Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 4 PARIAMAN


Mata Pelajaran : DDKBTPT
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Konstruksi dan Properti
Kompetensi Keahlian : Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Kelas / Semester : X / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020 / 2021
Alokasi Waktu : 2 x 7 JP ( Pertemuan 7 )

A. Kompetensi Inti
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan
menganalisis, dan menggunakan alat, informasi dan
mengevaluasi tentang prosedur kerja yang lazim dilakukan
pengetahuan faktual, serta memecahkan masalah sesuai
konseptual, operasional lanjut, dengan bidang kerja Desain Pemodelan
dan metakognitif sesuai dengan dan Informasi Bangunan.Menampilkan
bidang dan lingkup kerja Desain kinerja mandiri dengan mutu dan
Pemodelan dan Informasi kuantitas yang terukur sesuai dengan
Bangunan pada tingkat teknis, standar kompetensi kerja.Menunjukkan
spesifik, detil, dan kompleks, keterampilan mengajar, mengolah dan
berkenaan dengan ilmu menyajikan secara efektif, kreatif,
pengetahuan, teknologi, seni, produktif,kritis, mandiri, kolaboratif,
budaya, dan humaniora dalam komunikatif dan solutif dalam ranah
konteks pengembangan potensi abstrak terkait dengan pengembangan
diri sebagai bagian dari dari yang dipelajarinya disekolah, serta
keluarga, sekolah, dunia kerja, mampu melaksanakan tugas spesifik
warga masyarakat nasional, secara mandiri.
regional, dan internasional.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.6. Menerapkan prosedur 3.6.1 Menerangkan prosedur pekerjaan
pekerjaan konstruksi beton konstruksi beton
3.6.2 Menjelaskan prosedur pekerjaan konstruksi
beton

4.6. Melaksanakan pekerjaan 4.6.1 Melaksanakan


konstruksi beton pekerjaan konstruksi beton
4.5.1. Mendemonstrasikan pekerjaan konstruksi
beton

.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan Tanya jawab dan menggali informasi peserta didik dapat
mengetahui tata cara dalam pekerjaan konstruksi beton
2. Setelah mempelajari materi ini peserta didik ma mpu untuk melaksanakan praktek
pekerjaan konstruksi beton

D. Materi Pembelajaran

A. Prosedur membuat adukan beton

Salah satu proses penting dalam proyek pembangunan adalah proses


pengolahan beton. Proses ini harus dilakukan dengan benar supaya diperoleh hasil
yang benar-benar berkualitas. Pengolahan beton meliputi beberapa tahapan yakni
pencampuran atau pengadukan bahan-bahan beton, pengangkutan atau pemindahan
adukan beton, penuangan adukan beton, memadatkan adukan beton, meratakan
permukaan beton dan perawatan beton.

Tentu saja dalam proses ini dibutuhkan alat-alat bantu supaya setiap tahapan
pekerjaan bisa berlangsung lebih mudah dan cepat. Selain itu, komposisi campuran
untuk pembuatan beton juga harus tepat untuk mendapatkan kekuatan yang
diharapkan.

1. Pencampuran atau Pengadukan Bahan-bahan Beton

Pada dasarnya beton dibuat dengan mencampurkan tiga bahan utama yakni
semen, agregat dan air. Untuk agregat, terdapat dua macam agregat yang umum
dipakai yakni kerikil sebagai agregat kasar dan pasir sebagai agregat halus. Selain
ketiga bahan tersebut, ada kalanya dicampurkan pula zat aditif, contohnya saja zat aditf
untuk mewarnai beton, zat aditif agar beton tahan air, zat aditif agar beton cepat kering
dan zat-zat aditif sejenis lainnya.
Adapun komposisi material adukan beton dalam setiap 1m3 telah diatur
berdasarkan standar SNI 7394: 2008. Contohnya saja beton mutu K 125 komposisi
materialnya terdiri dari semen 276 kg, pasir 828 kg, kerikil 1.012 kg, dan air 215 kg.
Beton mutu K 125 adalah beton klas E yang dipakai untuk konstruksi lantai dasar.

