PEWARNAAN SEDERHANA
DISUSUN OLEH:
NAMA : RESTI RAMADHANTI. M
NIM : 18 3145 353 009
KELAS : 18 A
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : SRI SULASTRI
Dosen Pembimbing
Diplococcus
Monococcus
Coccus
B. PEMBAHASAN
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum kali ini yaitu
pada hari Selasa, 26 Mater 2019 pukul 14.30 – 19.00 WITA bertempat di
Laboratorium Mikrobiologi lantai 1 gedung D DIV Teknik Laboratorium
Medik Universitas Mega Rezky. Pada praktikum kali ini berjudul Pewarnaan
Sederhana Positif yang bertujuan untuk mengamati morfologi baik bentuk-
bentuk bakteri, dan ukuran sel bakteri.
Pewarnaan sederhana positif sering kali digunakan dalam melakukan
pengamatan morfologi dari sel-sel bakteri. Dimana pewarnaan sederhana itu
sendiri merupakan teknik pewarnaan yang hanya menggunakan satu macam
zat warna saja untuk mewarnai organisme tersebut. Pewarnaan ini dapat
menggunakan pewarna yang bersifat basa yang pada umumnya antara lain
kristal violet, methylen blue, dan air fuchin. Namun dalam praktikum kali ini
menggunakan zat warna jenis air fuchsin. Dilakukannya teknik pewarnaan
pada sel bakteri dikarenakan bakteri yang bersifat transparan akan sulit untuk
mengamati morfologi ataupun bentuk dari sel bakteri jika tidak dilakukan
teknik pewarnaan. Dengan adanya teknik pewarnaan, maka dengan mudah
sel-sel bakteri dapat terlihat jelas jika diamati di bawah mikroskop.
Bakteri dapat mengikat atau bereaksi jika diberikan zat warna,
dikarenakan sitoplasma bakteri itu sendiri bersifat basofilik (suka akan basa)
yang berarti bakteri tersebut bersifat asam, sedangkan zat warna yang
digunakan bersifat basa. Dimana prinsip kerja dari pewarnaan sederhana
positif ini yaitu zat warna yang digunakan bersifat basolik dan bermuatan
positif, dinding sel bakteri bermuatan negatif sehingga ketika diberikan zat
warna, akan terjadi reaksi dan yang terwarnai adalah dinding sel bakterinya.
Pada pengamatan ini, biakan bakteri yang digunakan yaitu media cair
sehingga tidak membutuhkan larutan NaCl 0,9 % untuk melarutkan atau
mencairkan media tersebut. Jika menggunakan media padat, maka harus
menggunakan NaCl 0,9 % untuk mencairkan media tersebut agar mudah
diamati morfologi baik bentuk sel bakteri atau ukuran sel bakterinya dibawah
mikroskop.
Hal yang pertama dilakukan dalam pengamatan morfologi bakteri
dengan menggunakan teknik pewarnaan sederhana ini adalah difiksasi ose
dan objek gelas dengan tujuan untuk menghilangkan atau mematikan
mikroorganisme yang terdapat pada ose dan objek gelas sehingga ose dan
objek gelas yang digunakan akan tetap steril dan tidak terkontaminasi oleh
mikroorganisme lain pada saat mengambil biakan bakteri. Kemudian,
mengambil biakan bakteri menggunakan ose yang sudah difiksasi dan dibuat
suspensi diatas objek gelas. Suspensi yang dibuat tidak terlalu padat atau
tebal dan juga tidak terlalu encer,dikarenakan akan mempersulit saat
mengamati bakteri dengan mikroskop. Tujuan dilakukannya suspensi adalah
untuk meratakan biakan pada objek gelas dengan maksimal agar pada saat
diamati dengan mikroskop, bakteri tidak bertumpuk atau tupang tindih
sehingga dapat dilihat morfologi baik bentuk-bentuk sel dan ukuran sel
bakteri dengan lebih maksimal.
Setelah itu, objek gelas yang telah bersisi suspensi atau biakan bakteri
tersebut difiksasi kembali dan juga ose untuk mematikan bakteri dan
melekatkan sel bakteri pada objek gelas tanpa merusak struktur selnya. Saat
melakukan pewarnaan sederhana ini, ada baiknya dilakukan didepan atau
didekat api bunsen untuk menjaga biakan bakteri tetap steril dan tidak
terkontaminasi oleh mikroorganisme lain.
