Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BOILER


PADA SAAT SEBELUM DAN SESUDAH OVERHAUL

DI PLTU SURALAYA

Disusun oleh:

Nama : Reynaldi Dwi Darmawan

NIM : 202072010
Jurusan : D3 Teknik Mesin

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


IT PLN JAKARTA

2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan tugas akhir tentang “Analisis Perbandingan Efisiensi Boiler Pada Saat
Sebelum dan Sesudah Overhaul” oleh Reynaldi Dwi Darmawan ini telah disetujui
untuk diajukan dalam Sidang Akhir Institut Teknologi PLN.

Oleh

Dosen Pembimbing II Dosen Pembimbing I

Ir. Tomi Sugiarto, M.T. Ir. Ety Haryati, M.T.

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proyek akhir yang berjudul “Analisis Perbandingan Efisiensi Boiler Pada


Saat Sebelum dan Sesudah Overhaul” telah diujikan pada hari Rabu, tanggal 3
Mei 2023, pukul 13.00 s.d 15.00 dengan susunan sebagai berikut:

Nama Tanda Tangan

1. Ir. Ety Haryati, M.T./Pembimbing I ........................................


2. Ir. Tomi Sugiarto, M.T./Pembimbing II ........................................
3. Ir. Sahlan, M.T./Penguji ........................................

Disahkan oleh

Rektor Institut PLN Ka. Prodi D3 Teknik Mesin

......................................... ..............................................

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat melaksanakan
penelitian proyek akhir dengan judul “Analisis Perbandingan Efisiensi Boiler
Pada Saat Sebelum dan Sesudah Overhaul” serta dapat menyelesaikan laporan
tepat pada waktunya dan tanpa adanya halangan yang berarti.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengungkapkan rasa terimakasih
kepada:

1. Ibu Ety Haryati ST. MT. selaku pembimbing Tugas Akhir I yang telah
banyak memberikan arahan dan masukannya kepada saya dalam
melaksanakan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Tomi Sugiarto ST. MT. Selaku pembimbing Tugas Akhir II yang
telah memberikan arahan dan masukannya kepada saya dalam
melaksanakan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Ir. Halim Rusjdi selaku Pembimbing akademik kampus yang sudah
meluangkan waktu kepada penulis dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
4. Orang Tua atas jasa dan doanya yang telah ikhlas mendidik dan memberi
kasih sayang kepada penulis.
5. Teman-teman tercinta yang telah banyak membantu dalam materi dan
morilnya terimakasih juga pemberian semangat dan bantuannya.

Penulis menyadari proposal Tugas Akhir ini tidak luput dari berbagai
kekurangan, apabila banyak terdapat kesalahan mau pun kekurangan mohon
kritikannya dan sarannya serta masukannya agar penulis bisa belajar dari banyak
kesalahan yang terdapat di Proyek Akhir ini. Kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT dan kekuranganlah yang bisa membuat kita lebih baik.

Jakarta, Mei 2023

Reynaldi Dwi Darmawan

iv
202072010

ABSTRAK

Boiler merupakan komponen utama atau jantung dari pada pembangkit


listrik tenaga uap yang mengubah dari fasa air menjadi fasa uap dengan
temperature dan tekanan tertentu dari proses perebusan air. Uap yang dihasilkan
oleh boiler di gunakan untuk penggerak turbin untuk menghasilkan daya. PLTU
pada PT PJB UBJ O&M PLTU Suralaya menggunakan batubara sebagai bahan
bakarnya dan pada star awalnya menggunakan solar (HSD). Komponen pada
boiler di PLTU Suralaya sama seperti boiler pada umumnya. Efisiensi boiler
adalah kemampuan unjuk kerja boiler yang ditunjukan dari perbandingan panas
yang masuk (heat input) ke dalam system dengan panas yang dipindahkan atau
diserap oleh fluida kerja serta kerugian-kerugian panas (heat loss) yang terjadi
pada boiler. Dalam perhitungan efisiensi boiler dengan menggunakan metode
HeatLosses dengan cara menghitung kerugian-kerugian panas pada boiler. Dalam
skripsi ini penulis menghitung perbandingan efisiensi sebelum overhaul dan
setelah overhaul di PT. PJB UBJ O&M PLTU Suralaya. Perhitungan efisiensi
boiler mengacu pada standar yang di gunakan oleh boiler PLTU Suralaya. Standar
yang di gunakan adalah USA Standard ASME PTC-4-1 Power Test Code Steam
Generator Units. Nilai perhitungan efisiensi sebelum overhaul adalah 79.99% dan
setelah overhaul nilai efisiensi nya naik menjadi 81.17%. Peningkatan angka
setelah overhaul adalah 1.18%.

