubuh


mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman atau stresor yang akan datang.
Setelah stresor berlalu, tubuh kembali ke keadaan normal.
STRES DAN SISTEM IMUNITAS

 Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit. Tubuh akan terus-menerus
terlibat dalam misi pencarian dan penghancuran melawan mikroba yang menyerang.

 Menurut para ilmuwan, stres atau tekanan dapat berkaitan dengan peradangan pada
tubuh. Sistem kekebalan mengatur respons peradangan tubuh terhadap infeksi atau
cedera. Ketika seseorang sedang di bawah tekanan, sistem kekebalan menjadi kurang
mampu mengurangi respons peradangan, yang mengarah ke peradangan terus-
menerus yang dapat berkontribusi pada perkembangan banyak gangguan fisik,
termasuk penyakit kardiovaskular, asma,dan radang sendi.
 Terdapat bukti penelitian yang menunjukkan bahwa ada keterkaitan
antara kemunculan stres dengan kelemahan fungsi kekebalan tubuh
yang kemudian meningkatkan kerentanan terhadap penyakit fisik.
 Di samping itu, ada bukti penelitian lain yang juga menunjukkan
bahwa semakin banyak mengalami stres dalam kehidupan yang
berkaitan dengan perubahan hidup dan konflik hidup sehari-hari
maka semakin tinggi risiko berkembangnya masalah kesehatan.
Simptom Psikologis

Source of data: Adapted from American Psychological Association (2010). Stress in America 2011: Executive summary. Retrieved from
http://www.apa.org/news/press/releases/stress-exec-summary.pdf
Simptom Fisiologis

Source of data: Adapted from American Psychological Association (2010). Stress in America 2011: Executive summary. Retrieved from
http://www.apa.org/news/press/releases/stress-exec-summary.pdf
Gangguan Psikologis yang berkaitan dengan stres, antara lain:
1. Sindrom Adaptasi Menyeluruh
2. Gangguan Penyesuaian
3. Gangguan Stres Akut
4. Gangguan Stres Pasca Trauma
SINDROM ADAPTASI MENYELURUH

 Merupakan istilah Hans Selye tentang pola respons umum dari tubuh terhadap
stres yang terus-menerus terjadi atau persisten.
 Ditandai dengan tiga tahap, yaitu tahap reaksi waspada, tahap resistensi, dan
tahap kelelahan.
 Pada tahap reaksi waspada, terjadi mobilisasi tubuh untuk bersiap menghadapi
tantangan atau stres. Merupakan garis pertahanan pertama tubuh melawan
stresor yang mengancam. Tubuh bereaksi dengan respons kompleks dan
terintegrasi yang melibatkan aktivasi sistem saraf simpatik, yang meningkatkan
gairah tubuh dan memicu pelepasan hormon stres oleh sistem endokrin.
 Pada tahap resistensi, sistem saraf endokrin dan simpatik (misalnya, pelepasan
hormon stres) tetap pada tingkat tinggi, tetapi tidak setinggi selama reaksi waspada.
Selama tahap resistensi, tubuh mencoba memperbarui energi yang dihabiskan dan
memperbaiki kerusakan. Tetapi ketika stresor berlanjut atau yang baru muncul, maka
tubuh akan memproses pada tahap akhir yaitu, tahap kelelahan.

 Meskipun ada perbedaan individu dalam kapasitas untuk melawan stres,


namun semua orang pada akhirnya akan menghabiskan energi.
Tahap kelelahan ditandai dengan dominasi cabang parasimpatis dari ANS.
akibatnya, detak jantung dan pernapasan jadi melambat.

 Stres kronis dapat merusak kesehatan kita, membuat kita lebih rentan
terhadap berbagai penyakit dan masalah kesehatan fisik lainnya.
GANGGUAN PENYESUAIAN

 Gangguan penyesuaian adalah reaksi maladaptif terhadap peristiwa


kehidupan yang menyedihkan atau stresor yang berkembang dalam waktu 3
bulan setelah timbulnya stresor.
 Kualifikasinya masuk dalam DSM-5 termasuk dalam kategori trauma dan
gangguan terkait stres.
 Ciri-cirinya adalah reaksi emosional yang lebih besar dari reaksi normal yang
biasa muncul dalam situasi tertentu atau hendaya fungsi yang bermakna.
 Hendaya biasanya berbentuk masalah di tempat sosialisasi atau dalam relasi
sosial dan aktivitas.
GANGGUAN STRES AKUT

 Orang dengan gangguan stres akut biasanya menunjukkan pola perilaku


maladaptif selama tiga hari sampai satu bulan setelah terpapar peristiwa
traumatis.
 Orang dengan gangguan stres akut biasanya telah terpapar langsung
dengan trauma, menyaksikan orang lain mengalami trauma, atau
mengetahui tentang peristiwa traumatis kekerasan atau tidak disengaja
yang dialami oleh teman dekat atau anggota keluarga.
 Gejala atau ciri-ciri gangguan stres akut bervariasi dan termasuk ingatan atau mimpi yang
mengganggu dan mengganggu tentang trauma, mengalami kembali trauma berupa kilas balik,
perasaan tidak nyata atau terlepas (disosiasi) dari lingkungan seseorang atau dari diri sendiri,
menghindari pengingat eksternal dari trauma (seperti tempat atau orang yang terkait dengan
trauma), masalah tidur, dan perkembangan perilaku yang mudah tersinggung atau agresif atau
respons terkejut yang berlebihan terhadap suara yang tiba-tiba.

 Gejala disosiasi yang lebih kuat atau lebih persisten di sekitar waktu trauma dikaitkan
dengan kemungkinan perkembangan PTSD yang lebih besar di kemudian hari. Gejala
gangguan stres akut paralel dengan efek trauma yang terkait dengan PTSD.
GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA

 Gangguan stres pasca trauma adalah reaksi maladaptif berkepanjangan yang


berlangsung lebih dari satu bulan setelah pengalaman traumatis. PTSD memiliki gejala
yang mirip dengan gangguan stres akut, tetapi dapat bertahan selama berbulan-bulan,
bertahun-tahun, atau bahkan puluhan tahun.

 Sama seperti gangguan stres akut, peristiwa traumatis yang terkait dengan PTSD
melibatkan paparan langsung terhadap trauma yang melibatkan kematian atau
ancaman, cedera fisik serius atau kejahatan seksual, menyaksikan orang lain
mengalami trauma, atau mengetahui bahwa teman dekat atau anggota keluarga
telah mengalami peristiwa traumatis yang tidak disengaja atau kekerasan.
FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS

 Faktor-faktor psikologis atau keterampilan yang dapat mengurangi efek


stres adalah gaya dalam mengatasi masalah (coping), efikasi diri,
ketahanan psikologis, optimisme, dan dukungan social.
 Keterampilan psikologis di atas dapat membantu menangani penyakit-
penyakit yang berkaitan dengan fisiologis seperti sakit kepala, jantung
koroner, asma, kanker, dan AIDS.
PENDEKATAN TERAPI

Psikoterapi yang digunakan untuk mengatasi gangguan yang berkaitan dengan stres,
antara lain:

 Cognitive Behavior Therapy (CBT)


 Exposure Therapy
 Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR)
 Keterampilan manajemen stres
 Keterampilan manajemen marah

Anda mungkin juga menyukai