Anda di halaman 1dari 19

PEWARNAAN GRAM

LAPORAN MINGGUAN

DISUSUN OLEH:
BIOLOGI/B

NAMA NIM
HILDIANA APRILIANI D.D 2007026040

PROGRAM STUDI BIOLOGI


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA MOLEKULER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari bakteri tidak asing bagi manusia, mahluk hidup
berukuran mini ini terdapat di semua aspek kehidupan. Bakteri berperan dalam proses
pembuatan antibiotik, pembuatan olahan berbasis susu seperti yoghurt, menghasilkan
biogas, mengikat nitrogen di dalam tanah, beberapa bakteri menghasilkan asam
asetat, dan fungsi lain bakteri yang utama lainnya ialah membantu pencernaan
makanan di dalam organ pencernaan manusia.
Pada bidang bakteriologi, pengelompokkan variasi dari berbagai bakteri ke
dalam suatu sistem yang sistematis dan terstruktur didasarkanpada pengenalan akan
kesamaan dan perbedaan antara masing-masing variasi bakteri. Klasifikasi bakteri
yang telah dilakukan akan mempermudah dan menjadi fondasi untuk proses
penelitian selanjutnya atau dalam proses identifikasi bakteri. Saat mengidentifikasi
tentu akan banyak kesulitan dalam membedakan variasi bakteri dikarenakan
ukurannya yang sangat kecil. Maka diperlukan suatu teknik khusus untuk
mempermudah melihat bakteri yang diamati agar memudahkan proses penelitian.
Caranya adalah dengan melakukan pewarnaan pada bakteri. Pewarnaan pada bakteri
memiliki 4 teknik yang berbeda yang dapat dipilih sesuai kondisi. Salah satunya
adalah pewarnaan gram yang dilakukan dengan memberikan warna pada bakteri
sehingga terlihat perbedaan dan organel dari masing-masing bakteri yang diamati.
Tahap awal dalam identifikasi bakteri adalah dilakukan pewarnaan gram. Hasil yang
diperoleh dalam pewarnaan gram adalah: bakteri gram positif, dan bakteri Gram
negatif. Selain informasi tentang bakteri gram positif atau bakteri gram negatif,
bentuk sel bakteri juga dapat diketahui dari hasil pewarnaan gram.
Oleh karena itu, dilaksanakannya praktikum pengamatan gram ini adalah untuk
mengetahui hasil pewarnaan graam pada object glass DB1042, untuk mengetahui
hasil pewarnaan graam pada object glass sp.2 dan untuk mengetahui hasil pewarnaan
graam pada object glass sp.3

1.2 Rumusan Masalah

- Bagaimana hasil pewarnaan gram pada object glass DB1042?


- Bagaimana hasil pewarnaan gram pada object glass sp.2?
- Bagaimana hasil pewarnaan gram pada object glass sp.3?

1.3 Tujuan Praktikum


- Untuk mengetahui hasil pewarnaan graam pada object glass DB1042
- Untuk mengetahui hasil pewarnaan gram pada object glass sp.2
- Untuk mengetahui hasil pewarnaan gram pada object glass sp.3

1.4 Manfaat Praktikum


- Dapat mengetahui hasil pewarnaan graam pada object glass DB1042
- Dapat mengetahui hasil pewarnaan gram pada object glass sp.2
- Dapat mengetahui hasil pewarnaan gram pada object glass sp.3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Bakteri Gram


