Disusun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan
proposal tugas akhir ini dengan baik dan lancar. Tugas akhir merupakan salah
satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Program Studi
Diploma Tiga Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta sebagai syarat kelulusan dalam menempuh perkuliahan.
Pelaksanaan tugas akhir kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan sebagai
pertanggung jawaban kepada pihak program studi.
Melalui tugas akhir ini, penulis dapat menyalurkan banyak ilmu yang
diperoleh di bangku kuliah lalu diterapkan ke dalam sebuah mesin dari proyek akhir
ini. Selama proses pelaksanaan proyek akhir maupun penulisan laporan tentunya
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan
terima kasih atas dukungan dan bimbingan kepada :
1. Bapak Ubaidillah, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing I.
2. Bapak Dr. Wahyu Purwo Raharjo, S.T., M.T. selaku pembimbing II.
3. Bapak Dr. Budi Santoso, S.T., M.T. selaku kepala jurusan Diploma Tiga
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Dr. Budi Santoso, S.T., M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir Jurusan
Diploma Tiga Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
5. Seluruh Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
6. Kedua orang tua serta seluruh keluarga yang senantiasa memberikan do’a dan
dukungan dalam melaksanakan setiap tugas perkuliahan.
7. Teman-teman satu tim yang bersama-sama membuat tugas akhir ini hingga
selesai.
8. Rekan-rekan mahasiswa Diploma Tiga Teknik Mesin angkatan 2017, serta semua
pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya proyek akhir dan
penyusunan laporan ini.
iv
Sebagai penutup, penulis menyadari tidak ada yang sempurna dimuka bumi
ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila dalam penulisan proposal
proyek akhir ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan, serta penulis meminta
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan proyek akhir ini.
Akhir kata, semoga proyek akhir dan laporan akan terselesaikan dengan lancar
dan bermanfaat bagi semua pihak serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
v
PERANCANGAN SABUK DAN PULLEY PADA
SHAKER TABLE TEST
Oleh :
Galih Anjar Kusuma
ABSTRAK
Gempa terjadi karena ada perpindahan massa dalam lapisan batuan bumi.
Kekuatan suatu gempa bergantung pada jumlah energi yang terlepas, saat terjadi
pergeseran dan tumbukan. Keadaan itu tidak bisa dihindari karena memang bagian
dari evolusi bumi. Gempa tidak dapat kita prediksi, namun hal ini dapat
diminimalisir dampak yang ditimbulkannya dengan cara membangun rumah tahan
gempa. Permasalahan yang masih harus dianalisa dan dijawab adalah bagaimana
mengetahui respon suatu struktur terhadap beban gempa. Permasalahan tersebut
membutuhkan mesin yang mampu merepresentasikan gempa bumi untuk menguji
dan mengetahui rancangan suatu bangunan yang mampu menahan beban gempa
dan respon dinamisnya. Mesin yang dibuat harus mampu menguji struktur
bangunan (prototipe) yang dapat tahan terhadap gempa yang disebut mesin “shaker
table test”. Mesin terdiri dari beberapa komponen seperti motor listrik, kopling,
reducer, sistem transmisi, connecting rod dan papan meja. Sistem transmisi yang
digunakan mesin adalah pulley dan belt. Jenis belt yang digunakan untuk
meneruskan putaran dari motor listrik ke poros adalah v-belt yang dipasang dengan
metode open belt drive.
vi
BELT AND PULLEY DESIGN IN
SHAKER TABLE TEST
Oleh :
Galih Anjar Kusuma
ABSTRAK
The earthquake occurred after the mass displacement in the bedrock of the
earth. The force of an earthquake depends on the amount of energy it discharges,
during a shift and collision. It is unavoidable since it is a part of earth's evolution.
Although earthquakes are unpredictable, we can minimize the impacts by building
an earthquake resistant house. The object to be analysed and answered is how to
determine the response of a structure to the load of an earthquake. This would
require an instrument to represent an earthquake to test and know the design of a
building which is capable to resist the weight and the dynamic response of the
earthquake. Thus, a prototype of a test device capable of testing a building structure
which is able to resist an earthquake called the "table shaker test" machine was
produced. It consists of several components such as an electric motor, clutch,
reducer, transmission system, connecting rod and table board. The transmission
system used this device is pulley and belt. The type of belt used to carry on from an
electric motor to the axis is a v-belt fitted with an open belt drive method.
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................... 4
2.1 Daya.......................................................................................................... 4
PERENCANAAN ................................................................................................ 25
viii
3.1 Tahapan Perencanaan ............................................................................. 25
3.3 Daya........................................................................................................ 33
3.4.6 Tegangan sisi kencang dan sisi kendor belt (T1 dan T1) .............. 37
BAB IV ................................................................................................................. 40
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 3. 12 V-belt .............................................................................................. 32
Gambar 3. 13 Linier guide .................................................................................... 32
Gambar 3. 14 Sudut kontak pada belt ................................................................... 35
Gambar 3. 15 Dimensi v-belt ................................................................................ 36
Gambar 3. 16 Tegangan sisi kencang dan sisi kendor belt ................................... 38
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Sekitar 71 persen wilayah bumi ini terdiri atas laut dan samudera, atau dengan
katalain berupa air. Lempeng-lempeng bumi ini sebenarnya adalah bagian dari
kerak bumi yang terdiri atas berbagai jenis bebatuan. Efek dari pergeseran itu
adalah berupa getaran yang disebut gempa. Gempa terjadi karena ada perpindahan
massa dalam lapisan batuan bumi. Kekuatan suatu gempa bergantung pada jumlah
energi yang terlepas, saat terjadi pergeseran dan tumbukan. Pergeseran tersebut
memang memungkinkan terjadinya tumbukan. Ada kalanya pergeseran itu
menyebabkan perubahan bentuk yang tiba-tiba, sehingga terjadi ledakan dan
patahan yang menimbulkan gempa hebat yang disebut sebagai gempa tektonik.
Keadaan itu tidak bisa dihindari karena memang bagian dari evolusi bumi.
Walaupun gempa tidak dapat kita prediksi, namun kita dapat meminimalisir
dampak yang ditimbulkannya dengan cara membangun rumah tahan gempa[6].
