Anda di halaman 1dari 15

BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen: batuan yang terbentuk dalam suatu siklus sedimentasi (pelapukan –
transportasi – sedimentasi – diagenesa). Media transportasi: air, angin, es, dll. Terbentuk
di permukaan bumi, di bawah kondisi tekanan dan temperatur rendah.

Gambar 9. Mekanisme sedimentasi


Komposisi sedimen:
 Fragmen mineral/batuan hasil rombakan (terigen)
 Material hasil proses kimiawi (material autigenik): karbonat, fosfat, dll.
 Material allochem (rombakan hasil presipitasi terdahulu): fosil, material organik.

Mineral-mineral dalam batuan sedimen:


 Mineral Autigenic:
 Terbentuk di daerah sedimentasi dan langsung diendapkan
 Contoh: gipsum, kalsit, anhidrit, oksida besi, halit, glaukonit.
 Mineral Allogenic:
 Terbentuk di luar daerah sedimentasi
 Telah mengalami transportasi dan kemudian diendapkan di daerah sedimentasi
 Harus tahan pelapukan dan tahan terhadap pengikisan selama tranportasi sampai
pengendapan.

Tekstur dan mineralogi batuan sedimen dapat merefleksikan lingkungan pengendapan


batuan sedimen.

Hal-hal yang mempengaruhi pembentukan batuan sedimen:


 Litologi batuan (batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorfosa, batuan
piroklastik).
 Stabilitas dari mineral-mineral yang ada
 Kecepatan erosi, banyaknya mineral sedimen yang dapat ditransport turut menentukan
berapa banyak material yang dapat/akan diendapkan.

Transportasi pada pembentukan batuan sedimen akan menghasilkan


sorting/pemilahan dan roudness/kebundaran.

Pembagian batuan sedimen berdasarkan tekstur:


 Batuan sedimen bertekstur klastik
 Batuan sedimen bertekstur non klastik (kristalin)
Batuan sedimen bertekstur non klastik (kristalin):
 Umumnya terdiri dari mineral autigenik
 Pada P dan T tertentu seringkali memperlihatkan gejala diagenesa, akibatnya
porositas batuan menjadi sangat rendah atau hilang.

17
 Porositas primer rendah dan memperlihatkan tekstur mozaik (contoh: batugamping).
 Kadang-kadang terdapat butiran yang amorf (seperti kalsedon & opal) sebagai semen.

Besar butiran/kristal batuan sedimen non klastik (kristal) (Tabel 8):

Ukuran Besar Butir (mm) Nama Besar Butir


1–2 Very coarsely crystalline
0,5 – 1 Coarsely crystalline
0,25 – 0,5 Medium crystalline
0,125 – 0,25 Finely crystalline
0,063 – 0,125 Very finely crystalline
0,004 – 0,063 Microcrystalline
< 0,004 Cryptocrystalline
Tabel 8. Besar butiran batuan sedimen non klastik

Batuan sedimen bertekstur klastik:


 Terdiri dari material detritus (hasil rombakan: pecahan), memperlihatkan tekstur
klastik (butiran berukuran lempung sampai bongkah)
 Memperlihatkan berbagai struktur sedimen
 Proses : pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi
 Dapat dipelajari tentang sumber material (provenance), lingkungan
pengendapan/fasies, diagenesa

Besar butir (grain size): unsur utama dari tekstur klastik, yang berhubungan dengan
tingkat energi pada saat transportasi dan pengendapan. Klasifikasi besar butir diterangkan
sebagai berikut dengan menggunakan skala Wentworth (Tabel 9) dan Gambar 9.

Ukuran Besar Butir (mm) Nama Besar Butir


> 256 Boulder / bongkah
64 – 256 Couble / berangkal
4 – 64 Pebble / kerakal
2–4 Granule / kerikil
1–2 Very coarse sand / pasir sangat kasar
½-1 Coarse sand / pasir kasar
1/4 – 1/2 Medium sand / pasir sedang
1/8 – 1/4 Fine sand / pasir halus
1/16 – 1/8 Very fine sand / pasir sangat halus
1/256 – 1/16 Silt / lanau
< 1/256 Clay / lempung

Tabel 9. Klasifikasi besar butir menggunakan skala Wentworth

18
Gambar 10. Komparator besar butir

Besar butir ditentukan oleh:


 Jenis pelapukan: kimia ------------- butiran halus
mekanis ------------- butiran kasar
 Macam transportasi
 Waktu/jarak transportasi

Unsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik:


 Butiran (grain): butiran klastik (yang tertransport) disebut sebagai fragmen.
 Masa dasar (matrix): lebih halus dari butiran/fragmen, diendapkan bersama-sama
dengan fragmen.
 Semen (cement): berukuran halus, mengikat butiran/fragmen dan matrik, diendapkan
setelah fragmen dan matrik .

