Batuan sedimen: batuan yang terbentuk dalam suatu siklus sedimentasi (pelapukan –
transportasi – sedimentasi – diagenesa). Media transportasi: air, angin, es, dll. Terbentuk
di permukaan bumi, di bawah kondisi tekanan dan temperatur rendah.
17
Porositas primer rendah dan memperlihatkan tekstur mozaik (contoh: batugamping).
Kadang-kadang terdapat butiran yang amorf (seperti kalsedon & opal) sebagai semen.
Besar butir (grain size): unsur utama dari tekstur klastik, yang berhubungan dengan
tingkat energi pada saat transportasi dan pengendapan. Klasifikasi besar butir diterangkan
sebagai berikut dengan menggunakan skala Wentworth (Tabel 9) dan Gambar 9.
18
Gambar 10. Komparator besar butir
19
Kemas/fabric: merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir dan
packing, secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam
sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan.
Kemas: - terbuka: kontak antar butiran tidak bersentuhan, - tertutup: kontak antar butiran
bersentuhan
Struktur batuan Sediment:
Perlapisan: - Lapisan: tebal > 1 cm
- Laminasi: tebal < 1 cm
20
Tabel 12. Urutan deskripsi sifat-sifat litologi batuan 21ediment/piroklastik
Tabel 10. Sifat – sifat Litologi
21
Gambar 13. Golongan batuan sedimen utama serta proses-proses pembentukannya
(Koesoemadinata,1985)
22
Penamaannya secara umum dapat menggunakan klasifikasi seperti pada tabel 12.
BATUPASIR
Klasifikasi Batupasir
1. Batupasir Silisiklastik (butiran terigen)
Batupasir Epiklastik: endapan yang berasal dari rombakan batuan terdahulu akibat
pelapukan dan erosi, termasuk batuan volkanik dan non-volkanik
Batupasir Volkaniklastik: terdiri dari material volkanik (hasil rombakan maupun
yang tidak), termasuk endapan piroklastik dan endapan epiklastik.
2. Batupasir Non-Silisiklastik (butiran karbonat dan evaporit)
Batupasir
Tekstur: ukuran butiran (pasir 0.125 - 2.00 mm), bentuk butiran (menyudut,
membundar, dll.), sorting, kemas butiran (mencakup orientasi, grain packing, grain
contact, hubungan butiran dan matriks), textural maturity, porositas, permeabilitas,
struktur sedimen.
Textural maturity:
o Texturally immature sediment: matriks dominan, sortasi buruk, butiran menyudut.
o Texturally mature sediment: matriks sedikit,, sortasi sedang-baik, butiran
membundar tanggung-membundar.
23
Komposisi: butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, felspar, dan mineral-mineral
lainnya), matrik, dan semen.
Klasifikasi batupasir
Parameter: butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik
matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi batuan)
kehadiran matriks lempung: arenit (matriks < 15%)
wacke (matriks > 15%)
Pembagian secara umum (Gilbert, 1982), dan Folk, 1974): batupasir kuarsa, batupasir
arkose, batupasir litik, batupasir greywacke.
Batupasir kuarsa (Quartz Arenites): berasosiasi dengan sedimen eolian, beach, shelf
(lingkungan kerak yang stabil), tingkat maturity : mature hingga supermature,
interbedded dengan shallow marine limestones, umumnya struktur sedimennya lapisan
bersilang, mineralogi kuarsa, rijang kuarsit lebih besar dari 90%, semen silika, karbonat,
hematit.
Batupasir arkose (Arkoses): butiran felspar prosentasenya tinggi, warnanya merah atau
pink, lingkungan non marin sering fluviatil pada iklim semi-arid, tingkat maturity:
immature atau submature, mineralogi: kuarsa <90% (rata-rata 50-60%), felsfar > fragmen
litik 10-75% (rata-rata 20-40%), semen karbonat, silika felsfar, hematit, mineral sulfat
(barit, pirit, mineral lempung).
Batupasir Litik (Litharenites): penamaan tergantung dari jenis fragmen batuan yang
hadir, lingkungan deltaik atau fluviatil, mineralogi fragmen litik 10-80%, felsfar, kuarsa,
semen karbonat, silika, mineral lempung, oksida besi, pirit, matrik lempung/klorit (kalau
ada).
Batupasir wacke (Greywackes): sebagian besar keras dan berwarna abu-abu gelap
dengan matriks melimpah, felspar dan butiran litik umumnya hadir, diendapkan oleh arus
turbidit pada cekungan air dalam, menunjukan struktur sedimen turbidit.
24
Gambar 15. Klasifikasi batupasir (Folk, 1974).
25
bentuk, ukuran dan orientasi fragmen batuan, ketebalan dan geometri lapisan dan struktur
sedimen.
Konglomerat dan breksi terutama diendapkan pada lingkungan glasial, alivial fan dan
braided stream. Konglomerat yang re-sedimen diendapkan dalam lingkungan deep water
biasanya berasosiasi dengan turbidit.
MUDROCK
Mudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen yang disusun terutama oleh partikel
berukuran lanau-lempung, mineral lain mungkin juga hadir.
Mudrock diendapkan terutama dalam lingkungan river floodplain, lake, low energy
shoreline, delta, outer marine shelf dan deep ocean basin.
26
- Intraklas: fragmen batuan karbonat yang terbentuk lebih awal (berasal dari
cekungan yang sama)
- Ekstraklas: fragmen batuan karbonat dari umur yang berbeda atau berasal dari
cekungan yang berbeda
2. Matrik lumpur karbonat (mikrit): agregat (kumpulan) kalsit mikrogranular.
3. Semen spar: kalsit granular yang terekristalisasi dalam ruang kosong dalam endapan
karbonat atau batugamping, terutama dalam ruang kosong antar butir dan dalam rongga
fosil.
Komposisi kimia/mineral:
Aragonit CaCO3 (ortorombik): hasil presipitasi langsung dari air laut, bentuk serabut,
tidak stabil
Kalsit CaCO3 (heksagonal): mineral lebih stabil, berbentuk hablur yaang baik/spar,
kalsit bila diberi alizarin red menjadi merah
Dolomit CaMg(CO3)2: berbentuk belah ketupat, tidak bereaksi dengan alizarin red,
kebanyak hasil dolomitisasi dari kalsit
High Magnesium Calcite: larutan padat MgCO3 dalam kalsit
Magnesit MgCO3: biasanya berasosiasi dengan evaporit
Siderit FeCO3
Klasifikasi Folk
Berdasarkan komposisi: allochem, matiks, dan semen (Gambar 16)
Bio (butiran skeletal), oo (ooid), pel (peloid), intra (intraklas)
macam-macam : Biosparit (komponen bioklas, dominan kalsit spar); pelsparit, oosparit,
intrasparit, biolithit (berasal dari terumbu)
Klasifikasi Dunham
Berdasarkan tekstur à proporsi dari butiran vs matriks (Tabel 15)
Mudstone: lumpur karbonat>>>butiran (mud supported), butiran < 10%
Wackestone: lumpur karbonat>butiran (grain-mud supported), butiran> 10%
Packestone: butiran>lumpur karbonat (mud-grain supported)
Grainstone: butiran>>>lumpur karbonat (grain supported)
Boundstone: terdiri dari kerangka
Crystalline carbonate: terdiri dari kristal, tekstur pengendapan tidak diketahui
27
Klasifikasi Embry & Klovan
Berdasarkan terdapatnya lumpur karbonat diantara kerangka atau pecahan-pecahan
kerangka (Tabel 15)
Framestone: terdiri seluruhnya dari kerangka organik seperti koral, bryozoa, ganggang,
matriks <10%
Bindstone: terdiri dari kerangka/pecahan kerangka organik seperti koral, yang telah diikat
kembali oleh kerak lapisan-lapisan (encrusting) gamping yang dikeluarkan oleh ganggang
merah
Bafflestone: terdiri dari kerangka organik seperti koral dalam posisi tumbuh dan
diselimuti oleh lumpur gamping
Rudstone: hasil rombakan suatu terumbu dan terkumpul setempat atau ditransport oleh
gaya berat, tanpa adanya lumpur gamping diantara fragmen-fragmennya
Floatstone: terdiri dari potongan-potongan kerangka organik yang mengambang dalam
lumpur gamping
Porositas adalah perbandingan jumlah rongga terhadap volume total batuan (%)
Macam-macam porositas berdasarkan waktu terbentuknya:
Porositas Primer: terbentuk pada saat diendapkan-diagenesis awal, contoh
interkristalin, intrakristalin, intergranular, intagranular
Porositas Sekunder: terbentuk selama diagenesis lanjut mesogenesis-telogenesis,
contoh porositas yang terbentuk akibat retakan/fracturing, pengkerutan/shrinkage, dan
pelarutan (butiran, semen, matriks)
Choquete and Pray (1970) mengklasifikasikan porositas batuan karbonat berdasarkan tiga
kelompok yaitu: tipe fabric selective, tipe not fabric selective dan tipe fabric selective or
not (Gambar 17).
Proses-proses diagenesa:
sementasi, mikritisasi (oleh organik), disolusi, kompaksi, dolomitisasi, neomorfisme
(adalah proses penggantian mineral yang sejenis (polimorf); biasanya lebih kasar)
Sementasi
isopachous , gravity (stalactitic) & meniscus, fibrous, syntaxial (semen spar kalsit
melingkupi butiran, dan optis kontinu), equent spar – drusty mosaic, poikilotopic (seperti
syntaxial, tetapi tidak optis kontinu).
28
Gambar 17. Klasifikasi batugamping menurut Folk (1962).
29
Tabel 13. Klasifikasi batugamping menurut Dunham (1962), Embry & Klovan (1971)
30
Gambar 18. Tipe-tipe porositas (Choquete and Pray, 1970)
31