Anda di halaman 1dari 16

A.

STRUKTUR DAN TEKSTUR SEDIMEN


1. Sedimen Klastik
a. Struktur

Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan
sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energy pembentuknya.
Studi struktur paling baik dilakukan dilapangan (Pettijohn, 1975). Berdasarkan asalnya,
struktur sedimen yang terbentuk dapat dibagi menjai tiga macam yaitu :
Struktur Sedimen Primer : Terbentuk karena proses sedimentasi, dapat merefleksikan
mekanisme pengendapannya, antara lain : perlapisan, gelembur-gelombang, perlapisan
silang-siur, konvolut, perlapisan bersusun, dll.

Struktur Sedimen Sekunder : Terbentuk setelah proses sedimentasi, sebelum atau setelah
diagenesa. Menunjukkan keadaan lingkungan pengendapannya, misal : cetak suling, cetak
beban, dll.

Struktur Sedimen Organik : Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme seperti
molusca, cacing, dan binatang lainnya, misal : kerangka, laminasi pertumbuhan, dll.

Contoh Struktur Batuan Sedimen Klastik :

- Masif : Batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam (Pittijohn & Potter, 1964) atau
ketebalan lebih dari 120 cm ( Mc.Keee & Weir, 1953)
- Graded Bedding (perlapisan pilihan) : Lapisan yang dicirikan oleh perubahan yang granual
dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan ke atas semakin halus disebut
normal grading. Sebaliknya apabila dari halus ke atas makin kasar disebut Inverse
grading.
- Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm
terbentuk bila pola pengendapannya dengan energi yang konstan (homogen).
- Cross Lamination : Secara umum dipakai untuk lapisan miring dengan ketebalan kurang
dari 5 cm, dengan fareset ketebalannya lebih dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi
tunggal yang terdiri dari urut-urutan sistematik, perlapisan dalam disebut fereset bedding
yang miring terhadap permukaan umum sedimentasi.
- Cross Bedding : Secara umum bentuk fisik dari cross bedding sama seperti bentuk fisik
cross lamination, yang membedakan hanyalah ketebalannya, yaitu lebih dari 5 cm untuk
cross bedding.
- Clastic Imbrication : Adalah suatu struktur sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen-
fragmen tabular yang overlaping dan menunjukkan arus ke atas pada daerah yang
berbatu-batu atau pada daerah yang miring. Kenampakan penjajaran material seperti
susunan genting, disebabkan pengulangan energi transportasi. Biasanya pada daerah
fluvial.
- Primary Current Kineation : Adalah struktur sedimentasi yang berbentuk gars pada di
dalam batuan yang terbentuk oleh arus utama, sering diterapkan pada batuan sedimen
yang biasanya menunjukkan pelusuran suatu garis tunggal dari kumpulan cangkang atau
fosil.
- Fosil Orientation : Adalah struktur sedimen yang menunjukkan orientasi tertentu dari
kumpulan fosil yang menunjukkan arah arus sedimentasi yang diakibatkan oleh
pengenangan yang energi transportasinya berkurang, sedangkan fosilnya sendiri
mempunyai bentuk-bentuk yang dapat berorientasi.
- Load Cast : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat tubuh sedimen yang mengalami
pembebanan oleh material sedimen lain di atasnya.
- Flute cast : Adalah struktur sedimen yang berupa celah dan terputus-putus serta
berbentuk kantong, dengan ukuran 2 10 cm, struktur ini terbentuk pada batua dasar
akibat pengaruh aliran turbulen dari air merupakan gerusan dari media transportasi yang
membawa material kemudian material-material tersebut mengisinya yang biasa berupa
pasir, atau scour yang telah terisi oleh lapisan pori di atasnya.
- Mud Cracks : Adalah struktur sedimen yang brupa retakan-retakan pada tubuh sedimen
bagian permukaan, biasanya pada tubuh campur yang berkembang sifat kohesinnya. Hal
ini akibat perubahan suhu (pengeringan) dan pengerutan.
- Tool Marks : Adalah material-material pasir yang terbawa arus mengerus permukaan
lumpur dan meninggalkan jejak menjadi tempat berkumpul material pasir tersebut dan
gerakan merupakan tonjolan lapsan pasir ke bawah.
- Rain Print : Adalah suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang terbentuk di atas lumpur
yang masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah lumpur itu kering diatasnya
terendapkan lapisan batu pasir atau silstone.
- Flame Structure : Adalah struktur sedimen yang berupa bentukan dari lumpur yang licin
dan memisahkan ke bawah membesar membentuk load cast dari pasir pada kontak
antara lempung dan pasir.
- Ball, Pillow, or Pseudonodule Structure : Adalah suatu bentukan akibat gaya beban
dari atas pada shate oleh batu pasir dimana shale tersebut belum dapat benar. Bila
bentukan tersebut masih menyambung disebut Pillow atau bantal dan bila sudah lepas
disebut Ball Structure.
- Convolute Bedding : Adalah structure devormasi dari suatu lapisan yang membentuk
perlapisan meliuk-liuk dengan ketebalan lapisan 2 25 cm.
- Channels : Adalah Struktur sedimen yg mempunyai ciri erosional yang kelal-kelok atau
bercabang dan merupakan bagian dari sistem transportasi terpadu akibat erosi
permukaan dari media transportasi yang mempunyai energi penggerusan cukup besar.
- Dish and Pillow Structure : Adalah struktur sedimen yang terbentuk oleh bantal dan
mangkok yang terbentuk oleh sedimen pasir yang belum terkonsolidasi telah tertimbun
sedimen lain di atasnya sehingga mengalami penekanan ke bawah.
- Low Relief Erosion Surface : Adalah struktur sedimen yang terbentuk relief rendah pada
permukaan tubuh sedimen akibat proses erosi.
- Hard Ground Mass : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat dari akumulasi
material sedimen yang khas di dalam tubuh sedimen lain yang relatif lebih lunak.