Dalam jumlah kecil, pengadukan bahan-bahan beton bisa dilakukan dengan


mengandalkan tenaga kerja yang ada. Tetapi untuk pengadukan dalam jumlah besar,
tentunya dibutuhkan alat bantu. Alat bantu ini membuat hasil adukan material beton
lebih merata, sempurna, dan tentunya lebih cepat. Alat pengaduk beton atau yang
dikenal dengan istilah molen ini ada yang berupa mesin statis, semi mobile dan full
mobile atau mixer truck.

2. Pengangkutan atau Pemindahan Adukan Beton

Bila material-material beton sudah diaduk hingga rata sempurna, tahapan


selanjutnya adalah mengangkut adukan beton tersebut ke tempat penuangannya. Proses
ini harus dilakukan dengan cepat sebelum semen bereaksi dengan air.

Untuk skala kecil, adukan beton bisa diangkut dengan menggunakan ember
atau gerobak dorong. Sedangkan untuk skala besar, adukan beton biasanya diangkut
dengan menggunakan truk aduk beton, pompa atau dengan menggunakan ban berjalan.
Jika jarak antara lokasi pengadukan beton dan menuangan cukup jauh, umumnya
dipakai alat bantu berupa truk aduk beton. Sementara itu bila tempat penuangan cukup
tinggi, dapat digunakan pompa. Pada pembangunan gedung bertingkat banyak, adukan
beton biasanya dipindahkan dengan bantuan crane.

3. Penuangan Adukan Beton

Hasil beton yang baik diperoleh dari cara penuangan adukan beton yang benar.
Proses penuangan harus dilakukan dengan cepat sehingga adukan beton selalu dalam
kondisi plastis dan dapat mengalir dengan lancar sampai ke rongga antara tulangan.
Penuangan ini mulai dari sudut-sudut bekisting terendah. Adukan beton tak boleh
dimasukkan ke bekisting dengan jarak lebih dari 2 m. Jika melebihi jarak maksimum 2
m, maka dapat mengakibatkan segregasi. Gunakan tremi atau corong bila jarak
melebihi tinggi maksimum.
Bila saat penuangan dalam kondisi hujan yang deras, sebaiknya hindari
menuangkan adukan beton tanpa menggunakan penutup di bagian atasnya. Sebab
air hujan yang masuk bisa membuat kualitas beton menjadi menurun. Karena itu
perlu disiapkan peneduh jika proses pengerjaan beton berlangsung di musim hujan.

Jika proses penuangan beton sudah dimulai, maka proses ini tidak boleh
berhenti hingga selesai penuangan pada suatu penampang. Permukaan atas harus terisi
penuh dan rata dengan campuran beton untuk mendapatkan kualitas beton yang benar-
benar kokoh.

4. Memadatkan Adukan Beton

Tahapan berikutnya setelah penuangan adukan beton adalah memadatkan


adonan beton yang sudah dituang. Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan udara
yang terjebak di dalam adukan beton. Jika dibiarkan, udara yang terjebak tersebut akan
menyebabkan beton menjadi keropos.

Pemadatan ini dilakukan segera setelah proses penuangan selesai dilakukan dan
adukan beton masih dalam keadaan plastis. Pemadatan bisa dilakukan dengan
menusuk-nusuk tuangan beton atau dengan penggetaran. Saat ini sudah tersedia alat
bantu yang secara khusus dirancang untuk mempercepat proses pemadatan beton. Alat
bantu yang disebut vibrator beton atau concrete vibrator ini mampu menghasilkan
getaran ke seluruhan permukaan beton pada radius tertentu sehingga adukan beton
benar-benar padat tanpa ruang udara yang terjebak.

5. Meratakan Permukaan Beton

Jika proses pemadatan beton telah selesai dilakukan, pekerjaan dilanjutkan


dengan meratakan permukaan beton. Secara sederhana, proses perataan permukaan
beton bisa dilakukan dengan menggunakan cetok dan juga papan perata. Sementara
itu untuk meratakan permukaan lantai cor dengan cepat, dapat digunakan alat bantu
seperti power trowel. Alat bantu ini berfungsi meratakan permukaan lantai cor
dalam kondisi kering 75%.