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................iii

KATA PENGANTAR ...............................................................................................iv

ABSTRAK .................................................................................................................v

DAFTAR ISI ..............................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3. Batasan Penelitian ......................................................................................2

1.4. Manfaat Penelitian .....................................................................................3

1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa ................................................................3

1.4.2. Manfaat Bagi Universitas ................................................................3

1.5. Metode Penelitian ......................................................................................3

1.5.1. Metode Pengamatan Langsung (Observation Methode) .................4

1.5.2. Metode Wawancara (Interview Methode) .......................................4

vi
1.6. Tempat Pelaksanaan ..................................................................................4

1.7. Sistematika Penulisan ................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................6

2.1. Pengertian Menejemen Perawatan .............................................................6

2.2. Dasar Teori PLTU .....................................................................................7

2.3. Efisiensi Boiler ..........................................................................................9

2.3.1. Metode Input Output .......................................................................9

2.3.2. Metode Heat-Losses (Steam Generating untis PTC4.1)..................10

BAB III GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN ............. 22

3.1. Sejarah PLTU Suralaya.......................................................... 22

3.2. Visi dan Misi PLTU Suralaya ................................................ 24

3.3. Struktur Organisasi ................................................................ 25

BAB IV Penutup ..................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 27

vii
DAFTAR GAMBAR

2.1 SIKLUS RANKINE .............................................................................................7

2.2 SIKLUS PLTU .....................................................................................................8

2.3 DIAGRAM UNIT PEMBANGKIT UAP ............................................................11

2.4 SECTION BOILER .............................................................................................17

3.1 STRUKTUR ORGANISASI ...............................................................................25

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah jenis pembangkit listrik


tenaga thermal yang banyak digunakan, karena efisiensi nya baik dan mudah
didapat. PLTU merupakaan mesin konversi energi yang merubah energi kimia
dalam bahan bakar menjadi energi listrik. Proses konversi energi pada PLTU
berlangsung melalui tiga tahapan.
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk
uap bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Energi panas (Uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
Pada PLTU secara umum, bahan bakar yang digunakan terdiri dari batubara,
minyak bakar, atau gas bumi. Pada PLTU Suralaya bahan bakar yang digunakan
adalah batubara dan diesel (High Speed Diesel). Bahan bakar solar ini (HSD)
digunakan untuk pembakaran awal saja selanjutnya (HSD) tersebut di kabutkan ke
burner dan dinyalakan dengan busi listrik (ignitor). Setelah itu, barulah siklus
PLTU menggunakan batubara.
PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Bisnis Jasa Oprational and Maintenance
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya (PT. PJB UBJ O&M PLTU Suralaya)
merupakan badan usaha milik negara yang berada di daerah Cilegon, Banten.
PLTU Suralaya terdiri dari 3 unit pembangkit yang masing-masing memiliki
kapasitas sebesar 330 MW. Nantinya listrik yang dihasilkan ini akan disalurkan
melalui jaringan 150 KV ke gardu induk sukamandi dan kosambi.
Boiler adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi unuk merubah air menjadi
uap. Proses perubahan air menjadi uap dilakukan dengan memanaskan air distilat
di dalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran bahan bakar. Proses
pembakaran dilakukan secara kontinyu di dalam ruang bakar dengan mengalirkan
bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan adalah uap superheat
dengan tekanan temperatur yang tinggi, jumlah produksi uap tergantung pada luas

1
permukaan pemindah panas, laju aliran dan panas pembakaran yang diberikan.
Boiler yang kontruksinya dari pipa-pipa berisi air tersebut dengan water tube
boiler (boiler pipa air). Dalam pengoprasianya, boiler ditunjang oleh beberapa
peralatan bantu seperti economizer, ruang bakar, dinding pipa, burner, steam
drum, superheater dan cerobong.
Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan
efisiensi pada boiler adalah prestasi kerja atau tingkat unjuk kerja boiler atau ketel
uap yang didapatkan dari perbandingan antara energi yang dipindahkan atau
diserap oleh fluida kerja didalam ketel dengan memasukan energi kimia dari
bahan bakar. Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler.
• Metode langsung : Energi yang didapatkan dari fluida kerja (air dan steam)
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.
• Metode tak langsung : Efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan
energi masuk.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Dilihat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
dapatdirumuskan permasalahan yang ada adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menghitung efisiensi boiler sebelum overhaul dan setelah
overhaul?
2. Mengetahui penyebab terjadinya penurunan efisiensi pada boiler sebelum
overhaul di PLTU Suralaya.

1.3. BATASAN PENELITIAN


Melihat terbatasnya materi dan waktu yang ada dan luasnya permasalahan
agar lebih rinci dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka perlu adanya
pembatasan masalah, penulisan Tugas Akhir ini penulis memfokuskan pada
kajian dan analisa sebagai berikut:
1. Perhitunda boiler PLTU Suralaya
2. Menghitung efisiensi boiler sebelum overhaul dan setelah overhaul
terakhir.
3. Perhitungan effisiensi dengan standar ASME PTC 41 (Steam
Generating Units) dan berlaku untuk Boiler PLTU Suralaya.

2
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa
1 Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dari Jurusan D3 Teknik
Mesin.
2. Melatih mahasiswa dalam menerapkan dan mengembangkan hasil-
hasil penelitian dalam masyarakat.
3. Melatih dan membuka wawasan mahasiswa dalam memahami dan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan di instansi yang
berkaitan dengan bidang keahliannya.

1.4.2. Manfaat Bagi Universitas


1. Sebagai sarana promosi mengenai keberadaan IT PLN sebagai
lembaga penyelenggara pendidikan.
2. Menambah literatur dan pustaka sebagai bahan kajian bagi
mahasiswa IT PLN

1.5. METODE PENELITIAN


Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif untuk mendapatkan tujuan
dari penelitian. Karena penulis memusatkan perhatian pada permasalahan yang
ada pada saat melakukan penelitian dan metode ini juga banyak digunakan dalam
penulisan skripsi maupun tugas akhir fakultas teknik. Data yang digunakan dalam
penelitian ini bersumber dari pihak UPJP Suralaya PT. Indonesia Power. Selain
itu, data-data dan informasi didapat dari referensi manual book, jurnal ilmiah dan
paper ilmiah yang berhubungan dengan Boiler. Dimana akan disesuaikan dengan
data pengamatan yang didapat langsung dari PT. Indonesia Power UPJP Suralaya.
Metode deskriptif yang digunakan penulis memiliki tujuan untuk melakukan
analisa perhitungan dan perbandingan efisiensi Boiler, karena dalam tugas akhir
ini penulis memiliki judul “Analisis Perbandingan Efisiensi Boiler Pada Saat
Sebelum dan Sesudah Overhaul”.

3
1.5.1. Metode Pengamatan Langsung (Observation Methode)
Melakukan pengamatan langsung pada alat boiler unit II PT. PJB
UBJ O&M PLTU Suralaya, pengamatan secara lokal dan control room.
1.5.2. Metode Wawancara (Interview Methode)
Mengajukan pertanyaan kepada staaf ahli dan pegawai atau teknisi
boiler terkait informasi data tentang boiler dari PT. PJB UBJ O&M
PLTU Indramayu.

1.6. TEMPAT PELAKSANAAN


Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada :
Tempat pelaksanaan : PLTU Suralaya
Waktu : 27 Maret 2023-27 Mei 2023
Alamat : Jl. Raya Merak, Suralaya, Kec. Pulomerak, Kota
Cilegon, Banten 42439

Unit kerja : Boiler PLTU Suralaya

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN


Untuk pembahasan dalam Praktek Kerja Lapangan/Magang ini, maka
proposal di susun menjadi 4 bab dan daftar pustaka dengan sistematik sebagai
berikut :
1. Bab1 Pendahuluan
Yaitu menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, tempat pelaksanaann
sistematika penulisan
2. Bab 2 Landasan teori
Berisikan uraian bahan yang akan dijadikan objek Praktek Kerja
Lapangan/Magang.
3. Bab 3 Profil perusahaan / instansi
Yaitu berisikan tentang sejarah, lokasi, struktur organisasi, visi dan misi.
4. Bab 4 penutup
Yaitu berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat membangun
setelah pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan/Magang.

4
5. Daftar pustaka
Yaitu berisikan tentang referensi buku-buku ataupun situs web lainnya
guna sebagai pendukung data-data dalam Praktek Kerja
Lapangan/Magang.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN MENEJEMEN PERAWATAN


Manajemen perawatan adalah pengelolaan pekerjaan perawatan dengan
melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian serta pengendalian
operasi perawatan untuk memberikan performasi mengenai fasilitas industri.
Gagasan yang muncul mengenai pokok-pokok pikiran dalam perencanaannya,
di tunjukkan dengan pertanyaan-pertanyaan dasar berikut :
a. Apa yang harus dirawat ?
b. Bagaimana cara merawatnya ?
c. Kapan melakukan perawatannya ?
d. Siapa yang melakukannya ?

Sedangkan pengorganisasiannya akan mencangkup penerapan dari metode


manajemen dan dengan cara yang sistematis. Dengan demikian jelaslah bahwa
tercapainya tujuan perawatan di industri atau bengkel-bengkel kerja serta unit-
unit kerja lainnya, tidaklah hanya ditunjang dengan fasilitas dan teknik
perawatan saja, namun selain itu pula diperlukan manajemen yang memadai.

Suatu aturan umum dalam dunia usaha mengatakan : “Bila suatu masalah
telah manjadi kompleks dan berdampak besar, maka manajemen yang baik
harus diterapkan.” Demikian halnya dengan perawatan bagi suatu sistem
usaha, manajemen perawatan yang baik akan mendatangkan kebaikan pada
sistem usaha yang bersangkutan.

Perawatan berarti ongkos, tetapi tidak adanya perawatan yang sesuai


dengan yang diharapkan bisa berarti ongkos yang jauh lebih besar. Dengan
demikian bila masalah perawatan telah menjadi kompleks dan berdampak
besar, maka manajemen yang baik harus diterapkan. Karena itu, dapat ditarik
kesimpulan bahwa manajemen perawatan yang baik akan menunjang aktivitas
perawatan, sehingga keberhasilan dalam melakukan pengelolaan perawatan
akan memberikan berbagai keuntungan yaitu :

6
a. Memperpanjang waktu pengoperasian mesin yang digunakan semaksimal
mungkin dengan biaya perawatan seminimal mungkin.
b. Menjamin ketersediaan mesin dan peralatan secara optimal pada saat
mesin akan digunakan.
c. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu.
d. Menjamin keselamatan kerja bagi setiap orang yang menggunakan mesin
atau peralatan.
e. Menyediakan informasi yang dapat menunjang pekerjaan perawatan.
f. Menentukan matode evaluasi yang berguna dalam pengawasan perawatan.
g. Membantu menciptakan kondisi kerja yang aman dan tertib.
h. Meningkatkan keterampilan para pekerja perawatan.
(Sudrajat, 2011)

2.2. DASAR TEORI PLTU

Siklus rankine merupakan siklus standard untuk pembangkit daya yang


menggunakan tenaga uap. Siklus rankine nyata digunakan dalam instalasi
pembangkit daya jauh lebih rumit dari pada siklus rankine ideal asli yang
sederhana. Siklus rankine juga disebut siklus uap cair siklus ini biasanya
digambarkan :

Gambar 2.1. Siklus Rankine

a – b : Air dipompa dari tekanan p2 menjadi p1 yang merupakan langkah


kompresi isentropis.