Struktur batuan sedimen yang penting adalah perlapisan. Struktur ini umum terdapat
pada batuan sedimen klastik yang terbentuknya disebabkan beberapa faktor, antara lain:
a. Adanya perbedaan warna mineral.
b. Adanya perbedaan ukuran butir.
c. Adanya perbedaan komposisi mineral.
d. Adanya perbedaan macam batuan.
e. Adanya perbedaan struktur sedimen.
f. Adanya perbedaan perubahan kekompakan.

Table Pembagian lapisan menurut ketebalannya ( Mc. Kee & Weir, 1953 )

Nama Lapisan Sedimen Ketebalan ( cm )


Lapisan sangat tebal > 120

Lapisan tebal 60 120

Lapisan tipis 5 60

Lapisan sangat tipis 15

Laminasi 0,2 1

Laminasi tipis < 0,2

b. Tekstur
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk
butir serta susunannya (Pittijohn, 1975). Butiran tersusun dan terikat oleh semen dan masih
adanya rongga di antaranya butirnya. Pembahasan tekstur meliputi :

1). Ukuran Butir (Grain Size)


Table. Skala Wentworth

NAMA BUTIR Ukuran Butir (mm)


Bongkah (boulder) 256
Brangkal (couble) 256 64
Krakal (pcebble) 64 4
Pasir sangat kasar (very coarse sand) 42
Pasir kasar (coarse sand) 21
Pasir sedang (medium sand) 1
Pasir halus (fine sand) -
Pasir sangat halus (very fine sand) - 1/8
Lanau (silt) 1/16 1/256
Lempung (clay) 1/256

2). Pemilahan (Sorting)


Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen,
artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik.
Pemilahan yaitu keseragaman butir didalam batuan sedimen klastik. Beberapa istilah yang
biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, adalah:
- Well sorted : terpilah baik

- Medium sorted : terpilah sedang

- Poor sorted : terpilah buruk

3). Kebundaran (Bentuk Butir)


Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran dimana sifat ini hanya
bisa diamati pada batuan sedimen klastik kasar.
- Wellrounded (membundar baik) : Semua permukaan konveks, hampir equidimensional,
sferoidal.

- Rounded (membundar) : Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan


tepi-tepi butiran bundar.

- Subrounded (membundar tanggung) : Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujungnya


yang membundar.

- Subangular (menyudut tanggung) : Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung


tajam.

- Angular (menyudut) : Permukaan konkaf dengan ujungnya tajam.

4). Kemas (Fabric)


- Kemas terbuka : Butiran tidak saling bersentuhan.

- Kemas tertutup : Butiran saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.