Pengetahuan akan beban dinamik dan respon suatu struktur diperlukan untuk
meningkatkan kualitas bangunan yang berada di daerah rawan gempa. Bangunan
tersebut harus dirancang tahan terhadap gempa. Respon struktur tersebut berupa
respon perpindahan suatu bangunan bila dikenai beban gempa. Bila bangunan
tersebut mempunyai banyak lantai maka setiap lantai mempunyai respon
perpindahan dan frekuensi natural yang berbeda-beda. Oleh karena itu pengetahuan
akan efek dari gempa terhadap beberapa kasus struktur bangunan sangat diperlukan.
Hal ini mendorong perlunya sistem perancangan yang matang mengenai struktur
bangunan yang akan dibangun di daerah rawan gempa seperti Indonesia. Menurut
1
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari proyek akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisa daya pada mesin shaker table test
2. Merancang sistem transmisi pada mesin shaker table test
3. Membuat protipe mesin shaker table test
1.5 Manfaat
Manfaat dari proyek akhir pembuatan mesin shaker table test ini adalah
sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui tingkat kerusakan pada bangunan
2. Dapat mengetahui kekuatan suatu struktur bangunan.
3. Dapat merencanakan struktur bangunan yang tahan terhadap goncangan
gempa bumi.
berdasarkan gaya yang bekerja dari kecepatan linier, maka daya dapat dihitung
dengan Persamaan (2.3) [1] :
𝑃 = 𝑓 𝑥 𝑣 ......................................................................................................... (2.3)
dimana, P adalah daya (watt) ; T adalah torsi (Nm) ; ω adalah kecepatan sudut
(rad/s); W adalah usaha (joule); t adalah waktu (second); f adalah gaya (Newton).
Mencari kecepatan sudut berdasarkan kecepatan linier yang diketahui, kecepatan
sudut dapat dirumuskan dengan persamaan (2.4) sebagai berikut [1].
𝑣
𝜔= ............................................................................................................... (2.4)
𝑟
dimana, v adalah kecepatan linier (m/s) ; r adalah jari-jari piringan (m). Mencari
Kecepatan linear berdasarkan putaran dan jari-jari piringan, kecepatan linear dapat
dirumuskan dengan persamaan (2.5) sebagai berikut [1]
2.𝜋.𝑟.𝑛
𝑣= ....................................................................................................... (2.5)
60
dimana, n adalah kecepatan putar (rpm). Mencari nilai torsi berdasarkan gaya yang
bekerja pada meja dan jari-jari piringan, maka torsi dapat dirumuskan dengan
persamaan (2.6) sebagai berikut [1]
4
5
𝑇 = 𝑓. 𝑟 ...................................................................................................... (2.6)
C
B
rr
Q
Sehingga
𝑟2
𝑋𝑝 ≅ 𝑟(1 − cos 𝜔𝑡) + 𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡 .................................................................... (2.12)
2𝑙
𝑟 𝑟
𝑋𝑝 = 𝑟 (1 + ) − 𝑟(cos 𝜔𝑡 + cos 2𝜔𝑡) ..................................................... (2.13)
2𝑙 4𝑙
Persamaan diatas dapat diturunkan kedalam bentuk kecepatan dan percepatan dari
piston sehingga didapatkan
𝑟
𝑋𝑝̇ = 𝑟𝜔(sin 𝜔𝑡 + sin 2𝜔𝑡) ....................................................................... (2.14)
2𝑙
𝑟
𝑋𝑝̈ = 𝑟𝜔2 (cos 𝜔𝑡 + cos 2𝜔𝑡) .................................................................... (2.15)
𝑙
sistem alat uji gempa penghasil gerak translasi menggunakan mekanisme gerak
slider crank. Berikut penurunan persamaan gaya yang bekerja pada shaker table
test yang dapat dilihat pada gambar 2.1, 2.2, 2.3 dan 2.4 sebagai berikut
Tmotor,
ɷ
A ɵ
dimana, Ma-b adalah Massa batang A-B ; r adalah panjang batang A-B ; Mb-c
adalah Massa batang B-C ; L adalah panjang lengan B-C
FBAX
Fiy Fi
FBAY FBA
Ti Fix
atangensial Tmotor
anormal
ag
A
FAX
FAY
Ʃ𝐹𝑋 + 𝐹𝑖 = 0
Ʃ𝐹𝑌 + 𝐹𝑖 = 0
Ʃ𝑀𝐴 + 𝑇𝑖 = 0
1
𝐹𝐵𝐴 . 𝑟 + 𝑇𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 − 𝑇𝑖 − 𝐹𝑖 𝑐𝑜𝑠𝜃. 𝑟 = 0 ..................................................................... (2.18)
2
FBA
Ti2
Fi
Fiy
Fix
FCB
Ʃ𝐹𝑋 + 𝐹𝑖 = 0
Ʃ𝐹𝑌 + 𝐹𝑖 = 0
FCB FCBy
Mmeja 8
𝛽
FCBx Fi
Ʃ𝐹𝑋 + 𝐹𝑖 = 0
𝐹𝐶𝐵 cos 𝛽 − 𝐹𝑖 = 0
𝐹𝐶𝐵 cos 𝛽 = 𝐹𝑖
Dimana, 𝐹𝐶𝐵 cos 𝛽 adalah gaya yang bekerja pada shaker table test sebagai gaya input
untuk 𝐹𝑂 . Berdasarkan persamaan (2.15) cara untuk mendapatkan percepatan shaker table
test maka gaya input pada shaker table test dapat dilihat pada persamaan (2.22) sebagai
berikut [3]
𝑟
dimana, 𝑎𝑚𝑒𝑗𝑎 = 𝑟𝜔2 (cos 𝜔𝑡 + cos 2𝜔𝑡) dan Dimana, cos 𝛽 = 0 maka,
𝑙
𝑟
𝐹𝐶𝐵 = 𝑀𝑚𝑒𝑗𝑎 . 𝑟𝜔2 (cos 𝜔𝑡 + cos 2𝜔𝑡) ..................................................................... (2.22)
𝑙
2.3 Pulley
Pulley adalah suatu peralatan mesin yang berfungsi untuk meneruskan
putaran motor penggerak kebagian yang lain yang akan digerakan, mengatur
kecepatan atau dapat mempercepat dan memperlambat putaran yang diperlukan
dengan cara mengatur diameternya. Pulley digunakan untuk mentransmisikan
daya dari suatu poros ke poros yang lain dengan perantara belt dan bisa juga
untuk menurunkan putaran dari motor listrik/motor bensin (gasoline engine)
dengan menggunakan perbandingan diameter pulley yang digunakan, perbandingan
kecepatan merupakan kebalikan dari perbandingan diameter pulley secara vertikal.