7
b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih.

c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube
(riser) dan steam drum.

d – e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya


menjadi uap panas lanjut (superheated). Langkah ini terjadi di superheater boiler
dengan proses isobar.

e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Langkah


ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.

f – a : Pelepasan panas di process station, uap berubah menjadi air dan ditampung
dalam tanki kondensat. Langkah ini adalah isobar isothermis

(Prabowo, 2009)

Gambar 2.2. Siklus PLTU

Siklus PLTU Suralaya secara umum di jelaskan sebagai berikuit:


a. Air yang digunakan PLTU Suralaya berasal dari air laut yang didistilasikan
menjadi air murni.
b. Air murni tersebut digunakan sebagai fluida kerja utama pada boiler.
c. Sebelum masuk ke boiler, air tersebut masuk ke daerator untuk menghilangkan
kadar oksigen.
d. Air di pompakan oleh boiler feed pump (BFP) melalui heater menuju steam
drum.

8
e. Air di panaskan melalui water tube pada boiler untuk di rubah fasa nya menjadi
uap jenuh (saturated).
f. Pembakaran pada boiler menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya.
Untuk start awal boiler PLTU Suralaya mengunakan bahan bakar high speed
diesel (HSD).
g. Air dan uap yang telah dipanaskan di pisahkan ke dalam steam drum. Air yang
belum menguap, kembali turun melalui pipa downcomer untuk kembali di
panaskan.
h. Dari steam drum, uap jenuh masuk ke superheater agar menjadi uap kering
(superheated).
i. Superheated steam dialirkan menuju HP Turbin dengan tekanan 18,44 Mpa dan
temperatur 543°C.
j. Exhaust steam dari HP turbin di alirkan lagi menuju reheater
k. Dari reheater steam di alirkan lagi menuju ke IP Turbin
l. Exhaust steam dari IP Turbin di alirkan menuju LP Turbin
m. Exhaust steam dari LP turbin di alirkan ke kondensor untuk di rubah menjadi
air.
n. Air dari kondensor dialiri lagi ke boiler oleh boiler feed pump (BFP)
(Hartami, 2009)

2.3. EFISIENSI BOILER


Efisiensi boiler adalah kemampuan unjuk kerja boiler yang ditunjukan dari
perbandingan panas yang masuk (heat input) ke dalam system dengan panas yang
dipindahkan atau diserap oleh fluida kerja serta kerugian-kerugian panas (heat
loss) yang terjadi pada boiler.

2.3.1. Metode Input Output

Metode ini hanya memerlukan keluaran/output (uap) dan panas masuk/input


(bahan bakar) untuk evaluasi efisiensi. Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan
menggunakan rumus:

9
Dimana:

hg = Entalpi uap jenuh dalam kkal/kg steam

hf = Entalpi air umpan dalam kkal/kg air

Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode


langsung adalah:

• Jumlah uap yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam

• Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam

• Tekanan kerja (dalam kg/cm²(g)) dan suhu lewat panas (°C), jika ada

• Suhu air umpan (°C)

• Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg
bahan bakar

Namun metode seperti ini biasa digunakan untuk perancangan awal dan
mengambil pendekatan sederhana. Selain itu metode ini lebih cocok untuk
analisa termodinamika untuk mengetahui heat rate suatu pembangkit.

(Feriyanto, 2019)

2.3.2 Metode Heat-Losses (Steam Generating untis PTC4.1)

Boiler di PLTU Suralaya, dalam mencari efisiensinya menggunakan


Metode perhitungan Heat-Losses: USA Standard ASME PTC-4-1 Power Test
Code Steam Generator Units. Metode ini digunakan dalam perhitungan ini karena
merupakan metode yang digunakan pada Operation & Maintenance (O&M) suatu
pembangkit, dimana effisiensi boiler dilihat dari losses-losses yang ada. Metode

10
ini juga biasa digunakan untuk melihat hasil overhaul suatu pembangkit. Kedua
metode ini terdapat pada USA Standard ASME PTC-4-1 Power Test Code Steam
Generator Units. Metode yang digunakan dalam perhitungan adalah metode heat-
losses. Berikut adalah gambar boiler yang berlaku pada metode heat-lossesUSA
Standard ASME PTC 41 tersebut:

Gambar 2.3 Diagram Unit Pembangkit Uap

11
12
13
14
15
16
Gambar 2.4 Section Boiler

17
Dari penjelasan di atas dapat dijabarkan kerugian / kehilangan panas (Heat Loss)
adalah sebagai berikut :

1) Kehilangan panas karena gas buang kering :

Gas asap hasil pembakaran yang keluar dari boiler masih memiliki kalor yang
tinggi. Kalor yang berasal dari gas buang tersebut dimanfaatkan kembali dengan
menggunakan media Air Heater, yaitu berfungsi untuk memanaskan udara
pembakaran. Gas asap yang keluar dari Air Heater juga masih memiliki kalor,
tetapi sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali. Hal ini menimbulkan kerugian
yang disebut kehilangan panas karena terbawa gas buang kering.

2) Kehilangan panas karena adanya kandungan air dalam bahan bakar :

Air dalam bahan bakar tidak akan bereaksi dalam proses pembakaran, dan akan
menyerap sebagian kalor dari hasil pembakaran. Akibatnya akan mengurangi
kalor yang digunakan oleh boiler untuk menguapkan air umpan (Feed Water).
Kerugian ini disebut sebagai kehilangan panas karena adanya kandungan air
dalam bahan bakar.

3) Kehilangan panas karena kelembaban hidrogen dalam bahan bakar :

Unsur hidrogen yang ada didalam bahan bakar menyebabkan terjadinya uap air
(𝐻2𝑂) pada proses pembakaran. Akibatnya kalor yang timbul akibat pembakaran
bahan bakar di boiler sebagian diserap oleh uap air ini, sehingga mengurangi kalor
yang digunakan oleh boiler untuk menguapkan air umpan (Feed Water). Hal ini
menimbulkan kerugian yang berdampak terhadap penurunan effisiensi boiler, dan
disebut sebagai kehilangan panas karena kadar air untuk pembakaran hidrogen
dalam bahan bakar.

4) Kehilangan panas karena kandungan air didalam udara pembakaran :

Udara pembakaran yang diambil dari udara bebas, selalu mengandung uap air.
Uap air ini tidak bereaksi selama proses pembakaran, tetapi hanya akan
bercampur dengan gas – gas asap hasil pembakaran. Uap air ini akan menyerap
sebagian kalor yang dihasilkan oleh pembakaran dalam boiler, sehingga
mengurangi kalor yang digunakan oleh boiler untuk menguapkan air umpan (Feed

18
Water). Kerugian inilah yang disebut sebagai kehilangan panas karena kandungan
air didalam udara pembakaran.

5) Kehilangan panas karena perpindahan panas atau radiasi :

Radiasi atau perpindahan panas adalah proses perpindahan panas secara pancaran.
Pipa-pipa boiler tidak langsung mengenai furnace atau ruang pembakaran
melainkan dengan pancaran. Radiasi panas yang keluar dari dinding – dinding
boiler ikut mengurangi kalor yang digunakan oleh boiler untuk menguapkan air
umpan (Feed Water). Hal ini menimbulkan kerugian pula yang disebut kehilangan
panas karena perpindahan panas atau radiasi.

2.4 Sistem Pembakaran

Sistem pembakaran pada pembangkitan listrik tenaga uap khususnya pembangkit


yang menggunakan bahan bakar batubara merupakan system yang berfungsi
memutus ikatan-ikatan hidrokarbon dari batubara untuk menghasilkan heat atau
energy panas dengan melibatkan oksigen dari udara seperti pada persamaan kimia
berikut.

C + O2 –> CO + energy panas

Karena di dalam batubara terdapat ikatan-ikatan kimia antara karbon, hidrogen,


nitrogen, dan sulfur maka pada proses pembakaran juga akan timbul reaksi kimia
antara oksigen dengan ikatan-ikatan kimia tersebut yang ditunjukkan pada reaksi
kimia sebagai berikut.

20 2H2 + O2 –> 2H2O

N2 + O2 –> NOX

S + O2 –> SO2

Selanjutnya SO2 bersamaan dengan H2O dan O2 yang berada di dalam boiler
bereaksi dan membentuk rantai kimia,

2SO2 + 2H2O + O2 –> 2H2SO4

Timbulnya asam nitrat HNOX dan asam sulfat sebagai hasil pembakaran unsur
Nitrogen (N) dan Sulfur (S)yang terbawa oleh batubara dapat mengakibatkan

19
pencemaran lingkungan sehingga jumlahnya harus dibatasi dan dimonitoring
melalui perangkat yang disebut dengan CEMS (Continuous Emission Monitoring
System) berdasarkan prosentase nilai yang telah ditetapkan oleh kementrian
lingkungan hidup. Kemudian apabila oksigen yang diberikan dalam proses
pembakaran tidak sesuai dengan jumlah batubara yang akan dibakar, maka ikatan
kimia karbon (C) akan terbakar secara tidak sempurna dan menjadi
karbonmonoksida seperti pada reaksi kimia berikut.

2C + O2 –> 2CO

Pembakaran yang terjadi secara tidak sempurna juga akan mengakibatkan


beberapa permasalahan yang diantaranya adalah :

1. Timbulnya soot atau jelaga yang menempel di dalam boiler sehingga


menghambat proses perpindahan panas (heat transfer)

2. Temperatur gas buang (flue gas) menjadi lebih tinggi

3. Timbulnya karbon yang tidak terbakar (unburn carbon) dalam jumlah yang
banyak

4. Pola api (fire pattern) yang tidak terbentuk secara baik

5. Menyebabkan timbulnya ledakan pada ruang bakar (boiler).

Oleh karena itu untuk menjaga agar pembakaran dapat terbakar secara sempurna
dan sebagain besar batubara dapat seluruhnya terbakar maka empat kondisi
berikut harus terpenuhi :

1. Jumlah supplai udara yang cukup untuk membakar batubara

2. Membuat turbulensi pada saat pencampuran antara udara dan batubara

3. Menjaga temperature boiler agar tetap tinggi untuk membakar campuran


batubara dengan udara

4. Volume furnace yang besar sehingga memberikan waktu yang cukup bagi
campuran batubara dan udara untuk terbakar secara sempurna.

20
Secara ideal proses pembakaran dapat terjadi apabila jumlah batubara dan udara
pada proporsi tertentu yang berdasarkan prinsip pembakaran stoikiometri. Namun
kenyataan yang terjadi adalah campuran bahan bakar dengan udara di dalam
boiler tidak bisa untuk mencapai kondisi sempurna sehingga jumlah udara yang
lebih banyak dibandingkan dengan udara pada kondisi yang ideal (udara teoritis)
untuk memastikan terjadinya pembakaran yang sempurna, atau disebut dengan
excess air.

(Sudadijo, Role of Suralaya Coal Fired Power Plant in Java-Bali Electrical


System, 1994)

21
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN

3.1. SEJARAH PLTU SURALAYA


PT. Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahaan PT. PLN
(Persero) yang dahulunya bernama PLN pembangkitan Tenaga Listrik Jawa
dan Bali dan memasok sekitar 30%-40% dari kebutuhan tenaga listrik pada
JawaBali.
Pada waktu terjadinya krisis energi yang melanda dunia tahun 1973,
terjadi embargo minyak oleh negara-negara arab terhadap Amerika Serikat
dan negaranegara industri lainnya dan disusul keputusan OPEC (organisasi
negara-negara pengeksor minyak) untuk menaikkan BBM lima kali lipat.
Belajar dari pengalaman, maka pemerintah mencari sumber energi pengganti
BBM.Sehingga salah satu jalan yang ditempuh adalah pengalihan ke bahan
bakar batubara.
Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik
khususnya di pulau jawa sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah serta untuk
meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan di ferifikasi sumber
energi primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya dibangun
dangan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama yang merupakan
sumber energi primer kelima disamping energi air, minyak bumi dan panas
bumi.
Sejarah berdirinya PT Indonesia Power dimulai pada awal tahun 1990-an,
pemerintah indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor
ketenagalistrikan. PT Indonesia Power merupakan salah satu anak perusahaan
PT PLN (persero) yang dahulu bernama PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa
Bali (PJB I), menjalankan bisnis utama dibidang pembangkitan tenaga listrik
Jawa dan Bali serta memasok sekitar 30-40% dari kebutuhan tenaga listrik
Jawa-Bali. Diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang dipertegas
dengan dikeluarkannya Kepres No. 37 tahun 1992, tentang pemanfaatan
sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta, kemudian

22
pada UBP SURALAYA Laporan Kerja Praktek 2 Program Studi Teknik
Mesin ISO 9001:2000 ISO14001:2004 SMK3 akhir tahun 1993 Menteri
Pertambangan dan Energi menerbitkan kerangka dasar kebijakan (sasaran dan
kebijakan sub sektor ketenaga listrikan) yang merupakan pedoman jangka
panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.
Sebagai tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari perum
menjadi persero. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PLN
(persero) membentuk 2 anak perusahaan dengan tujuan untuk memisahkan
misi sosial dan misi komersial dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
yaituPT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali yang berpusat di Surabaya
yang dikenal dengan nama PT PLN PJB 1.
Pada 3 oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima
mnajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB
1 menjadi PT. Indonesia Power. Perubahan ini merupakan upayauntuk
menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan
sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakandalam
waktu dekat.
PT. Indonesia Power memiliki sejumlah unit pembangkit dan
fasilitasfasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut
memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan
beragam jenis enegi primer, air, minyak bumi, batubara, gas alam dan
sebagainya. Namun demikian, dari pembangit-pembangkit tersebut adapula
pembangkit yang termasuk paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan,
PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun
pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini dapat di
pandang secara kesejarahan pada dasarnya usia PT. Indonesia Powersama
dengan keberadaan listrik di Indonesia

23
3.2 . VISI dan MISI PLTU Suralaya

Visi
Menjadikan perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan
bersahabatdengan lingkungan
Misi
Melakukan usaha bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan tenaga
lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industry dan niaga yang sehat,
guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka
panjang.
Tujuan
1. Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mampu
bekerja mandiri, dan dapat diserap oleh DU/DI sebagai tenaga kerja
tingkat menengah sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
2. Memberikan pembekalan agar mampu berkarir, ulet dan giat dalam
berkompetisi, mampu beradaptasi di lingkungan kerja dan dapat
mengembangkan sikap profesional sesuai kompetensi yang
dimilikinya.
3. Membekali peserta didik dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
wawasan entreuprener agar mampu mengembangkan diri dikemudian
hari baik secara mandiri maupun melanjutkan pada jenjang pendidikan
lebih tinggi.

24
3.3. STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

25
BAB IV

PENUTUP

Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu mata kuliah yang harus
dipenuhi mahasiswa jurusan Teknik Mesin, sehingga mahasiswa dapat
mengaplikasikan materi yang didapat dari perkuliahan serta menambah
kemampuan dan keterampilan mahasiswa saat terjun di dunia kerja/instansi
pemerintah dan masyarakat.

Besar harapan, semoga Praktek Kerja Lapangan ini dapat terlaksana


dengan baik dan semua instansi dapat membantu dan membimbing didalam
pelaksanaan Praktek kerja Lapangan yang akan dilaksanakan. Semoga kegiatan
ini bisa memberikan manfaat yang besar bagi mahasiswa IT PLN

Demikian propoasal Praktek Kerja Lapangan ini disusun dengan harapan


dapat memberikan gambaran singkat dan jelas tujuan dari Praktek Kerja
Lapangan.

Terima kasih atas perhatian, dukungan, kerjasama dan masukan semua


pihak yang terkait.

26
Daftar Pustaka
Feriyanto, Y. (2019). Perhitungan Efisiensi Boiler PLTU Menurut ASME PTC 4.1-Metode
Direct or Input-Output. Feriyanto.

Hartami, P. N. (2009). pemanfaatan limbah abu batubara hasil pembakaran PLTU


Suralaya dan PLTU Suantang Ombilin. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas
Trisakti.

Prabowo, D. I. (2009). Rancangan bangun organic rankine cycle pembangkit energi.

Sudadijo. (1994). Role of Suralaya Coal Fired Power Plant in Java-Bali Electrical System.
Bandung: PLN Generation and Transmission.

Sudrajat, A. (2011). Pedoman praktis manajemen perawatan mesin industri. Bandung:


PT REFIKA ADITAMA.

27

Anda mungkin juga menyukai