Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan
sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energy pembentuknya.
Studi struktur paling baik dilakukan dilapangan (Pettijohn, 1975). Berdasarkan asalnya,
struktur sedimen yang terbentuk dapat dibagi menjai tiga macam yaitu :
Struktur Sedimen Primer : Terbentuk karena proses sedimentasi, dapat merefleksikan
mekanisme pengendapannya, antara lain : perlapisan, gelembur-gelombang, perlapisan
silang-siur, konvolut, perlapisan bersusun, dll.
Struktur Sedimen Sekunder : Terbentuk setelah proses sedimentasi, sebelum atau setelah
diagenesa. Menunjukkan keadaan lingkungan pengendapannya, misal : cetak suling, cetak
beban, dll.
Struktur Sedimen Organik : Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme seperti
molusca, cacing, dan binatang lainnya, misal : kerangka, laminasi pertumbuhan, dll.
- Masif : Batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam (Pittijohn & Potter, 1964) atau
ketebalan lebih dari 120 cm ( Mc.Keee & Weir, 1953)
- Graded Bedding (perlapisan pilihan) : Lapisan yang dicirikan oleh perubahan yang granual
dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan ke atas semakin halus disebut
normal grading. Sebaliknya apabila dari halus ke atas makin kasar disebut Inverse
grading.
- Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm
terbentuk bila pola pengendapannya dengan energi yang konstan (homogen).
- Cross Lamination : Secara umum dipakai untuk lapisan miring dengan ketebalan kurang
dari 5 cm, dengan fareset ketebalannya lebih dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi
tunggal yang terdiri dari urut-urutan sistematik, perlapisan dalam disebut fereset bedding
yang miring terhadap permukaan umum sedimentasi.
- Cross Bedding : Secara umum bentuk fisik dari cross bedding sama seperti bentuk fisik
cross lamination, yang membedakan hanyalah ketebalannya, yaitu lebih dari 5 cm untuk
cross bedding.
- Clastic Imbrication : Adalah suatu struktur sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen-
fragmen tabular yang overlaping dan menunjukkan arus ke atas pada daerah yang
berbatu-batu atau pada daerah yang miring. Kenampakan penjajaran material seperti
susunan genting, disebabkan pengulangan energi transportasi. Biasanya pada daerah
fluvial.
- Primary Current Kineation : Adalah struktur sedimentasi yang berbentuk gars pada di
dalam batuan yang terbentuk oleh arus utama, sering diterapkan pada batuan sedimen
yang biasanya menunjukkan pelusuran suatu garis tunggal dari kumpulan cangkang atau
fosil.
- Fosil Orientation : Adalah struktur sedimen yang menunjukkan orientasi tertentu dari
kumpulan fosil yang menunjukkan arah arus sedimentasi yang diakibatkan oleh
pengenangan yang energi transportasinya berkurang, sedangkan fosilnya sendiri
mempunyai bentuk-bentuk yang dapat berorientasi.
- Load Cast : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat tubuh sedimen yang mengalami
pembebanan oleh material sedimen lain di atasnya.
- Flute cast : Adalah struktur sedimen yang berupa celah dan terputus-putus serta
berbentuk kantong, dengan ukuran 2 10 cm, struktur ini terbentuk pada batua dasar
akibat pengaruh aliran turbulen dari air merupakan gerusan dari media transportasi yang
membawa material kemudian material-material tersebut mengisinya yang biasa berupa
pasir, atau scour yang telah terisi oleh lapisan pori di atasnya.
- Mud Cracks : Adalah struktur sedimen yang brupa retakan-retakan pada tubuh sedimen
bagian permukaan, biasanya pada tubuh campur yang berkembang sifat kohesinnya. Hal
ini akibat perubahan suhu (pengeringan) dan pengerutan.
- Tool Marks : Adalah material-material pasir yang terbawa arus mengerus permukaan
lumpur dan meninggalkan jejak menjadi tempat berkumpul material pasir tersebut dan
gerakan merupakan tonjolan lapsan pasir ke bawah.
- Rain Print : Adalah suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang terbentuk di atas lumpur
yang masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah lumpur itu kering diatasnya
terendapkan lapisan batu pasir atau silstone.
- Flame Structure : Adalah struktur sedimen yang berupa bentukan dari lumpur yang licin
dan memisahkan ke bawah membesar membentuk load cast dari pasir pada kontak
antara lempung dan pasir.
- Ball, Pillow, or Pseudonodule Structure : Adalah suatu bentukan akibat gaya beban
dari atas pada shate oleh batu pasir dimana shale tersebut belum dapat benar. Bila
bentukan tersebut masih menyambung disebut Pillow atau bantal dan bila sudah lepas
disebut Ball Structure.
- Convolute Bedding : Adalah structure devormasi dari suatu lapisan yang membentuk
perlapisan meliuk-liuk dengan ketebalan lapisan 2 25 cm.
- Channels : Adalah Struktur sedimen yg mempunyai ciri erosional yang kelal-kelok atau
bercabang dan merupakan bagian dari sistem transportasi terpadu akibat erosi
permukaan dari media transportasi yang mempunyai energi penggerusan cukup besar.