10
Bahan dari paduan alumunium tepat digunakan untuk konstruksi ringan dan baja
untuk kontruksi kecepatan sabuk tinggi. Bentuk dari pulley dapat dilihat seperti
pada gambar 2.6 di bawah ini.
Gambar 2. 6 Pulley
Pulley biasanya dipasang pada sebuah poros, pulley tidak dapat bekerja
sendiri. Maka dari itu dibutuhkan pula sebuah sabuk sebagai penerus putaran dari
motor. Dalam pengunaan pulley harus mengetahui beberapa besar putaran yang
akan digunakan serta menetapkan diameter dari salah satu pulley yang digunakan,
pulley biasanya dibuat dari besi, baja dan alumunium. Berdasarkan material yang
digunakan, pulley dapat diklasifikan dalam[1]:
1. Cast iron pulley
Pulley ini terbuat dari besi tuang kelabu karena harganya lebih murah.
Pulley ini biasanya dibuat dengan alur sabuk disekelilingnya. Pulley biasa juga
dibuat dalam bentuk padat atau dengan bentuk yang memakai lengan atau jeruji.
2. Steel pulley
Pulley ini terbuat dari baja yang diberi tekanan dan mempunyai kekuatan serta
daya tahan yang besar. Pulley ini lebih ringan massanya dari cast iron pulley
dengan kapasitas dan bentuk yang sama apabila digunakan dengan kecepatan
tinggi.
3. Wooden pulley
Pulley ini biasanya lebih ringan dan mempunyai koefisien gesek yang lebih
tinggi dari cast iron dan steel pulley. Pulley ini mempunyai berat 2/3 dari cast iron
pulleys dengan ukuran yang sama.
11
𝑛2 𝑑1 +𝑡
= ....................................................................................................... (2.24)
𝑛1 𝑑2 +𝑡
dimana, t adalah tebal dari belt (m). Apabila tidak terjadi slip, maka v1 = v2 , dan
apabila terjadi slip, maka[1]
𝑛2 𝑑1 𝑠1 𝑠2
= (1 − − ) .................................................................................. (2.25)
𝑛1 𝑑2 100 100
dimana, 𝑠1 % adalah slip antara pulley penggerak dengan belt ; 𝑠2% adalah slip antara
belt dengan pulley yang digerakkan
Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi
langsung dan roda gigi. Dalam hal demikian cara transmisi putaran atau daya yang
lain dapat diterapkan, di mana sebuah belt atau rantai digulung sekeliling pulley
atau sprocket pada poros. Belt adalah elemen mesin yang menghubungkan dua buah
pulley yang digunakan untuk mentransmisikan daya. Belt digunakan dengan
pertimbangan jarak antar poros yang jauh, dan menghasilkan transmisi daya yang
besar pada tegangan yang relatif rendah. Belt biasanya dibuat dari kulit, karet, kapas
dan paduanya.
Kelebihan transmisi belt jika dibandingkan dengan transmisi rantai dan roda
gigi adalah harga yang relatif murah, perawatan yang cukup mudah, dan tidak
menimbulkan berisik. Adapun kekurangan dari transmisi belt ini adalah umurnya
pendek/mudah aus, terjadi sliding/tidak akurat, efisiensi rendah, dan kapasitas daya
yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan transmisi rantai dan roda gigi.
12
Ada tiga jenis belt ditinjau dari segi bentuknya seperti pada gambar 2.7 di
bawah ini.
belt LM. Belt RQ (karena tarikan lebih) dinamakan tight side sedangkan belt LM
(karena tarikan kecil) dinamakan slack side, seperti pada gambar 2.9 di bawah ini
mendapatkan rasio kecepatan yang tinggi dan ketika tarikan belt yang diperlukan
tidak dapat diperoleh dengan cara lain.
Gambar 2. 11 Penggerak belt dengan pulley penekan ( belt drive with idler pulley
)[1]
e. Compound belt drive (penggerak belt gabungan) yaitu jenis belt yang dapat
dilihat pada gambar 2.12, digunakan ketika daya ditransmisikan dari poros satu ke
poros lain melalui sejumlah pulley.
dikunci ke poros mesin dinamakan fast pulley dan berputar pada kecepatan yang
sama seperti pada poros mesin. Loose pulley berputar secara bebas pada poros
mesin dan tidak mampu mentransmisikan daya sedikitpun. Ketika poros mesin
dihentikan, belt ditekan ke loose pulley oleh perlengkapan batang luncur (sliding
bar).
(a) (b)
Gambar 2. 13 (a) Penggerak pulley kerucut/bertingkat (stepped or cone pulley)
(b) Penggerak pulley longgar dan cepat (fast and loose pulley drive)[1]
2. V-Belt (belt bentuk V) adalah jenis belt yang banyak digunakan dalam pabrik
dan bengkel dimana besarnya daya yang ditransmisikan besar dari pulley yang satu
ke pulley yang lain ketika jarak dua pulley sangat dekat. Dimensi untuk v- belt
standar ditunjukkan pada gambar 2.14 di bawah ini. Pulley untuk v- belt dibuat dari
besi cor atau baja untuk menurunkan berat.
Keuntungan V-belt[1]:
a. Penggerak V-belt lebih kokoh akibat jarak yang pendek diantara pusat pulley.
b. Gerakan adalah konstan, karena slip antara belt dan alur pulley diabaikan.
