Anda di halaman 1dari 17

Berbicara mengenai panas atau dingin, maka sesungguhnya kita berbicara keberadaan

sebuah besaran yang dapat mengkuantitaskan keadaan panas dan dingin suatu benda, yaitu suhu.
Timbul sebuah pertanyaan: mengapa ilmuwan menggunakan istilah suhu (atau temperatur) untuk
menjelaskan keadaan suatu benda ditinjau dari sifat panas dan dinginnya? Hal ini didasari adanya
perbedaan pengertian atau persepsi orang mengenai sifat panas dan dingin suatu benda. Misalnya,
ketika seseorang mendapatkan sengatan matahari menjelang siang hari, mungkin ia merasakan
panas yang luar biasa pada permukaan tubuhnya. Akan tetapi bagi seseorang yang lainnya,
mungkin saja ia hanya merasakan hangat pada permukaan tubuhnya. Mengapa ini bisa terjadi? Hal
ini berkaitan dengan standar panas atau dingin yang berbeda-beda bagi setiap orang. Oleh karena
itu, keadaan panas dan dingin suatu benda dikuantitaskan dalam bentuk angka-angka melalui suatu
besaran, yakni suhu.

a. Definisi suhu

Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau sistem. Suhu
didefinisikan sebagai suatu besaran fisika yang dimiliki bersama antara dua benda atau
lebih yang berada dalam kesetimbangan termal. Suatu benda yang dalam keadaan panas
dikatakan memiliki suhu yang tinggi, dan sebaliknya, suatu benda yang dalam keadaan
dingin dikatakan memiliki suhu yang rendah. Perubahan suhu benda, baik menjadi lebih
panas atau menjadi lebih dingin biasanya diikuti dengan perubahan bentuk atau wujudnya.

b. Definisi kalor

Berbicara mengenai kalor, maka sesungguhnya kita sedang berbicara mengenai


energi, karena kalor itu sendiri merupakan salah satu bentuk energi. Sebagai energi, kalor
dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu keadaan ke keadaan lainnya.
Kita tentu masih ingat bahwa energi bersifat kekal; energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan, tetapi energi dapat berubah bentuk atau berpindah dari satu keadaan
ke keadaan lainnya. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Kekekalan Energi.

Istilah kalor pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Perancis, Antoine
Laurent Lavoisier (1743 – 1794). Mulanya kalor diartikan sebagai fluida (zat alir). Namun
teori yang menyatakan bahwa kalor sebagai fluida ini tidak bertahan lama, karena
kemudian James Presscott Joule (1818 – 1889) melakukan percobaan untuk menghitung
jumlah energi mekanik yang ekivalen dengan kalor sebanyak satu kalori. Berdasarkan
percobaan tersebut, Joule menyimpulkan bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi.
Besar energi satu kalori setara dengan 4,2 joule (1 kalori = 4,2 J).

Sebuah benda yang dipanaskan (diberi kalor), maka benda tersebut akan mengalami
kenaikan suhu. Besarnya kenaikan suhu yang dialami suatu benda yang diberi kalor
bergantung pada jumlah kalor yang diterima atau diserap oleh benda dan jenis bendanya
itu sendiri.
Semakin banyak kalor yang diterima atau diserap oleh benda, semakin besar
kenaikan suhunya. Adapun kaitannya dengan jenis benda, ada beberapa benda yang
membutuhkan sedikit kalor untuk menaikkan suhunya, akan tetapi ada pula beberapa benda
yang membutuhkan kalor yang cukup besar untuk menaikkan suhunya.

1. Kapasitas Kalor

Bila sejumlah kalor atau energi panas ditambahkan pada suatu zat, maka suhu zat
itu tentu akan naik (kecuali pada saat perubahan wujud, misalnya air menguap atau es
mencair). Banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebanding
dengan perubahan temperatur (∆T) zat tersebut. Secara matematis hubungan tersebut
dinyatakan sebagai berikut.

Q = C ∆T

dengan C merupakan kapasitas kalor zat.

Kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor atau energi panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar 1 °C atau 1 K. Oleh karena satuan
untuk kalor adalah joule dan satuan suhu adalah kelvin, maka satuan untuk kapasitas kalor
adalah joule/kelvin (J/K).

2. Kalor Jenis

Disamping kapasitas kalor, ada besaran lain yang berkaitan dengan kalor yaitu kalor
jenis zat. Kalor jenis suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 kilogram zat itu sebesar 1 °C atau 1 K. Atau dengan kata lain,
banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebanding dengan
perubahan 37 temperatur (∆T) dan massa (m) zat tersebut. Secara matematis hubungan
tersebut dinyatakan sebagai berikut.

Q = m.c ∆T

dengan m merupakan massa zat dan c merupakan kalor jenis zat. Dari persamaan-
persamaan di atas, kita melihat adanya hubugan antara kalor jenis zat dengan kapasitas
kalor zat.

Q=Q

C . ∆T = m.c ∆T

sehingga kita memperoleh hubungan antara kalor jenis zat dan kapasitas kalor zat sebagai
berikut.
𝐶
C = m.c atau c=𝑚
Berdasarkan persamaan tersebut, maka satuan kalor jenis suatu zat adalah joule/kg
K (J/kg K).

Kalor jenis suatu zat merupakan sifat termal zat terhadap kemampuannya menyerap
kalor. Nilai kalor jenis zat tentu akan beragam, bergantung pada kemampuan masing-
masing zat dalam menyerap kalor.

3. Kalor Laten

Kita tahu bahwa bila sejumlah kalor ditambahkan pada suatu zat akan
menyebabkan kenaikan suhu zat tersebut. Bila kalor tersebut terus-menerus ditambahkan
kalor, maka suatu ketika zat tersebut akan berubah wujud.

Kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk berubah wujud dinamakan kalor laten
(L), dan besarnya kalor laten ini berbeda-beda, bergantung dari jenis zatnya. Besarnya
kalor yang diperlukan pada perubahan wujud suatu benda dinyatakan oleh persamaan
berikut.

Q = m.L

Dengan L merupakan kalor Laten

Nilai kalor laten zat ini bergantung dari proses perubahan wujud yang terjadi. Pada
saat benda melebur (berubah wujud dari padat menjadi cair atau sebaliknya), maka kalor
laten yang digunakan adalash kalor laten lebur dan biasanya disebut kalor lebur atau kalor
beku. Pada saat benda menguap (berubah wujud dari cair menjadi gas atau sebaliknya),
maka kalor laten yang digunakan adalah kalor laten didih dan biasanya disebut kalor didih
atau kalor uap.
KEGIATAN PERCOBAAN UNTUK SISWA

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1

SUHU DAN KALOR

Kompetensi Dasar: 3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang
meliputi karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan
konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari.
4.5 Merancang dan melakukan percobaan tentang karakteristik
termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan
konduktivitas kalor, beserta presentasi hasil percobaan dan
pemanfatannya

Tujuan: 1. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu zat


2. Menyelidiki hubungan lama pemanasan dengan jumlah kalor
yang digunakan

A. Informasi Pendukung
Apang merupakan salah satu kue tradisional yang diolah dari campuran gula merah, tepung
dan pisang yang khas dari Sulawesi Selatan tepatnya di
Kecamatan Mare, Kabupaten Bone. Belakangan ini kue ini
kembali viral atau populer dikalangan masyarakat. Kue ini
biasa dijumpai di pasar-pasar ataukah apabila ada acara
syukuran.
Pada proses pembuatan apang masih sangat tradisional
yang menggunakan kayu bakar sebagai sumber panas. Kayu
merupakan benda yang mempunyai konduktivitas termal (k)
yang rendah dan merupakan penghantar kalor yang buruk.
Pada saat apang dikukus dengan menggunakan kayu bakar Gambar 1. Kue Apang
waktu dan suhu yang digunakan dalam mengkukus apang
tidak menentu. Namun, seiring perkembangan zaman alat atau sumber panas yang digunakan telah
berganti ke peralatan yang modern.
Kalor menyatakan banyaknya panas, sedangkan suhu menyatakan derajat panas suatu benda.
Pemberian kalor menyebabkan suhu benda berubah. Makin banyak kalor yang diberikan pada
suatu benda, maka suhu benda tersebut makin tinggi. Berarti kalor sebanding dengan perubahan
suhu. Selain bergantung pada massa dan perubahan suhu, kalor yang diperlukan agar suhu benda
naik juga bergantung pada jenis zat. Kalor jenis suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kilogram zat itu sebesar 1 °C atau 1 K. Atau dengan kata
lain, banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebanding dengan
perubahan 37 temperatur (∆T) dan massa (m) zat tersebut. Secara matematis hubungan tersebut
dinyatakan sebagai berikut.

Q = m.c ∆T

dengan m merupakan massa zat dan c merupakan kalor jenis zat.

Kalor jenis suatu zat merupakan sifat termal zat terhadap kemampuannya menyerap kalor.
Nilai kalor jenis zat tentu akan beragam, bergantung pada kemampuan masing-masing zat dalam
menyerap kalor. Jadi pada kegiatan praktikum ini akan diketahui bagaimana pengaruh kalor
terhadap suhu zat. Dan juga hubungan antara lama pemanasan dengan jumlah kalor yang
digunakan.

Mengamati proses pembuatan apang, apabila apang dimasak menggunakan kompor apakah
akan sama lama pemanasan dan waktu yang digunakan ketika menggunakan kayu bakar?
B. Rumusan Masalah :
1. Bagaimana pengaruh kalor terhadap suhu zat?
2. Bagaimanakah hubungan lama pemanasan dengan jumlah kalor yang digunakan ?

C. Hipotesis
Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang sesuai dengan petunjuk kegiatan.
1. ................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
2. ................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................

D. Alat dan Bahan:


Alat dan bahan yang digunakan dalam membuatan apang
Alat :
1. Panci 5. Kayu Bakar
2. Stopwatch 6. Baskom
3. Kompor Gas dan Tabung 7. Neraca/ Timbangan
4. Korek Api 8. Termometer
Bahan :
1. Gula Merah
2. Pisang
3. Tepung beras
4. Air
E. Prosedur Kerja
1. Masak gula merah sampai larut.
2. Campur gula merah yang telah larut dengan tepung beras. Aduk sampai adonan merata.
3. Tambahkan sedikit pisang kedalam adonan.
4. Tuang adonan ke dalam cetakan.
5. Timbang massa cetakan serta adonan dalam cetakan dengan menggunakan neraca.
6. Panaskan panci pengukus yang telah terisi air lalu letakkan cetakan di dalam panci.
7. Ukur suhu mula-mula air kukusan menggunakan termometer.
8. Kukus adonan sampai matang dan amati penunjukkan skala termometer setiap kenaikan 1
menit waktu pengukusan.
9. Catat penunjukkan skala termometer pada tabel yang disediakan.
10. Angkat dan keluarkan apang dari cetakan.
11. Lakukan kegiatan 6 sampai 10 dengan menggunakan alat pemanas kompor gas dan kayu
bakar.
F. Hasil pengamatan
Tuliskanlah hasil pengamatan yang telah anda lakukan pada tempat yang telah disediakan berikut
ini!
Kegiatan 1. Pengaruh kalor dengan perubahan suhu
Massa air : a Gram
Suhu awal : a ˚C

Tabel 1. Hubungan antara kalor dengan perubahan suhu menggunakan kompor


No Massa (gram) Perubahan Suhu ( ∆𝑇)

1 a

2 a

3 a

Tabel 2. Hubungan antara kalor dengan perubahan suhu menggunakan kayu bakar
No Massa (gram) Perubahan Suhu ( ∆𝑇)

1 a

2 a

3 a
Kegiatan 2. Hubungan lama pemanasan dengan jumlah kalor
Suhu awal Apang: ˚C
Tabel 3. Hubungan antara lama pemanasan dengan jumlah kalor menggunakan kompor
No Massa (gram) Lama Pemanasan (s)

1 a A

2 A A

3 a a

Tabel 4. Hubungan antara lama pemanasan dengan jumlah kalor menggunakan kayu bakar
No Massa (gram) Lama Pemanasan (s)

1 a A

2 A A

3 a a

Analisis Data dan Pembahasan


Kegiatan 1
1. Berdasarkan data yang diperoleh, bagaimana perbedaan penunjukkan skala pada
termometer terhadap ketiga massa Apang?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
2. Plotkan grafik hubungan massa Apang dengan perubahan suhu yang ditunjukkan!
Grafik 1.1 Hubungan antara massa (m) dengan perubahan suhu (ΔT )

3. Bagaimana hubungan antara massa dengan perubahan suhu Apang berdasarkan Grafik 1.1
?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
4. Jika diasumsikan, Apang dengan massa yang berbeda dapat mengalami proses pemasakan
yang berbeda sebab menerima suhu yang berbeda dari kompor/kayu bakar. Dari asumsi ini,
dapatkah Anda menjelaskan hubungan antara jumlah kalor terhadap perubahan suhu?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

5. Plotkan grafik hubungan antara jumlah kalor dan perubahan suhu, berdasarkan jawaban
Anda dari asumsi di atas!

Grafik1.2 Hubungan antara jumlah kalor (Q) terhadap perubahan suhu (ΔT)
Kegiatan 2
1. Berdasarkan data yang diperoleh, bagaimana perbedaan lama waktu tahap pemanasan
terhadap ketiga massa Apang?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

2. Plotkan grafik hubungan massa dan lama pemanasan Apang!

Grafik 1.3 Hubungan antara massa (m) dengan lama pemanasan (t )

3. Berdasarkan grafik 1.2 dan grafik 1.3 , dapatkah Anda menjelaskan hubungan antara jumlah
kalor terhadap lama pemanasan Apang?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
4. Plotkan grafik hubungan antara lama pemanasan terhap banyak kalor pada Apang!

Grafik 1.4 Hubungan antara lama pemanasan (t) dengan kalor (Q )

G. Kesimpulan
Berilah kesimpulan mengenai praktikum yang telah dilakukan!
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

H. Pertanyaan
Tulislah pertanyaanmu mengenai percobaan diatas

.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

Setelah Anda mengikuti Kegiatan Percobaan tersebut, tentunya kini Anda lebih
memahami bagaimana pengaruh kalor terhadap suhu zat, hubungan lama pemanasan dengan
jumlah kalor yang digunakan. Kegiatan percobaan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai modal awal
usaha untuk melestarikan makanan khas dari Bone guna diperkenalkan kepada dunia. Dan untuk
memahami perubahan wujud pada apang mari mempelajari lebih jelas pada LKPD 2.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2

SUHU DAN KALOR

Kompetensi Dasar: 3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang
meliputi karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan
konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari.
4.5 Merancang dan melakukan percobaan tentang karakteristik
termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan
konduktivitas kalor, beserta presentasi hasil percobaan dan
pemanfatannya

Tujuan : 1. Menyelidiki pengaruh suhu terhadap wujud zat dalam


kehidupan sehari-hari
2. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap wujud zat dalam
kehidupan sehari-hari

A. Informasi Pendukung :
Siang hari suhu udara di Indonesia sangat panas bisa mencapai 350C. Sehingga, untuk
menyegarkan tubuh orang-orang memasukkan air ke dalam freezer agar dapat menyegarkan
tenggorakan. Air yang mulanya mencair, lama-kelamaan membatu. Atau mengamati permen yang
jatuh lalu mengalami perubahan wujud menjadi cair? Bagaimana perubahan wujud kedua contoh
tersebut?.
Perubahan wujud juga terjadi pada kue apang. Apang merupakan salah satu kue tradisional
yang diolah dari campuran gula merah, tepung dan pisang yang khas dari Sulawesi Selatan
tepatnya di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone. Adonan apang yang awalnya cair berubah wujud
ketika adonan dikukus. Belakangan ini kue ini kembali viral atau populer dikalangan masyarakat.
Kue ini biasa dijumpai di pasar-pasar ataukah apabila ada acara syukuran atau khatam Al-Qur’an.
Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke
keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa pelepasan dan
penyerapan kalor. Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu tercapai oleh atom/senyawa zat
tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk menjadi padat harus
mencapai titik bekunya dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya.
Kita tahu bahwa bila sejumlah kalor ditambahkan pada suatu zat akan menyebabkan
kenaikan suhu zat tersebut. Bila kalor tersebut terus-menerus ditambahkan kalor, maka suatu
ketika zat tersebut akan berubah wujud. Kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk berubah wujud
dinamakan kalor laten (L), dan besarnya kalor laten ini berbeda-beda, bergantung dari jenis zatnya.
Besarnya kalor yang diperlukan pada perubahan wujud suatu benda dinyatakan oleh persamaan
berikut.
Q = m.L

Dengan L merupakan kalor Laten

Nilai kalor laten zat ini bergantung dari proses perubahan wujud yang terjadi. Pada saat
benda melebur (berubah wujud dari padat menjadi cair atau sebaliknya), maka kalor laten yang
digunakan adalash kalor laten lebur dan biasanya disebut kalor lebur atau kalor beku. Pada saat
benda menguap (berubah wujud dari cair menjadi gas atau sebaliknya), maka kalor laten yang
digunakan adalah kalor laten didih dan biasanya disebut kalor didih atau kalor uap.

Hal yang terjadi pada air dan kue apang merupakan peristiwa yang sama. Apa yang terjadi
pada kedua peristiwa tersebut? Apa yang menyebabkan keduanya mengalami perubahan wujud ?

B. Rumusan Masalah :
1. Bagaimana pengaruh suhu terhapa perubahan wujud zat?
2. Bagaimana pengaruh kalor terhadap wujud zat?
C. Hipotesis
Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang sesuai dengan petunjuk kegiatan.
1. ................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
2. ................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

D. Alat dan Bahan:


Alat :
1. Panci 5. Kayu Bakar
2. Stopwatch 6. Bakom
3. Kompor Gas dan Tabung 7. Neraca/ Timbangan
4. Korek Api 8. Termometer
Bahan :
1. Gula Merah
2. Pisang
3. Tepung beras
4. Air

E. Prosedur Kerja :
1. Masak gula merah sampai larut.
2. Campur gula merah yang telah larut dengan tepung beras. Aduk sampai adonan merata.
3. Tambahkan sedikit pisang kedalam adonan.
4. Tuang adonan ke dalam cetakan.
5. Panaskan panci pengukus yang telah terisi air lalu letakkan cetakan di dalam panci.
6. Ukur suhu mula-mula air kukusan menggunakan termometer.
7. Kukus adonan sampai matang dan amati penunjukkan skala termometer setiap kenaikan 1
menit waktu pengukusan.
8. Catat penunjukkan skala termometer pada tabel yang disediakan.
9. Angkat dan keluarkan apang dari cetakan.
10. Lakukan kegiatan 6 sampai 10 dengan menggunakan alat pemanas kompor gas dan kayu
bakar.
F. Hasil pengamatan
Tuliskanlah hasil pengamatan yang telah anda lakukan pada tabel yang telah disediakan berikut
ini!
Tabel 1. Hubungan antara kalor dengan wujud zat menggunakan kompor
No Lama Pemanasan (s) Suhu (oC) Keadaan Apang

1 a

2 a

3 a

Tabel 2. Hubungan antara kalor dengan wujud zat menggunakan kayu bakar
No Lama Pemanasan (s) Suhu (oC) Keadaan Apang

1 a

2 a

3 a

G. Analisis Data dan Pembahasan


1. Bagaimana penunjukkan skala termometer selama proses pengukusan Apang?
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
2. Bagaimana penunjukkan skala termometer pada saat perubahan wujud dimasing-masing
waktu yang telah ditentukan, selama pengukusan?
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

3. Bagaimana perubahan wujud yang tejadi terhadap kedua keadaan (Apang kompor dan
Apang kayu) selama pendinginan?
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
4. Berdasarkan data yang diperoleh, bagaimanakah hubungan lama pemanasan terhadap
perubahan wujud apang?
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………..,
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
5. Dari data percobaan yang telah diperoleh, apakah suhu suatu zat berubah ketika terjadi
perubahan wujud? Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
...........……………………………………………………………………………………………
……..,……………………………………………………………………………………………
…………..………………………………………………………………………………………
……………..……………………………………………………………………………………
……………..……………………………………………………………………………………
……………..……………………………………………………………………………………
……

6. Semakin lama pemanasan maka, jumlah kalor yang dibutuhkan semakin banyak. Dari
pernyataan ini, bagaimanakah hubungan jumlah kalor terhadap perubahan wujud zat?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….

7. Faktor apa yang mempengaruhi wujud zat? Jelaskan!


.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
H. Kesimpulan
Berilah kesimpulan mengenai praktikum yang telah dilakukan!
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

I. Pertanyaan
Tulislah pertanyaanmu mengenai percobaan diatas
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

Setelah Anda mengikuti kegiatan percobaan tersebut, tentunya kini Anda lebih memahami
bagaimana bagaimana pengaruh suhu terhadap wujud zat dan pengaruh kalor terhadap wujud zat
dalam kehidupan sehari-hari. TAHAP PEMBUATAN APANG BERDASARKAN KONSEP
FISIKA DAPAT DIPERGUNAKAN SEBAGAI KOMPOSISI APANG YANG LEBIH BAIK,
MENGIKUTI ZAMAN NAMUN TETAP MENJAGA RASA KHAS APANG DARI BONE.
DAPAT PULA MENJADI RUJUKAN UNTUK CALON ENTERPREUNER DARI DAERAH
AGAR MEMINIMALISIR PENGANGGURAN, DAN DAPAT DIPERKENALKAN KEPADA
DUNIA.

Anda mungkin juga menyukai