Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Statistik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulakan, manganalisa, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
Jadi, Stastistik adalah ilmu yang berekenaan dengan data. Statistika
merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sementara statistik adalah data,
informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari
kumpulan data, statistik dapat digunakan untuk menyimpulkan atau
mendeskripsikan suatu data, yaang disebut statistik deskriptif. Sebagian besar
konsep dasar statistik mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah
antara lain : populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.
Statistik juga banyak diterapkan dalam berbagai ilmu pengetahuan, baik
ilmu–ilmu alam, ilmu-ilmu sosial, maupun dibidang ekonomi, bisnis, dan
industri. Statistik juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam
tujuan, seperti sensus penduduk maupun perhitungan cepat dalam proses
pemilu. Statistik juga dapat diterapkan dalam pengenalan pola maupun
kecerdasan buatan.
Menurut Anas Sudijono (2004), statistik diartikan sebagai kumpulan
bahan keterangan yang berbentuk data, baik berwujud angka atau data
kuantitatif maupun yang tidak berwujud angka atau data kualitatif, yang
mempunyai arti penting dan kegunaan yang sangat besar bagi suatu negara.
Namun, pada perkembangan selanjutnya, arti statistik hanya dibatasi oleh
kumpulan data yang berwujud angka saja, sedangkan data yang tidak
berwujud angka tidak lagi disebut statistik.
Menurut Risamasu (2008), statistik adalah kumpulan data, angka ataupun
non angka yang telah disusun dalam tabel atau sebuah diagram yang
melukiskan suatu persoalan, sedangkan statistika adalah pengetahuan yang
berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau
penganalisaannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan
penganalisaan yang dilakukan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah yaitu, apa
yang dimaksud dengan Pengertian Paired t-test?
1.3 Manfaat Makalah
Manfaat yang didapatkan dari penyusun makalah ini yaitu, dapat
mengetahui apa yang dimaksud dengan Paired t-test

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paired t-test


Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian
hipotesis dimana data yang digunakan tidaklah bebas. Ciri-siri yang paling
sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek
penelitian) dikenai dua buah perlakuan yang berbeda. Walaupun
menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data
sampel, yaitu data dari perlakuan pertama, dan data dari perlakuan
kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak
memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian.
Uji t dua sampel dilakukan dalam dua tahapan; tahapan pertama adalah
menguji apakah varians dari dua populasi bisa dianggap sama? Setelah itu,
baru dilakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata
populasi.
Pada dasarnya, uji t mensyaratkan adanya kesamaan varians dari dua
populasi yang diuji, jika asumsi tersebut tidak terpenuhi, SPSS akan
menyediakan alternative jawaban uji t yang lain. Sampel berhubungan? Ya
maksdunya penetapan subjek masuk ke dalam salah satu dari kedua sampel
juga dikaitkan dengan variabel lain. Misalnya dalam penelitian mengenai
modul pengajaran terbaru, peneliti ingin mengendalikan variabel inteligensi
dalam penelitiannya. Oleh karena itu ia mengukur inteligensi dari semua
calon partisipannya, kemudian menentukan pasangan-pasangan yang
memiliki inteligensi yang sama atau tidak terlalu berbeda. Dari tiap pasangan
ini, salah satu akan masuk dalam kelompok yang diberi modul pengajaran
terbaru, yang lain diberi modul konvensional. Karena subjek dipasangkan
terlebih dulu sebelum dimasukkan dalam kelompok, dapat dikatakan kedua
sampel sekarang saling berhubungan.
2.2 Prinsip Paired Sample
Uji-t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam
masalah-masalah praktis statistika. Uji-t termasuk dalam golongan statistika