16
c. Karena V-belt dibuat tanpa ujung dan tidak ada gangguan sambungan, oleh
karena itu pergerakan menjadi halus.
d. Mempunyai umur yang lebih lama, yaitu 3 sampai 5 tahun.
e. Lebih mudah dipasang dan dibongkar.
f. Belt mempunyai kemampuan untuk melindungi beban kejut ketika mesin
dihidupkan.
g. Mempunyai rasio kecepatan yang tinggi (maksimum 10).
h. Aksi desak belt dalam alur memberikan nilai rasio tarikan yang tinggi. Oleh
karena itu daya yang ditransmisikan oleh v-belt lebih besar dari pada belt datar
untuk koefisien gesek, sudut kontak dan tarikan yang sama dalam belt.
i. V-belt dapat dioperasikan dalam berbagai arah, dengan sisi tight belt pada
bagian atas atau bawah. Posisi garis pusat bisa horizontal, vertical atau miring.
Kerugian V-belt[1]:
a. V-belt tidak bisa digunakan untuk jarak pusat yang jauh, karena massa
persatuan panjangnya yang besar.
b. V-belt tidak bisa tahan lama sebagaimana pada belt datar.
c. Konstruksi pulley untuk v-belt lebih rumit dari pada pulley dari belt datar.
d. Karena v-belt mendapat sejumlah creep tertentu, oleh karena itu tidak cocok
untuk penerapan kecepatan konstan.
e. Umur belt sangat dipengaruhi oleh perubahan temperatur, tarikan belt yang
tidak tepat dan panjang belt yang tidak seimbang.
f. Tarikan sentrifugal mencegah penggunaan v-belt pada kecepatan di bawah 5
m/s dan di atas 50 m/s.
Berdasarkan Indian Standar (IS: 2494 – 1974), v-belt dibagi menjadi 5 jenis,
yaitu: A, B, C, D, dan E. Dimensi standart v-belt dapat dilihat pada tabel 2.1 di
bawah ini. V-belt biasanya terbuat dari fabric and cord yang dibentuk dari karet
(rubber) dan ditutup dengan fabric and rubber seperti pada gambar 2.15 di bawah
ini.
Gambar 2. 15 V-belt[1]
17
B 2 – 15 125 17 11 1.89
E 30 – 350 500 38 23 -
Pulley untuk v-belt dapat terbuat dari besi cor ataupun jenis lainnya.
Dimensi standart untuk v-grooved pulley berdasarkan IS: 2494 – 1974 dapat dilihat
pada tabel 2.2 di bawah ini. Daya pada motor ditransmisikan melalui aksi antara
belt dengan pulley dan alur V di pulley or sheave seperti pada gambar 2.16 di bawah
ini.
3. Circular belt atau ropes (belt bulat atau tali) adalah jenis belt yang banyak
digunakan dalam pabrik dan bengkel dimana besarnya daya yang ditransmisikan
berukuran lebih besar daripada flat belt. Penggunaan sabuk datar terbatas untuk
transmisi daya sedang dari satu pulley ke pulley lain ketika kedua pulley tidak
terpisah lebih dari 8 meter. Terdapat 2 jenis dari ropes, yaitu Fibre ropes (tali serat)
dan Wire ropes (tali kawat). Tali serat dapat beroperasi dengan baik ketika pulley
berjarak sekitar 60 meter, sedangkan tali kawat digunakan ketika pulley terpisah
hingga 150 meter. Tali serat biasanya melingkar pada penampang seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. 2.17 (a). Alur untuk tali serat, ditunjukkan pada Gambar.
2.17 (b). Sudut alur pulley untuk penggerak tali biasanya 45°.
(a)
(b)
rasio pengurangan kecepatan, daya yang ditransmisikan, jarak antar titik pusat
poros, tata letak poros, ruang yang tersedia dan kondisi perawatan. Selain itu belt
penggerak dalam mentransmisikan daya juga dapat diklasifikasikan menjadi 3
(tiga) jenis[1]:
1. Light drives adalah jenis belt penggerak yang digunakan untuk
mentransmisikan daya yang kecil dengan kecepatan hingga 10 m/s , biasanya sabuk
jenis ini digunakan dalam mesin pertanian dan peralatan mesin yang kecil.
2. Medium drives adalah jenis belt penggerak yang digunakan untuk
mentransmisikan daya yang sedang dengan kecepatan antara 10 m/s hingga 22 m/s ,
sabuk jenis ini biasanya digunakan pada mesin-mesin sedang.
3. Heavy drives adalah jenis belt penggerak yang digunakan untuk
mentransmisikan daya yang besar dengan kecepatan diatas 22 m/s , jenis belt ini
biasanya digunakan dalam kompresor maupun generator.
Material/bahan yang digunakan untuk belt dan ropes haruslah kuat, flexible,
dan tahan lama. Selain itu material belt dan ropes harus memiliki koefisien gesek
yang tinggi. Adapun jenis dari material/bahan dari belt dan ropes yang sering
digunakan adalah leather (kulit), cotton or fabric (kapas), rubber (karet), dan
balata. Massa jenis (density) dari masing-masing material dapat dilihat pada tabel
2.3 di bawah ini.
Tabel 2. 3 Massa jenis bahan sabuk [1]
Bahan Sabuk Massa jenis (kg/m3)
Convass 1220
Balata 1110
Koefisien gesek antara pulley dan belt tergantung dari faktor-faktor seperti
bahan dari sabuk, bahan dari pulley, slip of belt, kecepatan belt. Menurut C.G.
Barth, koefisien gesek (μ) untuk oak tanned leather belt dengan pulley berbahan
besi cor, pada titik slip dapat dihitung dengan relasi seperti persamaan 2.11 berikut
[1] :
42.6
𝜇 = 0.54 − ....................................................................................... (2.26)
152.6+𝑣𝑠
Bahan Pulley
Bahan
No Besi Cor, Besi Compress Leather Rubber
Sabuk Kayu
Kering Basah Berminyak ed paper face face
1 Leather
Oak 0.25 0.2 0.15 0.3 0.33 0.38 0.40
Tanned
2 Leather
chrome 0.35 0.32 0.22 0.4 0.45 0.48 0.50
tanned
3 Convass
0.20 0.15 0.12 0.23 0.25 0.27 0.30
stitched
4 Cotton
0.22 0.15 0.12 0.25 0.28 0.27 0.30
woven
Atau
𝜋 (𝑑1 −𝑑2 )2
𝐿= (𝑑1 + 𝑑2 ) + 2𝑥 + ........................................................ (2.28)
2 4𝑥
Metode pemasangan belt pada pulley yang lain adalah Crossed Belt Drive,
belt jenis ini dipasang menyilang dan digunakan dengan poros sejajar serta
perputaran dalam arah yang berlawanan seperti ditunjukkan pada gambar 2.19 di
bawah ini.