6. Perawatan Beton
Inilah tahapan akhir dalam pengolahan beton yakni perawatan beton.
Perawatan ini perlu dilakukan agar proses reaksi semen dan air berlangsung dengan
baik. Adapun perawatan yang dikerjakan adalah dengan menjaga supaya permukaan
beton tetap lembab hingga proses reaksi mencapai waktu yang ditentukan yakni kurang
lebih 28 hari.

Jika permukaan beton tidak dijaga kelembabannya, maka kandungan air pada
campuran beton akan keluar sehingga pada akhirnya kualitas beton menjadi menurun
atau muncul retak-retak di permukaannya. Kelembaban bisa dijaga dengan cara
menyirami permukaan beton, menggenangi permukaan beton, atau meletakkan karung
basah di permukaan beton.

Nah, itulah tahapan-tahapan penting dalam pengolahan beton yang penting


untuk diperhatikan. Setiap tahapan harus dikerjakan dengan cermat supaya diperoleh
kualitas beton yang benar-benar kokoh dan kuat.

B. Pemadatan Beton Dengan Concrete Vibrator

Pemadatan cor beton adalah kegiatan menghilangkan udara yang terjebak


dalam cor-coran beton yang dapat mengakibatkan keropos beton dengan cara
pengetaran atau penusuk-nusukan cor-coran beton. Pemadatan dilakukan segera
setelah campuran beton dituang, dimana pada keadaan tersebut sifat beton masih
plastis. Selain untuk menghasilkan beton yang kuat dan tahan lama, pemadatan
beton juga akan memberikan hasil permukaan beton halus.

Pemadatan beton seharusnya dilakukan dengan mengunakan alat vibrator


beton (concrete vibrator). Dalam pelaksanaan Pemadatan atau penggetaran beton.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan
pemadatan/penggetaran beton cor.

CARA PEMADATAN COR BETON DENGAN VIBRATOR :

1. Masukan vibrator kedalam cor beton dengan cepat, akan tetapi angkat
vibrator setelah pemadatan dengan lambat
2. Ketika memasukan vibrator kedalam cor beton maka akan tampak radius
getaran. Radius getaran ini harus menyentuh seluruh areal permukaan beton
yang dicor sehingga masing-masing radius getaran saling menutup
menyelimuti seluruh permukaan beton yang dicor.
3. Kedalaman batang vibrator kira-kira harus menjangkau dasar cor beton,
akan tetapi jangan sampai menyentuh permukaan cetakan beton (begisting)

HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI PADA SAAT MENGGUNAKAN


BETON VIBRATOR :

1. Memadatkan beton tidak diperbolehkan dengan cara menyentuhkan batang


vibrator ke besi tulangan beton.
2. Ketika menggunakan vibrator hindari kontak batang vibrator dengan
begisting (cetakan beton) karena akan mengakibatkan beton yang sudah
mulai mengeras akan tergetar kembali sehingga dapat meninggalkan retakan
kecil.

LAMA WAKTU PEMADATAN MENGGUNAKAN BETON VIBRATOR :

1. Dengan keadaan beton yang tidak terlalu encer sebaiknya pemadatan beton
dilaksanakan 5 sampai dengan 15 detik dan pemadatan dengan vibrator
lebih lama jika adukan beton yang tuang lebih kental atau nilai slump
rendah.
2. Pemadatan dalam tempo yang terlalu singkat atau pemadatan dengan tempo
yang terlalu lama tidak diperbolehkan. Pemadatan dengan tempo yang
singkat bisa menyebabkan beton menjadi kropos sedangkan pemadatan
dengan tempo yang terlalu lama dapat menyebabkan segregasi.

C. Metode Pembelajaran
1.
2. Pendekatan : Scientific Learning
3. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajara Pembelajaran)
4. Metode : Pengamatan, Tanya Jawab, Ceramah, Diskusi
D. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran
1. Media
2. Laptop
3. Bahan Tayang (Slide Power Point, Gambar)
4. Whiteboard, spidol
5. Buku pembelajaran

E. Sumber Belajar
1. Buku dasar konstruksi bangunan oleh AMIN NURITA FAJAR
2. Internet

F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan: (20 menit)
Guru Siswa
 Melakukan pembukaan dengan salam  Pembacaan doa sesuai kepercayaan
pembuka dan berdoa untuk memulai masing-masing
pekerjaan.
 Memeriksa kehadiran siswa sebagai  Siswa mendengarkan guru dalam
sikap disiplin mengabsen siswa
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan  Siswa mendengarkan dan menjawab
dengan pengalaman peserta didik. pertanyaan yang diberikan guru

Kegiatan Inti : (260 menit)


Guru Siswa
Mengamati
 Menayangkan slide dengan presentasi  Memperhatikan tayangan slide yang
serta menjelaskan konsep penerapan ditampilkan guru
pekerjaan konstruksi beton  Memperhatikan dan mendengarkan
 Membuka wawasan peserta didik penyampaian materi oleh guru
dengan memberikan contoh yang  Siswa memberikan tanggapan
nyata. terhadap materi yang disampaikan
 Mengaitkan materi pembelajaran
dengan pengalaman peserta didik.
Menanya
 Memberikan kesempatan pada  Mengajukan pertanyaan tentang
peserta didik untuk mengidentifikasi konsep penerapan pekerjaan
sebanyak mungkin pertanyaan yang konstruksi beton
berkaitan dengan materi yang
diberikan.
Mengumpulkan informasi
 Membimbing peserta didik untuk  Mengumpulkan informasi melalui
mengumpulkan informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan lain
diskusi kelompok atau kegiatan lain guna menemukan solusi masalah yang
guna menemukan solusi masalah terkait dengan materi konsep
yang terkait dengan materi konsep penerapan pekerjaan konstruksi beton
penerapan pekerjaan konstruksi beton  Mengumpulkan informasi dari sumber
 Memberi kesempatan kepada peserta lain seperti buku ataupun bahan dari
didik untuk mencari sumber lainnya internet yang relevan
selain dari lembar informasi yang ada.
Mengasosiasikan
 Membimbing peserta didik umtuk  Menyampaikan pertanyaan terhadap
menguasai materi yang telah materi yang kurang dipahami.
diberikan.  Melalui diskusi kelompok , peserta
 Melemparkan beberapa pertanyaan didik menjawab beberapa pertanyaan
untuk mengecek penguasaan materi yang diberikan guru
yang diperoleh peserta didik.
Mengkomunikasikan
 Membimbing peserta didik dalam  Peserta didik menganalisa masukan,
menganalisa masukan dan tanggapan dari kelompok lain serta
memberikan tanggapan terkait dengan masukan dari guru
materi.  Peserta didik mengerjakan beberapa
 Mengevaluasi tentang materi konsep soal yang diberikan guru tentang
penerapan pekerjaan konstruksi beton materi konsep penerapan pekerjaan
konstruksi beton

Kegiatan Penutup: (20 menit)


 Memeriksa pekerjaan peserta didik  Membuat rangkuman atau kesimpulan
yang selesai. pelajaran tentang point-point penting
 Membimbing peserta didik dalam yang muncul dalam kegiatan
menyimpulkan materi. pembelajaran yang baru dilakukan.
 Menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya
 Pembacaan do’a sebelum mengakhiri
pelajaran

G. Rancangan Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
KD 3.6 Menerapkan prosedur pekerjaan beton

KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN

Mata Pelajaran : Dasar Konstruksi Bangunan


Kelas / Semester : X / Ganjil
Materi : Menerapkan prosedur pekerjaan beton
Alokasi Waktu : 30 menit
Bentuk soal : Essay
Jumlah soal : 4 soal
No. Jml
No Indikator Indikator Soal
Soal Soal
1. 3.6.1 Menerangkan 1. Melalui kegiatan Tanya 1,2,3, 4
prosedur jawab dan menggali 4
pekerjaan informasi peserta didik
konstruksi dapat menjelaskan
beton prosedur pekerjaan
konstruksi beton

