Anda di halaman 1dari 7

Rekayasa Sipil, Vol. 9 No. 1 .

Februari 2020 Pp 18-24 p-ISSN 2252-7699 e-ISSN 2598-5051


DOI: http://dx.doi.org/10.22441/jrs.2020.v09.i1.04

SIKLUS PRODUKSI (CYCLE TIME) BETON PRACETAK DENGAN METODE BETON


SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)
Anjas Handayani1 , Fahmi1
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Mercubuana
Email : anjas.handayani@mercubuana.ac.id

ABSTRAK

Saat ini pemerintah sedang menggalakkan pembangunan infrastruktur. Pada prosesnya pekerjaan infrastruktur di
area perkotaan sangat membutuhkan kecepatan dan ketepatan pekerjaan konstruksi. Beton pracetak merupakan salah
satu hasil produksi beton dalam mendukung proyek konstruksi, dengan tujuan dapat mempersingkat pekerjaan
dilapangan. Hal ini dikarena beton pracetak dapat menghemat proses pengerjaan, praktis, dan mutu yang terjaga
serta fleksibilitas penggunaan beton yang telah disesuaikan untuk kebutuhan penggunanya. Penggunaan beton
khusus SCC pada beton pracetak dapat meningkatkan workability dan durability pada produk beton pracetak Oleh
karena itu penelitian ini menggunakan beton khusus SCC (seft compacting concrete) yang digunakan pada beton
pracetak.
Proses penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan selama proses produksi dengan test case 5 (lima) kali
untuk mendapatkan waktu yang paling efektif. Dilanjutkan dengan proses penyebaran kuesioner kepada pada
pelaksana pekerjaan produksi di pabrik beton pracetak. Kuesioner akan diolah menggunakan program statistic SPSS
yaitu analisis korelasi, analisis faktor dan analisis regresi untuk mendapatkan hasil variabel – variabel yang
mempengaruhi siklus produksi dengan menggunaan beton SCC dalam produksi beton pracetak.
Hasil siklus waktu produksi yang paling efektif adalah 23 jam 30 menit dimana hasil tersebut merupakan proses
produksi dimulai dari pekerjaan setting trolley dan tabel pada cetakan (moulding) hingga material pracetak di
keluarkan dari cetakan dan dalam dimulai siklus produksi berikutnya. Hasil kuesioner yang dikumpulkan setelah
diolah dan didapakan 5 (lima) variabel yang mempengaruhi siklus produksi dengan penggunaan SCC pada beton
pracetak yaitu X28 pengujian terhadap peralatan, X9 kondisi batching plant, X1 jenis semen, X19 produktivitas
tenaga kerja dan X37 bunga pinjaman bank.

Kata kunci : Siklus Waktu, Beton Pracetak, Self Compacting Concrete

PENDAHULUAN pada beberapa jenis konstruksi karena beberapa


potensi manfaatnya. Teknologi pracetak
Pembangunan Infrastruktur merupakan salah satu
merupakan salah satu bentuk teknologi yang
agenda utama Pemerintah, karena merupakan
digunakan untuk proses percepatan dari sisi waktu
syarat dari pertumbuhan ekonomi yang kuat.
dan mutu. Perkembangan industri beton pracetak
Rencana proyek - proyek pembangunan yang
di Indonesia sangat pesat dalam dekade terakhir
dicanangkan oleh pemerintah semakin banyak
ini karena konstruksi pracetak mampu menjawab
terutama disektor infrastruktur. Berbagai macam
kebutuhan dunia konstruksi saat ini. Sistem beton
proses percepatan atas proyek infrastruktur
pracetak mempunyai pangsa pasar sekitar 25%
dilakukan agar proyek dapat diselesaikan tepat
dari total pangsa pasar konstruksi. Target
waktu. Hal ini dilakukan dengan tujuan proyek
Kementerian PU, industri pracetak ini nantinya
infrastruktur tersebut dapat segera digunakan oleh
dapat berpartisipasi setidaknya lebih dari 50%
masyarakat. Percepatan atas dapat dilakukan
pangsa pasar konstruksi (Dardak,2013).
dengan berbagai macam cara dengan
memanfaatkan berbagai macam teknologi untuk Pembuatan material beton pracetak dengan
mengerjar percepatan yang diinginkan. menggunakan jenis beton tertentu dengan tujuan
mempercepat proses siklus produksi diharapkan
Teknologi beton pracetak telah lama diketahui
dapat membantu industri pracetak untuk dapat
dapat menggantikan penggunaan teknologi beton
meningkatkan kapasitas produksinya
secara tradisional yang dilakukan di lokasi proyek

18
Anjas Handayani, Fahmi / Siklus Produksi (Cycle Time) Beton Pracetak dengan … / Pp. 18-24

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan cetakan (moulding) hingga proses tersebut kembali
penelitian ini adalah untuk mencari siklus produksi dilakukan untuk item material berikutnya. Proses
yang paling efisien dari proses produksi dan untuk produksi beton pracetak terdiri dari beberapa
menentukan faktor dan variabel yang domain yang tahapan, antara lain :
dapat mempengaruhi siklus waktu produksi dari a. Persiapan cetakan atau moulding
beton pracetak. b. Pabrikasi tulangan
c. Pembuatan campuran beton
d. Pemasangan pekerjaan prestressing
TINJAUAN PUSTAKA (prategang)
Konstruksi Beton Pracetak (Precast Concrete) e. Penuangan dan pengecoran beton
f. Proses curring
Beton pracetak adalah teknologi konstruksi g. Finishing / repairing beton
struktur beton yang sebagian besar pekerjaan h. Pengiriman material pracetak ke proyek
pengecoran di pabrik atau lokasi tertentu dalam
bentuk komponen-komponen beton. Apabila Self Compacting Concrete
komponen-komponen beton tersebut telah
Self Compacting Concrete atau yang umum
mencapai usia yang disyaratkan maka komponen
disingkat dengan istilah SCC adalah beton segar
tersebut dapat dikirim ke lokasi proyek untuk
yang sangat plastis dan mudah mengalir karena
dilakukan proses selanjutnya yaitu pemasangan
berat sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang
(installation) (Supriyadi, Setyo, 2011).
dikarenakan beton tersebut memiliki sifat-sifat
Dengan demikian sistem pracetak ini akan berbeda
untuk memadatkan sendiri, tanpa adanya bantuan
dengan konstruksi cor di tempat (cast in site)
alat penggetar untuk pemadatan. Beton SCC yang
terutama pada aspek perencanaan karena
baik harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi,
tergantung atau ditentukan oleh metoda
tidak terjadi blocking, dan tidak bleeding
pelaksanaan konstruksinya. Keuntungan dari
(Risdianto, 2010).
pembangunan jembatan beton pracetak :
1. Biaya awal yang rendah (Low Initial Cost)
Dengan beton SCC, struktur beton repair menjadi
2. Mudah dalam perawatan beton (Less
lebih padat terutama pada daerah pembesian yang
Maintenance)
sangat rapat, dan waktu pelaksanaan pengecoran
3. Durabilitas dari beton sangat baik
juga lebih cepat.
4. Konstruksi beton cocok untuk segala cuaca
Kelebihan dari SCC diantaranya :
5. Proses konstruksinya lebih cepat
a. Sangat encer, bahkan dengan bahan aditif
Siklus Waktu (Cycle Time) Produksi tertentu bisa menahan slump tinggi dalam
jangka waktu lama (slump keeping
Pengukuran waktu terdiri dari 2 jenis, yaitu admixture).
pengukuran waktu langsung dan pengukuran b. Tidak memerlukan pemadatan manual.
waktu tidak langsung. (Wignjoesoebroto,2000). c. Lebih homogen dan stabil. - Kuat tekan
Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan untuk beton bisa dibuat untuk mutu tinggi atau
membuat satu unit produk pada satu stasiun kerja sangat tinggi.
(Purnomo, 2003). Waktu yang diperlukan untuk d. Lebih kedap, porositas lebih kecil.
melaksanakan elemen-elemen kerja pada e. Susut lebih rendah.
umumnya akan sedikit berbeda dari siklus ke f. Dalam jangka panjang struktur lebih awet
siklus lainnya, sekalipun operator bekerja pada (durable).
kecepatan normal atau uniform, tiap-tiap elemen g. Tampilan permukaan beton lebih baik dan
dalam siklus yang berbeda tidak selalu akan bisa halus karena agregatnya biasanya berukuran
diselesaikan dalam waktu yang persis sama. kecil sehingga nilai estetis bangunan
Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan untuk menjadi lebih tinggi.
membuat satu unit produk pada satu stasiun kerja h. Karena tidak menggunakan penggetaran
(Purnomo, 2003). Siklus waktu produksi (cycle manual, lebih rendah polusi suara saat
time) merupakan proses yang dilakukan selama pelaksanaan pengecoran.
produksi terhitung dari beton di tuang ke dalam
19
Anjas Handayani, Fahmi / Siklus Produksi (Cycle Time) Beton Pracetak dengan … / Pp. 18-24