Kemudian, preparat tersebut diberikan zat pewarna air fuchsin
sebanyak 1-2 tetes sampai suspensi tertutupi oleh zat warna secara merata,
lalu didiamkan selama 1 menit agar zat warna tercmampur rata dengan
bakteri dan zat warna dapat melekat pada preparat. Setelah itu, preparat
dibilas dengan air yang mengalir dan kemudian dikeringkan.
Pengamatan pertama dilakukan dengan menggunakan mikroskop
perbesaran 10X setelah preparat kering. Hal ini dilakukan untuk mencari
lapangan pandang pada preparat. Kemudian setelah lapangan pandang
ditemukan, selanjutnya mengamati morfologi dari bakteri dengan
menggunakan perbesaran 100X untuk melihat dan mengamati lebih jelas
morfologi baik bentuk dari sel bakter dan ukuran sel bakterii. Pada perbesaran
100X, preparat ditambahkan dengan oil emersi untuk memperjelas objek dan
melindungi mikroskop itu sendiri. Oil emersi memiliki identitas refraksi yang
tinggi dibandingkan dengan air atau udara sehingga objek yang kita amati
dapat terlihat dengan jelas.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pewarnaan
sederhana positif ini, didapatkan morfologi yaitu bentuk dari sel bakteri
tersebut adalah bentuk coccus atau bulat. Kemudian setelah diamati lebih
jelas, terlihat ada beberapa jenis coccus yang ditemukan antara lain terdapat
bentuk monococcus dan diplococus. Dikatakan monococcus karena bentuk
bakteri tersebut hanya satu bulatan. Diplococcus yaitu bentuk bakteri yang
dua bulatan yang saling berikatan.
Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti fiksasi,
pelunturan warna, substrat, identifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna
penutup. Senyawa ini digunakan untuk menghasilkan keadaan yang kontras
pada sel mikroba sehingga dengan jelas dapat dilihat dibawah mikroskop.
Berikut beberapa contoh bakteri yang berbentuk bulat atau coccus
antara lain Monococcus gonorhoeae, Diplococcus pneumoniae, Streptococcus
lactis, Streptococcus salvarius, Streptococcus pneumoniae, Sarcina sp. Dan
Staphylococcus aureus.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu teknik pewarnaan
yang digunakan adalah pewarnaan sederhana positif dimana hanya
menggunakan satu macam zat warna saja dalam mewarnai bakteri untuk
mengamati morfologi dan bentuk dari bakteri dan juga hasil yang didapatkan
yaitu biakan ditumbuhi bakteri bentuk coccus atau bulat.
B. SARAN
Diharapkan kepada praktikan agar lebih tertib dalam melakukan
pengamatan di dalam laboratorium agar pengamatan dapat berjalan dengan
baik. Dan juga diharapkan untuk praktikum selanjutkan dapat menggunakan
teknik pewarnaan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, Apri, dkk. 2017. Jumlah Koloni Pada Media Kultur Bakteri Yang
Berasal Dari Thallus Dan Perairan Sentra Budidaya Kappaphycus
Alvarezii Di Sumenep. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan. Vol. 9. No. 1.
Universitas Trunojuyo Madura.
Holderman, Michelle V, dkk. 2017. Identifikasi Bakteri Pada Pegangan Eskalator
Di Salah Satu Pusat Perbelanjaan Di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Sains. Vol.
17. No. 1. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Jiwintarum, Yunan, dkk. 2016. Buah Naga (Hylocereceus polyrhizus) Sebagai
Pewarna Alami Untuk Pewarnaan Bakteri. Jurnal Kesehatan Prima. Vol. 2.
No. 2. Poltekkes Kemenkes Mataram.
Lay, Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba Di Laboratorium. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Sears, Benjamin W, dkk. 2011. Intisari Mikrobiologi dan Imunologi. Jakarta :
EGC
Yusdiani, Devita, dkk. 2016. Bakteriologi. Jakarta : EGC