Pemilahan/sorting: derajat kesamaan atau keseragaman antar butir (Gambar 10).

Gambar 11. Pemilahan dan tingkat penamaan keseragaman butir.

Kebundaran/roundness: menyatakan kebundaran atau ketajaman sudut butiran, yang


mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi (Gambar 11).
 Merupakan sifat permukaan dari butiran
 Disebabkan oleh pengaruh transport terhadap butiran

Gambar 12. Derajat Kebundaran

19
Kemas/fabric: merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir dan
packing, secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam
sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan.
Kemas: - terbuka: kontak antar butiran tidak bersentuhan, - tertutup: kontak antar butiran
bersentuhan
Struktur batuan Sediment:
 Perlapisan: - Lapisan: tebal > 1 cm
- Laminasi: tebal < 1 cm

Jenis perlapisan: Perlapisan sedime


Paralel lamination
Cross lamination/cross beds
Convolute lamination
Gradded bedding
Injection structures (sandstones dykes)
 Struktur di bidang perlapisan:
Di bagian bawah : load cast, flute cast
Di bagian atas : ripple marks, mud cracks, organic marks (tracks & trails, burrow)

Hal-hal lain yang juga perlu dideskripsi:


 Pencampuran batuan:
- karbonatan : bila pencampurnya material karbonat
- karbonan : bila pencampurnya karbon
 Fragmen pembentuk batuan: kuarsa, sediment (k-felspar dan plagioklas), fragmen
batuan (batuan beku, batuan sediment, batuan metamorf, batuan piroklastik)
 Semen dan matrik:
- semen karbonat, sedime, oksida besi, anhidrit, glaukonit
- matrik pasir, lanau, lempung
 Warna/kilap: deskripsikan warna batuan yang representative (misalnya : abu-abu
dengan garis-garis hitam, abu-abu, hitam mengkilat, dll.)
 Mineral sedikit: glaukonit, pirit, hematit, piroksen, olivin, biotit, muskovit, karbon,
dll.
 Kandungan fosil (bila ada dan sebutkan jenisnya, misalnya foraminifera, dll.)
 Struktur sediment yang ada: perlapisan, graded bedding, laminasi sejajar, dll.
 Porositas: - baik : bila menyerap air
- buruk : bila tidak menyerap air
- sedang : diantara porositas baik dan buruk
 Kekompakan: mudah diremas, getas, kompak, lunak, padat, keras, dll. (deskripsikan
kekompakan yang representative).

20
Tabel 12. Urutan deskripsi sifat-sifat litologi batuan 21ediment/piroklastik
Tabel 10. Sifat – sifat Litologi

Keterangan : x : sifat yang selalu dimiliki


- : sifat yang tidak dimiliki
x/- : sifat yang bisa dimiliki atau tidak dimiliki
x* : yang dideskripsi adalah pembentuk batuan tersebut.

Penggolongan Batuan Sedimen berdasarkan proses-proses pembentukan


(Koesoemadinata, 1985):
 Sedimentasi mekanis: batulanau, batulempung, serpih, napal, batupasir, konglomerat,
breksi, kalkarenit, batugamping klastik, batugamping bioklastik, batugamping oolit.
 Sedimentasi Organis: batubara, batugamping terumbu, batugamping bioklastik,
radiolarit, diatome.
 Sedimentasi Kimiawi: batugamping kristalin, dolomit, batugamping oolit, gips,
anhidrit, batugaram, napal, flint, chert, fosforit.

Penggolongan Batuan Sedimen Berdasarkan asal-usulnya (Tabel 13 dan Gambar


12):

Klastik Endapan biokimia – Pengendapan Volkaniklastik


Terigenous biogenik - organik Kimia
Batupasir, Batugamping, dolomit, Ironstones, Tufa, aglomerat
mudrock, rijang, fosfat, batubara evaporite
konglomerat,
breksi

Tabel 11. Penggolongan Batuan Sedimen Berdasarkan asal-usulnya

21
Gambar 13. Golongan batuan sedimen utama serta proses-proses pembentukannya
(Koesoemadinata,1985)

22
Penamaannya secara umum dapat menggunakan klasifikasi seperti pada tabel 12.

Tabel 12. Klasifikasi penamaan batuan sedimen


Macam-macam batuan sedimen silisiklastik:
 Berbutir sedang-kasar: batupasir, konglomerat, breksi
 Berbutir halus: mudrock