Klasifikasi ialah sebuah kata yang berhubungan dan sangat familiar dengan
ilmu taksonomi. Taksonomi sendiri merupakan ilmu yang membahas megenai
klasifikasi atau penataan secara struktural dan sistematik organisme ke dalam
kelompok atau kategori tertentu yang disebut taksa (tunggal: takson). Klasifikasi
memiliki sistem yang secara biologis didasarkan pada hierarki taksonomi
atau penngelompokan kategori yang meletakkan spesies pada satu ujung dan dunia di
ujung lainnya dalam urutan tertentu. Urutan yang dimaksud adalah: kingdom,
filum/divisi, kelas, ordo, famili, genus, spesies (Boleng, 2015).
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak dapat dilihat
secara langsung dengan mata telanjang. Bakteri adalah organisme, yang paling
banyak dari semua organisme hidup lainnya dan tersebar luas di dunia. Bakteri berada
di ratusan ribu dari spesies yang hidup di darat, laut, udara ekstrem. Pada pewarnaan
gram ada terdapat 2 jenis bakteri yaitu gram positif dan gram negatif. Tujuan dari
pelabelan gram adalah untuk memudahkan melihat bakteri dalam skala kecil dengan
menentukan ukuran dan bentuk bakteri, melihat struktur bakteri seperti dinding sel
dan vakuola, serta memberikan sifat fisik dan kimia umum untuk bakteri dan
pewarna. Pada pewarnaan, bakteri gram positif berwarna ungu sedangkan bakteri
gram negatif berwarna merah. Ada banyak jenis bakteri, yaitu basil (batang), kokus
(lingkaran), dan spirilum (melengkung). Bakteri seperti Bacillus dibagi menjadi
diplobacillus dan tripobacillus. Dalam hal ini kokus dibagi menjadi monococcus,
diplococcus, dan stafilococcus (tampak seperti pokok anggur). Khusus pada spiral,
hanya dua yang terbagi, disebut setengah melengkung dan tidak melengkung
(Waluyo, 2008).
Bakteri diklasifikasikan melalui beberapa cara yakni:
1. Klasifikasi biologis. Klasifikasi ini didasarkan pada sifat-sifat yang diamati,
misalnya sifat fisiologis, imunologi dan ekologi.
2. Klasifikasi Morfologi. Dalam klasifikasi ini, bakteri dapat dibagi menjadi
dua kelompok yaitu. a) Kuman berkualitas tinggi dalam bentuk filamen tumbuh
melalui percabangan menjadi miselium; misalnya Actinomyeces. Organisme
miselium sejati di di antara Actinomycetales dibagi menjadi dua kelompok, yaitu.
1) Miselium vegetatif dipotong menjadi fragmen basil atau kokus, di antaranya
adalah gram negatif. 2) Miselium vegetatif tidak dipotong menjadi basil atau
kokus. Kemudian b) Bakteri tingkat rendah atau bakteri nyata, terdiri dari satu sel
dan tidak pernah menghasilkan miselium, kelompok ini dibagi lagi menjadi
beberapa bagian karena bentuknya.
1) Kokus = berbentuk bulat
2) Basil = berbentuk batang
3) Vibrio = berbentuk koma
4) Spirilum = berbentuk ulir tidak dapat membengkok
5) Siproketa = berbentuk ulir langsing dapat membengkok
Adapun kokus dapat terlihat susunannya sebgai berikut:
- Diplococcus berada susunan berikut dapat dilihat: diplococci: hanya satu
bidang divisi, misalnya Pneumococci.
- Streptococcus: kokus yang tersusun dalam bentuk rantai, misalnya
Streptococcus hemolyticus, S. viridians.
- Staphylococcus: kokus tersusun berkelompok, misalnya adalah
Staphylococcus aureus, S. albus.
- Tetracocci: cocci tersusun dalam empat kuadran, misalnya adalah
Micrococcus t traga.
Kokus dibagi lagi menjadi kokus gram positif atau gram negatif dan kokus
gram positif menurut susunan sel. Dalam Bergey's Manual of Systematic
Bacteriology, bakteri dikelompokkan menurut bentuk, sifat pewarnaan ram, dan
kebutuhan oksigen. Fardiaz (1992) mengatakan bahwa setidaknya ada 19 kelompok
bakteri yang ditemukan di berbagai media tumbuh (makanan) yang menyebabkan
penyakit.
Bakteri anaerob yang tidak membentuk spora Kelompok bakteri anaerob yang
tidak membentuk spora, terdiri dari empat kelompok, yaitu:
1. Kelompok batang gram negatif; contohnya adalah tipe Bacteroides Dworkin
dkk. (2006) menyatakan bahwa genus adalah Bacteroides Gram negatif, tidak
membentuk spora, tidak bergerak (immobile) dan bersifat anaerobik.
