Anda di halaman 1dari 21

TUGAS AKHIR

STRUKTUR BETON PRATEGANG DAN PRACETAK

Disusun Oleh :

Ammar Rais Alhakim Ibrahim (201710340311118)

6-E

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2022 / 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... i


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Pengertian Beton Pracetak .................................................................................................. 1
1.2 Keunggulan dan Kelemahan Beton Pracetak .................................................................... 2
1.3 Jenis-jenis Elemen Beton Pracetak ..................................................................................... 4
BAB II PELAKSANAAN TEKNOLOGI PRACETAK .................................................................... 7
2.1 Metode Produksi Beton Pracetak ........................................................................................ 7
2.1.2 Metode Pabrikasi ....................................................................................................... 8
2.1.2 Pemilihan Metode Pabrikasi ..................................................................................... 9
2.1.3 Cetakan (Moulding) ................................................................................................. 10
2.1.4 Kondisi Lapangan .................................................................................................... 11
2.2 Metode Transportasi........................................................................................................... 12
2.3 Metode Erection .................................................................................................................. 13
2.3.1 Metode Vertikal ........................................................................................................ 14
2.3.2 Metode Horizontal ................................................................................................... 14
BAB III SISTEM STRUKTUR PRACETAK .................................................................................. 15
3.1 Tipe Sistem Struktur Bangunan Beton Pracetak............................................................. 15
3.2 Sistem Sambungan.............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 18

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Beton Pracetak ...................................................................................................... 2


Gambar 1. 2 Metode Pabrikasi Beton Pracetak ......................................................................... 7
Gambar 1. 3 Sistem Transportasi Pengiriman Beton Pracetak ................................................ 12
Gambar 1. 4 Sistem Sambungan Beton Pracetak..................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Beton Pracetak
Beton merupakan sebuah material yang menggunakan bahan balu semen, pasir, abu
batu, kerikil dan air. Semua bahan tersebut diaduk hingga menjadi adonan yang siap dtuang
pada cetakan (bekisting). Sedangkan pengertian beton pracetak adalah salah satu jenis
beton yang proses pembuatannya adalah dengan cara dicetak di sebuah pabrik menjadi
panel-panel yang nantinya akan dirakit.

Pengertian dari Beton Pracetak atau pula disebut beton pracetak ialah bahan beton yg
sudah didesain di pabrik menggunakan bentuk sinkron cetakan, kemudian beton yg dicetak
tadi akan diangkut dan dipasang ke kawasan lokasi konstruksi bangunan.Beton pracetak
adalah produk konstruksi yang dihasilkan sang pengecoran beton pada cetakan yang bisa
dipergunakan kembali. kebalikannya, beton standar/biasa dicor serta dicuring pada
lapangan.
Menurut SNI 03-2847-2002, beton pracetak merupakan pencampuran semen portland
atau semen hidrolik lain, agregat halus (ukuran < 5 mm), agregat kasar (ukuran 5 mm – 40
mm), dan air serta ditambah dengan bahan tambahan yang dapat membentuk masa padat.
Proses produksi beton precast dilakukan pada permukaan tanah, yang membantu pada
tingkat keselamatan kerja proyek holistik. ada kontrol yang lebih ketat di kualitas bahan
dan pengerjaan di pabrik pracetak daripada di lokasi konstruksi. Secara finansial, cetakan-
cetakan yang digunakan di pabrik pracetak bisa digunakan kembali ratusan hingga ribuan
kali sebelum mereka harus diganti, yang memungkinkan porto bekisting per unit lebih
rendah daripada buat produksi pribadi di lapangan proyek.
Beton precast merupakan beton siap pakai yang sangat cocok digunakan dalam
konstruksi besar atau skala banyak yang membutuhkan bentuk beton yang sama dengan
jumlah banyak, namun kurang cocok digunakan untuk proyek kecil yang lokasinya sulit.
Konstruksi beton precast sangat baik diterapkan pada bangunan besar seperti jembatan,
jalan tol, bangunan highrisk, hotel atau perumahan dengan jumlah banyak namun dengan
bentuk yang seragam.