22
𝑟1 −𝑟2
sin 𝛼 = ............................................................................................ (2.31)
𝑥
𝜋
𝜃 = (180° − 2𝛼) 𝑟𝑎𝑑 .............................................................................. (2.32)
180
𝑟1 + 𝑟2
sin 𝛼 = ............................................................................................ (2.33)
𝑥
23
𝜋
𝜃 = (180° + 2𝛼) 𝑟𝑎𝑑 .............................................................................. (2.34)
180
Luas penampang dari belt merupakan luas dari permukaan belt yang bersentuhan
dengan permukaan dasar pulley. Rumus menentukan luas penampang belt dapat
dilihat pada persamaan 2.36 berikut[2]:
1
A = (𝑏 + 𝑐)𝑡 ............................................................................................... (2.36)
2
dimana, A adalah luas penampang sabuk (𝑚2 ) ; b adalah lebar sabuk (m) ; t adalah
tebal sabuk (m). Belt/sabuk dapat terbuat dari material yang berbeda-beda. Tiap
material/bahan belt memiliki massa jenis yang berbeda pula. Rumus menentukan
massa dari belt dapat dilihat pada rumus 2.37 di bawah ini[1].
𝑚𝑠 = A.l.ρ ....................................................................................................... (2.37)
dimana, 𝑚𝑠 adalah massa belt (kg/𝑚3 ) ; l adalah panjang belt (m) ; ρ adalah massa
jenis (kg/𝑚3 ). Gaya yang mengakibatkan tegangan meningkat pada kedua sisi belt,
baik sisi kencang mapun sisi kendor dinamakan gaya sentifugal. Tegangan yang
ditimbulkan oleh gaya sentrifugal disebut tegangan sentrifugal. Rumus menentukan
tegangan sentrifugal pada belt dapat dilihat pada 2.38 di bawah ini[1].
Tc =𝑚.v2 ......................................................................................................... (2.38)
Tegangan maksimal/maksimum adalah batas tegangan yang diijinkan atau nilai
total tegangan pada sisi kencang sabuk. Rumus menentukan tegangan maksimum
pada sabuk dapat dilihat pada persamaan 2.39 di bawah ini[1].
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝜎. 𝐴 ..................................................................................................... (2.39)
dimana, 𝑇𝑚𝑎𝑥 adalah maximum tension (N) ; 𝜎 adalah maximum safe stress (Mpa).
Tarikan yang besar pada belt dinamakan sisi kencang, sedangkan tarikan yang lebih
24
kecil pada belt dinakaman sisi kendor. Pada tiap sisi tarikan ini memiliki tegangan
yang dapat dihitung[1].
Flat belt
𝑇
2.3 log ( 1 ) = 𝜇. 𝜃 ........................................................................... (2.40)
𝑇2
V-belt
𝑇
2.3 log ( 1 ) = 𝜇. 𝜃. 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝛽 ............................................................ (2.41)
𝑇2
dimana, β adalah angle of the groove ; 𝑇1 adalah tegangan sisi kencang (N) ; 𝑇2
adalah tegangan sisi kendor (N). Daya yang ditransmisikan oleh belt merupakan
fungsi dari tegangan dan juga kecepatan linier dari sabuk. Rumus menentukan total
daya yang ditransmisikan berdasarkan tegangan dan kecepatan linier dapat dilihat
ada 2.42 di bawah ini[1].
𝑃𝑠 = (T1 – T2). 𝑣𝑚𝑎𝑥 .............................................................................. (2.42)
dimana, 𝑃𝑠 adalah Daya yang ditransmisikan oleh sabuk (W). Kecepatan sabuk
pada daya maksimum dapat dilihat pada persamaan 2.43 dibawah ini [1].
𝑇𝑚𝑎𝑥
𝑣𝑚𝑎𝑥 = √ ................................................................................................ (2.43)
3𝑚
Mulai
Studi
Literatur
Sketsa
Perhitungan Daya
dan Komponen
Menggambar
Teknik 2D dan 3D
Perencanaan Proses
Produksi
Menggambar
Teknik 2D dan 3D
Produksi dan
Perakitan
Ya
Menyusun Laporan
Prototipe,
Dokumen,
dan Laporan
Selesai
25
26
No Keterangan No Keterangan
dijumpai diberbagai tempat penjualan besi. Papan tersebut didesain dengan bentuk
persegi empat dengan panjang 1,5 meter dan lebar 1 meter. Bentuk dari papan
ditunjukan oleh Gambar 3.3 berikut.
Gambar 3. 3 Papan
B. Motor Listrik
Motor listrik merupakan komponen yang berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi kinetik. Pada mesin shaker table test, motor listrik
dihubungkan pada gearbox menggunakan coupling sebagai penghubung antar
porosnya. Dalam mesin ini digunakan motor listrik dengan daya 5 HP. Motor listrik
yang digunakan pada mesin ditunjukan oleh Gambar 3.4 berikut.
C. Gearbox
Gearbox merupakan komponen mesin yang berfungsi untuk mempercepat
atau memperlambat kecepatan putar. Terdapat beberapa variasi perbandingan
kecepatan pada gearbox. Perbandingan kecepatan yang dipakai pada gearbox
adalah 1:20 dengan tipe WPA80. Gambar dari Gearbox dapat dilihat pada gambar
3.5 dibawah ini.
Gambar 3. 5 Gearbox
D. Rangka
Rangka mesin berfungsi sebagai tempat menopang komponen-komponen
mesin shaker table test sekaligus mendukung komponen lain secara keseluruhan.
Rangka ini terbuat dari besi hollow berukuran 50x50 mm dengan ketebalan 2,6
mm. Bentuk rangka pada mesin shaker teble test di tunjukan pada Gambar 3.6
berikut.