Bacteroides fragilis, dibagi menjadi empat subspesies, yaitu: fragilis,
thetaiotamicron, distasonis, vulgais dan ovatus. Bacteriodes fragilis,
berbentuk batang pleomorfik. Koloni berukuran cembung, berwarna putih
hingga abu-abu. Bakteri ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan bakteri
anaerob yang tidak membentuk noda lain, bersifat aerotoleran dan dapat
tumbuh kurang dari 3 dengan Po2 sebesar, namun lebih tahan lama bila
terkena O2 bila ditumbuhkan pada media yang mengandung darah. Bakteri ini
menghasilkan superoksida dismutase dan katalase. Bakteri yang dapat
menghasilkan pigmen adalah: Bacteriodes melaninogenicus, B. denticola, B.
loesheli, B. endodontalis, B, gingivalis; mampu membentuk pigmen coklat
sampai hitam pada blood agar. Bakteri B. fragilis menunjukkan faktor
virulensi dari pemurnian lipopolisakarida dari abses pada hewan uji. 2 basil
gram-positif; bakteri golongan ini tidak membentuk spora berupa basil Gram
positif. Beberapa contohnya adalah: Eubacterium, Propionibacterium,
Lactobacillus, Actinomyces, Arachnia, Mobiluncus dan Bifidobacterium
Spesies ini umumnya diisolasi dari infeksi paru-paru, kepala dan leher 3
(Boleng, 2015).
2.2 Macam-macam Pewarnaan Bakteri
Dalam proses pewarnaan bakteri tidak hanya ada satu macam cara melainkan
banyak cara lain yang dapat dipilih sesuai kondisi. Teknik pewarnaan warna pada
bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pewarnaan sederhana (simple
stain), pewarnaam negatif, pewarnaan diferensial (differential strain), dan pewarnaan
khusus (special strain).
1. Pewarnaan sederhana, Teknik pewarnaan sederhana merupakan teknik yang paling
umum digunakan, dalam pewarnaan sederhana, hanya satu pewarna yang
digunakan untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan
lingkungannya. Prosedur pewarnaan sederhana, mudah dan cepat, sehingga
metode pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk, ukuran dan susunan
bakteri pada bakteri yang diketahui. Zat warna yang digunakan adalah zat warna
tunggal berupa cairan atau dilarutkan dalam alkohol. Pada pewarnaan ini hanya
dapat dilihat bentuk seluler dan bentuk dasar bakteri. Pewarnaan sederhana hanya
menggunakan satu pewarna dan dimaksudkan terutama untuk menentukan
morfologi bakteri. Beberapa zat warna yang sering digunakan dalam pewarnaan
sederhana adalah methylene blue, carbol fuxin, crystal violet, dan safranin.
2. Pewarnaan negatif. Pewarnaan negatif adalah pewarnaan yang tidak secara
langsung mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakang preparat bakteri.
Pewarnaan ini dilakukan dengan menggunakan pewarna asam seperti nigrosine,
tinta india atau eorsin. Pewarna dicampur dengan bakteri dan kemudian campuran
dioleskan pada tutup kaca. Zat warna ini tidak akan menembus atau mengikat
dinding sel bakteri karena adanya gaya tolak menolak antara muatan negatif zat
warna dengan muatan negatif dinding sel bakteri. Pewarna akan mengendap di
sekitar bakteri atau membuat latar belakang hitam yang membuat bakteri tidak
berwarna dan latar belakang gelap.
3. Pewarnaan diferensial, pewarnaan diferensial merupakan teknik pewarnaan untuk
dapat membedakan antara sel bakteri atau bagian lain. Pewarna yang digunakan
biasanya dapat terdiri dari beberapa jenis zat pewarna dengan sifat warna yang
berbeda. Tidak seperti pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial bereaksi
secara berbeda dengan berbagai bakteri yang berbeda, tergantung pada komponen
pewarnaan utama bakteri, sehingga dimungkinkan untuk membedakannya. Metode
pewarnaan yang paling umum digunakan adalah pewarnaan gram dan pewarnaan
tahan asam.
4. Pewarnaan khusus, teknik ini berfungsi untuk mewarnai dan dapat juga sebagai
sarana untuk mengisolasi bagian tertentu mikroorganisme seperti endospora,
flagella dan kapsula. Pewarnaan khusus, pewarnaan khusus merupakan teknik
khusus untuk pewarnaan bagian sel bakteri. Contoh pewarnaan struktural adalah
flagella bakteri dan pewarnaan kista bakteri. (Jiwintarum, 2016).