3
parametrik. Statistik uji ini digunakan dalam pengujian hipotesis., uji-t
digunakan ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak
diketahui.Uji-t adalah salah satu uji yang digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya perbedaan yang signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean
sampel (dua buah variabel yang dikomparasikan). Uji-t dapat dibagi menjadi
2, yaitu uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1-sampel dan uji-t
yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2-sampel. Bila dihubungkan
dengan kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji-t
dengan 2-sampel), maka uji-t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji-t untuk sampel
bebas (independent) dan uji-t untuk sampel berpasangan (paired).
Dalam lingkup uji-t untuk pengujian hipotesis 2-sampel bebas, maka ada 1
hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu apakah ragam populasi (ingat:
ragam populasi, bukan ragam sampel) diasumsikan homogen (sama) atau
tidak. Bila ragam populasi diasumsikan sama, maka uji-t yang digunakan
adalah uji-t dengan asumsi ragam homogen, sedangkan bila ragam populasi
dari 2-sampel tersebut tidak diasumsikan homogen, maka yang lebih tepat
adalah menggunakan uji-t dengan asumsi ragam tidak homogen. Uji-t dengan
ragam homogen dan tidak homogen memiliki rumus hitung yang berbeda.
Oleh karena itulah, apabila uji-t hendak digunakan untuk melakukan
pengujian hipotesis terhadap 2-sampel, maka harus dilakukan pengujian
mengenai asumsi kehomogenan ragam populasi terlebih dahulu dengan
menggunakan uji-F.
Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian
hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Uji-t ini
membandingkan satu kumpulan pengukuran yang kedua dari contoh yang
sama. Uji ini sering digunakan untuk membandingkan skor “sebelum” dan
“sesudah” percobaan untuk menentukan apakah perubahan nyata telah terjadi.
Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu
individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun
menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data
sampel, yaitu data dari perlakuan pertama(sebelum) dan data dari perlakuan
kedua (sesudah). Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak

4
memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Misal pada
penelitian mengenai efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama,
peneliti menerapkan kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek
penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat. Dengan
demikian, performance obat dapat diketahui dengan cara membandingkan
kondisi objek penelitian sebelum dan sesudah diberikan obat.
Peran perguruan tinggi di samping lembaga ilmiah lainnya yang terdiri dari
anggota akademis sudah sewajarnya menjadikan penelitian sebagai cirri yang
menonjol dalam bidang masing-masing. Adalah sangat tepat jika penelitian
merupakan salah satu dari tridarma perguruan tinggi. Di Amerika Serikat
misalnya, jumlah dan mutu penelitian merupakan tolak ukur terpenting dalam
akreditasi dan kredibilitas perguruan tinggi dan tenaga pengajarnya. Adalah
merupakan kebanggan tersendiri jika suatu perguruan tinggi termasuk ke
dalam kelompok research university.
Sebelum lebih jauh membahas tentang Uji-t Berpasangan, terlebih dahulu
perlu diketahui tentang pengertian statistika inferensial. Karena berbagai
alasan (etika, ketelitian, dan efesiensi), peneliti umumnya melakukan
observasi dan pengukuran hanya terhadap karateristik sejumlah subjek atau
kelompok subjek yang dapat dipandang mewakili populasinya.
Berdasarkan data hasil pengukuran terhadap sampel kita dapat menentukan
(menghitung) ukuran-ukuran sampel (statistic). Berdasarkan ukuran-ukuran
sampel itu, bisa menggunakan statistik inferensial untuk membuat
kesimpulan-kesimpulan (to estimate) tentang parameter populasinya. Secara
umum ada dua kegiatan yang dapat dilakukan oleh statistika inferensial yaitu
menaksir parameter populasi berdasarkan ukuran-ukuran sampel, dan
menguji hipotesis (to test). juga memberikan pengertian tentang Statistika
Inferensial yaitu statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan, membuat ramalan (prediction) dan
penaksiran (estimation). Dalam melakukan kegiatan kedua kegiatan tersebut
perlu diperhatikan bahwa anggota sampel dapat berupa subjek secara
individual (seperti siswa,guru, mahasiswa, atlet, dan lain-lain) maupun secara