Jumlah butir soal 4

Teknik Instrumen Pedoman


Penilaian Penskoran
Tertulis Soal:
1. Jelaskan prosedur membuat adukan beton… Jumlah Skor
(skor 25) = nilai
2. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum
melakukan pengecoran…
(skor 25)
3. Sebut dan jelaskan soal-soal dibawah ini…
a. Cara memadatkan beton dengan vibrator…?
b. Hal yang perlu diperhatikan dalam
memadatkan beton secara vibrator…?
c. Lama waktu pemadatan menggunakan
vibrator (skor 25)
4. Jelaskan cara perawatan beton yang sering
digunkan… (skor 25)

Jawaban:

Lisan Soal: Sebagai


1. Menurut anda faktor apa yang sering bahan
menyebabkan terjadinya keruntuhan dini pada pertimbangan
suatu bangunan ? berikan alasan yang tepat… untuk
2. Dari beberapa jenis sistem perawatan beton, pengolahan
menrut anda cara mana yang terbaik dari segi nilai
ketahanan untuk mutu perawatan beton… keaktivan
siswa

KD 4.6 Melaksanakan pekerjaan koonstruksi beton

KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN

Mata Pelajaran : Dasar Konstruksi Bangunan


Kelas / Semester : X / Ganjil
Materi : Menerapkan prosedur pekerjaan beton
Alokasi Waktu : 30 menit
Bentuk soal : Essay
Jumlah soal : 2 soal

No. Jml
No Indikator Indikator Soal
Soal Soal
1. 4.6.1 Melaksanakan 1. Melalui diskusi 1 1
pekerjaan kelompok peserta didik
konstruksi beton dapat mengumpulkan
data tentang
melaksanakan
pekerjaan konstruksi
beton

1
Jumlah butir soal 1

Teknik Instrumen Pedoman


Penilaian Penskoran
Tertulis Soal:
1. Buatlah kelompok dengan beranggotakan 4 Jumlah
orang, masing-masing kelompok dipersilahkan Skor = nilai
mencari serta mendefinisikan beberapa sistem
perawatan beton, simpulkan hasil temuan
tersebut untuk melihat cara yang paling tepat
untuk perawatan beton. Setelahnya
presentasikan hasil temuan tersebut.
2. komunikasikan dengan guru pembimbing
anda

E. Penilaian hasil pembelajaran


Penilaian Ranah Sikap & Instrumen dan Rubrik Penilaian

Rasa
NamaSisw Tanggung
Disiplin Ingin Santun Nilai
No a/ Jawab
Tahu Akhir
Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. A

2. B

n. C

Rubrik Penilaian
Peserta didik memperoleh skor:
4 = jika empat indikator terlihat
3 = jika tiga indikator terlihat
2 = jika dua indikator terlihat
1 = jika satu indikator terlihat

Indikator Penilaian Sikap:


Disiplin
1) Tertib mengikuti instruksi
2) Mengerjakan tugas tepat waktu
3) Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
4) Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif
Rasa Ingin Tahu
1) Mengamati hal-hal yang baru

2) Menanyakan imformasi yang baru


3) Membahas permasalahan yang ada
4) Mengkomunikasikan imformasi yang baru

Tanggung Jawab
1) Pelaksanaan tugas piket secara teratur
2) Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
3) Mengajukan usul pemecahan masalah
4) Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan

Santun
1) Berinteraksi dengan teman secara ramah
2)Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
3)Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
4)Berperilaku sopan
Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul)
dari keempat aspek sikap di atas.

Kategori nilai sikap:


Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1

1. Pembelajaran Remedial
 Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampaui KKM.
Remedial terdiri atas dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan
remedial karena belum mencapai Kompetensi Dasar.
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
Guru memberikan tugas bagi peserta didik yang belum mencapai KKM

2. Pengayaan
 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau Kompetensi Dasar.
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan
peserta didik.
 Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan
pengembangan lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai