DOSEN PENGAMPU :
Fajar Kawuryans, Psi, M.Si.
Disusun oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya kepada kita, karena atas berkat, bimbingan, petunjuk dan penyertaan-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DEFINISI, PENYEBAB,
KARAKTERISTIK STRES” dengan baik.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi panutan kita
dalam berperilaku yaitu suritauladan yang baik.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan membimbing kami
dalam penyusunan makalah ini baik itu teman-teman, dosen dan semua yang telah membantu
yang kami tidak bias sebut satu persatu.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik dan dapat digunakan dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna oleh
sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka penyempurnaan
untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Tim Penyusun
PEMBAHASAN
Definisi Stres
Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan ini
muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya.
Stres merupakan suatu peristiwa atau pengalaman yang negatif sebagai sesuatu yang
mengancam, ataupun membahayakan dan individu yang berasal dari situasi yang bersumber pada
sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang.
Robbins (2001) menyatakan bahwa stres merupakan suatu kondisi yang menekan
keadaan psikis seseorang dalam mencapai sesuatu kesempatan di mana untuk mencapai
kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
Anoraga (dalam Anggraeni, 2003) berpendapat bahwa stres merupakan tanggapan seseorang,
baik secara fisik maupun secara mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang
dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.
Weinberg dan Gould (2003) mendefinisikan stres sebagai “a substantial imbalance between
demand (physical and psychological) and response capability, under condition where failure
to meet that demand has importance concequences”. Artinya, ada ketidakseimbangan antara
tuntutan (fisik dan psikis) dan kemampuan memenuhinya. Gagal dalam memenuhi kebutuhan
tersebut akan berdampak krusial.
Jenis stress
1. Stress baik
Stress tidak hanya dipicu sepenuhnya oleh pengalaman negative. Bahkan, pengalaman positif
juga dapat membawa stress, seperti, upacara kelulusan atau pernikahan. Namun, tipe stress
seperti ini dalam dosis kecil sebenarnya baik untuk sistem imun kita. Selain itu, tipe stress ini
juga dapat membuat banyak orang lebih mudah untuk menciptakan tujuan dan menikmati proses
mencapainya dengan penuh energi.
2. Distress internal
Adalah tipe stress yang buruk. Distress merupakan tipe stress negative hasil dari pengalaman
buruk, ancaman, atau perubahan situasi, yang tidak terduga dan tidak nyaman. Pada dasarnya,
tubuh kita menginginkan rasa aman sehingga apabila rasa tersebut terusik, tubuh pun mengalami
distress.
3. Distress akut
Terjadi ketika seseorang mengalami distress yang dipicu oleh peristiwa buruk yang berlalu
dengan cepat. Sementara stress kronik terjadi ketika seseorang menahan stress dalam waktu yang
lama. Kedua tipe stress tadi akan memicu timbulnya hiperstress.
4. Hipostress
Merupakan ketidakadaan stress, tetapi bisa juga diartikan kebosanan yang ekstrim. Seseorang
yang mengalami hipostres mungkin merasa tidak tertantang, tidak memiliki motivasi untuk
melakukan apapun. Hipostress dapat memicu perasaan depresi dan kesia-siaan.
5. Eustress
Merupakan stress yang sangat berguna lantaran dapat membuat tubuh menjadi waspada.
Membuat tubuh dan pikiran menjadi siap untuk menghadapi banyak tantangan, bahkan bisa
tanpa disadari tipe stress ini dapat membantu memberi kekuatan dan menentukan keputusannya.
Penyebab Stress
Menurut Brannon & Feist (2007) dan Myers (1996), stres dapat berasal dari tiga sumber,
yaitu:
a. Katastrofi
Katastrofi adalah kejadian besar yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi, misalnya
bencana alam dan perang.
b. Perubahan kehidupan
Perubahan kehidupan seseorang dapat memicu terjadinya stres. Misalnya perceraian, kematian
orang yang dicintai, dan kehilangan pekerjaan.
c. Kejadian sehari-hari
Kejadian sehari-hari yang dapat menimbulkan stres misalnya jadwal kerja yang padat, lalu lintas
yang macet, dan antrian yang panjang di kasir, loket, atau bank.
Menurut Rasmun (2004), stresor adalah variabel yang dapat diidentifikasi sebagai
penyebab timbulnya stres.
Sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Stres terjadi apabila stresor tersebut
dirasakan dan dipersepsikan sebagai ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang
merupakan awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologis.
Menurut Rasmun (2004), setiap individu akan mendapat efek stres yang berbeda-beda.
Menurut Atkinson & Hilgard (1996), tingkat stres tergantung pada sejumlah faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu:
a. Kemampuan memperkirakan. Ketika seseorang mampu memperkirakan kapan
stres muncul, walaupun dia nggak bisa mengontrolnya, biasanya akan mengurangi
tingkat stres.
b. Kontrol atas jangka waktu. Ketika seseorang mampu mengontrol jangka waktu
kejadian yang penuh stres, akan mengurangi tingkat stres.
c. Evaluasi kognitif. Kejadian stres yang sama, dampaknya bisa berbeda pada tiap
orang. Hal ini tergantung pada situasi apa yang berarti bagi orang tersebut.
d. Perasaan mampu. Kepercayaan seseorang atas kemampuannya menanggulangi
stres merupakan faktor utama dalam menentukan kerasnya stres.
e. Dukungan masyarakat. Dukungan emosional dan adanya perhatian orang lain
dapat membuat seseorang sanggup bertahan dalam menghadapi stres. Makanya
cari pasangan sana biar nggak stres.
Ada banyak sekali faktor penyebab stress, baik itu dari dalam diri sendiri maupun dari
lingkungan. Secara garis besar, berikut ini adalah penyebab stress tersebut:
1. Faktor Individu
Penyebab stress yang paling dominan adalah berasal dari diri sendiri, keluarga, dan orang-
orang terdekat. Seringkali stress yang disebabkan oleh faktor individu akan berlangsung lama.
• Masalah ekonomi
2. Faktor Lingkungan
Situasi dan kondisi lingkungan tempat tinggal akan mempengaruhi tingkat stress seseorang.
Kebiasaan orang-orang di lingkungan tempat tinggal dan peristiwa yang terjadi di sekitar
tempat tinggal dapat membuat seseorang mengalami stress.
• Tingkat kriminalitas
• Situasi politik
• Kemajuan teknologi
Lingkungan organisasi, baik formal maupun informal, juga dapat mengakibatkan stress pada
seseorang. Salah satu contohnya adalah tekanan dari lingkungan kerja yang begitu tinggi
sehingga membuat seseorang mengalami stress.
Beberapa penyebab stress yang berasal dari faktor organisasi/ pekerjaan diantaranya:
Stres dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari emosi, perilaku,
kemampuan berpikir, hingga kesehatan. Sebelum menimbulkan masalah yang lebih luas, penting
untuk mengenali ciri-ciri stres agar kondisi ini dapat segera ditangani.
• Mudah tersinggung.
• Merasa dirinya tidak baik dan tidak berharga, serta merasa begitu tertekan.
• Mudah sakit.
Dari berbagai definisi stress diatas dapat disimpulkan bahwa stress adalah suatu kondisi yang
dialami seseorang secara non-spesifik meliputi keadaan yang mengancam seseorang baik secara
fisik maupun psikis. Dari sudut pandang psikologis stress dapat diartikan sebagai suatu keadaan
internal yang disebabkan oleh kebutuhan psikologis tubuh atau disebabkan oleh situasi eksternal
seperti keadaan lingkungan atau sosial yang berpotensi bahaya, memberikan tantangan,
menimbulkan perubahan-perubahan atau memerlukan mekanisme pertahanan.
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/1199/6/11410140_Bab_2.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Stres
http://eprints.ums.ac.id/37501/6/BAB%20II.pdf
https://psikologihore.com/definisi-stres-menurut-para-ahli/