5
kelompok (kelas, sekolah, desa dan lain-lain) yang diambil secara acak
(random).
2.3 Kapan Paired Sample digunakan
Dalam melakukan pemilihan uji, seorang peneliti harus memeperhatikan
beberapa aspek yang menjadi syarat sebuah uji itu digunakan. Peneliti tidak
boleh sembarangan dalam meilih uji, sehingga sesuai dengan tujuan
penelitian yang diinginkan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk
menggunakan Uji-t Berpasangan. Dalam hal ini untuk Uji Komparasi antar
dua nilai pengamatan berpasangan, (paired) misalnya sebelum dan sesudah
(Pretest & postest) di gunakan pada :
1. satu sampel (setiap elemen ada 2 pengamatan)
2. Data kuantitatif (interval – rasio)
3. Berasal dari populasi yang berdistribusi normal (di populasi terdapat
distribusi deference = d yang berdistribusi normal dengan mean md = 0
dan variance sd2 = 1).
Setelah data yang dimiliki memenuhi syarat diatas, maka pemilihan uji
statistik harus memperhatikan pertanyaan dari penelitian. Setelah melihat
pertanyaan peneltian seorang peneliti kemudian melakukan pemilihan uji
yang tepat untuk menganalisis data yang dimiliki untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang disusun. Beberapa contoh pertanyaan penelitian yang
menggunakan analisis / Uji t Berpasangan :
1. Apakah ada perbedaan berat badan sebelum dan sebelum melakukan
latihan senam aerobic high impact ?
2. Apakah ada perubahan tingkat kesegaran jasmani atlet hockey Jawa Timur
setelah melakukan latihan interval training selama tiga bulan ?
2.4 Hipotesis Paired Sample
Paired-samples T-Test atau uji berpasangan merupakan uji parametrik
yang digunakan untuk menguji hipotesis sama atau tidak berbeda (N0)
diantara dua variabel. Data berasal dari dua pengukuran atau dua periode
pengamatan yang berbeda yang diambil dari subjek penelitian yang sama
atau satu pengukuran berasal dari subjek yang dipasangkan.

6
Singgih (2003) menjelaskan langkah penggunaan uji t untuk
pengujian sampel berpasangan sebagai berikut:
1. Menghitung selisih (d) antara pengamatan sebelum-
pengamatan sesudah.
2. Menghitung total selisih ( ∑d ), lalu dicari Mean d, yaitu: ∑d/n.
3. Menghitung d-(d rata-rata), kemudian mengkuadratkan selisih
tersebut dan menghitung total selisih kuadrat.
4. Mencari standar deviasi (Sd2) dengan rumus sebagai berikut: Sd2
= 1/(n-1) x ( total (d-d rata-rata) )2.
5. Menghitung t hitung dengan rumus:
t = (X1-X2) - υ
Dimana:
1) ( X1 – X2 ) adalah rata-rata hitung pengamatan / sampel untuk
X1
pengamatan sebelum dan X2 pengamatan sesudah
2) υ adalah rata-rata hitung populasi yang dihipotesiskan .
ditetapkan
bernilai nol (0).
3) Sd adalah standar deviasi sampel
4) N adalah jumlah pengamatan/sampel

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uji-t berpasangan ( paired t-test ) adalah salah satu metode pengujian
hipotesis dimana data yang digunakan tidaklah bebas. Ciri-siri yang paling
sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek
penelitian) dikenai dua buah perlakuan yang berbeda. Walaupun
menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data
sampel, yaitu data dari perlakuan pertama, dan data dari perlakuan kedua.

8
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Departemen Komunikasi dan Informasi, tersedia
pada http://www.balitbang.depkominfo.go.id/.
25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 16 oleh: Teguh Wahyono
www.wikipedia.org
http://id.wikipedia.org/wiki/Kredit_(keuangan)
Priyatno. Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 16. Yogyakarta.
ANDI
Purnomo, Windhu. 2006. Uji t Sampel Berpasangan. Handout MK Statistik
Parametrik. Surabaya.
Kountour, 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. PPM.
Jakarta
Furqon. 2008. Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta
Hartono, 2008. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta. Lembaga Studi Filsafat
Kemasyarakatan dan Perempuan.
Pratisno, arif. (2004).
Cara mudah mengatasi masalah statistic dan rancangan percobaan dengan SPSS
12.
PT Elex Media Komputindo, Jakarta.Supranto, J (2000).
Teori dan Aplikasi Statistik.
Jilid 1. Erlangga, Jakarta.Rosalina. (2006),
Analisis Statistik menggunakan Aplikasi Excel.Alfabeta cv, Jakarta.
Mulyanto, Sumardi & Hans Dieter Evers
. Masalah-Masalah kredit
. Elex MediaKomputindo, Jakarta

9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2

1.3 Manfaat Makalah ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

2.1 Pengertian Paired t-test ..............................................................................3


2.2 Prinsip Paired Sample ................................................................................3
2.3 Kapan Paired Sample digunakan ...............................................................6
2.4 Hipotesis Paired Sample ...........................................................................6
BAB III PEMBAHASAN .....................................................................................8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................8
3.2 Saran ..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai