(RPP)
A. Kompetensi Inti
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan
menganalisis, dan menggunakan alat, informasi dan
mengevaluasi tentang prosedur kerja yang lazim dilakukan
pengetahuan faktual, serta memecahkan masalah sesuai
konseptual, operasional lanjut, dengan bidang kerja Desain Pemodelan
dan metakognitif sesuai dengan dan Informasi Bangunan.Menampilkan
bidang dan lingkup kerja Desain kinerja mandiri dengan mutu dan
Pemodelan dan Informasi kuantitas yang terukur sesuai dengan
Bangunan pada tingkat teknis, standar kompetensi kerja.Menunjukkan
spesifik, detil, dan kompleks, keterampilan mengajar, mengolah dan
berkenaan dengan ilmu menyajikan secara efektif, kreatif,
pengetahuan, teknologi, seni, produktif,kritis, mandiri, kolaboratif,
budaya, dan humaniora dalam komunikatif dan solutif dalam ranah
konteks pengembangan potensi abstrak terkait dengan pengembangan
diri sebagai bagian dari dari yang dipelajarinya disekolah, serta
keluarga, sekolah, dunia kerja, mampu melaksanakan tugas spesifik
warga masyarakat nasional, secara mandiri.
regional, dan internasional.
.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan Tanya jawab dan menggali informasi peserta didik dapat
mengetahui tata cara dalam pekerjaan konstruksi beton
2. Setelah mempelajari materi ini peserta didik ma mpu untuk melaksanakan praktek
pekerjaan konstruksi beton
D. Materi Pembelajaran
Tentu saja dalam proses ini dibutuhkan alat-alat bantu supaya setiap tahapan
pekerjaan bisa berlangsung lebih mudah dan cepat. Selain itu, komposisi campuran
untuk pembuatan beton juga harus tepat untuk mendapatkan kekuatan yang
diharapkan.
Pada dasarnya beton dibuat dengan mencampurkan tiga bahan utama yakni
semen, agregat dan air. Untuk agregat, terdapat dua macam agregat yang umum
dipakai yakni kerikil sebagai agregat kasar dan pasir sebagai agregat halus. Selain
ketiga bahan tersebut, ada kalanya dicampurkan pula zat aditif, contohnya saja zat aditf
untuk mewarnai beton, zat aditif agar beton tahan air, zat aditif agar beton cepat kering
dan zat-zat aditif sejenis lainnya.
Adapun komposisi material adukan beton dalam setiap 1m3 telah diatur
berdasarkan standar SNI 7394: 2008. Contohnya saja beton mutu K 125 komposisi
materialnya terdiri dari semen 276 kg, pasir 828 kg, kerikil 1.012 kg, dan air 215 kg.
Beton mutu K 125 adalah beton klas E yang dipakai untuk konstruksi lantai dasar.
Untuk skala kecil, adukan beton bisa diangkut dengan menggunakan ember
atau gerobak dorong. Sedangkan untuk skala besar, adukan beton biasanya diangkut
dengan menggunakan truk aduk beton, pompa atau dengan menggunakan ban berjalan.
Jika jarak antara lokasi pengadukan beton dan menuangan cukup jauh, umumnya
dipakai alat bantu berupa truk aduk beton. Sementara itu bila tempat penuangan cukup
tinggi, dapat digunakan pompa. Pada pembangunan gedung bertingkat banyak, adukan
beton biasanya dipindahkan dengan bantuan crane.
Hasil beton yang baik diperoleh dari cara penuangan adukan beton yang benar.
Proses penuangan harus dilakukan dengan cepat sehingga adukan beton selalu dalam
kondisi plastis dan dapat mengalir dengan lancar sampai ke rongga antara tulangan.
Penuangan ini mulai dari sudut-sudut bekisting terendah. Adukan beton tak boleh
dimasukkan ke bekisting dengan jarak lebih dari 2 m. Jika melebihi jarak maksimum 2
m, maka dapat mengakibatkan segregasi. Gunakan tremi atau corong bila jarak
melebihi tinggi maksimum.
Bila saat penuangan dalam kondisi hujan yang deras, sebaiknya hindari
menuangkan adukan beton tanpa menggunakan penutup di bagian atasnya. Sebab
air hujan yang masuk bisa membuat kualitas beton menjadi menurun. Karena itu
perlu disiapkan peneduh jika proses pengerjaan beton berlangsung di musim hujan.
Jika proses penuangan beton sudah dimulai, maka proses ini tidak boleh
berhenti hingga selesai penuangan pada suatu penampang. Permukaan atas harus terisi
penuh dan rata dengan campuran beton untuk mendapatkan kualitas beton yang benar-
benar kokoh.