1
1.2 Keunggulan dan Kelemahan Beton Pracetak

Gambar 1. 1 Beton Pracetak

Meskipun penggunaannya jauh lebih baru dibandingkan dengan beton konvensional,


beton pracetak memiliki berbagai keunggulan yang patut diacungi jempol. Berikut adalah
beberapa keunggulan yang menjadikannya sebagai pilihan dalam proses konstruksi:

1. Lebih hemat waktu dalam proses pengerjaan konstruksi karena sudah dibuat secara
terpisah.
2. Kualitas beton precast yang lebih baik dan terjamin dengan mutu yang sesuai standar.
3. Praktis dan efisien dalam penggunaannya, dimana beton ini hanya tinggal dipasang
pada bagian yang dibutuhkan.
4. Ramah lingkungan dan tidak menimbulkan limbah pada lokasi konstruksi.

Selain poin-poin diatas, ada beberapa kelebihan lagi yang dimiliki oleh beton pracetak
diantaranya :

1. Hemat waktu dan efisien

Karena beton pracetak dibuat secara keseluruhan di pabrik, proses pembangunan dan
konstruksi akan jauh lebih cepat dibanding dengan menggunakan beton konvensional.
Beton pracetak bisa langsung dipasang di bagian yang dibutuhkan, tidak seperti beton
konvensional yang harus dibuat dari awal.

2
2. Berkualitas dan bermutu baik

Beton pracetak dibuat mengikuti standar tertentu dan dijaga kualitasnya agar
menghasilkan mutu beton yang baik. Beton pracetak juga dirawat dengan metode yang
memenuhi standar hingga mencapai umur perawatan atau umur rencana, yang
menunjukkan bahwa beton sudah siap digunakan. Selain itu, produksi beton tidak
terpengaruh cuaca karena dilakukan dalam pabrik sehingga tidak mengganggu proses
pembuatan dan merusak kualitas beton. Kualitas serta mutu beton dari beton pracetak
juga lebih terjaga, karena telah melalui serangkaian proses Quality Control dalam
pabrik.

3. Ramah lingkungan

Pada penggunaan beton konvensional yang dibuat dan dicor langsung pada tempat
kontruksi, akan ada limbah dari sisa-sisa pengerjaan yang dapat merusak lingkungan
sekitar. Hal itu tidak akan terjadi jika menggunakan beton pracetak karena dibuat di
tempat yang terpisah dan khusus. Menggunakan beton pracetak hanya tinggal dipasang
pada tempat konstruksi, sehingga lebih ramah lingkungan.

4. Mengurangi biaya tenaga kerja

Menggunakan beton precast dalam proses konstruksi tentu akan lebih mengurangi
jumlah tenaga kerja yang digunakan, karena tinggal memasang beton di lokasi tersebut.
Sedangkan jika menggunakan beton konvensional, akan butuh lebih banyak tenaga
dalam membuat dan mengecor di lokasi konstruksi.

Meskipun memiliki banyak kelebihan yang dapat dinikmati saat menggunakan beton
cetak, tentu saja ada kekurangan juga yang perlu dipertimbangkan seperti:

1. Biaya Transporasi Lebih Tinggi

Muncul pos biaya tambahan untuk transportasi yang lebih mahal dibandingkan dengan
proses beton cor konvensional.

2. Tambahan Masalah Teknis dan Biaya di Lapangan

Biasanya muncul masalah teknis pada saat pemasangan bagian-bagian beton pra-cetak
dan saat pemasangan sambungan tiap bagian. Masalah teknis ini juga dibarengi dengan
tambahan biaya.

3
3. Perlu Alat Pengangkat Berat

Untuk mendirikan dan memasang tiap bagian beton pra-cetak ini diperlukan peralatan
pengangkat seperti katrol ataupun crane, karena bagian-bagian beton pra-cetak ini
cukup berat.

4. Membutuhkan tempat pembuatan dan perawatan


Dalam pembuatan beton precast, dibutuhkan tempat yang luas untuk dalam proses
produksi hingga perawatan beton tersebut. Berbeda dengan menggunakan beton
konvensional yang tidak perlu lokasi khusus untuk pembuatan, karena dapat dibuat
langsung di lokasi konstruksi. Beton precast membutuhkan tempat terpisah yang
memenuhi standar tertentu agar dapat menghasilkan kualitas beton yang baik dan
bermutu tinggi.

1.3 Jenis-jenis Elemen Beton Pracetak


Secara garis besar, terdapat dua jenis beton pracetak yaitu pracetak kering dan pracetak
basah yang memiliki kekhususan masing-masing. Berikut adalah beberapa perbedaan dari
pracetak kering dan pracetak basah:

1. Fungsi
Perbedaan pertama yang cukup mendasar dari beton precast adalah fungsi dari
masing-masing beton tersebut, yang berbeda satu sama lain. Pracetak kering berfungsi
untuk membantu proses pemadatan agar lebih efisien dalam waktu pemadatan dan
meningkatkan output yang dihasilkan. Sedangkan pracetak basah berfungsi untuk
pengurangan air dalam jumlah besar, sehingga beton yang dihasilkan memiliki
kekuatan dan kinerja yang baik.

2. Sambungan
Hal yang membedakan selanjutnya adalah sambungan kedua beton tersebut,
dimana sambungan merupakan hal yang krusial dalam pemasangan beton pracetak.
Sambungan pracetak kering dilakukan dengan menggunakan komponen-komponen
seperti plat besi, yang kemudian dihubungkan menggunakan baut atau las. Sedangkan
sambungan pracetak basah dilakukan dengan cara mengecor di tempat atau grouting,
yang memanfaatkan kekuatan dari beton itu sendiri.

4
3. Penggunaan
Perbedaan pracetak kering dan pracetak basah yang terakhir dapat dilihat pada
penggunaan dari masing-masing beton pracetak tersebut. Pracetak kering biasanya
digunakan untuk produk beton yang menggunakan mesin percetakan instan, seperti
paving block, kanstin beton untuk trotoar, buis beton, dan lain sebagainya. Sedangkan
pracetak basah digunakan pada beton yang membutuhkan kekuatan awal dan kinerja
tinggi, serta memiliki kapasitas pengurangan air yang besar. Contoh penggunaan beton
precast basah adalah pada produk box culvert, pagar beton precast, dan saluran u-ditch
beton.

Berikut jenis-jenis beton pracetak :


1. Box Culvert
Box culvert adalah beton tulang pracetak berbentuk segi empat yang memiliki
spigot dan socketnya. Kegunaan spigot dan socketnya adalah untuk menjadikan box
culvert ini kedap terhadap masuknya air tanah dan tetap menyatu saat terjadi pergeseran
tanah. Box culvert ini umumnya digunakan untuk saluran drainase. Ukuran yang besar
bisa digunakan sebagai jembatan.
2. U-Ditch
U-ditch merupakan beton precast yang berfungsi sebagai saluran atau saluran
air yang dibuat dari beton. produk ini atau U-Ditch diberi tulangan dengan bentuk
penampang seperti U. Sama seperti saluran air lainnya, U-ditch juga bisa diberi
penutup.
3. Barrier
Barrier merupakan produk precast yang digunakan sebagai pembatas atau
pembagi jalur jalan (median).
4. Pipa Beton
Pipa beton adalah precast yang digunakan sebagai saluran air (gorong-gorong).
5. Sumur Resapan
Sumur Resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan
kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di
atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkan nya ke dalam tanah.
5
6. Mini Pile
Mini Pile salah satu precast yang berfungsi sebagai tiang pondasi suatu
bangunan. Proses pemasangannya dapat dilakukan dengan metode pancang atau
hidrolik.
7. Pagar Panel Beton
Pagar Panel Beton adalah beton precast yang terdiri dari lembaran panel dan
tiang kolom. Dalam pemasangan lembaran panel dapat dengan mudah disusun pada
tiang kolom. Pagar panel juga dapat dikombninasi dengan kawat duri.
8. L-Shape
L-Shape adalah produk precast berbentuk L yang digunakan untuk kepentingan
sebagai dinding penahan, produk ideal di mana kecepatan pemasangan diperlukan.

6
BAB II

PELAKSANAAN TEKNOLOGI PRACETAK


2.1 Metode Produksi Beton Pracetak

Gambar 1. 2 Metode Pabrikasi Beton Pracetak

Produksi mutlak merupakan peran pabrikator. Sepanjang tidak terdapat halangan yang
berkaitan dengan logistik, masalah yang ada biasanya berkaitan dengan hal-hal teknis,
sehingga dengan menyerahkan pekerjaan tersebut pada pabrikator yang profesional maka
hambatan teknis itu akan dapat diredam.

Hal penting dalam faktor produksi adalah penentuan prioritas, komponen yang akan
lebih dahulu dipabrikasi tentu harus disesuaikan dengan rencana kerja dan metode kerja
yang direncanakan. Untuk mencapai kesesuaian pemilihan komponen yang harus
diproduksi lebih dahulu maka dibutuhkan koordinasi antara pabrikator dengan instalator.

Area produksi harus tertata dengan baik, mulai dari tempat penumpukan material
dasar, proses pengecoran, proses rawatan beton serta penyimpanan komponen beton
pracetak. Konsekuensi dari unit ini (pabrikator) adalah harus menyediakan lahan kerja
yang cukup luas karena lahan penumpukan bahan dan komponen beton pracetak yang
diproduksi memiliki ukuran dan kuantitas yang besar.

Proses produksi beton pracetak tampak seperti Gambar di bawah. Hakikat dari
pabrikasi beton pracetak adalah:

1. Kebutuhan akan tenaga kerja relatif lebih sedikit.


2. Kecepatan proses produksi.
3. Perbaikan kualitas produk.

7
Dibandingkan dengan proses konstruksi tradisional, hal yang menonjol dalam produksi
beton pracetak adalah penggunaan mesin dalam pabrik untuk menghasilkan komponen
beton pracetak.

Selain membutuhkan tenaga kerja lebih sedikit, penggunaan mesin akan mengurangi
kesalahan yang diakibatkan oleh "faktor manusia" sehingga akan dihasilkan produk dengan
kualitas yang lebih seragam.

2.1.2 Metode Pabrikasi


Beberapa metode yang dapat digunakan dalam lingkungan pabrik guna
menghasilkan komponen beton pracetak adalah Stationary Production, Slip-form
Production, dan Flow line Production.

1. Stationary Production

Metode produksi di mana proses pabrikasinya dilakukan pada cetakan yang


bersifat tetap (tidak dapat bergerak) sampai pekerjaan selesai. Cetakan yang
digunakan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mudah dibongkar.
Beberapa alternatif pemilihan rancangan cetakan adalah:

a. Rancangan cetakan sedemikian rupa sehingga pada bagian samping dapat


diputar ke bawah sehingga terlepas dari beton.
b. Rancangan cetakan dapat diangkat ke atas sehingga terlepas dari betonnya.
c. Dengan merusak cetakan (pasangan bata), cara ini biasanya digunakan untuk
memproduksi beton pracetak berupa dinding dan plat lantai untuk keperluan
rumah tinggal dengan berbagai ukuran yang tidak sama sehingga penggunaan
cetakan yang dapat digunakan berulang kali menjadi tidak efisien.

Pengaplikasian metode ini pada pabrikasi komponen yang dimensinya cukup


besar, seperti pembuatan komponen plat lantai. Pabrikasi Hollow Core Slab
(HCS) dengan sistem stationary production.

2. Slip-form Production

Metode pabrikasi dengan menggunakan cetakan yang dapat bergerak


sepanjang casting bed. Pelepasan cetakan tersebut dilakukan dengan
menggetarkan beton yang telah dipadatkan. Metode ini banyak dipakai untuk
memproduksi beton pracetak berupa plat.

8
3. Flow-line Production

Metode pabrikasi untuk memproduksi komponen dalam jumlah banyak


(massal), misalnya komponen atap, dengan harapan dapat mempersingkat
waktu produksi.

2.1.2 Pemilihan Metode Pabrikasi


Pemilihan metode pabrikasi tergantung dari beberapa faktor, yaitu:

1. Jumlah komponen yang akan diproduksi.


2. Dimensi dari komponen beton pracetak yang akan diproduksi.
3. Bentuk dari komponen beton pracetak, linierlflat (slab-type component).
4. Sistem yang akan digunakan (prestressed atau konvensional).
5. Komposisi produk dan material yang akan digunakan (lightweight concrete
component, multi layer slab).

Jumlah komponen yang harus diproduksi mempunyai korelasi dengan kemampuan


mesin. Untuk rangkaian kegiatan yang memproduksi dalam jumlah yang kecil, ±200
uni/tahun, metode yang tepat untuk digunakan adalah stationary production.

Jika produksi mencapai ±2000 unit/tahun dimungkinkan untuk menggunakan


metode slipforming production dan production.

Ukuran dari komponen yang akan diproduksi terbatas yang sesuai dengan
kemampuan dari mesin yang tersedia. Selain itu juga terdapat korelasi antara. cetakan,
crane, fasilitas transportasi dan ukuran dari komponen beton pracetak itu sendiri.

Kriteria dari ukuran ini adalah berapa besar biaya awal yang harus dikeluarkan
untuk pembuatan cetakan, berapa besar kapasitas mode transportasi yang tersedia dan
berapa besar kapasitas crane yang harus disediakan untuk mengangkat komponen yang
lebih besar.

Komponen beton pracetak dengan dimensi ukuran yang besar memang dapat
menekan penggunaan tenaga kerja serta waktu pemasangan dapat dicapai lebih cepat.
Pada sisi lain produk seperti ini membutuhkan biaya yang lebih besar untuk investasi
peralatannya, sehingga timbul pertanyaan seberapa ukuran komponen beton pracetak
sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding dengan biaya tambahan yang

9
dikeluarkan? Umumnya biaya yang harus dikeluarkan untuk kepentingan pemasangan
± 10% dari total cost.

Bentuk komponen beton pracetak merupakan bagian penting dalam penentuan


mekanisme proses produksi. Komponen balok dan kolom lebih mudah diproduksi
dengan metode stationary production, sedangkan untuk memproduksi jenis slab adalah
lebih cocok dengan metode slip form in pro duction.

2.1.3 Cetakan (Moulding)


Cetakan merupakan unsur yang sangat penting dalam mekanisme proses produksi
beton pracetak. Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan cetakan menyerap porsi yang
cukup besar dari total biaya yang diperlukan. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah
dimensi yang akurat guna menghasilkan komponen beton pracetak yang tepat.

Dimensi serta kualitas beton sangat tergantung dari cetakannya. Persyaratan yang
harus dipenuhi sebagai suatu cetakan beton pracetak adalah:

1. Mempunyai volume yang stabil, sehingga dapat dihasilkan dimensi beton pracetak
yang akurat.
2. Dapat digunakan berulang kali tanpa mengeluarkan biaya perawatan yang berarti.
3. Mudah dipindahkan dan rapat air sehingga tidak memungkinkan air agregat keluar
dari cetakan.
4. Mempunyai daya lekat yang rendah dengan beton dan mudah membersihkannya.
5. Dapat digunakan untuk memproduksi berbagai bentuk komponen beton pracetak
(fleksibel).

Material yang dapat digunakan untuk membuat cetakan beton pracetak dapat
berupa besi, kayu, atau plastik. Material dari besi merupakan bahan yang hampir
memenuhi persyaratan di atas namun dari segi biaya relatif mahal.

Cetakan dari besi cocok digunakan untuk memproduksi balok, kolom, plat, dan
dinding. Sedangkan cetakan kayu sesuai digunakan untuk memproduksi komponen
beton pracetak dalam jumlah yang kecil. Namun demikian terkadang penggunaan
cetakan kayu tidak lebih murah dibandingkan dengan penggunaan cetakan besi.

Daya lekat antara kayu dengan beton cukup besar sehingga diperlukan material
lain sebagai pelapis untuk menghambat daya lekat keduanya (biasanya digunakan

10
plastik). Keuntungan penggunaannya adalah mudah dikerjakan karena berat material
yang ringan.

Cetakan dari plastik dibuat dari bahan fiber glass yang mudah dimodifikasi serta
memiliki berat material yang ringan.

2.1.4 Kondisi Lapangan


Metode produksi yang digunakan adalah stationary production dan slipform
procluction. Metode stationary prodltction dapat digunakan untuk memproduksi
komponen balok precast ataupun pelat lantai, sedangkan slip-form production
digunakan untuk memproduksi komponen pelat lantai.

Kebutuhan jumlah material untuk memproduksi komponen struktur dengan


teknologi beton pracetak sama saja jika dibandingkan cqsi in'sittt. Dalam pabrikasi
dibutuhkan bahan tambah (additifl berupa sikament dengan takaran sesuai kebutuhan.

Untuk memenuhi kebutuhan bahanbahan tersebut, pihak pabrik menjalin


kerjasama dengan beberapa supplier dengan tujuan agar harga bahan tidak
dipermainkan oleh supllier.

Keterlambatan produksi tidak pernah disebabkan karena terlambatnya


pengiriman material oleh supplier, sehingga sistem yang diterapkan pabrik cukup baik.

Kebutuhan mesin produksi umumnya dipenuhi dengan cara memesan/ membeli


dari luar negeri. Jenis mesin yang dibutuhkan adalah: mesin cetak, mesin aduk, mesin
potong, mesin sftessing, mesin lifting, crane, forklift.

Tenaga kerja yang digunakan dalam lingkungan pabrik adalah tenaga kasar yang
dididik sehingga mampu mengoperasikan alat. Tenaga kasar ini digaji relatif lebih
rendah dibandingkan pekerja di lapangan.

Produktifitas pekerja di pabrik lebih konsisten, disebabkan oleh lingkungan kerja


yang lebih baik (tidak panas, tidak kehujanan). Risiko terjadinya kecelakaan kerja di
pabrik lebih kecil dibandingkan dengan kerja di lokasi proyek.

Produksi dapat dilaksanakan setiap saat, tidak terpengaruh cuaca, sehingga jadual
dapat ditepati sesuai dengan rencana. Dengan pelaksanaan produksi di pabrik
memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan secara seri. Kualitas produk yang
dihasilkan juga lebih seragam.

11
Hal ini disebabkan oleh terjadinya pengendalian kualitas yang baik. Berat sendiri
komponen beton pracetak tidak menimbulkan masalah bagi produsen, namun demikian
harus disesuaikan dengan kemampuan alat yang tersedia untuk transportasi dan
pemasangan (maksimum ± 2 ton/komponen).

2.2 Metode Transportasi


Sistem transportasi yang digunakan adalah jalur jalan raya. Alasan utama pemakaian
jalur ini adalah tersedianya jaringan jalan raya sampai ke lokasi proyek sehingga hambatan
yang timbul untuk mentransportasikan komponen relatif kecil.

Gambar 1. 3 Sistem Transportasi Pengiriman Beton Pracetak

No 1 Typical Two Point Support

No 2 Rocker System

No 3 Wall Panel Laid Flat

No 4 Sistem Transportasi Vertikal

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah kegiatan handling yang hanya terjadi pada
saat pemuatan dan pembongkaran ke dan dari mode transportasi darat. Untuk
mentransportasikan komponen beton pracetak ke lokasi proyek digunakan Jlatbed truck
dengan sistem typical two point support. Pelaksanaan pengangkutan dengan sistem ini
adalah dengan memberikan alas berupa potongan kayu di bawah pelat Hollow Core Slab
di 2 (dua) tempat.

Maksud pemberian alas ini adalah untuk menghindari terjadinya tegangan yang tidak
diinginkan yang diakibatkan oleh fleksibilitas truk pada saat pengangkutan ke lokasi
proyek. Dengan demikian komponen pelat pracetak harus didisain sedemikian rupa
sehingga hollow core slab dapat dengan aman diangkat pada 2 (dua) titik angkat.

12
Jarak yang masih layak antara lokasi pabrik dengan lokasi proyek berkisar + 200 km.
Sedangkan kuat rencana komponen beton pracetak agar layak ditransportasikan adalah
berkisar antara 50% - 75%o dari kuat rencana.

Pemilihan mode transportasi darat berupa truk disebabkan oleh faktor keleluasaan
bergerak ke segala arah dan tempat. Kapasitas angkut truk maksimum dalam satu kali
angkut adalah 20 ton.

Tidak digunakannya kereta api sebagai mode transportasi darat disebabkan oleh
terbatasnya jaringan jalan kereta api serta adanya kebutuhan peralatan angkat tambahan di
lokasi pemberhentian kereta api. Dengan kata lain untuk mentransportasikan komponen
beton pracetak dengan kereta api akan memerlukan tiga tahap.

Tahap satu, adalah mentransportasikan komponen beton pracetak dari lokasi pabrik
ke tempat pemberhentian kereta api. Tahap dua, transportasi dilakukan oleh kereta api
sampai tempat pemberhentian yang terdekat dengan lokasi proyek.

Tahap tiga adalah mentransportasikan dari tempat pemberhentian kereta api ke lokasi
proyek. Tahap-tahap transportasi ini memerlukan beberapa kali perpindahan mode
transportasi sehingga dibutuhkan biaya yang lebih besar. Dari segi waktu pun tentu
dibutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan trarsportasi darat dengan mode
transportasi truk.

Selain itu juga harus menganggarkan biaya untuk tenaga kerja handling berulang kali
pada setiap pemberhentian serta pengurusan izin pengangkutan di setiap pemberhentian.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa angkutan darat yang efisien untuk kegiatan
transportasi komponen beton pracetak adalah truk.

2.3 Metode Erection


Proses penyatuan komponen beton pracetak menjadi satu kesatuan bangunan yang utuh
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Sistem struktur bangunan.


2. Jenis alat sambung yang akan digunakan.
3. Kapasitas angkat crane yang tersedia.
4. Kondisi lapangan.

13
Metode yang dapat digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu metode vertikal (vertical
method) dan metode horizontal (horizontal method).

2.3.1 Metode Vertikal


Erection dengan metode vertikal adalah kegiatan penyatuan komponen beton
pracetak yang dilaksanakan pada arah vertikal struktur bangunan yang mempunyai
kolom menerus dari lantai dasar hingga lantai paling atas, yang dengan cara demikian
maka sambungan-sambungan pada lantai di atasnya harus dapat segera bekerja secara
efisien.

Pada bangunan yang mempunyai ketinggian tertentu, selama proses erection harus
ditambah/ditopang oleh struktur sementara (bracing) yang berfungsi untuk menahan
gaya-gaya yang timbul selama erection. Pemasangan bracing ini pada umumnya tidak
mengalami kesulitan. Namun demikian, hal ini membutuhkan waktu untuk
pelaksanaannya sehingga akan menambah siklus waktu erection.

Komponen beton pracetak yang berbentuk panel/dinding disebut tilt-up construction


Komponen ini dipasang dengan memiringkannya dan kemudian menegakkannya dengan
ditopang oleh steel support. Pemasangan komponen ini termasuk vertical method karena
sambungan sambungannya harus segera dapat berfungsi secara efektif.

2.3.2 Metode Horizontal


Penyatuan komponen beton pracetak dengan metode horizontal adalah proses
erection yang pelaksanaannya tiap satu lantai (arah horizontal bangunan). Metode ini
digunakan untuk struktur bangunan yang terdiri dari komponen kolom precast dengan
sambungan pada tempat-tempat tertentu.

Sambungan pada metode ini tidak harus segera dapat berfungsi sehingga tersedia
waktu yang cukup untuk pengerasan beton. Sambungan yang cocok untuk metode ini
adalah in-situ concrete joint.

14
BAB III

SISTEM STRUKTUR PRACETAK


3.1 Tipe Sistem Struktur Bangunan Beton Pracetak
Konstruksi beton pracetak adalah tipe konstruksi beton yang elemen-elemennya
dicetak bukan pada area sekitar pelaksanaan konstruksi dilakukan.
Beton pracetak dapat bekerja secara komposit dengan tulangan dan/atau tendon
pratekan. Sistem konstruksi pracetak dapat diterapkan hampir di seluruh metode
konvensional pelaksanaan konstruksi bangunan seperti perumahan, bangunan untuk
parkir, apartemen, perkantoran, bangunan industri, jembatan, maupun bangunan
gedung lainnya.
Ada beberapa jenis komponen beton pracetak untuk struktur bangunan gedung dan
konstruksi lainnya yang biasa dipergunakan, yaitu :
a. Tiang pancang.
b. Sheet pile dan dinding diapragma.
c. Half solid slab (precast plank), hollow core slab, single-T, double-T, tripleT,
channel slabs dan lain-lain.
d. Balok beton pracetak dan balok beton pratekan pracetak (PC I Girder).
e. Kolom beton pracetak satu lantai atau multi lantai.
f. Panel-panel dinding yang terdiri dari komponen yang solid, bagian dari single-
T atau double-T. Pada dinding tersebut dapat berfungsi sebagai pendukung
beban (shear wall) atau tidak mendukung beban.
g. Jenis komponen pracetak lainnya, seperti : tangga, balok parapet, panel-panel
penutup dan unit-unit beton pracetak lainnya sesuai keinginan atau imajinasi
dari insinyur sipil dan arsitek.

Secara umum sistem struktur komponen beton pracetak dapat digolongkan sebagai
berikut :

a. Sistem struktur komponen pracetak sebagian, dimana kekakuan sistem tidak terlalu
dipengaruhi oleh pemutusan komponenisasi, misalnya pracetak pelat, dinding di
mana pemutusan dilakukan tidak pada balok dan kolom/bukan pada titik kumpul.
b. Sistem pracetak penuh, diaman dalam sistem ini kolom dan balok serta pelat
dipracetak dan disambung, sehingga membentuk suatu bangunan yang monolit.

15
Pada dasarnya penerapan sistem pracetak penuh akan lebih mengoptimalkan
manfaat dari aspek fabrikasi pracetak dengan catatan bahwa segala aspek kekuatan
(strength), kekakuan,layanan (serviceability) dan ekonomi dimasukkan dalam proses
perencanaan

3.2 Sistem Sambungan

Gambar 1. 4 Sistem Sambungan Beton Pracetak

Salah satu perhatian khusus dalam sistem ini adalah memastikan bahwa sambungan
tiap elemen dapat bekerja dengan baik, sehingga struktur dapat bekerja secara sistemik
bukan per elemen. Adapun sambungan yang dapat digunakan adalah sambungan kering
dan sambungan basah.

Sambungan kering merupakan sistem pelat besi yang menghubungkan antar


elemen beton pracetak seperti balok-kolom, balok-balok dan balok-pelat. Sambungan
ini dapat berupa baut atau las bermutu tinggi. Desain dan analisa sambungan akan
dibuat sedemikian rupa sehingga elemen-elemen struktur dapat bekerja secara sistem
dan berespon terhadap gaya secara monolit.

Sementara sambungan basah adalah sistem yang mengatur tulangan besi sehingga
terdapat panjang penyaluran dari ujung beton. Selanjutnya, antar tulangan tersebut akan
dikaitkan menggunakan komponen mechanical joint, mechanical coupled, splice sleeve
atau panjang penyaluran yang didesain sesuai kebutuhan. Pada bagian tersebut
selanjutnya akan dicor di tempat.

Tipe connection ini dapat memaksimalkan kapasitasnya untuk mengurangi beban


tambah akibat faktor rangkak susut dan perubahan suhu. Sambungan tipe ini juga

16
memiliki respon yang lebih baik ketika ada gaya gempa yang bekerja pada bangunan
beton pracetak, karena sifat sambungan lebih menyatu dengan komponen-komponen
strukturnya.

Sambungan akan selalu menjadi komponen kritis dalam struktur beton pracetak.
Hal ini disebabkan area yang tidak monolit terjadi pada bagian tersebut. Riset dan
pengembangan sambungan yang bisa merespon gaya gravitasi dan gaya gempa
merupakan sebuah tantangan yang terus akan dihadapi oleh pelaku konstruksi.

17
DAFTAR PUSTAKA
https://sipil.uma.ac.id/pengertian-dari-beton-precast/

https://asiacon.co.id/blog/pengertian-beton-pracetak-fungsi-beton-precast

https://betonprecast.com/pengertian-beton-precast-adalah/

https://www.klopmart.com/article/detail/keunggulan-dan-kelemahan-beton-pracetak

https://arthamuliabeton.com/blog/mengenal-beton-precast/

https://www.situstekniksipil.com/2018/11/produksi-beton-pracetak-precast-concrete.html

https://www.situstekniksipil.com/2018/12/sistem-transportasi-pengiriman-beton.html

https://www.situstekniksipil.com/2018/12/erection-beton-pracetak-metode-vertikal.html

https://eticon.co.id/sistem-konstruksi-pracetak/

18

Anda mungkin juga menyukai