Gambar 3. 6 Rangka
29
E. Pulley
Pulley ini terbuat dari besi cor yang berguna sebagai komponen atau
penghubung gerakan yang diterima dari gearbox di teruskan menggunakan belt ke
benda yang akan digerakan. Pada mesin shaker table test menggunakan 2 pulley
yaitu pulley driven dan pulley driver. Pulley yang digunakan di tunjukan oleh
gambar 3.7 berikut.
Gambar 3. 7 Pulley
F. Bearing
Bearing merupakan komponen yang memiliki fungsi untuk menumpu poros
yang mempunyai beban agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang
berlebihan. Bearing harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen
mesin lainnya bekerja dengan baik. Bearing yang digunakan pada mesin shaker
table test yaitu bearing UCP 206. Gambar dari bearing dapat dilihat pada gambar
3.8 dibawah ini.
Gambar 3. 8 Bearing
30
G. Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang penting dari setiap mesin karena
hampir semua mesin meneruskan daya motor listrik yang akan disalurkan ke
komponen yang dituju dengan putaran. Oleh karena itu, poros memegang peranan
utama dalam transmisi sebuah mesin. Material poros yang digunakan terbuat dari
material baja ST 37. Material ini dipilih karena kuat dan mudah untuk dilakukan
proses permesinan. Poros yang digunakan pada mesin ditunjukan oleh Gambar 3.9
berikut.
Gambar 3. 9 Poros
H. Plat Connecting
Plat conecting berfungsi meneruskan daya yang berasal dari poros. Plat
connecting terbuat dari besi yang berdiameter 300 mm dan tebal 15 mm. Plat
connecting terdapat 3 lubang poros yang bervariasi dengan masing masing jarak
100 mm, 80 mm dan 70 mm. Plat connecting yang digunakan pada mesin
ditunjukan oleh Gambar 3.10 berikut.
31
I. Connecting Rod
Connecting rod berfungsi meneruskan putaran gerak rotasi menjadi gerak
translasi. Connecting rod dihubungkan antar papan dengan plat connecting.
Material connecting rod yang digunakan terbuat dari besi dengan panjang 300 mm.
Connecting rod yang digunakan pada mesin ditunjukan oleh Gambar 3.11 berikut.
Gambar 3. 12 V-belt
K. Linier Guide
Linier guide atau liniear bearing digunakan untuk membuat alat atau mesin
mampu mengurangi gaya gesekan yang terlalu berlebihan. Berikut merupakan
linier guide seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.13 dibawah ini
3.3 Daya
Daya dari mesin shaker table test dapat dicari dengan data-data yang diperoleh
seperti jari-jari piringan (r) adalah 100 mm ; panjang lengan adalah 300 mm ;
putaran yang diinginkan (n) adalah 60 rpm ; massa total papan( 𝑚𝑡𝑜𝑡 ) adalah 1100
kg ; waktu yang dibutuhkan dari diam hingga bergerak adalah 5 s. Perhitungan dari
daya mesin shaker table test dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini
𝑣
2 Menentukan 𝜔 = v = 0,628 m/s 𝜔=
𝑟
kecepatan 6,28 𝑟𝑎𝑑/𝑠
r = 100 mm
sudut (𝜔)
t=5s
4 Menentukan 𝑃 = 𝑓. 𝑣 𝑓 = 4334 𝑁 𝑃=
daya pada 3,5 ℎ𝑝 ≈
v = 0,628 m/s
meja (P) 5 ℎ𝑝
34
Diameter pulley yang akan digunakan dapat dihitung dari data dan parameter
yang sudah diketahui. Perhitungan diameter pulley yang akan digunakan dapat
dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3. 3 Perhitungan diameter pulley
(𝑛𝑜𝑢𝑡 ) = 𝑛1
= 72 𝑟𝑝𝑚
(𝑛2 ) = 60 𝑟𝑝𝑚
35
𝑥 = 251 𝑚𝑚
251
Sudut kontak pada belt (θ) dengan belt sepanjang 850 mm pada pulley 1 dan
pulley 2 dengan jarak antar pulley sebesar 251 mm; diameter pulley 1 adalah 100
mm ; diameter pulley 2 adalah 120 mm. Perhitungan sudut kontak pada belt dapat
dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3. 5 Perhitungan sudut kontak pada belt
Parameter Rumus Data Hasil
No
1 Sin ∝ (r2 − r1 ) 𝑟1 = 50 𝑚𝑚 ∝ = 2,24°
Sin ∝ =
x
𝑟2 = 60 𝑚𝑚
𝑥 = 251 𝑚𝑚
2 Sudut π ∝ = 2,24° θ = 3,06 rad
θ = (180° − 2 ∝)
180
kontak pada
belt (θ)
Berdasarkan perhitungan, sudut kontak (θ) yang dibentuk oleh belt terhadap
pulley 1 dan pulley 2 dengan jarak antar pulley 251 mm adalah 3,06 rad
2 c 𝑐 = 𝑏 – 2. 𝑥 𝑥 = 2,5 𝑚𝑚 𝑐 = 8 𝑚𝑚
𝑏 = 13 𝑚𝑚
3 Luas sabuk 𝐴 = 1 (𝑏 + 𝑏 = 13 𝑚𝑚 𝐴
2
(A) = 84 𝑚𝑚2
𝑐) 𝑡 𝑐 = 8 𝑚𝑚
𝑡 = 8 𝑚𝑚
3.4.6 Tegangan sisi kencang dan sisi kendor belt (𝐓𝟏 dan 𝐓𝟏 )
Pada saat pulley berputar belt akan mengalami gaya tarik, sehingga timbul 2
tegangan yaitu tegangan sisi kencang dan tegangan sisi kendor pada kedua sisi belt.
Tegangan sisi kencang dan sisi kendor belt ditunjukkan oleh Gambar 3.16.
38
251
kencang dan sisi kendor belt dapat dilihat pada tabel 3.7 dibawah ini.
Beberapa komponen dari mesin Shaker table test dibuat dengan proses
pemesinan dan ada beberapa komponen yang tidak dibuat melalui proses
pemesinan dikarenakan komponen tersebut sudah tersedia di pasaran seperti sabuk
dan pulley. Komponen yang akan dibahas pada proses produksi kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Papan atas
2. Papan bawah
Perencanaan pembuatan papan atas menggunakan besi hollow dan plat besi
dengan ukuran besi hollow 30 mm x 15 mm dengan tebal 1,4 mm dan plat besi yang
berukuran 1500 mm x 1000 mm dengan ketebalan plat 3 mm. Besi hollow dipotong
dan disambungkan dengan menggunakan las. Plat besi dipotong dan disambungkan
menggunakan mur baut.
40
41
103 Memotong material besi hollow dengan panjang 1500 mm 5 buah, 250
mm 8 buah dan 1000 mm 2 buah
202 Memberi lubang pada besi plat yang telah disesuaikan dengan lubang
yang telah ada pada besi hollow
803 Memasang besi plat pada besi hollow dengan memberi mur pada
bagian yang telah dilubangi
202 Memberi lubang pada besi plat yang telah disesuaikan dengan
lubang yang telah ada pada besi hollow
803 Memasang besi plat pada besi hollow dengan memberi mur baut
pada bagian yang telah dilubangi
Proses pengeboran menggunakan mesin bor dengan mata bor berukuran (d)
adalah 10 mm dan 4 mm dengan kecepatan potong mata bor HSS terhadap bahan
baja karbon rendah (Cs) 25 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 . Kecepatan pemakanan diameter bor 10
mm adalah 0,150 𝑚𝑚⁄𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 dan kecepatan pemakanan diameter bor 4 mm
5,8 mm yang berjumlah 12 lubang dan 16 lubang. Waktu penyettingan alat selama
10 menit. Perhitungan waktu pengeboran yang diperlukan untuk membuat papan
bawah dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini
(𝑇𝑚10 )
46
(𝑛10 ) = 795
rpm
(f) = 0.150
mm
/putaran
(f) = 0.07
mm
/putaran
Jadi, waktu total yang dibutuhkan untuk melakukan proses pengeboran pada
diameter 10 mm berjumlah 12 lubang adalah 12 x 0.07 menit = 0,84 menit ≅ 1
menit dan pengeboran pada diameter 4 mm berjumlah 16 lubang adalah 16 x 0,05
menit = 0,8 menit ≅ 1 menit . Total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses
pengeboran adalah Waktu setting + 𝑇𝑚10 + 𝑇𝑚4 = 10 + 1 + 1 = 12 menit
c. Perhitungan waktu pengelasan
Waktu pengelasan dapat dihitung dengan data yang ada seperti kecepatan
pengelasan (v) adalah 3.0 mm/second ; Panjang pengelasan (L) adalah Lebar hollow x
total bagian yang dilas = 30 mm x 112 buah = 3360 mm; Waktu setting adalah 30
menit; Diameter elektroda yang digunakan adalah 2 mm. Waktu pengelasan rangka
besi hollow dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini
47
Proses pengeboran menggunakan mesin bor dengan mata bor berukuran (d)
10 mm dengan kecepatan potong mata bor HSS terhadap bahan baja karbon rendah
(Cs) 25 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 dan kecepatan pemakanan 0,150 𝑚𝑚⁄𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 . Kedalaman
pengeboran yang diinginkan (I) adalah 5,8 mm yang berjumlah 10 lubang. Waktu
penyettingan alat selama 10 menit. Perhitungan waktu pengeboran yang diperlukan
untuk membuat papan atas dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini
Tabel 4. 6 Perhitungan waktu pengeboran papan atas[5]
(𝑇𝑚 )
49
(𝑛10 ) = 795
rpm
(f) = 0.150
mm
/putaran
Jadi, waktu total yang dibutuhkan untuk melakukan proses pengeboran pada
diameter 10 mm berjumlah 10 lubang adalah 10 x 0.07 menit = 0,7 menit ≅ 1 menit
Total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses pengeboran adalah Waktu
setting + 𝑇𝑚 = 10 + 1 = 11 menit.
Waktu pengelasan dapat dihitung dengan data yang ada seperti kecepatan
pengelasan (v) adalah 3.0 mm/second ; Panjang pengelasan (L) adalah Lebar hollow x
total bagian yang dilas = 30 mm x 80 buah = 2400 mm; Waktu setting adalah 30
menit; Diameter elektroda yang digunakan adalah 2 mm. Waktu pengelasan rangka
besi hollow dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini
Tabel 4. 7 Perhitungan waktu pengelasan rangka besi hollow
Jadi, waktu total pengelasan adalah waktu setting + waktu pengelasan: 30 menit +
13,3 menit = 43,3 menit
50
Estimasi biaya adalah biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan papan atas
dan papan bawah shaker table test. Estimasi biaya dapat dibedakan menjadi 3 yaitu
estimasi biaya material, estimasi permesinan, dan estimasi biaya pengerjaan.
Estimasi biaya material yang dibutuhkan untuk produksi papan atas dan
papan bawah dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini:
1,4 mm
Besi plat Per lembar Rp. 850.000 2 buah Rp. 1.700.000
Estimasi biaya proses pemesinan yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel
4.10 dibawah ini:
Tabel 4. 9 Estimasi Biaya Proses Pemesinan
Nama Proses
Waktu Proses Biaya/jam Total
Permesinan
Proses pemotongan 48,5 menit Rp. 15.000 Rp. 12.500
Proses pengeboran 23 menit Rp. 20.000 Rp. 8000
Proses pengelasan 92 menit Rp. 25.000 Rp. 39.000
𝐑𝐩. 𝟓𝟗. 𝟓𝟎𝟎
Total
51
Biaya pengerjaan adalah total dari seluruh biaya yang digunakan untuk
proses pembuatan papan atas dan papan bawah pada shaker table test. Maka biaya
pengerjaan yang di butuhkan untuk membuat papan bawah dan papan atas shaker
table test adalah :
Biaya total yang dibutuhkan = Biaya material + Biaya permesinan
= Rp. 2.000.000 + Rp. 59.500
= Rp. 2.059.500
Perakitan adalah tahap akhir dalam proses perancangan dan pembuatan suatu
mesin atau alat. Proses perakitan adalah suatu cara menggabungkan tiap komponen
dengan urutan tertentu sehingga menjadi suatu produk akhir yang siap untuk
digunakan sesuai fungsinya. Komponen komponen yang perlu disiapkan dalam
perakitan mesin shaker table test adalah seperti rangka utama, linier guide, papan
atas dan papan bawah, bearing papan, motor listrik, gearbox, coupling, pulley dan
belt, poros 1, poros papan, poros plat connecting, plat connecting, connecting rod,
pengait papan, dan pengunci. Langkah dari proses perakitan mesin shaker table test
adalah sebagai berikut
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan perancangan mesin shaker table test, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Mesin shaker table test ini berfungsi untuk mengetahui beban dinamis
kontruksi bangunan terhadap gempa
2. Daya motor listrik yang digunakan untuk mesin shaker table test adalah
sebesar 5 HP
3. Transmisi yang digunakan dalam mesin shaker table test ini adalah pulley dan
belt, metode pemasangan belt adalah open belt drive.
4. Material yang digunakan dalam membuat pulley adalah besi cor, sedangkan
material yang digunakan untuk membuat belt adalah karet.
5. Pulley yang digunakan pada mesin ini berdiameter 120 mm pada poros utama
dan 100 mm pada poros gearbox.
6. V-belt yang digunakan adalah tipe A dengan Panjang v-belt adalah 0,85
meter.
7. Nilai tegangan pada sisi kencang (tight) pada v-belt adalah 176,39 N
sedangkan tegangan pada sisi kendor (slick) adalah 7,7 N.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan untuk kedepannya supaya peforma mesin
dapat ditingkatkan adalah sebagai berikut:
1. Pelumasan pada linear guide agar diperhatikan untuk menjaga pergerakan
meja tetap stabil
2. Penempatan mesin shaker table test harus disesuaikan agar dapat memasang
baut pada kaki rangka.
53
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Khurmi, R.S. & Gupta, J.K., (2005), A Textbook of Machine Design (S1
[2]. Sularso & Suga, K., (1991), Dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen
[3] Cahyaningrum, T.A & Guntur, H.S., (2015), Pemodelan dan Analisis
Simulator Gempa Penghasil Gerak Translasi, Teknik ITS, Surabaya.
[4] Habibie, H.M & other., (2016), Perancangan Sistem Penghasil Getaran
Artifisial pada Rentang Ukur Frekuensi Sangat Rendah untuk Layanan Kalibrasi
Seismometer, Pusat Penelitian Metrologi, Tangerang Selatan.
[5]Yuniardi,Doddi.2017.MesinBor.http://doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/Download/fil
es/27224/Mesin+Bor.pdf , 21 Juli 2020 pukul 18.00 WIB
[6] Prihatmaji, Y.P & other., (2013), Penyuluhan Bangunan Rumah Tahan Gempa
Sebagai Optimalisasi Mitigasi Gempa Bumi, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Harga kecepatan mata bor dari bahan HSS dan karbida
Bahan HSS Karbida
Halus Kasar Halus Kasar
Baja perkakas 75-100 25-45 185-230 110-140
Baja karbon rendah 70-90 25-40 170-215 90-120
Baja karbon menengah 60-85 20-40 140-185 75-110
Besi cor kelabu 40-45 25-30 110-140 60-75
Kuningan 85-110 45-70 185-215 120-150
Allumunium 70-110 30-45 140-215 60-90
16 1
15 2
14 3
13 4
12 5
11 6
10 7
9 8
1516
662
1-2
2330 1-3
1-4
1-5
1-6
1160
535
1-1
2270
1154
55
525
475
160
1-1-2
180
50
320
50
250
250
320
50
1530
250
320
50
250
250
320
50
6
8x
50
50
50
1-1-3-2
1-1-3-1
395
50
1060
50
25
50
395
270 420 270
1-1-3-2
50 50 50
1060
50
50 270
270 50 25
50
139
239
1-1-4-2
100
26
320 690
1-1-4-1
690
2.60
50
50
1-1-4-2
270
80 80
50
1-1-5-1 50 1-1-5-2
1-1-5-2
44
50
44 20 1-1-5-3
2
x
10
1-1-5-4
70
275
100
275
1-1-5-5
50 100 70
225
175
10
25
x4
130
44 44
30
470
210
50
50
275
275
175
175
15
52.50
1-1-6-2
52.50
15
15
1-1-6-2
110
50
8X4
110
1-1-6-1
110
15
15
5
10
40
30
1-1-6-2 Sirip Plat Besi 48
1-1-6-1 Dudukan Rangka Besi Baja 20 80 x 80 x 10
SCALE 1:1 No Nama Bahan Jumlah Ukuran Keterangan
Skala : 1:2 Digambar : Team PERINGATAN :
Satuan : mm NIM : I8617015,027,038
Tanggal : 24-07-2020 Diperiksa : Ubaidillah, S.T., M.Sc., Ph.D.
2-2
2-1 2-2
1500
1500
390 375 375
15
455 470 455
255 170
275 20 275 215
10
x1
2
1000
1000
170 255
30
I J
3
DETAIL J
SCALE 1 : 2
3-2
3-1 3-2
1500
1500
390 375 375 455 470 455
15
255 170
275 20 275 215
10
x1
2
1000
1000
255
170
30
M
DETAIL M
I SCALE 1 : 5
3
12
10
0
80
8
740
650
R10
20
M
40
9
20
SCALE 1 : 2 SCALE 1 : 7
8
23
2
120 23
2
8
C1
6-2
R30
6-1
6-3
82
6-3
6-2
45
300
60
26
82
45
82
40
300
430
26
60
R41
60
82
40
15
20
80
M45 5
2,5
x3
300
70
R1
5
100 70
SECTION E-E E
SCALE 1 : 2
8
42
2
105
M45 X 1,5
15
45
35
250
30
C1
5
R1
2,5
5
I
DETAIL I
SCALE 5 : 1
15 20
53
R7 x 2
12
50
X 2
12
50
15 20
100 113
17 33 33 25
26
13-2 26
70
12
25
25
12
R7
x
8
3
25
70
7
390
800
367 33
50
27,50
50
14-2
39
15
25
7
25
50
14-2
2,40
25
50