5). Shape
Shape adalah bentuk daripada butiran tersebut, dapat dibedakan menjadi empat macam.
- Golongan pertama (I) oblate/labular

- Golongan kedua (II) equent/equiaxial

- Golongan ketiga (III) bladed/triaxial

- Golongan keempat (IV) prolate/ rod shaped

6). Porositas
Porositas suatu batuan adalah perbandingan seluruh permukaan pori dengan volume
dari batuan. Pembagian porositas biasa dipergunakan sebagai berkut:
- Negligible : 0-5%

- Poor : 5-10%

- Fair : 10-15%

- Good : 15-20%

- Very good : 20-25%

- Exellent : 25-40%

7). Permeabilitas
Permeabilitas sukar ditentukan d bawah mikroskop, tetapi dapat dikira-kira melalui
porositas. Salah satu metoda pendekatan untuk mengetahui permeabilitas adalah dengan
menempatkan setetes air pada sekeping yang kering dan mengamati kecepatan ar
merembes. Istilah yang biasa digunakan adalah:
- Fair : 1,0 10 md

- Good : 10 100 md

- Very good : 100 1.000 md

d. Komposisi Batuan Sedimen Klastik


Komposisi pada batuan sedimen klastik bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan
mineral dan fungsinya dalam batuan sedimen di bagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1). Fragmen
Yaitu butiran yang berukuran lebih besar, dapat berupa mineral, pecahan batuan,
cangkang fosil dan zat organik.

2). Matriks (massa dasar)


Yaitu butiran yang lebih kecil dari fragmen, terendapkan bersama sama dengan
fragmen, terdapat di sela sela fragmen sebagai massa dasar. Seperti fragmen, matrik
dapat berupa mineral, pecahan batuan maupun fosil. Matrik sangat halus sehingga
aspek geometri tak begitu penting, terdapat di antara butiran sebagai massa dasar.

3). Semen
Yaitu material yang sangat halus ( hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop )
diendapkan setelah fragmen dan matrik, sebagai pengisi rongga serta pengikat antar
butir sedimen, dapat berbentuk amorf maupun kristalin. Semen umumnya terdiri dari :
- Semen karbonat ( kalsit, dolomit )
- Semen silika ( calsedon, kuarsit )
- Semen oksida ( limonit, hematit, dan siderit )
Pada sedimen berbutir halus ( lanau atau lempung ) tidak terdapat semen, karena tidak
adanya rongga atau ruang antar butir.
2. Sedimen Nonklastik
a. Struktur
Reksi kimia, aktifitas gunung berapi dam organisme adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya batuan sedimen berstruktur nonklastik. Macam-macam
struktur nonklastik:

1) Fossiliferous, struktur yang menunjukan adanya fosil.


2) Oolitik, struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik, bersifat
konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.
3) Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
4) Konkresi, sama dengan oolitik namun tidak konsentris.
5) Cone in cone, struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan kerucut per
kerucut.
6) Bioherm, tersusun oleh organism murni insitu.
7) Biostorm, seperti bioherm namun bersifat klastik.
8) Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Cirri khasnya adalh
memiliki rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan tersebut
karena proses dehidrasi yang kemudian celah-celahnya terisi oleh mineral karbonat.
9) Goode, banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga yang terisi oleh
Kristal-kristal yang tumbuh kearah pusat rongga tersebut. Kristal dapat berupa kalsit
maupun kuarsa.
10) Styolit, kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil pelarutan.

b. Tekstur
Tekstur dalam batuan sedimen nonklastik dibedakan menjadi dua macam :
1) Kristalin : Tekstur ini terdiri dari kristal-kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristal yang
saling mengunci satu dengan yang lain.
2) Amorf : Tekstur ini terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf
(nonklastik), umumnya berukuran lempung atau koloid, contoh : rijang masif.

c. Komposisi Batuan Sedimen Nonklastik


Komposisi mineral pada batuan sedimen nonklastik biasanya sederhana terdiri dari
satu atau dua mineral contoh :
- Batugamping " kalsit, dolomite
- Chert " kalsedon
- Gypsum " gypsum
- Anhidrit " anhidrit

B. LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN SEDIMEN


Lingkungan pengendapan adalah suatu daerah di permukaan bumi dimana terdapat
sesuatu bahan yang terendapkan atau terdapat suatu deposit. Lingkungan pengendapan
dapat dibedakan dengan daerah sekitarnya berdasarkan karakteristik biologi, kimia, dan
fisiknya.
Terdapat beberapa tipe lingkungan pengendapan yang ada di bumi sekarang.
1. Lingkungan pengendapan daratan
Kumpulan dari berbagai lingkungan pengendapan yang ada di darat.
Gambar 1. Lingkungan pengendapan sedimen di darat.
a. Kipas Aluvial (Alluvial fans)
Endapan menyerupai kipas yang terbentuk di kaki gunung. Alluvial fans umum
berada di daerah kering sampai semi-kering dimana curah hujan jarang tetapi deras, dan laju
erosi besar. Endapan alluvial fan khas akan kwarsa, pasir dan gravel bersorting buruk.
Gambar 2. Aluvial fan, western US

b. Lingkungan Fluvial (Fluvial Environments)


Mencakup braided river, sungai bermeander, dan jeram. Saluran-saluran sungai,
ambang sungai, tanggul, dan dataran-dataran banjir adalah bagian dari lingkungan fluvial.
Endapan di saluran-saluran sungai terdiri dari kwarsa, gravel dengan kebundaran baik, dan
pasir. Ambang sungai terbentuk dari gravel atau pasir, tanggul-tanggul terbuat dari pasir
berbutir halus ataupun lanau. Sementara, dataran-dataran banjir ditutupi oleh lempung dan
lanau.
Gambar 3. Sungai tipe Meander

c. Lacustrine environments (danau)


Mempunyai karakteristik yang bermacam-macam; besar atau kecil, dangkal atau
dalam; diisi oleh sedimen evaporit, karbonatan, atau terrigeneous. Sedimen berbutir halus
dan bahan organic yang mengendap pada beberapa danau menghasilkan serpih berlapis
yang mengandung minyak.

d. Gurun (Aeolian or aolian environments):


Biasanya berupa daerah luas dengan bukit-bukit dari endapan pasir. Endapan pasir
mempunyai sorting yang baik, kebundaran yang baik, cross-bedded tanpa adanya asosiasi
dengan gravel atau lempung.

e. Rawa (Paludal environments) Air yang diam dengan tumbuhan hidup didalamnya.
Terdapat endapan batu bara.
2. Lingkungan pengendapan transisi
Lingkungan pengendapan transisi adalah semua lingkungan pengendapan yang
berada atau dekat pada daerah peralihan darat dengan laut.

Gambar 4. Lingkungan Pengendapan Transisi

a. Delta
Endapan berbentuk kipas, terbentuk ketika sungai mengaliri badan air yang diam
seperti laut atau danau. Pasir adalah endapan yang paling umum ditemui.
Gambar 4. Lingkungan pengendapan delta

b. Pantai dan barrier islands


Didominasi oleh pasir dengan fauna marine. Barrier islands terpisah dari pulau utama
oleh lagoon. Umumnya berasosiasi dengan endapan tidal flat.

Gambar 5. Lingkungan pengendapan pantai

c. Lagoons
Badan dari air yang menuju darat dari barrier islands. Lagoons dilindungi dari
gelombang laut yang merusak oleh barrier islands dan mengandung sediment berbutir lebih
halus dibandingkan dengan yang ada di pantai (biasanya lanau dan lumpur). Lagoons juga
hadir di balik reef atau berada di pusat atoll.

d. Tidal flats
Membatasi lagoons, secara periodik mengalami pasang surut (biasanya 2 kali sehari),
mempunyai relief yang rendah, dipotong oleh saluran yang bermeander. Terdiri dari lapisan-
lapisan lempung, lanau, pasir halus. Stromatolit dapat hadir jika kondisi memungkinkan.

Gambar 5. Lingkungan pengendapan pasang surut

3. Lingkungan pengendapan laut


Lingkungan pengendapan laut adalah semua lingkungan pengendapan yang berada
di laut atau samudera.
a. Reefs
Tahan terhadap gelombang, strukturnya terbentuk dari kerangka berbahan
calcareous dari organisme seperti koral dan beberapa jenis alga. Kebanyakan reef zaman
resen berada pada laut yang hangat, dangkal, jernih, laut tropis, dengan koordinat antara
garis lintang 30oN dan 30oS. Cahaya matahari diperlukan untuk pertumbuhan reef.
Gambar 6. Lingkungan pengendapan terumbu karang

b. Continental shelf
Terletak pada tepi kontinen, relative datar (slope < 0.1o), dangkal (kedalaman kurang
dari 200 m), lebarnya mampu mencapai beberapa ratus meter. Continental shelf ditutupi
oleh pasir, lumpur, dan lanau.

c. Continental slope dan continental rise


Terletak pada dasar laut dari continental shelf. Continental slope adalah bagian paling
curam pada tepi kontinen. Continental slope melewati dasar laut menuju continental rise,
yang punya kemiringan yang lebih landai. Continental rise adalah pusat pengendapan
sedimen yang tebal akibat dari arus turbidity.

d. Abyssal plain
Merupakan lantai dasar samudera. Pada dasarnya datar dan dilapisi oleh very fine-
grained sediment, tersusun terutama oleh lempung dan sel-sel organisme mikroskopis
seperti foraminifera, radiolarians, dan diatom.
Gambar 7. Lingkungan pengendapan laut

Anda mungkin juga menyukai