Pemadatan ini dilakukan segera setelah proses penuangan selesai dilakukan dan
adukan beton masih dalam keadaan plastis. Pemadatan bisa dilakukan dengan
menusuk-nusuk tuangan beton atau dengan penggetaran. Saat ini sudah tersedia alat
bantu yang secara khusus dirancang untuk mempercepat proses pemadatan beton. Alat
bantu yang disebut vibrator beton atau concrete vibrator ini mampu menghasilkan
getaran ke seluruhan permukaan beton pada radius tertentu sehingga adukan beton
benar-benar padat tanpa ruang udara yang terjebak.
6. Perawatan Beton
Inilah tahapan akhir dalam pengolahan beton yakni perawatan beton.
Perawatan ini perlu dilakukan agar proses reaksi semen dan air berlangsung dengan
baik. Adapun perawatan yang dikerjakan adalah dengan menjaga supaya permukaan
beton tetap lembab hingga proses reaksi mencapai waktu yang ditentukan yakni kurang
lebih 28 hari.
Jika permukaan beton tidak dijaga kelembabannya, maka kandungan air pada
campuran beton akan keluar sehingga pada akhirnya kualitas beton menjadi menurun
atau muncul retak-retak di permukaannya. Kelembaban bisa dijaga dengan cara
menyirami permukaan beton, menggenangi permukaan beton, atau meletakkan karung
basah di permukaan beton.
1. Masukan vibrator kedalam cor beton dengan cepat, akan tetapi angkat
vibrator setelah pemadatan dengan lambat
2. Ketika memasukan vibrator kedalam cor beton maka akan tampak radius
getaran. Radius getaran ini harus menyentuh seluruh areal permukaan beton
yang dicor sehingga masing-masing radius getaran saling menutup
menyelimuti seluruh permukaan beton yang dicor.
3. Kedalaman batang vibrator kira-kira harus menjangkau dasar cor beton,
akan tetapi jangan sampai menyentuh permukaan cetakan beton (begisting)
1. Dengan keadaan beton yang tidak terlalu encer sebaiknya pemadatan beton
dilaksanakan 5 sampai dengan 15 detik dan pemadatan dengan vibrator
lebih lama jika adukan beton yang tuang lebih kental atau nilai slump
rendah.
2. Pemadatan dalam tempo yang terlalu singkat atau pemadatan dengan tempo
yang terlalu lama tidak diperbolehkan. Pemadatan dengan tempo yang
singkat bisa menyebabkan beton menjadi kropos sedangkan pemadatan
dengan tempo yang terlalu lama dapat menyebabkan segregasi.
C. Metode Pembelajaran
1.
2. Pendekatan : Scientific Learning
3. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajara Pembelajaran)
4. Metode : Pengamatan, Tanya Jawab, Ceramah, Diskusi
D. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran
1. Media
2. Laptop
3. Bahan Tayang (Slide Power Point, Gambar)
4. Whiteboard, spidol
5. Buku pembelajaran
E. Sumber Belajar
1. Buku dasar konstruksi bangunan oleh AMIN NURITA FAJAR
2. Internet
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan: (20 menit)
Guru Siswa
Melakukan pembukaan dengan salam Pembacaan doa sesuai kepercayaan
pembuka dan berdoa untuk memulai masing-masing
pekerjaan.
Memeriksa kehadiran siswa sebagai Siswa mendengarkan guru dalam
sikap disiplin mengabsen siswa
Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan Siswa mendengarkan dan menjawab
dengan pengalaman peserta didik. pertanyaan yang diberikan guru
Jawaban:
No. Jml
No Indikator Indikator Soal
Soal Soal
1. 4.6.1 Melaksanakan 1. Melalui diskusi 1 1
pekerjaan kelompok peserta didik
konstruksi beton dapat mengumpulkan
data tentang
melaksanakan
pekerjaan konstruksi
beton
1
Jumlah butir soal 1
Rasa
NamaSisw Tanggung
Disiplin Ingin Santun Nilai
No a/ Jawab
Tahu Akhir
Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. A
2. B
n. C
Rubrik Penilaian
Peserta didik memperoleh skor:
4 = jika empat indikator terlihat
3 = jika tiga indikator terlihat
2 = jika dua indikator terlihat
1 = jika satu indikator terlihat
Tanggung Jawab
1) Pelaksanaan tugas piket secara teratur
2) Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
3) Mengajukan usul pemecahan masalah
4) Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan
Santun
1) Berinteraksi dengan teman secara ramah
2)Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
3)Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
4)Berperilaku sopan
Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul)
dari keempat aspek sikap di atas.
1. Pembelajaran Remedial
Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampaui KKM.
Remedial terdiri atas dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan
remedial karena belum mencapai Kompetensi Dasar.
Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
Guru memberikan tugas bagi peserta didik yang belum mencapai KKM
2. Pengayaan
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau Kompetensi Dasar.
Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan
peserta didik.
Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan
pengembangan lebih luas.