2.3 Mekanisme Pewarnaan Gram


Ada berbagai bentuk bakteri, yaitu basil (batang/batang), kelapa, spirilum.
bentuk basil dibagi menjadi basil tunggal, diplobacilli dan tripobacilli. Melihat dan
mengamati bakteri hidup sangat sulit karena selain bakteri juga tidak berwarna,
transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi masalah ini, dikembangkan teknik
pewarnaan sel bakteri yang merupakan salah satu metode terpenting dalam penelitian
mikrobiologi. Pewarnaan gram bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri dengan
mudah. Pewarnaan Gram-membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok utama,
yaitu gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding selnya.
Metode ini dinamai menurut penemunya pada ilmuwan Denmark Hans Christian
Gram (1853-1938), yang mengembangkan teknik ini pada tahun pada tahun 1884
dan zat aktif yang berwarna, yang dikenal sebagai chromogens. Ikatan ionik terjadi
karena adanya muatan listrik pada komponen seluler serta melalui pewarnaan, karena
muatan ini, dapat membedakan antara pewarna asam dan pewarna basa. Bakteri gram
negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan gram. Bakteri gram positif mempertahankan pewarna metil ungu tua
setelah dicuci dengan alkohol. Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel.
Lapisan terluar dari lipoposakarida (lipid) dapat dicuci dengan alkohol sehingga bila
diwarnai dengan safranin berubah menjadi merah. Bakteri gram positif memiliki
lapisan dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan
kristal violet, pori-pori dinding sel dipersempit dengan pewarnaan alkohol sehingga
dinding sel mempertahankan warna ungu. Pewarna bereaksi secara kimia dengan
protoplas bakteri. Jika sel belum mati, proses pewarnaan akan membunuhnya.
Pewarnaan gram dapat membedakan bakteri menjadi dua kelompok utama, gram-
positif dan gram-negatif. Dasar tekniknya adalah bakteri mendapatkan warna dasar
kristal violet dan larutan yodium kemudian dilarutkan dengan alkohol, beberapa
bakteri berwarna ungu karena sel mengikat yodium ungu dalam bentuk kristal
menjadi senyawa dan sebagian kuman lain kehilangan warna dasar dan mengambil
warna kedua safranin/fuchsin yang berwarna merah. Kuman yang mempertahankan
warna dasar ungu disebut kuman Gram positif dan kuman yang mengambil warna
kedua merah disebut kuman gram negatif. Untuk melakukan pewarnaan, bakteri
dibuat pulasan lebih dahulu di atas kaca objek sebelum dilakukan pewarnaan dibuat
ulasan bakteri di atas kaca objek. Pada pembuatan pulasan perlu diperhatikan
ketebalan dari bakteri yang dipulas, tidak terlalu padat atau tipis agar tidak
menganggu pengamatan dan diperoleh hasil yang baik. Kemudian pulasan bakteri
difiksasi. Fiksasi dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau
merendamnya dengan metanol. Fiksasi bertujuan melekatkan bakteri pada glass objek
dan mematikan bakteri. Setelah fiksasi dilakukan maka teknik pewarnaan dapat
segera dilanjutkan (Boleng, 2015).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai percobaan Pewarnaan Gram dilaksanakan pada hari
Kamis, 11 Oktober 2021 pada pukul 16.30-18.00 WITA secara daring (Online)
melalui aplikasi Zoom Meeting Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Molekuler,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman,
Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah autoclave, bunsen, tip
(yellow/blue), botol semprot, cover glass, cawan petri, jarum ose, mikropipet, object
glass, mikroskop.

3.2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aquades, alkohol 95
% , media, crystal violet, larutan lugol, larutan safranin, kertas label.

3.3 Prosedur Percobaan


Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian dibakar
ujung jarum ose menggunakan bunsen, diambil secara aseptik 1 ose suspensi bakteri
dari dalam cawan petri dengan cara mengesek-gesekannya pada permukaan bakteri.
Kemudian, diletakkan pada object glass, setelah itu diratakan campuran suspensi
bakteri tersebut. Lalu, dibakar ujung jarum ose menggunakan bunsen, kemudian
dilakukan fiksasi mengunakan bunsen, diteteskan crystal violet pada object glass
sebanyak 2-3 tetes dan didiamkan selama 1 menit. Kemudian dicuci dengan aquades
mengalir dan kering anginkan. Lalu, diteteskan dengan larutan lugol dan biakan
selama 1 menit, kemudian dicuci dengan aquades mengalir dan kering anginkan.
Setelah itu dicuci dengan alkohol 95 % selama 60 detik selanjutnya dicuci dengan
aquades mengalir. Kemudian diteteskan larutan safranin dan didiamkan selama 2
menit, dicuci kembali dengan aquades mengalir dan kering anginkan. Setelah itu
ditutup object glass dengan menggunakan cover glass lalu, diamati masing-masing
preparat bakteri yang sudah dilakukan fiksasi dengan menggunakan mikroskop.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Adapun dari hasil percobaan didapatkan hasil sebagai berikut:
No Gambar Keterangan
1. DB104 1