i. Tenaga kerja yang dibutuhkan juga lebih paket program SPSS (Statistical Product and
sedikit karena beton dapat mengalir dengan Service Solutions) versi 17. Berikut diagram
sendirinya sehingga dapat menghemat biaya Alir pengerjaan analisis statistik pada
sekitar 50 % dari upah buruh penelitian ini dengan bantuan program SPSS
17
SCC cocok untuk struktur-struktur yang sangat
sulit untuk dilakukan pemadatan manual misalnya
karena tulangan yang sangat rapat ataupun karena
bentuk bekisting tidak memungkinkan, sehingga
dikhawatirkan akan terjadi keropos apabila
dipadatkan secara manual. Selain itu bisa juga
diaplikasikan untuk lantai, dinding, tunnel, beton
precast dan lain-lain. Mulai

METODE PENELITIAN Input Data


Data yang digunakan pada penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer
bersumber dari hasil pengumpulan kuesioner, Analisis Korelasi
sedangkan data sekunder bersumber dari Output : Korelasi Variabel X dan Y ( > 0.4)
penelitian yang relevan dan informasi dari
internet. Analisis Faktor
Output : Komponen Faktor yang dibentuk oleh
Setelah dilakukan pengumpulan data, maka data variabel-varibel bebas
yang diperoleh di input dan di proses
menggunakan bantuan software Statical Program
for Social Science (SPSS) yaitu analisis korelasi, Analisis Variabel Penentu
analisis faktor dan analisis regresi. Hasil Metode : Analisis Regresi dengan metode
pengolahan data faktor dan variabel dominan, Stepwise
dalam pemilihan penggunaan alat dan metode Output : Variabel-varibel Penentu
kerja yang sesuai.
Analisis Regresi
Adapun metodologi penelitian yang dipakai dalam Output : Model Regresi Linier
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis Data Siklus Waktu Produksi
Selesai
Proses analisis yang dilakukan dengan
mengamati proses produksi yang dilakukan
dilokasi pabrik produsen beton pracetak di Gambar 1. Diagram Alir statistic dengan Program
daerah Cikarang. Pengamatan di lakukan SPSS.
selama kurang lebih 1 (satu) minggu dengan
menggunakan instrument peralatan pengamatan
stopwatch dan Jam digital dan dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
pencatatan setiap aktifitas yang dilakukan pada
tahapan produksi. 1. Analisis Data Siklus Waktu Produksi.

2. Analisis Data Kuesioner Proses pekerjaan dapat dilihat dari diagram alir
siklus produksi pada segmental box girder
Kuesioner dilakukan dalam 2 tahap yaitu pracetak dibawah ini.
kuesioner pakar dan kuesioner terhadap
responden.
Menurut data penelitian yang berhasil
dikumpulkan kemudian akan dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik dengan bantuan

20
Anjas Handayani, Fahmi / Siklus Produksi (Cycle Time) Beton Pracetak dengan … / Pp. 18-24

Gambar 2. Diagram Alir Siklus Produksi


Segmental Box Girder.

Proses analisis dilakukan dengan melakukan trial


waktu produksi menggunakan tabel pencatatan
dan stop watch untuk pengetahui berapa waktu
yang diperlukan untuk masing – masing kegiatan
pekerjaan. Tabel Siklus waktu dibawah ini
merupakan hasil dengan menggunakan asumsi
pekerjaan segmen box girder (1 segmen).

21
Anjas Handayani, Fahmi / Siklus Produksi (Cycle Time) Beton Pracetak dengan … / Pp. 18-24

pracetak dan kuesioner yang kembali sebanyak 31


kuesioner.

Table 1 : Siklus Waktu Produksi Beton Pracetak


dengan Beton SCC
Hasil analisis didapatkan nilai kontribusi dari
variabel dominan yang muncul dalam proses
analisis. Nilai kontribusi yang didapatkan
sebagaimana pada tabel dibawah ini.

Table 2 : Kontribusi Nilai Variabel Terhadap Nilai


Efektifitas

Sedangkan hasil analisa regresi didapatkan 5


variabel bebas yang berpengaruh signifikan
terhadap variabel bebas yaitu X28 (pengujian
terhadap peralatan), X9 (kondisi batching plant),
X1 (jenis semen), X19 (produktifitas tenaga kerja)
dan X37 (bunga pinjaman Bank). Besar
konstribusi yang diberikan kedua variabel
tersebut terhadap keefektifan penggunaan
beton SCC pada beton pracetak sebesar 71,4%
dimana nilai ini didapatkan dari total besaran
nilai kontribuksi variabel (Nilai R2) terhadap
2. Analisis Data Kuesioner efektifitas penggunaan beton SCC pada
Pengumpulan dan analisis data pada tahap 1 material beton pracetak.
dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa orang
pakar untuk melakukan interview serta Table 3 : Hasil Persamaan Regresi (Y)
memberikan atau menyebarkan angket untuk
memastikan setiap variabel layak untuk dijadikan
bahan penelitian (dalam bentuk kuesioner kepada
pakar).
Variabel yang layak untuk dilakukan kuesioner
lanjutan untuk diberikan kepada calon responden
sebanyak 8 faktor yaitu material, peralatan,
sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja,
desain, kualitas, area produksi & stock yard, KESIMPULAN
keuangan & K3 yang didapat dari jurnal terkait.
Dari 8 faktor diatas didapatkan sebanyak 40 1. Proses analisis perhitungan siklus waktu
variabel untuk dilanjutkan kuesioner terhadap produksi beton pracetak menggunakan beton
responden. Kuesioner di sebar kepada 43 SCC menghasilan siklus produksi selama 23
responden yang berada di area produksi beton jam 30 menit untuk memproduksi 1 buah

22
Anjas Handayani, Fahmi / Siklus Produksi (Cycle Time) Beton Pracetak dengan … / Pp. 18-24

segmen box girder. Segmen ini akan hal 123 & hal 139. Jurnal Teknik Sipil Vol.
digunakan sebagai match cast produksi 5 No. 2 Oktober 2009. Fakultas Teknik
segmen berikutnya dengan siklus produksi Universitas Kristen Maranatha Bandung.
yang sama.
Mulyadin, I. (2012). Analisis Penggunaan
Admixture Berbahan Dasar Naphthalene
2. Faktor yang muncul pada penelitian ini ada 5
Terhadap Penggunaan Pasir Putih dan
faktor yaitu kualitas, peralatan, material,
Pasir Hitam di Tinjau Dari Setting Time.
sumber daya manusia dan keuangan.
Jurnal Konstruksia Vol. 4
Sedangkan variabel dominan yang muncul
adalah sebagai berikut : Mansyur (2010). Manajemen Pembiayaan Proyek.
Penerbit LaksBang Pressindo, Yogyakarta.
X28. Pengujian terhadap peralatan, X9
Kondisi batching plant, X1 jenis semen, X19 Precast, Prestressed Concrete Bridges- The High
produktivitas tenaga kerja dan X37 bunga Performance Solution, (1997). Penerbit
pinjaman bank. Precast/Prestressed Concrete Institute.
. Risdianto, Y. (2010). Penerapan Self
DAFTAR PUSTAKA Compacting Concrete (SCC) Pada Beton
Mutu Normal. Jurnal Teknik WAKTU
Dardak, A Hermanto, (2013). Seminar of vol 8
Application of Advanced Technology of
Precast Concrete in Construction, Jakarta. Rohleder Jr, W Jay,(2004). Segmental Bridge
Technology-Established and Evolving,
Ervianto, Wulfram I., (2005). Manajemen Proyek Bridge Engineering Program, The
Konstruksi. Penerbit Andi, Yogyakarta. Department of Civil, Structural and
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Enviromental Engineering, hal 19-22 & hal
Multivariate Dengan Program SPSS. 82-86. The State University of New York.
Cetakan Keempat. Semarang: Badan Rosignoli, Marco. (2010). Self-Launching
Penerbit Universitas Diponegoro Erection Machines for Precast Concret
Grigg, Neil S, (1988). Infrastructure Engineering Bridges, hal 39-40. PCI Journal. Precast
and Management hal 1-4, hal115-118 & hal Prestressed Concrete Institute.
151-155. Penerbit Penerbit John Wiley & Rostam, Steen, (2005). Design and Construction
Son, Inc. USA. of Segmental Concrete Bridges for Service
Hadi D S, Cahyawati, A N, Puspita A.D. (2017). Life of 100 to 150 Years. ASBI 2005
Perbaikan Jalur Produksi Beton PT. A Convention, hal 2 - 4. Washington DC
Berdasarkan analisis Overall Throughput USA.
Effevtivenees (OTE). Jurnal SAINTEK II Rotolone, Peter, (2008). Gateway Bridge
Handayani, Anjas. (2016). Selecting the Approaches – Match Casting of Box Girder,
Installation Equipment of Precast Concrete Queensland Roads Edition No. 6 September
Box Girder for Elevated Road Construction 2008, hal 8-10. Queensland Australia.
Project in Indonesia. International Sugiono, (2004), Statistik Untuk Penelitian,
Conference on Technology, Innovation and Cetakan keenam, Penerbit Alfabeta,
Society (ICTIS). Padang Sumatra Barat. Bandung
JHS, System PT (2012), Proses produksi Segmen Supriyadi, Bambang., Muntohar, Agus setyo.,
Box Girder Proyek Antasari – Blok M. (2007). Jembatan. Penerbit Beta Offset,
Jakarta Yogyakarta.
Zein, F H (2016). Analisis Sifat Mekanis
Liono, Sugito, (2009). Metode Konstruksi Precast Beton SCC Menggunakan Bahan
Segmental Balanced Cantilever (Studi Tambahan Superplasticizer Dengan
Kasus Jalan Layang Pasupati – Bandung),
23
Anjas Handayani, Fahmi / Siklus Produksi (Cycle Time) Beton Pracetak dengan … / Pp. 18-24

Pemanfaatan High Volume Fly Ash


Concrete. Universitas Muhammadiyah
Surakarta

24

Anda mungkin juga menyukai