Anda di halaman 1dari 12

INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kecelakaan Kerja

Dosen Pengampu : Nur Ani, S.K.M., M.K.K.K

Disusun Oleh :

Ana Setiani Mutia (1851700037)

Aziz Abid Dede S (1851700055)

Dio Alga Kalpika (1851700028)

Jihan Ainun Fahmi (1851700062)

Luthfiansa Faradea M (1851700069)

Mega Lestari (1851700079)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja di
perusahaan. Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena faktor dari pekerja itu sendiri
dan lingkungan kerja yang dalam hal ini adalah dari pihak pengusaha. Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian
keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik,
daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan
kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang
tinggi. Kecelakaan kerja merupakan Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
berakibat cedera, gangguan kesehatan hingga kematian pada manusia, kerusakan properti,
gangguan terhadap pekerjaan (kelancaran proses produksi) atau pencemaran.
Tingginya kasus kecelakaan kerja menimbulkan pertanyaan bagaimana peran perusahaan
dalam menekan angka kecelakaan kerja tersebut. Perusahaan berkewajiban menjaga
keselamatan dan kesehatan setiap pekerja yang juga merupakan stakeholdernya. Apabila
banyak terjadi kecelakaan, akan banyak karyawan yang menderita, produksi menurun,
absensi meningkat, dan biaya untuk pengobatan akan semakin besar. Hal tersebut bisa
menimbulkan kerugian bagi karyawan dan perusahaan yang bersangkutan, karena
karyawan akan terpaksa berhenti bekerja karena cacat akibat kecelakaan dan perusahaan
akan kehilangan pekerjaannya (Hasibuan, (2011:188). Maka dari itu perlu adanya
investigasi kecelakaan kerja. Investigasi kecelakaan kerja merupakan salah satu upaya
untuk mengendalikan dan mencegah kerugian (termasuk proses produksi) yang timbul
akibat kecelakaan kerja. Investigasi kecelakaan kerja harus dilaksanakan oleh personel
atau team investigasi yang kompeten untuk melaksanakan tugas tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tujuan investigasi kecelakaan kerja ?
2. Bagaimana prinsip kecelakaan kerja ?
3. Bagaimana langkah-langkah investigasi kecelakaan kerja ?
4. Siapa yang melakukan investigasi kecelakaan kerja?
5. Bagaimana metode investigasi kecelakaan kerja ?
6. Bagaimana prosedur & form investigasi kecelakaan kerja ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan investigasi kecelakaan kerja
2. Untuk mengetahui prinsip investigasi kecelakaan kerja
3. Untuk mengetahui langkah-langkah investigasi kecelakaan kerja
4. Untuk mengetahui siapa yang melakukan investigasi kecelakaan kerja
5. Untuk mengetahui metode investigasi kecelakaan kerja
6. Untuk mengetahui prosedur & form investigasi kecelakaan kerja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan investigasi kecelakaan
1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan kejadian sebenarnya (apa, di mana, dan
kapan)
2. Mengidentifikasi penyebab langsung dan akar/ faktor penyebab kecelakaan
(mengapa)
3. Membantu manajemen untuk mengidentifikasi tindakan perbaikan yang efektif
dan praktis
4. Memperbaiki sistem manajemen K3
5. Mencegah kecelakaan kerja yang sama terulang kembali dan menciptakan
lingkungan kerja yang aman bagi pekerja.

B. Prinsip Dasar Investigasi Kecelakaan Kerja


Ketika insiden kecelakaan terjadi, yang pertama harus kita pahami adalah pelaporan
kecelakaan harus dilakukan secara runut. Mulai dari tingkat Manajer Gedung,
Manajer Pabrik, departemen HR (untuk follow up ke pihak BPJS Ketenagakerjaan).
Ingat, laporan ke BPJS harus dilakukan 2x24 jam sejak waktu kecelakaan terjadi, baik
itu kecelakaan kerja (KK) maupun Kecelakaan Lalu Lintas (KLL).

