Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KUNJUNGAN STRUKTUR BAJA

DI WIKA BETON JAYA

Kelompok 1 :

1. Annisa Putri Munir (C1022110357)


2.

D-III TEKNOLOGI BANDAR UDARA ANGKATAN X ALPHA

POLITEKNIK PENERBANGAN MAKASSAR

2023/2024
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kunjungan lapangan mata pelajaran Struktur Baja merupakan program dilakukan oleh
taruna/i program studi D-III Teknologi Bandar Udara, yang biasanya dilaksanakan pada
semester 4. Program ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan kualitas taruna/i agar
berpikiran kritis & inovatif dalam pengembangan kepribadian.
Kunjungan industri taruna/i dilaksanakan pada tanggal 21-Juni-2021. Adapun industri yang
dituju ialah PT Wika Karya Beton yang berada di Kawasan Industri Makassar. Di industri
tersebut taruna/i diberi penjelasan tentang pabrikasi pembuatan beton dan melihat secara
langsung produk-produk beton yang dihasilkan oleh PT. Wijaya Karya Beton. Kunjungan
Industri (KI) ini diikuti oleh 24 taruna/i, dengan didampingi dosen pembimbing.
a. Gambaran umum PT Wijaya Karya Beton.

PT.Wijaya Karya adalah suatu badan usaha milik negara yang didirikan pada
tahun 1960 sebagai perusahaan yang bergerak dalam instalatir listrik. Pada tahun 1980-an
mengembangkan industry beton pracetak yang tumbuh dengan pesat dan kemudian
menjadi prosusen tiang listrik dan tiang pancang benton sentrifugal terbesar di indonesia
dengan pabrik-pabrik yang tersebar di sleuruh pelosok nusantara.
Industri PT. Wijaya Karya Beton adalah produsen tiang beton sentifugal yang
tersebar di indonesia, didukung oleh 7(tujuh) pabrik yang berlokasi dari sabang smapai
merauke.
b. Ruang Lingkup Bidang Usaha.
PT. Wijaya Karya Beton adalah perusahaan anak dari PT. Wijaya karya yang
bergerak di bidang prosuk beton pracetak yang terbesar di indonesia. PT. Wijaya Karya
Beton (Makassar) didalam menjalankan roda perusahaannya memproduksi jenis beton
sebagai berikut:
- PC Piles (TI). Yaitu produk beton yang berbentuk tiang pancang bulat yang di
gunakan untuk pondasi bangunan dan gedung bertingkat.
- PC Piles (TL), yaitu produk beton yang berbentuk tiang listrik yang digunakan
untuk menyangga kabel/kawat yang di aliri listrik dari pembangkit ke
konsumen.
- Bridgw Concrete Products (BR), yaitu produk beton untuk pondasi jembatan.

1.2 Tujuan
a. Taruna/i dapat melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan beton.
b. Taruna/i dapat mengetahui bagaimana contoh beton sesuai standard kerja.
c. Taruna/i diberi penjelasan tentang pabrikasi pembuatan beton dan melihat secara
langsung produk-produk beton yang dihasilkan PT.Wika beton baik sebelum produksi
maupun setelah produksi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Produksi


Dalam proses produksinya PT. Wijaya Karya Beton selalu memperhatikan mutu
produknya, pembuatan tiang pancang, tiang listrik, bantalan jalanan rel, jembatan dan Penahan
Tanah memerlukan pengawasan yang baik, mulai dari pengontrolan mutu bahan baku, bahan
tambahan, pengontrolan proses sampai pada pengontrolan setelah menjadi produk jadi.
Tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan nantinya akan memenuhi standar sesuai dengan
yang ditetapkan, sehingga konsumen merasa puas akan hasil tiang pancang dan lain-lainnya darri
keluaran pabrik tersebut.
Proses produksi dimulai dari:
- Proses persiapan tulangan persiapan cetakan beton.

- Persiapan percetakan beton.

- Pembuatan benda uji beton


- Perakitan tulangan
- Pengecoran adukan beton
- Penutupan cetakan
- Pembukaan cetakan
- Perawatan air dan penyelesaian akhir
2.2 Standart Mutu Bahan/Produk.
Produk bermutu dan memiliki pelayanan yang baik merupakan usaha perusahaan didalam
menjual produknya pada konsumen. Keberhasilan perusahaan sangat tergantung dari seberapa
jauh perusahaan dapat mengetahui, mengerti dan memahami permintaan pelanggan tersebut.
Pengawasan mutu dilakukan terhadap proses produksi yang ditujukan untuk menjaga konsistensi
dari mutu produk dengan melakukan pemeriksaan yang selektif terhadap mutu bahan baku yang
diterima. Dalam hal mutu tiang pancang dan tiang listrik telah menentukan spesifikasi teknis.
Oleh sebab itu PT Wika Beton menguji beberapa semple seperti pasir dan kerikil dari berbagai
daerah sehingga mendapatkan mutu produk sangat menentukan aspek pasar bagi produk itu
sendiri.

2.3 pabrikasi pembuatan beton


Adapun pengolahan beton meliputi beberapa tahapan, diantaranya :
1.Pencampuran atau pengadukan bahan-bahan beton
2.Pengangkutan atau pemindahan adukan beton
3.Penuangan adukan beton
4.Memadatkan adukan beton
5.Meratakan permukaan beton
6.Perawatan beton.
Dalam proses ini dibutuhkan alat-alat bantu agar setiap tahapan pekerjaan bisa berlangsung lebih
mudah dan cepat, contohnya adalah penambahan admixture. Selain itu, komposisi campuran
untuk pembuatan beton juga harus tepat untuk mendapatkan kekuatan yang diharapkan.
1.Pencampuran atau Pengadukan Bahan-bahan Beton
Dalam proses pencampuran beton ada tiga bahan utama yang digunakan; semen, agregat dan air.
Terdapat dua macam agregat yang umum dipakai yaitu kerikil (agregat kasar) dan pasir (agregat
halus). Selain ketiga bahan tersebut, ada kalanya bahan lain (admixtures) dapat ditambahkan
pada campuran beton untuk meningkatkan workability, durability, dan waktu pengerasan.
Adapun komposisi material adukan beton dalam setiap 1m3 telah diatur berdasarkan standar SNI
7394: 2008. Contohnya, beton mutu K 125 komposisi materialnya terdiri dari semen 276 kg,
pasir 828 kg, kerikil 1.012 kg, dan air 215 kg. Beton mutu K 125 adalah beton klas E yang
dipakai untuk konstruksi lantai dasar.
Dalam skala kecil, pengadukan bahan-bahan beton bisa dilakukan dengan mengandalkan tenaga
kerja yang ada. Namun untuk pengadukan dalam skala besar, tentunya dibutuhkan alat bantu.
Alat bantu ini membuat hasil adukan material beton lebih merata, sempurna, dan tentunya lebih
cepat. Alat pengaduk beton atau yang dikenal dengan istilah ‘molen’ ini ada yang berupa mesin
statis, semi mobile dan full mobile atau mixer truck.
2.Pengangkutan atau Pemindahan Adukan Beton
Bila material-material beton sudah diaduk rata hingga sempurna, tahapan selanjutnya adalah
mengangkut adukan beton tersebut ke tempat penuangannya. Proses ini harus dilakukan dengan
cepat sebelum semen bereaksi dengan air.
Untuk skala kecil, adukan beton bisa diangkut dengan menggunakan ember atau gerobak dorong.
Sedangkan untuk skala besar, adukan beton biasanya diangkut dengan menggunakan truk aduk
beton, pompa atau dengan menggunakan ban berjalan. Jika jarak antara lokasi pengadukan beton
dan menuangan cukup jauh, umumnya dipakai alat bantu berupa truk aduk beton. Sementara itu
bila tempat penuangan cukup tinggi, dapat digunakan pompa. Pada pembangunan gedung
bertingkat banyak, adukan beton biasanya dipindahkan dengan bantuan crane.
3.Penuangan Adukan Beton
Proses penuangan harus dilakukan dengan cepat sehingga adukan beton selalu dalam kondisi
plastis dan dapat mengalir dengan lancar sampai ke rongga antara tulangan. Penuangan ini mulai
dari sudut-sudut bekisting terendah. Adukan beton tak boleh dimasukkan ke bekisting dengan
jarak lebih dari 2 meter. Jika melebihi jarak maksimum, maka dapat mengakibatkan segregasi.
Gunakan tremi atau corong bila jarak melebihi tinggi maksimum.

Gambar penuangan beton


Bila saat penuangan dalam kondisi hujan yang deras, sebaiknya hindari menuangkan adukan
beton tanpa menggunakan penutup di bagian atasnya. Sebab air hujan yang masuk bisa membuat
kualitas beton menjadi menurun. Karena itu perlu disiapkan peneduh jika proses pengerjaan
beton berlangsung di musim hujan.
Jika proses penuangan beton sudah dimulai, maka proses ini tidak boleh berhenti hingga selesai
penuangan pada suatu penampang. Permukaan atas harus terisi penuh dan rata dengan campuran
beton untuk mendapatkan kualitas beton yang benar-benar kokoh.
4.Memadatkan Adukan Beton
Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan udara yang terjebak di dalam adukan beton. Jika
dibiarkan, udara yang terjebak tersebut akan menyebabkan beton menjadi keropos.
Pemadatan ini dilakukan segera setelah proses penuangan selesai dan adukan beton masih dalam
keadaan plastis. Pemadatan bisa dilakukan dengan menusuk-nusuk tuangan beton atau dengan
penggetaran. Saat ini sudah tersedia alat bantu yang secara khusus dirancang untuk mempercepat
proses pemadatan beton. Alat bantu yang disebut vibrator beton ini mampu menghasilkan
getaran ke seluruhan permukaan beton pada radius tertentu sehingga adukan beton benar-benar
padat tanpa ruang udara yang terjebak.

5.Meratakan Permukaan Beton


Secara sederhana, proses perataan permukaan beton bisa dilakukan dengan menggunakan cetok
dan juga papan perata. Sementara itu untuk meratakan permukaan lantai cor dengan cepat, dapat
digunakan alat bantu seperti power trowel.  Alat bantu ini berfungsi meratakan permukaan lantai
cor dalam kondisi kering 75%.
6.Perawatan Beton
Perawatan ini perlu dilakukan agar proses reaksi semen dan air berlangsung dengan baik.
Adapun perawatan yang dikerjakan adalah dengan menjaga supaya permukaan beton tetap
lembab hingga proses reaksi mencapai waktu yang ditentukan yakni kurang lebih 28 hari.

Gambar curing beton


Jika permukaan beton tidak dijaga kelembabannya, maka kandungan air pada campuran beton
akan keluar sehingga pada akhirnya kualitas beton menjadi menurun atau muncul retak-retak di
permukaannya. Kelembaban bisa dijaga dengan cara menyirami permukaan beton, menggenangi
permukaan beton, atau meletakkan karung basah di permukaan beton.
Jenis- Jenis Beton Precast
Terdapat banyak jenis beton precast yang terdapat pada wika beton, contohnya seperti
1. Concrete Tetrapod / A Jack
Concrete Tetrapod di dalam rekayasa pantai adalah sebuah struktur beton berkaki empat yang
berfungsi sebagai unit pelindung pada pemecah gelombang.
Concrete A Jack juga sebuah struktur beton berkaki enam yang berfungsi sebagai unit pelindung
pada pemecah gelombang.
Concrete Tetrapod/ A Jack bentuknya dirancang dan berfungsi untuk menyerap energy
gelombang dengan cara mengalirkan gelombang laut melalui sela-selanya dan bukan menahan
gelombang, dan juga mengurangi kemungkinan struktur amblas dengan menerapkan sebaran
acak Tetrapod/ A Jack agar saling mengunci.
2. Box Girder
Box Girder merupakan beton baja berbentuk kotak atau trapesium yang digunakan pada
konstruksi jembatan yang membentang panjang. Walaupun identik dengan kotak, nyatanya
bentuk trapesium sering dipilih lantaran lebih efisien dalam penggunaannya.
Selain jembatan layang yang lurus memanjang, Box Girder juga ideal untuk membangun
jembatan melengkung. Pasalnya, sanggup menahan torsi dengan sangat baik.
Box Girder umumnya memiliki bentuk yang sangat besar, tingginya antara 2 hingga 4 meter
dengan lebar yang mencapai 2 hingga 4 lajur. Ukuran pastinya bisa bervariasi karena
dipengaruhi oleh kebutuhan penggunaan sebagai jalur transportasi.
Pada jembatan, biasanya Box Girder terdiri dari balok baja, balok penyangga kabel dan balok
komposit.

Anda mungkin juga menyukai