DI PLTU SURALAYA
Disusun oleh:
NIM : 202072010
Jurusan : D3 Teknik Mesin
2023
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan tugas akhir tentang “Analisis Perbandingan Efisiensi Boiler Pada Saat
Sebelum dan Sesudah Overhaul” oleh Reynaldi Dwi Darmawan ini telah disetujui
untuk diajukan dalam Sidang Akhir Institut Teknologi PLN.
Oleh
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disahkan oleh
......................................... ..............................................
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat melaksanakan
penelitian proyek akhir dengan judul “Analisis Perbandingan Efisiensi Boiler
Pada Saat Sebelum dan Sesudah Overhaul” serta dapat menyelesaikan laporan
tepat pada waktunya dan tanpa adanya halangan yang berarti.
1. Ibu Ety Haryati ST. MT. selaku pembimbing Tugas Akhir I yang telah
banyak memberikan arahan dan masukannya kepada saya dalam
melaksanakan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Tomi Sugiarto ST. MT. Selaku pembimbing Tugas Akhir II yang
telah memberikan arahan dan masukannya kepada saya dalam
melaksanakan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Ir. Halim Rusjdi selaku Pembimbing akademik kampus yang sudah
meluangkan waktu kepada penulis dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
4. Orang Tua atas jasa dan doanya yang telah ikhlas mendidik dan memberi
kasih sayang kepada penulis.
5. Teman-teman tercinta yang telah banyak membantu dalam materi dan
morilnya terimakasih juga pemberian semangat dan bantuannya.
Penulis menyadari proposal Tugas Akhir ini tidak luput dari berbagai
kekurangan, apabila banyak terdapat kesalahan mau pun kekurangan mohon
kritikannya dan sarannya serta masukannya agar penulis bisa belajar dari banyak
kesalahan yang terdapat di Proyek Akhir ini. Kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT dan kekuranganlah yang bisa membuat kita lebih baik.
iv
202072010
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................v
vi
1.6. Tempat Pelaksanaan ..................................................................................4
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
permukaan pemindah panas, laju aliran dan panas pembakaran yang diberikan.
Boiler yang kontruksinya dari pipa-pipa berisi air tersebut dengan water tube
boiler (boiler pipa air). Dalam pengoprasianya, boiler ditunjang oleh beberapa
peralatan bantu seperti economizer, ruang bakar, dinding pipa, burner, steam
drum, superheater dan cerobong.
Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan
efisiensi pada boiler adalah prestasi kerja atau tingkat unjuk kerja boiler atau ketel
uap yang didapatkan dari perbandingan antara energi yang dipindahkan atau
diserap oleh fluida kerja didalam ketel dengan memasukan energi kimia dari
bahan bakar. Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler.
• Metode langsung : Energi yang didapatkan dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
• Metode tak langsung : Efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan
energi masuk.
2
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa
1 Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dari Jurusan D3 Teknik
Mesin.
2. Melatih mahasiswa dalam menerapkan dan mengembangkan hasil-
hasil penelitian dalam masyarakat.
3. Melatih dan membuka wawasan mahasiswa dalam memahami dan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan di instansi yang
berkaitan dengan bidang keahliannya.
3
1.5.1. Metode Pengamatan Langsung (Observation Methode)
Melakukan pengamatan langsung pada alat boiler unit II PT. PJB
UBJ O&M PLTU Suralaya, pengamatan secara lokal dan control room.
1.5.2. Metode Wawancara (Interview Methode)
Mengajukan pertanyaan kepada staaf ahli dan pegawai atau teknisi
boiler terkait informasi data tentang boiler dari PT. PJB UBJ O&M
PLTU Indramayu.
4
5. Daftar pustaka
Yaitu berisikan tentang referensi buku-buku ataupun situs web lainnya
guna sebagai pendukung data-data dalam Praktek Kerja
Lapangan/Magang.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Suatu aturan umum dalam dunia usaha mengatakan : “Bila suatu masalah
telah manjadi kompleks dan berdampak besar, maka manajemen yang baik
harus diterapkan.” Demikian halnya dengan perawatan bagi suatu sistem
usaha, manajemen perawatan yang baik akan mendatangkan kebaikan pada
sistem usaha yang bersangkutan.
6
a. Memperpanjang waktu pengoperasian mesin yang digunakan semaksimal
mungkin dengan biaya perawatan seminimal mungkin.
b. Menjamin ketersediaan mesin dan peralatan secara optimal pada saat
mesin akan digunakan.
c. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu.
d. Menjamin keselamatan kerja bagi setiap orang yang menggunakan mesin
atau peralatan.
e. Menyediakan informasi yang dapat menunjang pekerjaan perawatan.
f. Menentukan matode evaluasi yang berguna dalam pengawasan perawatan.
g. Membantu menciptakan kondisi kerja yang aman dan tertib.
h. Meningkatkan keterampilan para pekerja perawatan.
(Sudrajat, 2011)
7
b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih.
c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube
(riser) dan steam drum.
f – a : Pelepasan panas di process station, uap berubah menjadi air dan ditampung
dalam tanki kondensat. Langkah ini adalah isobar isothermis
(Prabowo, 2009)
8
e. Air di panaskan melalui water tube pada boiler untuk di rubah fasa nya menjadi
uap jenuh (saturated).
f. Pembakaran pada boiler menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya.
Untuk start awal boiler PLTU Suralaya mengunakan bahan bakar high speed
diesel (HSD).
g. Air dan uap yang telah dipanaskan di pisahkan ke dalam steam drum. Air yang
belum menguap, kembali turun melalui pipa downcomer untuk kembali di
panaskan.
h. Dari steam drum, uap jenuh masuk ke superheater agar menjadi uap kering
(superheated).
i. Superheated steam dialirkan menuju HP Turbin dengan tekanan 18,44 Mpa dan
temperatur 543°C.
j. Exhaust steam dari HP turbin di alirkan lagi menuju reheater
k. Dari reheater steam di alirkan lagi menuju ke IP Turbin
l. Exhaust steam dari IP Turbin di alirkan menuju LP Turbin
m. Exhaust steam dari LP turbin di alirkan ke kondensor untuk di rubah menjadi
air.
n. Air dari kondensor dialiri lagi ke boiler oleh boiler feed pump (BFP)
(Hartami, 2009)
9
Dimana:
• Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
• Tekanan kerja (dalam kg/cm²(g)) dan suhu lewat panas (°C), jika ada
• Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg
bahan bakar
Namun metode seperti ini biasa digunakan untuk perancangan awal dan
mengambil pendekatan sederhana. Selain itu metode ini lebih cocok untuk
analisa termodinamika untuk mengetahui heat rate suatu pembangkit.
(Feriyanto, 2019)
10
ini juga biasa digunakan untuk melihat hasil overhaul suatu pembangkit. Kedua
metode ini terdapat pada USA Standard ASME PTC-4-1 Power Test Code Steam
Generator Units. Metode yang digunakan dalam perhitungan adalah metode heat-
losses. Berikut adalah gambar boiler yang berlaku pada metode heat-lossesUSA
Standard ASME PTC 41 tersebut:
11
12
13
14
15
16
Gambar 2.4 Section Boiler
17
Dari penjelasan di atas dapat dijabarkan kerugian / kehilangan panas (Heat Loss)
adalah sebagai berikut :
Gas asap hasil pembakaran yang keluar dari boiler masih memiliki kalor yang
tinggi. Kalor yang berasal dari gas buang tersebut dimanfaatkan kembali dengan
menggunakan media Air Heater, yaitu berfungsi untuk memanaskan udara
pembakaran. Gas asap yang keluar dari Air Heater juga masih memiliki kalor,
tetapi sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali. Hal ini menimbulkan kerugian
yang disebut kehilangan panas karena terbawa gas buang kering.
Air dalam bahan bakar tidak akan bereaksi dalam proses pembakaran, dan akan
menyerap sebagian kalor dari hasil pembakaran. Akibatnya akan mengurangi
kalor yang digunakan oleh boiler untuk menguapkan air umpan (Feed Water).
Kerugian ini disebut sebagai kehilangan panas karena adanya kandungan air
dalam bahan bakar.
Unsur hidrogen yang ada didalam bahan bakar menyebabkan terjadinya uap air
(𝐻2𝑂) pada proses pembakaran. Akibatnya kalor yang timbul akibat pembakaran
bahan bakar di boiler sebagian diserap oleh uap air ini, sehingga mengurangi kalor
yang digunakan oleh boiler untuk menguapkan air umpan (Feed Water). Hal ini
menimbulkan kerugian yang berdampak terhadap penurunan effisiensi boiler, dan
disebut sebagai kehilangan panas karena kadar air untuk pembakaran hidrogen
dalam bahan bakar.
Udara pembakaran yang diambil dari udara bebas, selalu mengandung uap air.
Uap air ini tidak bereaksi selama proses pembakaran, tetapi hanya akan
bercampur dengan gas – gas asap hasil pembakaran. Uap air ini akan menyerap
sebagian kalor yang dihasilkan oleh pembakaran dalam boiler, sehingga
mengurangi kalor yang digunakan oleh boiler untuk menguapkan air umpan (Feed
18
Water). Kerugian inilah yang disebut sebagai kehilangan panas karena kandungan
air didalam udara pembakaran.
Radiasi atau perpindahan panas adalah proses perpindahan panas secara pancaran.
Pipa-pipa boiler tidak langsung mengenai furnace atau ruang pembakaran
melainkan dengan pancaran. Radiasi panas yang keluar dari dinding – dinding
boiler ikut mengurangi kalor yang digunakan oleh boiler untuk menguapkan air
umpan (Feed Water). Hal ini menimbulkan kerugian pula yang disebut kehilangan
panas karena perpindahan panas atau radiasi.
N2 + O2 –> NOX
S + O2 –> SO2
Selanjutnya SO2 bersamaan dengan H2O dan O2 yang berada di dalam boiler
bereaksi dan membentuk rantai kimia,
Timbulnya asam nitrat HNOX dan asam sulfat sebagai hasil pembakaran unsur
Nitrogen (N) dan Sulfur (S)yang terbawa oleh batubara dapat mengakibatkan
19
pencemaran lingkungan sehingga jumlahnya harus dibatasi dan dimonitoring
melalui perangkat yang disebut dengan CEMS (Continuous Emission Monitoring
System) berdasarkan prosentase nilai yang telah ditetapkan oleh kementrian
lingkungan hidup. Kemudian apabila oksigen yang diberikan dalam proses
pembakaran tidak sesuai dengan jumlah batubara yang akan dibakar, maka ikatan
kimia karbon (C) akan terbakar secara tidak sempurna dan menjadi
karbonmonoksida seperti pada reaksi kimia berikut.
2C + O2 –> 2CO
3. Timbulnya karbon yang tidak terbakar (unburn carbon) dalam jumlah yang
banyak
Oleh karena itu untuk menjaga agar pembakaran dapat terbakar secara sempurna
dan sebagain besar batubara dapat seluruhnya terbakar maka empat kondisi
berikut harus terpenuhi :
4. Volume furnace yang besar sehingga memberikan waktu yang cukup bagi
campuran batubara dan udara untuk terbakar secara sempurna.
20
Secara ideal proses pembakaran dapat terjadi apabila jumlah batubara dan udara
pada proporsi tertentu yang berdasarkan prinsip pembakaran stoikiometri. Namun
kenyataan yang terjadi adalah campuran bahan bakar dengan udara di dalam
boiler tidak bisa untuk mencapai kondisi sempurna sehingga jumlah udara yang
lebih banyak dibandingkan dengan udara pada kondisi yang ideal (udara teoritis)
untuk memastikan terjadinya pembakaran yang sempurna, atau disebut dengan
excess air.
21
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN
22
pada UBP SURALAYA Laporan Kerja Praktek 2 Program Studi Teknik
Mesin ISO 9001:2000 ISO14001:2004 SMK3 akhir tahun 1993 Menteri
Pertambangan dan Energi menerbitkan kerangka dasar kebijakan (sasaran dan
kebijakan sub sektor ketenaga listrikan) yang merupakan pedoman jangka
panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.
Sebagai tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari perum
menjadi persero. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PLN
(persero) membentuk 2 anak perusahaan dengan tujuan untuk memisahkan
misi sosial dan misi komersial dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
yaituPT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali yang berpusat di Surabaya
yang dikenal dengan nama PT PLN PJB 1.
Pada 3 oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima
mnajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB
1 menjadi PT. Indonesia Power. Perubahan ini merupakan upayauntuk
menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan
sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakandalam
waktu dekat.
PT. Indonesia Power memiliki sejumlah unit pembangkit dan
fasilitasfasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut
memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan
beragam jenis enegi primer, air, minyak bumi, batubara, gas alam dan
sebagainya. Namun demikian, dari pembangit-pembangkit tersebut adapula
pembangkit yang termasuk paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan,
PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun
pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini dapat di
pandang secara kesejarahan pada dasarnya usia PT. Indonesia Powersama
dengan keberadaan listrik di Indonesia
23
3.2 . VISI dan MISI PLTU Suralaya
Visi
Menjadikan perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan
bersahabatdengan lingkungan
Misi
Melakukan usaha bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan tenaga
lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industry dan niaga yang sehat,
guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka
panjang.
Tujuan
1. Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mampu
bekerja mandiri, dan dapat diserap oleh DU/DI sebagai tenaga kerja
tingkat menengah sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
2. Memberikan pembekalan agar mampu berkarir, ulet dan giat dalam
berkompetisi, mampu beradaptasi di lingkungan kerja dan dapat
mengembangkan sikap profesional sesuai kompetensi yang
dimilikinya.
3. Membekali peserta didik dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
wawasan entreuprener agar mampu mengembangkan diri dikemudian
hari baik secara mandiri maupun melanjutkan pada jenjang pendidikan
lebih tinggi.
24
3.3. STRUKTUR ORGANISASI
25
BAB IV
PENUTUP
Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu mata kuliah yang harus
dipenuhi mahasiswa jurusan Teknik Mesin, sehingga mahasiswa dapat
mengaplikasikan materi yang didapat dari perkuliahan serta menambah
kemampuan dan keterampilan mahasiswa saat terjun di dunia kerja/instansi
pemerintah dan masyarakat.
26
Daftar Pustaka
Feriyanto, Y. (2019). Perhitungan Efisiensi Boiler PLTU Menurut ASME PTC 4.1-Metode
Direct or Input-Output. Feriyanto.
Sudadijo. (1994). Role of Suralaya Coal Fired Power Plant in Java-Bali Electrical System.
Bandung: PLN Generation and Transmission.
27