C. Langkah-Langkah Investigasi Kecelakaan Kerja


1. Isolasi area.Ini penting agar mesin dan barang bukti tidak berubah tempat, bentuk
dan masih sama dengan awal waktu kejadian.
2. Pengawas/supervisor area kerja. Penting untuk mengetahui siapa yang
bertanggung jawab terhadap lokasi kejadian. Sebab merekalah gerbang pertama
interview dilakukan. Mulai dari nama korban, kronologis, kondisi mesin, keadaan
korban (fisik, mental, psikologi), riwayat kerja karyawan hingga asistensi untuk
interview lanjutan terhadap saksi mata.
3. Saksi mata umumnya adalah rekan kerja terdekat saat kejadian. Mereka akan
defensif dengan banyak menjawab “saya tidak tahu saat kejadian”, ini wajar
karena mereka takut akan disalahkan. Perspektif ini memang belum matang
sepenuhnya, maka dari itu butuh pendampingan dari pengawas area kerja atau
seseorang yang mereka kenal.
4. Mencatat kondisi tempat kejadian. Mulai dari merk, jenis, dan tipe mesin yang
terlibat. Perlu juga diketahui umur penggunaan mesin tersebut. Apakah pengaman
(safe guarding) sudah sesuai standar atau belum. Apakah pengaman otomatis,
semua sensor berfungsi atau tidak. Apakah telah terjadi pelanggaran melewatkan
(bypass) fungsi dari pengaman-pengaman tersebut.
5. Cari penyebab kejadian. Dari kronologis yang sudah didapat serta kondisi mesin
dan lingkungan kerja, kita dengan mudah dapat menarik kesimpulan penyebab.
Apakah karena tindakan tidak aman (unsafe act) atau kondisi tidak aman (unsafe
condition). Untuk kedua hal ini semua orang K3 sudah pasti paham. Juga sudah
pernah saya bahas dalam artikel Mengenal Nearmiss, Unsafe Act dan Unsafe
Condition
6. Memberikan rekomendasi. Setelah investigasi dilakukan, hal pertama yang
diharapkan oleh pihak gedung biasanya adalah rekomendasi yang sifatnya
perintah. Misal men-stop laju produksi sementara atau hanya mesin tersebut. Serta
meminta pihak lain (spt mekanik atau tooling) untuk segera melakukan perbaikan
mesin. Rekomendasi seorang praktisi K3 didasarkan oleh standard safety yang
dipakai. Serta didasarkan oleh hasil yang didapat dari investigasi penyebab dan
kronologi kecelakaan
7. Pembuatan laporan. Biasanya akan ada banyak jenis laporan yang diperlukan.
Perusahaan/pabrik akan memberikan laporan sesuai dengan jenis kepentingannya,
tidak bisa satu laporan dengan format yang sama dikirimkan ke pihak-pihak yang
berbeda. Namun yang pasti laporan kecelakaan kerja harus mencakup semua poin
dari nomor 1–6

D. Siapa yang harus melakukan investigasi kecelakaan


Idealnya, investigasi kecelakaan harus dilakukan oleh individu atau kelompok yang
kompeten dan memiliki pengalaman atau pengetahuan tentang investigasi kecelakaan
agar akar penyebab kejadian dapat dianalisa secara tepat dan akurat. Seorang
penyelidik harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
• Memahami investigasi kecelakaan dengan model sebab akibat
• Memahami teknik investigasi
• Mengetahui persyaratan hukum atau organisasi terkait kecelakaan kerja
• Memiliki pengetahuan dasar tentang K3
• Mampu melakukan wawancara dan teknik pengumpulan data dan fakta secara
efektif
• Mengetahui persyaratan untuk dokumen, pengumpulan data, dokumentasi
terkait investigasi
• Mampu menganalisa data yang dikumpulkan untuk menentukan hasil temuan
dan tindakan perbaikan yang harus dilakukan.
Canadian Centre for Occupational Health and Safety (CCOHS) merekomendasikan
agar investigasi dilakukan secara bersama-sama, baik manajemen maupun perwakilan
dari tenaga kerja atau pihak-pihak yang relevan. Anggota tim investigasi kecelakaan
mencakup:
• Pekerja yang memiliki pengetahuan atau memahami tentang proses kerja
• Supervisor di area tempat terjadinya kecelakaan
• Safety officer
• Pimpinan departemen K3 perusahaan
• Pekerja yang kompeten dalam melakukan investigasi kecelakaan
• Para ahli di luar perusahaan (sesuai kebutuhan investigasi)
• Perwakilan dari pemerintah daerah atau polisi setempat.