Bakteri Gram Negatif

2. DB104 2

Bakteri Gram Negatif

3. Sp 2

Bakteri Gram Negatif

4. Sp 3

Bakteri Gram Negatif


5. Sp 4

Bakteri Gram Positif

4.2 Pembahasan
Pewarnaan Gram merupakan proses pewarnaan diskriminatif yang dapat
membedakan jenis bakteri berdasarkan reaksi yang terjadi pada struktur dinding sel
selama proses pewarnaan Pewarnaan gram merupakan bagian dari pewarnaan
diferensial yang berfungsi untuk membedakan suatu jenis bakteri berdasarkan reaksi
yang timbul dari dinding sel bakteri tersebut selama metode pewarnaan (Ratna,
1993). Pewarnaan gram, merupakan pewarnaan untuk membedakan dua kelompok
spesies bakteri, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Pewarnaan ini
didasari oleh sifat kimia dan juga sifat fisika dari suatu bakteri. Pada pewarnaan gram
ini bakteri gram positif dan gram negative dibedakan berdasarkan oleh komposisi
yang terdapat pada dinding sel nya. Bakteri gram positif merupakan bakteri yang
dapat mempertahankan zat warna ungu pada proses pembilasan, sedangkan bakteri
gram negative merupakan bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna pada
proses pembilasan. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang tebal
sedangkan bakteri gram negative memiliki lapisan peptidoglikogen yang tipis (Putri,
Sukini, & Yodong, 2017).
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil yaitu mula-mula disiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Kemudian dipanaskan jarum ose dengan menggunakan
Bunsen agar menghindari adanya kontaminasi oleh mikroba lain. Lalu diambil secara
aseptik 1 ose suspense bakteri dalam cawan Petri. Setelah itu, diambil bakteri pada
media dan diletakkan di objek glass secara merata. Kemudian, dilakukan proses
fiksasi objek glass dengan menggunakan bunsen untuk menghindari adanya
kontaminasi dari mikroba lain. Lalu diteteskan crystal violet yang berupa larutan
berwarna ungu sebanyak 2-3 tetes dan didiamkan selama 1 menit. Setelah itu, dicuci
dengan air mengalir dan dikeringkan dengan diangin-anginkan. Selanjutnya,
diteteskan dengan larutan lugol dan dibiarkan selama 1 menit. Setelah itu, dicuci
dengan alkohol 95% selama 30 detik. Kemudian dicuci dengan air mengalir. Lalu
diteteskan dengan larutan safranin dan didiamkan selama 2 menit. Setelah itu, dicuci
kembali dengan menggunakan air mengalir dan dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan. Didapatkan hasil yakni pada bakteri DB104 1 menunjukkan preparat
berwarna merah yang menandakan jika bakteri tersebut termasuk dalam jenis bakteri
gram negatif. Pada bakteri DB104 2 didapatkan preparat berwarna merah yang
menandakan jika bakteri tersebut masuk ke dalam jenis bakteri gram negatif. Pada
bakteri sp. 2 didapatkan preparat berwarna merah yang menandakan jika bakteri
tersebut juga masuk ke dalam jenis bakteri gram negatif. Pada bakteri sp. 3
didapatkan preparat berwarna merah yang menandakan jika bakteri tersebut masuk ke
dalam jenis bakteri gram negatif. Pada bakteri sp. 4 didapatkan preparat berwarna
ungu yang menandakan jika bakteri tersebut masuk ke dalam jenis bakteri gram
positif.
Adapun fungsi alat dalam percobaan kali ini, yaitu cawan petri berfungsi
sebagai wadah diletakkan suspensi bakteri, bunsen berfungsi sebagai alat untuk
membakar jarum ose agar tetap steril dan sebagai alat bantu melakukan fiksasi, jarum
ose berfungsi sebagai alat untuk engambil suspensi larutan, baskom stainlees
berfungsi untuk meanmpung air yang digunakan untuk mencuci sampel, object glass
berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk melakukan percobaan pada suspensi,
mikroskop berfungsi untuk mengamati bakteri gram positif dan gram negatif maupun
gram variabel dan botol larutan berfungsi untuk menyimpan larutan.
Adapun fungsi bahan dalam percobaan kali ini, yaitu suspensi bakteri sebagai
sampel yang akan digunakan dalam percobaan, crystal violet yang berfungsi
membentuk ikatan dengan Mg-ribonucleic acid pada membran/dinding sel bakteri
gram positif sehingga terbentuk komplek Mg-ribonucleic acid-crystal violet.
Komplek ini merupakan senyawa yang tidak larut dengan alkohol, larutan lugol
berfungsi sebagai penguat ikatan pada komplek Mg-ribonucleic acid, Alkohol 95 %
berfungsi mencuci lemak pada dinding sel bakteri. Lemak pada bakteri Gram positif
jumlahnya lebih kecil dibandingkan lemak yang terdapat pada dinding sel bakteri
gram negatif. Pada bakteri gram negatif, lemak pada membran sel larut, sehingga zat
warna utama (berupa kompleks) akan tercuci keluar dari sel bakteri. Larutan safranin
berfungsi sebagai zat warna tandingan (lawan) setelah luruhnya komplek Mg-
ribonucleic acid-crystal violet dari dinding sel bakteri gram negatif.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada
objek glass DB104 2 ditemukan preparat merah yang menandakan bekateri
tersebut merupakan bakteri gram negatif.
- Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada
objek glass sp.4 ditemukan preparat berwarna merah yang menandakan bakteri
tersebut adalah jenis bakteri gram negatif.
- Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada
objek glass sp.4 ditemukan preparat berwarna ungu yang menandakan bakteri
tersebut adalah jenis bakteri gram positif.

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dapat menggunakan larutan iodin untuk
menggantikan larutan lugol agar hasil yang didaaptkan beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Boleng, D, T. 2015. Bakteriologi (Konsep-konsep Dasar). Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang.
Jiwintarum, Y., Rohmi, & Prayuda, I. D. 2016. Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)
Sebagai Pewarna Alami untuk Pewarnaan Bakteri. Jurnal Kesehatan Prima, 10
(2), 1726-1734.
Putri, M. H., Sukini, & Yodong. 2017. Mikrobiologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Ratna. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Gramedia
Waluyo L. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang Press.

LAMPIRAN

(a). Autoclave (b). Mikropipet (c). Tip Blue


(
d). spatula
(e). Cawan Petrti (f). Labu Erlenmeyer

(h). Gelas Kimia (i). Tabung Reaksi (j). Gunting

(k (
(m). Agar
). Hotplate l). Kentang

(n (
(p). Aquades
). Chloramphenicol o). Dextrose
(
(r). Kapas (s). Kertas
q). Aluminium Foil

(
(t). Karet Gelang
s). Plastik

Anda mungkin juga menyukai