- Dish and Pillow Structure : Adalah struktur sedimen yang terbentuk oleh bantal dan
mangkok yang terbentuk oleh sedimen pasir yang belum terkonsolidasi telah tertimbun
sedimen lain di atasnya sehingga mengalami penekanan ke bawah.
- Low Relief Erosion Surface : Adalah struktur sedimen yang terbentuk relief rendah pada
permukaan tubuh sedimen akibat proses erosi.
- Hard Ground Mass : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat dari akumulasi
material sedimen yang khas di dalam tubuh sedimen lain yang relatif lebih lunak.
Struktur batuan sedimen yang penting adalah perlapisan. Struktur ini umum terdapat
pada batuan sedimen klastik yang terbentuknya disebabkan beberapa faktor, antara lain:
a. Adanya perbedaan warna mineral.
b. Adanya perbedaan ukuran butir.
c. Adanya perbedaan komposisi mineral.
d. Adanya perbedaan macam batuan.
e. Adanya perbedaan struktur sedimen.
f. Adanya perbedaan perubahan kekompakan.
Table Pembagian lapisan menurut ketebalannya ( Mc. Kee & Weir, 1953 )
Lapisan tipis 5 60
Laminasi 0,2 1
b. Tekstur
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk
butir serta susunannya (Pittijohn, 1975). Butiran tersusun dan terikat oleh semen dan masih
adanya rongga di antaranya butirnya. Pembahasan tekstur meliputi :
5). Shape
Shape adalah bentuk daripada butiran tersebut, dapat dibedakan menjadi empat macam.
- Golongan pertama (I) oblate/labular
6). Porositas
Porositas suatu batuan adalah perbandingan seluruh permukaan pori dengan volume
dari batuan. Pembagian porositas biasa dipergunakan sebagai berkut:
- Negligible : 0-5%
- Poor : 5-10%
- Fair : 10-15%
- Good : 15-20%
- Exellent : 25-40%
7). Permeabilitas
Permeabilitas sukar ditentukan d bawah mikroskop, tetapi dapat dikira-kira melalui
porositas. Salah satu metoda pendekatan untuk mengetahui permeabilitas adalah dengan
menempatkan setetes air pada sekeping yang kering dan mengamati kecepatan ar
merembes. Istilah yang biasa digunakan adalah:
- Fair : 1,0 10 md
- Good : 10 100 md
3). Semen
Yaitu material yang sangat halus ( hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop )
diendapkan setelah fragmen dan matrik, sebagai pengisi rongga serta pengikat antar
butir sedimen, dapat berbentuk amorf maupun kristalin. Semen umumnya terdiri dari :
- Semen karbonat ( kalsit, dolomit )
- Semen silika ( calsedon, kuarsit )
- Semen oksida ( limonit, hematit, dan siderit )
Pada sedimen berbutir halus ( lanau atau lempung ) tidak terdapat semen, karena tidak
adanya rongga atau ruang antar butir.
2. Sedimen Nonklastik
a. Struktur
Reksi kimia, aktifitas gunung berapi dam organisme adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya batuan sedimen berstruktur nonklastik. Macam-macam
struktur nonklastik:
b. Tekstur
Tekstur dalam batuan sedimen nonklastik dibedakan menjadi dua macam :
1) Kristalin : Tekstur ini terdiri dari kristal-kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristal yang
saling mengunci satu dengan yang lain.
2) Amorf : Tekstur ini terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf
(nonklastik), umumnya berukuran lempung atau koloid, contoh : rijang masif.
e. Rawa (Paludal environments) Air yang diam dengan tumbuhan hidup didalamnya.
Terdapat endapan batu bara.
2. Lingkungan pengendapan transisi
Lingkungan pengendapan transisi adalah semua lingkungan pengendapan yang
berada atau dekat pada daerah peralihan darat dengan laut.
a. Delta
Endapan berbentuk kipas, terbentuk ketika sungai mengaliri badan air yang diam
seperti laut atau danau. Pasir adalah endapan yang paling umum ditemui.
Gambar 4. Lingkungan pengendapan delta
c. Lagoons
Badan dari air yang menuju darat dari barrier islands. Lagoons dilindungi dari
gelombang laut yang merusak oleh barrier islands dan mengandung sediment berbutir lebih
halus dibandingkan dengan yang ada di pantai (biasanya lanau dan lumpur). Lagoons juga
hadir di balik reef atau berada di pusat atoll.
d. Tidal flats
Membatasi lagoons, secara periodik mengalami pasang surut (biasanya 2 kali sehari),
mempunyai relief yang rendah, dipotong oleh saluran yang bermeander. Terdiri dari lapisan-
lapisan lempung, lanau, pasir halus. Stromatolit dapat hadir jika kondisi memungkinkan.
b. Continental shelf
Terletak pada tepi kontinen, relative datar (slope < 0.1o), dangkal (kedalaman kurang
dari 200 m), lebarnya mampu mencapai beberapa ratus meter. Continental shelf ditutupi
oleh pasir, lumpur, dan lanau.
d. Abyssal plain
Merupakan lantai dasar samudera. Pada dasarnya datar dan dilapisi oleh very fine-
grained sediment, tersusun terutama oleh lempung dan sel-sel organisme mikroskopis
seperti foraminifera, radiolarians, dan diatom.
Gambar 7. Lingkungan pengendapan laut