E. Metode Investigasi Kecelakaan


Systematic Cause Analysis Technique (SCAT)
Systematic Cause Analysis Technique (SCAT) adalah sebuah alat atau metode yang
dikembangkan International Loss Control Institute (ILCI), yang digunakan untuk
menyelidiki dan mengevaluasi kecelakaan kerja dengan menggunakan bagan SCAT.
Tahapan metode SCAT meliputi:
1. Deskripsi atau gambaran suatu kejadian. Misalnya, keracunan gas, defisiensi
oksigen, terjepit mesin bergerak, atau jatuh dari ketinggian.
2. Faktor pemicu timbulnya kecelakaan atau berbagai hal yang menyebabkan
kecelakaan. Misalnya, pekerja (korban) kontak dengan gas beracun atau kontak
dengan peralatan bertenaga.
3. Penyebab langsung, terdiri dari perilaku tidak aman (unsafe action) dan kondisi
tidak aman (unsafe condition).

Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman

• Bekerja tanpa disertai izin kerja


• Tidak peduli pada peringatan
• Kegagalan untuk bekerja dengan
aman • Pengaman/ pembatas di area kerja
• Mengoperasikan peralatan melebihi tidak memadai
kecepatan yang ditentukan • APD tidak memadai/ tidak sesuai
• Tidak menggunakan perangkat dengan jenis pekerjaan
keselamatan • Peralatan rusak/ cacat
• Menggunakan peralatan yang rusak/ • Ruang kerja sempit/ terbatas
tidak layak • Tanda peringatan/ rambu K3 tidak
• Penggunaan peralatan tidak tepat memadai
• Menggunakan APD yang tidak layak/ • Bahaya kebakaran dan ledakan
tidak memakai APD • Tata graha (housekeeping) tidak
• Cara memuat material tidak tepat memadai
• Penempatan material/ alat bukan di • Paparan bahan kimia berbahaya dan
tempat semestinya beracun
• Teknik pengangkatan tidak tepat • Paparan kebisingan
• Posisi kerja tidak ergonomis • Paparan radiasi
• Mengoperasikan peralatan yang • Paparan suhu ekstrem
sedang diperbaiki/ dipelihara • Kurangnya pencahayaan dan ventilasi
• Di bawah pengaruh alkohol/ obat-
obatan terlarang
• Bercanda ketika kerja
4. Penyebab dasar, terdiri dari faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor
manajemen.

Faktor Individu Faktor Pekerjaan Faktor Manajemen


• Program K3 tidak
memadai/ tidak efektif
• Standar operasional
• Kurangnya
prosedur (SOP) tidak
pengawasan/
sesuai
kepemimpinan yang
• Kurangnya kepatuhan
• Kemampuan fisik dan lemah
terhadap standar
mental pekerja tidak • Rekayasa teknik tidak
• Kurangnya pelatihan
memadai memadai
• Tidak ada inspeksi dan
• Kurangnya • Peralatan kerja tidak
evaluasi
pengetahuan memadai
• Tidak ada audit
• Kurangnya • Perawatan peralatan
• Budaya keselamatan
keterampilan yang tidak memadai
yang apatis
• Stres akibat kerja • Prosedur bekerja aman
• Manajemen bersikap
• Kurangnya motivasi tidak memadai
acuh tak acuh
kerja • Peralatan yang rusak/
• Komunikasi K3 yang
aus tetap digunakan
buruk
• Penyalahgunaan
• Investigasi kecelakaan
peralatan
yang buruk dan
dangkal
• dll.

5. Tindakan perbaikan/ pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan


kecelakaan. Misalnya, menyediakan APD yang memadai, prosedur kerja
diperjelas, atau menyediakan peralatan kerja yang memadai.
Pada metode investigasi SCAT, setiap faktor penyebab kecelakaan dibuat
semacam daftar (sesuai tabel di atas) sebagai panduan untuk memudahkan
penyelidik dalam menemukan akar penyebab kecelakaan yang terjadi.

Keuntungan menggunakan metode SCAT:


• Metode yang tepat dan sederhana untuk memeriksa efektivitas investigasi
kecelakaan
• Sebuah sistem untuk menganalisis dan mengevaluasi penyebab kecelakaan
• Sebuah sistem untuk mengembangkan efektivitas pengendalian
kecelakaan
• Sebagai pengingat akan penyebab dan pengendalian terhadap kecelakaan.
F. PROSEDUR & FORM INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA
Lembar fakta ini secara singkat menguraikan langkah-langkah yang terlibat dalam
penyelidikan. Hal ini dimaksudkan untuk mempromosikan diskusi antara pekerja dan
supervisor, dan untuk membimbing siapa pun yang terlibat dengan menyelidiki
insiden.
Untuk secara efektif mencegah kerugian tempat kerja, terutama cedera pekerja,
supervisor harus menyelidiki semua insiden. (Untuk tujuan Cepat Fakta ini, “insiden”
didefinisikan sebagai: suatu kejadian yang tidak diinginkan yang tidak menimbulkan
kerugian bagi pekerja, kerusakan properti atau hilangnya proses.) Semua karyawan
harus menyadari proses penyelidikan sehingga mereka akan mampu memberikan
kontribusi informasi tentang insiden di tempat kerja mereka.

▪ Langkah 1: Ambil Tindakan Segera tindakan segera mungkin termasuk:


Mengambil tindakan segera untuk mencegah cedera atau kerusakan.
Menginformasikan pekerja dari bahaya diidentifikasi dan bagaimana
dikendalikan.
Mengamankan tempat kejadian sampai penyelidikan di TKP selesai.
Mengidentifikasi sumber informasi potensial (orang yang dapat diajak bicara,
bukti Anda dapat melihat atau mengumpulkan).

▪ Langkah 2: Kumpulkan Bukti


bukti Gathering membantu Anda untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang apa yang telah terjadi sehingga tindakan dapat diambil untuk
mencegah insiden serupa di masa mendatang. Saat mengumpulkan bukti-
bukti:
Mengidentifikasi peristiwa akhir insiden (bahaya).
Mengumpulkan data yang mengisi gambaran lengkap tentang apa yang terjadi
dari awal kejadian dan apa berkontribusi pada acara final. Pertanyaan pekerja
secara koperasi. Ini harus latihan pencarian fakta, jangan menyalahkan.
Pastikan bahwa bukti yang faktual tentang tindakan yang dilihat, didengar
atau dilakukan.
Ada dua cara untuk mengumpulkan bukti-bukti:
1). Carilah petunjuk dari lokasi kejadian. Sebagai contoh:
Mengambil gambar.
Membuat sketsa.
Ambil pengukuran.
Ambil contoh zat / cairan.
Catatan kondisi lingkungan (misalnya, rumah tangga, pencahayaan,
kebisingan, tanda-tanda dan / atau ruang kerja).
Kumpulkan benda asing atau pecahan-pecahan peralatan.
Periksa proses kerja tertulis dan prosedur.
2). Mengumpulkan informasi dari orang-orang (misalnya, pekerja terluka,
saksi dan / atau supervisor).
Tanyakan pertanyaan yang efektif yang merangsang lebih dari “ya” atau
“tidak” jawaban.
Obyektif, jangan mengajukan pertanyaan yang hanya mendukung kesimpulan
yang telah ditentukan.
Pastikan bahwa para pekerja akan ditanya apakah mereka punya ide tentang
bagaimana mengontrol atau menghilangkan bahaya tersebut.

▪ Langkah 3: Masukkan dalam Orde Bukti


Letakkan semua fakta bersama di urutan yang terjadi. Ini akan membantu
Anda mengembangkan sebuah gambaran mental dari apa yang terjadi.
Pastikan bahwa Anda memiliki cukup bukti (menghindari kesenjangan
informasi) dan bahwa bukti yang masuk akal – setiap peristiwa berinteraksi
dengan setidaknya satu peristiwa insiden lainnya.
▪ Langkah 4: Analisis Informasi Anda
Menganalisis temuan Anda dan mengidentifikasi mengapa insiden itu terjadi.
The “mengapa” masalah keselamatan yang harus sudah ada insiden terjadi.
Insiden umumnya terjadi karena kombinasi dari “gejala” dan “root” masalah
keamanan. > Gejala masalah keselamatan jelas. Mereka termasuk masalah
segera dikenali seperti tidak recapping jarum atau lantai basah dan licin.
Gejala masalah keamanan perlu dianalisis untuk mengetahui mengapa mereka
ada.
> Root masalah keamanan seringkali masalah manajemen. Hal ini dapat
membuat sangat sulit untuk menjadi objektif. Manajemen tanggung jawabnya
meliputi: kurangnya / miskin kebijakan, prosedur, pelatihan dan pengawasan,
pertanggungjawaban, dan kurangnya sumber daya yang memadai.

▪ Langkah 5: Kenalkan Tindakan Korektif


Melihat ke depan untuk melihat bagaimana risiko kejadian serupa dapat
dikurangi. Gunakan pengetahuan dan pengetahuan dan keahlian pekerja ketika
mengidentifikasi kemungkinan solusi. Berdasarkan informasi ini,
merekomendasikan perubahan yang sangat praktis, akan meningkatkan
kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, dan di mana setiap orang dapat
setuju.
rekomendasi Anda mungkin mengenai:
1). Kebijakan / prosedur revisi atau pengembangan
2). Pelatihan
3). peralatan perbaikan, pemeliharaan atau penggantian
4). Pengawasan
Pastikan rekomendasi Anda adalah:
1). Khusus untuk masalah keselamatan diidentifikasi – memperbaiki apa yang
tidak bekerja.
2). Efektif dan sehat – memperbaiki masalah yang ada tanpa membuat
masalah keselamatan baru.
3). Praktis – mereka akan bekerja dan tidak “pie di langit.”
4). Terjangkau – berada dalam sumber daya yang tersedia.
5). Kredibel – bisa dipercaya untuk bekerja.
6). Peringkat menurut prioritas. Jika tidak semua rekomendasi dapat dilakukan
sekaligus, mengidentifikasi mana yang paling penting.
7). Berdasarkan konsultasi. Pekerja keahlian dapat sangat membantu dalam
mencapai tujuan ini.

▪ Langkah 6: Tindak Lanjut atas Tindakan Korektif


Menindaklanjuti tindakan korektif Anda untuk menentukan apakah mereka
telah diimplementasikan dan, jika demikian, apakah mereka efektif. Informasi
ini akan membantu Anda saat melakukan tindakan korektif pada kejadian
investigasi berikutnya. Tanpa tindak lanjut, upaya penyelidikan mungkin sia-
sia.

▪ Langkah 7: Dokumentasikan Investigasi sebuah Laporan


Menulis laporan untuk menjelaskan apa yang terjadi, mengapa hal itu terjadi
dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah insiden serupa. Laporan anda
seharusnya:
Jadilah objektif.
Jadilah deskriptif (jelas negara urutan kejadian peristiwa – siapa, apa, kapan,
di mana dan bagaimana, sehingga pembaca yang tidak memiliki pengetahuan
tentang insiden itu akan dapat memahami apa yang terjadi).
Mengidentifikasi bahaya tersebut – mengapa peristiwa itu terjadi.
Sarankan tindakan korektif.
Jadwal menindaklanjuti tanggal.
Tinggalkan ruang untuk tindak lanjut komentar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Investigasi kecelakaan kerja merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan
dan mencegah kerugian (termasuk proses produksi) yang timbul akibat kecelakaan
kerja. Systematic Cause Analysis Technique (SCAT) adalah sebuah alat atau metode
yang dikembangkan International Loss Control Institute (ILCI), yang digunakan
untuk menyelidiki dan mengevaluasi kecelakaan kerja dengan menggunakan bagan
SCAT.

B. Saran

Dalam kecelakaan ini kesalahan tersebar merata dan sistemik. Tidak hanya
kondisi lingkungan tetapi pengawasan dan implementasi K3 terlihat kurang memadai.
Seharusnya pihak perusahaan harus memperhatikan dan membenahi pelaksanaan K3
dalam perusahaan. Mulai dari memenuhi syarat administrative, artinya menempatkan
orang yang tetap dan qualified dalam bidangnya. Kemudian perusahaan harus
memenuhi standar perlindungan terhadap kondisi kerja yang memang sudah diketahui
sebelumnya dengan cara mengidentifikasi secara akurat hazard dan melakukan upaya
yang tepat, sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja dan harus di lakukan
investigasi kecelakaan kerja secara baik dan tepat, agar dapat di ketahui apa penyebab
dari kecelakaan kerja tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.safetysign.co.id/ne ws/307/Memahami-Investigasi-Kecelakaan-
Metode-SCAT
https://okleqs.wordpress.com/2010/11/12/investigasi-kecelakaan-kerja/

Anda mungkin juga menyukai