PM-02
PENGUJIAN ALAT PENUKAR KALOR
NRP : 12-2018-106
KELOMPOK : 3 (TIGA)
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
PM-02
PENGUJIAN ALAT PENUKAR KALOR
Kelompok : 3 (Tiga)
Anggota :
1. Muhamad Rizal (12-2016-020)
2. All Imawi (12-2017-027)
3. Rozan Almubdi Darma (12-2018-008)
4. Agis Nurhafid (12-2018-012)
5. Al Farel Rinaldy (12-2018-037)
6. Sultan Fahri Rasta Rahman (12-2018-141)
7. Gentha Putra Pratama (12-2018-043)
8. Pikri Ilham Jauhari (12-2018-047)
9. M. Akbar Perwira Bangun (12-2018-106)
10. Vredo Christian Hananto (12-2018-115)
11. Hizra Abillyano (12-2018-126)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penyusunan laporan modul PM-02 “ Pengujian Alat
Penukar Kalor “ dapat selesai tepat pada waktunya. Shalawat dan salam juga tidak
lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna,
Maka saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan
laporan selanjutnya. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat dan memberi
wawasan khususnya bagi penulis, umumnya bagi kita semua. Dan Kami harap
laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI….........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................viii
DAFTAR GRAFIK..................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Berlakang...................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup Kajian........................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan.........................................................................................................2
BAB II TEORI DASAR
3
3
2.3 Alat Penukar Kalor...............................................................................................................4
2.3.1 Pengertian Alat Penukar Kalor.................................................................................4
2.3.2 Pembagian Alat Penukar Kalor................................................................................4
2.3.3 Shell And Tube........................................................................................................5
2.3.4 Plate And Frame.......................................................................................................6
2.3.5 Welded Place............................................................................................................7
2.3.6 Compact Heat Exchanger.........................................................................................7
2.3.7 Lamella Heat Exchanger..........................................................................................8
2.3.8 Plate And Ring.........................................................................................................8
2.3.9 Spiral........................................................................................................................9
2.3.10 Double Pipe............................................................................................................10
2.3.11 Cooling Tower.......................................................................................................10
2.3.12 Shell And Plate.......................................................................................................11
2.3.13 Komdensor.............................................................................................................11
2.3.14 Evaporator..............................................................................................................12
2.5.3 Efektifitas......................................................................................................14
2.9.1 Pengertian..................................................................................................................17
2.10.1 Pengertian................................................................................................................18
4.2 Kesimpulan.....................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
PENDAHULUAN
Alat penukar kalor (Heat Exchanger) adalah suatu alat yang berfungsi
untuk memindahkan energi kalor yang ada pada suatu fluida ke fluida
lainnya. Alat penukar kalor jenis cangkang dan pipa (Shell and Tube Heat
Exchanger) adalah jenis penukar kalor kompak dan paling banyak digunakan
dalam industri, alat tersebut terdiri dari sebuah tabung besar atau cangkang
(shell) dengan sejumlah pipa – pipa kecil (tubes) di dalamnya. Formasi pipa
dapat berbentuk segitiga atau segi empat, dan pada berkas pipa tersebut
umumnya dipasang sekat – sekat (baffles) dimaksudkan untuk mengarahkan
aliran di dalam cangkang, sehingga seluruh bagian terkena aliran. Aliran
fluida dalam berkas pipa sering dibuat beberapa kali lintasan melewati
cangkang. Dengan cara luas permukaan perpindahan kalor persatuan –
volume menjadi besar, sehingga diperoleh koefisien perpindahan kalor yang
besar pula. Dengan alat penukar kalor jenis cangkang dan pipa dapat
diperoleh luas bidang perpindahan kalor yang besar dengan volume alat yang
relative kecil.
1. Untuk memahami prinsi kerja alat penukar kalor dan cara menguji
prestasinya.
2. Untuk mengetahui prestasi (kinerja) alat penukar kalor pada kondisi aliran
fluida.
2
Mengetahui dan memahami prinsip kerja alat penukar kalor dan cara
menguji prestasinya serta mengetahui prestasi (kinerja) alat penukar kalor
pada kondisi aliran fluida.
Laporan Pengujian Pompa Sentrifugal ini terdiri dari 5 bab, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang pengujian pompa sentrifugal,
maksud dan tujuan, ruang lingkup kajian, sistematika penulisan mengenai
laporan pengujian pompa sentrifugal.
Pada bab ini berisikan teori-teori dasar tentang pengujian pompa sentrifugal,
komponen-komponen dan prinsip kerjanya.
Pada bab ini berisikan pengolahan data dalam modul PM-03 pengujian pompa
sentrifugal dengan data pengamatan, dan data hasil perhitungannya.
Pada bab ini berisikan hasil analisa yang telah didapatkan pada saat
BAB II
TEORI DASAR
Alat penukar kalor (Heat Exchanger) adalah suatu alat yang berfungsi
untuk memindahkan energi kalor yang ada pada suatu fluida ke fluida
lainnya. Alat penukar kalor jenis cangkang dan pipa (Shell and Tube Heat
Exchanger) adalah jenis penukar kalor kompak dan paling banyak digunakan
dalam industri, alat tersebut terdiri dari sebuah tabung besar atau cangkang
(shell) dengan sejumlah pipa-pipa kecil (tubes) di dalamnya. Formasi pipa
dapat berbentuk segitiga atau segi empat, dan pada berkas pipa tersebut
umumnya dipasang sekat-sekat (baffles) dimaksudkan untuk mengarahkan
aliran di dalam cangkang, sehingga seluruh bagian terkena aliran. Pengujian
alat penukar kalor dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik prestasi
(Performance) dari alat penukar kalor. Analisa dan evaluasi prestasi
perpindahan kalor pada alat tersebut menyangkut koefisien perpindahan kalor
konveksi pada air panas (hi), koefisien perpindahan kalor konveksi pada air
dingin (ho), koefisien perpindahan kalor keseluruhan (U), dan efektivitas (ε)
dari alat penukar kalor tersebut.
aliran.
Termokopel (8), (9), (10), (11) = Sensor untuk mengukur suhu. Cara
Shell and tube heat exchanger (STHE) adalah suatu alat yang
memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai
Cold Side dialiri dengan cairan dengan suhu relatif lebih dingin. Zat
cair yang digunakan sebagai medium bisa dari jenis yang sama atau
lain, misalnya air-air, air-minyak, dll.
2.3.9 Spiral
2.3.13 Kondensor
Kondensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan
digunakan untuk mengubah uap menjadi zat cair (air). dapat juga
diartikan sebagai alat penukar kalor (panas) yang berfungsi untuk
mengkondensasikan fluida.
2.3.14 Evaporator
1. Shell
Konstruksi shell sangat ditentukan oleh kapasitas dan keadaan tubes
yang akan ditempatkan didalamnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa yang
berukuran besar atau pelat baja yang dirol. Shell merupakan badan dari
alat penukar kalor, dimana terdapat tube bundle.
2. Tube
Tube merupakan bidang pemisah antara dua fluida yang mengalir, dan
sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Pada umumnya flow fluida
yang mengalir di dalam tube lebih kecil dibandingkan dengan flow fluida
yang mengalir di dalam shell. Ketebalan dan material tube harus dipilih
berdasarkan tekanan operasi dan jenis fluidanya.
3. Buffle
Baffles atau sekat – sekat yang dipasang pada alat penukar kalor
mempunyai beberapa fungsi, yaitu : Struktur untuk menahan tube bundle
damper untuk menahan atau mencegah terjadinya getaran pada tube,
sebagai alat untuk mengontrol dan mengarahkan aliran fluida yang
mengalir di luar tube (shell side).
4. Tube Sheet
Tube sheet atau pelat tube merupakan bagian alat penukar kalor untuk
tempat mengikat tube. Pelat dilubangi dengan diameter lebih besar dari
diameter luar tube. Tube dimasukkan ke dalam lubang tersebut, lalu diikat.
Cara pengikatannya bermacam – macam, seperti pengikatan roll, weld,
dan lain – lain.
2.5 Kriteria Pemilihan Alat Penukar Kalor
2.5.1 Batasan Thermal
Batasan thermal adalah Batasan perpindahan panas pada penukar
kalor, karena setiap mesin atau alat pasti memiliki kapasitas
maksimum, seperti alat penukar kalor mempunyai Batasan temperatur
fluida maksimal yang sudah ditetapkan oleh pembuat alat tersebut.
2.5.2 Pemilihan Material
2.9.2.1 Konduksi
2.9.2.2 Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai zat
perantara atau disebut juga dengan perpindahan panas
aliran. Pada jenis perpindahan panas ini tak hanya energi
panas yang berpindah, tapi juga disertai dengan
perpindahan partikel zat perantara.
2.9.2.2 Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan
zat perantara atau disebut juga perpindahan panas secara
pancaran.
2.10 Fluida
2.10.1 Pengertian
Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami
perubahan-perubahan bentuknya secara continue/terus-
menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif
2. Aliran Transisi
3. Aliran Turbulen
Dari Tabel Sifat – Sifat air, untuk 𝑇𝑐̅ (K) di dapat : 𝐶𝑝𝑐,
𝜇𝑐, 𝑘𝑐, 𝜌𝑐, 𝑃𝑟𝑐
T́ + T´
T´w = h q
2
𝑇𝑤 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛, harga tersebut akan dikoreksi Kembali.
T w + T´C
Tf=
2
Dimana :
T : menyatakan temperatur air panas (K)
t : menyatakan temperatur air dingin (K)
J
Cp : kalor jenis air (
Kg. K
)
Kg
𝜇 : kekentalan dinamik air ( )
m. s
W
k : konduktivitas termal ( )
m. K
Kg
𝜌 : massa jenis air ( )
m3
W
kb : konduktivitas termal bahan pipa (
m. K
)
Kg
𝑚̇ℎ : laju aliran massa air panas ( )
s
Kg
𝑚̇𝑐 : laju aliran massa air dingin ( )
s
- Perbedaan Temperatur Rata – Rata Logaritmik( Δ T LMTD) → [K]
( T 1−T 2 ) ( T 4−T 3 )
R= ; P=
( T 4 −T 3 ) ( T 1−T 3 )
Dari gambar faktor koreksi terhadap ΔTLMTD aliran- lawan untuk
penukar kalor dengan satu lintas cangkang dan empat lintas pipa,
untuk harga (atau = Z dan S ( atau = P) yang sesuai didapat : 𝐹T
(atau = F).
b. Perbedaan Temperatur Rata – Rata sebenarnya (ΔTm) → (K)
ΔT m=F T . Δ T LMTD
Bila 2000 < Re < 4000, maka jenis aliran fluidanya Transisi
Nu = 4,36
W
d. Koefisien Konveksi didalam Permukaan Pipa (hi) →( )
m2 K
k h . Nu
hi =
I DT
W
e. Koefisien Konveksi didalam Permukaan Pipa (hio) →( )
m2 K
ID
hio =hi
O D t hio
- Jenis aliran fluida di dalam cangkang :
a. Frontal Area (S) → (m2)
I D s . c ' . LB
S=
PT
Dimana : c′ : jarak antara pipa (0,0032 m)
LB : jarak antara sekat (0,095 m)
PT : jarak antara pusat pipa (0,013 m)
IDs : diameter dalam cangkang (0,19 m)
ODT : Diameter Luar tube (9,8 mm)
π . O DT 2
2
4 ( PT − )
4
De=
π . O DT
c. Bilangan Reynold (Re) dan jenis aliran fluida didalam pipa
ṁc
. De
S
R e s=
μc
d. Bilangan Nusselt (Nu)
N us =0,36. R e s0.55 . P r c 0.33
W
e. Koefisien Perpindahan Kalor didalam shell (h) →( )
m2 K
k c . N us
h o=
De
W
- Koefisien perpindahan kalor keseluruhan (U) → ( ¿
m2 K
hio . ho
U=
h io +h o
W
- Laju kapasitas kalor air panas (Cmin) → ( ¿
°c
𝐶𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = C h= ṁ h. C ph
W
- Laju kapasitas kalor air dingin (Cmax) → ( ¿
°c
𝐶𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 = 𝐶𝑐 = ṁC .C pc
Dimana :
Qh
ε=
Qmax
PENGOLAHAN DATA
PM-02
PENGUJIAN ALAT PENUKAR KALOR
NRP : 12-2018-106
KELOMPOK : 3 (TIGA)
BAB III
PENGOLAHAN DATA
Temperatur : 25 °C Temperatur : 29 °C
Kelembaban : 40 % Kelembaban : 40 %
( Kgs ) T 1( ° K ) T 2( ° K ) ( Kgs ) T 3 (° K ) T 4 (° K)
1 2,623 67 45 20,73 20 27 0,552
5
2 2,559 63 42 20,86 21 28 0,557
5
3 2,526 62 41 21,05 22 28 0,561
6
4 2,484 59 38 21,25 22 29 0,568
6
5 2,451 57 37 21,28 23 29 0,572
9
6 2,376 57 37 21,30 23 30 0,577
1
7 2,299 56 36 21,35 24 31 0,584
8
8 2,235 55 36 21,36 24 31 0,589
8
9 1,963 52 35 21,39 25 32 0,594
8
10 1,698 51 35 21,42 25 32 0,597
3
1. Sifat-sifat Air
T 1 +T 2
T´ h=
2
325 K + 308 K
T´ h=
2
T´ h=316,5 K
T´ h−T h 1
C ph= ∙(C ¿ ¿ ph 2−C ph1 )+ C ph 1 ¿
T h 2−T h 1
316,5 K−315 K kJ kJ kJ
C ph=
320 K −315 K
∙ 4,180 (
kg ∙ K
−4,179
kg ∙ K
+4,179 )
kg ∙ K
kJ
C ph=4179,3
kg ∙ K
- Viscosity
T´ h−T h 1
μh = ∙(μ ¿ ¿ h 2−μh 1)+ μ h1 ¿
T h 2−T h1
316,5 K−315 K N ∙s N∙ s N ∙s
μh=
320 K−315 K m m(
∙ 577 2 −631 2 +631 2
m )
N ∙s
μh=614,8∙ 10−6
m2
- Thermal Conductivity
T´ h−T h 1
k h= ∙(k ¿ ¿ h 2−k h 1 )+ k h 1 ¿
T h 2−T h 1
316,5 K −315 K W W W
k h=
320 K −315 K
∙ 640
m∙ k (
−634
m∙ k
+ 634
m∙ k )
W
k h=635,8 ∙10−3
m∙ k
- Density
T´ h−T h 1
v fh = ∙ ( v −v ) + v fh1
T h 2−T h 1 fh 2 fh1
316,5 K −315 K m3 m3 m3
v fh =
320 K −315 K
∙ 1,011
Kg(−1,009
Kg
+1,009
Kg )
m3 3
v fh =1,0096 ∙10
Kg
1 1 Kg
ρh = = =990,49
v fh m3
m3
1,0096 ∙10−3
Kg
- Prandtl Number
T́ h −T h 1
Pr h= ∙( Pr ¿ ¿ h 2−Pr h 1)+ Pr h 1 ¿
T h 2−T h 1
316,5 K −315 K
Pr h= ∙ ( 3,77−4,16 ) +4,16
320 K −315 K
Pr h=¿4,043
- Kbahan (k ¿ ¿ b)¿
T´ h−T h 1
k b= ∙(k ¿ ¿ b2−k b 1 )+k b 1 ¿
T h 2−T h 1
316,5 K −400 K W W W
k b=
400 K−200 K
∙ 137 (
m∙k
−95
m ∙k
+95 )
m∙ k
W
k b=77,465
m∙k
T 3 +T 4
T´ c =
2
299 K +304 K
T´ c =
2
T´ c =301,5 K
T́ c −T c 1
C pc= ∙(C ¿ ¿ pc 2−C pc 1)+C pc1 ¿
T c2 −T c 1
301,5 K−300 K kJ kJ kJ
C pc= ∙(4,178 −4,179 )+ 4,179
305 K−300 K kg ∙ K kg ∙ K kg ∙ K
kJ
C pc=4,1787
kg ∙ K
- Viscosity
T́ c −T c 1
μc = ∙(μ ¿ ¿ c 2−μc 1)+ μ c1 ¿
T c2−T c 1
- Thermal Conductivity
T´ c −T c1
k c= ∙(k ¿ ¿ c 2−k c 1)+ k c 1 ¿
T c 2−T c1
301,5 K−300 K W W W
k c=
305 K −300 K
∙ 620
m∙ k (
−613
m∙ k
+613
m∙ k )
W
k c =615,1∙ 10−3
m∙ k
- Density
T´ c −T c1
v fc= ∙ ( v −v ) + v fc 1
T c2 −T c 1 fc 2 fc 1
301,5 K−300 K m3 m3 m3
v fc=
305 K−300 K
∙ 1,005
Kg(−1,003
Kg
+1,003
Kg )
−3 m3
v fc=1003,6 ∙ 10
Kg
1 1 Kg
ρc = = =996,412
v fc m
3
m
3
1,0036∙ 10−3
Kg
- Prandtl Number
T´ c −T c 1
Pr c = ∙( Pr ¿ ¿ c 2−Pr c 1)+ Pr c1 ¿
T c 2−T c1
301,5 K −300 K
Pr c = ∙(5,20−5,83)+5,83
305 K −300 K
Pr c =5,641
T́ h + T´ c
T w=
2
316,5 K +301,5 K
T w=
2
T w =309 K
T w + T́ c
Tf=
2
309 K +301,5 K
T́ f =
2
T́ f =305,2 K
T́ f −T f 1
C pf = ∙(C ¿ ¿ pf 2−C pf 1 )+C pf 1 ¿
T f 2−T f 1
305,2 K −305 K kJ kJ kJ
C pf = ∙(4,178 −4,178 )+4,178
310 K −305 K kg ∙ K kg ∙ K kg ∙ K
kJ
C pf =4,178
kg ∙ K
- Viscosity
T́ f −T f 1
μf = ∙( μ ¿ ¿ f 2−μf 1)+ μf 1 ¿
T f 2−T f 1
305,2 K −305 K N ∙s N ∙s N ∙s
μf =
310 K −305 K m (
∙ 695 2 −769 2 +769 2
m m )
N ∙s
μf =766,04 ∙ 10−6
m2
- Thermal Conductivity
T́ f −T f 1
k f= ∙(k ¿ ¿ f 2−k f 1)+k f 1 ¿
T f 2−T f 1
305,2 K−305 K W W W
k f=
310 K−305 K
∙ 628
m∙ k (
−620
m∙ k
+ 620
m ∙k )
W
k f =620,3∙ 10−3
m∙ k
- Density
T́ f −T f 1
vf = ∙ ( v −v ) + v f 1
T f 2−T f 1 f 2 f 1
305,2 K−305 K m3 m3 m3
vf =
310 K−305 K
∙ 1,005
Kg (
−1,003
Kg
+1,003
Kg )
−3 m3
v f =1,003 ∙ 10
Kg
1 1 Kg
ρf= = =997,008
vf m 3
m3
100,3 ∙ 10−3
Kg
- Prandtl Number
T´ f −T f 1
Pr f = ∙( Pr ¿ ¿ f 2−Pr f 1 )+ Pr f 1 ¿
T f 2 −T f 1
305,2 K−305 K
Pr f = ∙(4,62−5,20)+5,20
310 K−305 K
Pr f =¿5,1768
Q panas =Qh=ṁh ∙C ph ∙ ∆ T
kg kJ 329 K +30 9 K
Q panas =Q h=2,012
s
∙ 4179,3
kg ∙ K
∙ ( 2 )
Q panas =Q h=2682391,7 W
- Qdingin (Q c )
Q dingin =Qc =ṁ c ∙ C pc ∙ ∆ T
kg kJ 325 K +308 K
Q dingin=Q c =21,325
s
∙ 4179,3
kg ∙ K
∙ ( 2 )
Qdingin =Qc =28207 W
- Qhilang
Q hilang =−1475 W
(T 4 −T 3) (304 K −298 K)
P= = =0,2
(T 1 −T 3 ) (329 K −298 K )
Kg
2,012
s
VT=
Kg 120batang
990,49 ∙(5,3 ∙ 10−5 m2 )∙
m3
2
m
V T =0,63
s
ρh .V T . IDT
ℜT =
μh
Kg m
990,49 .0,63 . 0,0082m
m 3
s
ℜT =
N ∙s
614,8 ∙10−6 2
m
ℜT =8322,82 →Turbulen
NuT =54,65
W
d. Koefisien Konveksi didalam Permukaan Pipa (h ¿ ¿i)→ ( )
m2 ∙ k
¿
k h ∙ NuT
hi =
ID T
W
635,8 ∙ 10−3 ∙ 54,65
m∙k
hi =
0,0082 m
W
hi =4237,37
m2 ∙ k
W
e. Koefisien Konveksi didalam Permukaan Pipa (h ¿ ¿io)→ ( )
m2 ∙ k
¿
ID T
hio =hi
OD T
W 0,0082 m
hio =4237,37 ∙ (
m ∙ k 0,0098 m
2 )
W
hio =3545,55
m2 ∙ k
ID s ∙ C ' ∙ LB
S=
PT
S=0,00444 m2
π ∙OD T 2
De =
(
4 PT −
2
4 )
π ∙ ODT
De =4 ¿ ¿
D e =0,0122 m
ṁc
∙ De
S
ℜs=
μc
Kg
ℜs=
( 21,325
s
0,00444 m 2
)
∙0,0122 m
N∙ s
829,2∙ 10−6 2
m
ℜs=70665,36 →Turbulen
Nu s=104,62
k c ∙ Nus
h o=
De
W
615,1∙ 10−3 ∙ 104,62
m∙k
h o=
0,0122 m
W
h o=5274,73
m2 ∙ k
hio ∙ ho
U=
h io +h o
W W
3545,55
2
∙ 5274,73 2
m ∙k m ∙k
U=
W W
3545,55 2 +5274,73 2
m ∙k m ∙k
W
U =2120,32
m2 ∙ k
W
Q max =8408,7 ∙ ( 329 K −298 K )
K
Qmax =2 60669,7W
Qh
ε=
Q max
2682391,7W
ε=
260669,7W
ε =0.117
No Pengolahan Data
1 Sifat-Sifat Air
a) Temperatur rata-rata air panas (T´ h) 316,5 K
Qdingin (Q c ) 28207 W
Q hilang −1475 W
3.4 Grafik
ṁhVs ε
3
2.5
1.5
Mh
0.5
0
0.55 0.56 0.56 0.57 0.57 0.57 0.58 0.58 0.58 0.59
Efektifitas
Temperature (T)
340
330
320
Panas
Dingin 310
300
290
280
1 Awal - Akhir 2
BAB IV
ANALISA DAN KESIMPULAN
4.1 Analisa
1. Pada laju aliran kalor terdapat Qhilang yang bernilai -1475 W, hal tersebut
menunjuka bahwa terdapat kalor yang hilang atau berubah bentuk pada
saat terjadinya perpindahan panas.
2. Bilangan Reynold (RE) bernilai 8322,82 hal ini menunjukan bahwa aliran
fluida dalam pipa adalah turbulen, karena nilai RE > 4000.
4.2 Kesimpulan
1. Praktikan memahami prinsip kerja alat penukar kalor dan cara menguji
prestasinya dan praktikan mengetahui prestasi (kinerja) alat penukar kalor
pada kondisi aliran fluida.
2. Alat penukar kalor yaitu suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan
energi kalor yang ada pada suatu fluida ke fluida lainnya.