BATUPASIR
Klasifikasi Batupasir
1. Batupasir Silisiklastik (butiran terigen)
 Batupasir Epiklastik: endapan yang berasal dari rombakan batuan terdahulu akibat
pelapukan dan erosi, termasuk batuan volkanik dan non-volkanik
 Batupasir Volkaniklastik: terdiri dari material volkanik (hasil rombakan maupun
yang tidak), termasuk endapan piroklastik dan endapan epiklastik.
2. Batupasir Non-Silisiklastik (butiran karbonat dan evaporit)

Batupasir
 Tekstur: ukuran butiran (pasir 0.125 - 2.00 mm), bentuk butiran (menyudut,
membundar, dll.), sorting, kemas butiran (mencakup orientasi, grain packing, grain
contact, hubungan butiran dan matriks), textural maturity, porositas, permeabilitas,
struktur sedimen.
 Textural maturity:
o Texturally immature sediment: matriks dominan, sortasi buruk, butiran menyudut.
o Texturally mature sediment: matriks sedikit,, sortasi sedang-baik, butiran
membundar tanggung-membundar.

23
 Komposisi: butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, felspar, dan mineral-mineral
lainnya), matrik, dan semen.

 Klasifikasi batupasir
Parameter: butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik
matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi batuan)
kehadiran matriks lempung: arenit (matriks < 15%)
wacke (matriks > 15%)
Pembagian secara umum (Gilbert, 1982), dan Folk, 1974): batupasir kuarsa, batupasir
arkose, batupasir litik, batupasir greywacke.

Batupasir kuarsa (Quartz Arenites): berasosiasi dengan sedimen eolian, beach, shelf
(lingkungan kerak yang stabil), tingkat maturity : mature hingga supermature,
interbedded dengan shallow marine limestones, umumnya struktur sedimennya lapisan
bersilang, mineralogi kuarsa, rijang kuarsit lebih besar dari 90%, semen silika, karbonat,
hematit.

Batupasir arkose (Arkoses): butiran felspar prosentasenya tinggi, warnanya merah atau
pink, lingkungan non marin sering fluviatil pada iklim semi-arid, tingkat maturity:
immature atau submature, mineralogi: kuarsa <90% (rata-rata 50-60%), felsfar > fragmen
litik 10-75% (rata-rata 20-40%), semen karbonat, silika felsfar, hematit, mineral sulfat
(barit, pirit, mineral lempung).

Batupasir Litik (Litharenites): penamaan tergantung dari jenis fragmen batuan yang
hadir, lingkungan deltaik atau fluviatil, mineralogi fragmen litik 10-80%, felsfar, kuarsa,
semen karbonat, silika, mineral lempung, oksida besi, pirit, matrik lempung/klorit (kalau
ada).
Batupasir wacke (Greywackes): sebagian besar keras dan berwarna abu-abu gelap
dengan matriks melimpah, felspar dan butiran litik umumnya hadir, diendapkan oleh arus
turbidit pada cekungan air dalam, menunjukan struktur sedimen turbidit.

Gambar 14. Klasifikasi batupasir (Gilbert, 1982)

24
Gambar 15. Klasifikasi batupasir (Folk, 1974).

KONGLOMERAT DAN BREKSI


Kenampakan yang penting untuk mendiskripsi batuan ini adalah jenis klastik yang hadir
dan tekstur batuan tersebut.
Berdasarkan asal-usul klastik penyusun konglomerat dan breksi:
 Klastik intraformasi, berasal dari dalam cekungan pengendapan, banyak fragmen
mudrock atau batugamping mikritik yang dilepaskan oleh erosi atau pengawetan
sepanjang garis pantai.
 Klastik ekstraformasi, berasal dari luar cekungan pengendapan dan lebih tua dari pada
sedimen yang melingkupi cekungan tsb.

Jenis konglomerat berdasarkan macam klastik:


 Konglomerat polimiktik: terdiri dari bermacam-macam jenis klastik yang berbeda.
 Konglomerat monomitik/oligomiktik: terdiri dari satu jenis klastik.

Untuk interpretasi mekanisme pengendapan konglomerat harus dideskripsikan teksturnya


(apakah teksturnya clast-supported conglomerates atau matrix-supported conglomerates),

25
bentuk, ukuran dan orientasi fragmen batuan, ketebalan dan geometri lapisan dan struktur
sedimen.

Konglomerat dan breksi terutama diendapkan pada lingkungan glasial, alivial fan dan
braided stream. Konglomerat yang re-sedimen diendapkan dalam lingkungan deep water
biasanya berasosiasi dengan turbidit.

MUDROCK
Mudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen yang disusun terutama oleh partikel
berukuran lanau-lempung, mineral lain mungkin juga hadir.

Mudrock diendapkan terutama dalam lingkungan river floodplain, lake, low energy
shoreline, delta, outer marine shelf dan deep ocean basin.

Gambar 16. Skema untuk mendeskripsi batuan berukuran pasir-lanau-lempung

BATUAN KARBONAT (BATUGAMPING DAN DOLOMIT)


Batuan karbonat: semua batuan yang terdiri dari garam karbonat, dalam prakteknya
terutama berupa batugamping dan dolomit.

Komponen pembentuk batuan karbonat:


1. Butiran karbonat (allochems):
 Butiran skeletal: fragmen bagian yang keras dari organisme yang kalkareous dan
cangkang yang tidak pecah seperti moluska, echinoid, ostrakoda, dan
foraminifera.
 Ooid: berbentuk speroidal, butiran berukuran pasir terdiri dari korteks (kulit luar)
aragonit atau kalsit yang dibentuk oleh akresi kimia di sekitar inti partikel.
 Pellets: berbentuk speroidal atau elipsoid, berukuran pasir, terdiri dari mikrit,
tidak punya struktur dalam.
 Litoklas: fragmen batuan karbonat

26
- Intraklas: fragmen batuan karbonat yang terbentuk lebih awal (berasal dari
cekungan yang sama)
- Ekstraklas: fragmen batuan karbonat dari umur yang berbeda atau berasal dari
cekungan yang berbeda
2. Matrik lumpur karbonat (mikrit): agregat (kumpulan) kalsit mikrogranular.
3. Semen spar: kalsit granular yang terekristalisasi dalam ruang kosong dalam endapan
karbonat atau batugamping, terutama dalam ruang kosong antar butir dan dalam rongga
fosil.

Komposisi kimia/mineral:
 Aragonit CaCO3 (ortorombik): hasil presipitasi langsung dari air laut, bentuk serabut,
tidak stabil
 Kalsit CaCO3 (heksagonal): mineral lebih stabil, berbentuk hablur yaang baik/spar,
kalsit bila diberi alizarin red menjadi merah
 Dolomit CaMg(CO3)2: berbentuk belah ketupat, tidak bereaksi dengan alizarin red,
kebanyak hasil dolomitisasi dari kalsit
 High Magnesium Calcite: larutan padat MgCO3 dalam kalsit
 Magnesit MgCO3: biasanya berasosiasi dengan evaporit
 Siderit FeCO3

Tekstur batuan karbonat:


1. Tekstur primer, menyangkut:
Kerangka organik (organic framework texture)
Klastik (clastic texture)
Masa dasar (matrix texture)
2. Tekstur sekunder / Tekstur Diagenesa, menyangkut kehabluran / crystalinity yang
diperlihatkan oleh:
Semen yang mengisi rongga-rongga antar butir
Rekristalisasi sebagian atau seluruh masa dasar maupun kerangka/butiran

KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT


Klasifikasi Grabau
berdasarkan ukuran butir: - kalsirudit (> 2mm)
- kalkarenit (62 mm – 2 mm)
- kalsilutit (< 62 mm)

Klasifikasi Folk
Berdasarkan komposisi: allochem, matiks, dan semen (Gambar 16)
Bio (butiran skeletal), oo (ooid), pel (peloid), intra (intraklas)
macam-macam : Biosparit (komponen bioklas, dominan kalsit spar); pelsparit, oosparit,
intrasparit, biolithit (berasal dari terumbu)

Klasifikasi Dunham
Berdasarkan tekstur à proporsi dari butiran vs matriks (Tabel 15)
Mudstone: lumpur karbonat>>>butiran (mud supported), butiran < 10%
Wackestone: lumpur karbonat>butiran (grain-mud supported), butiran> 10%
Packestone: butiran>lumpur karbonat (mud-grain supported)
Grainstone: butiran>>>lumpur karbonat (grain supported)
Boundstone: terdiri dari kerangka
Crystalline carbonate: terdiri dari kristal, tekstur pengendapan tidak diketahui

27
Klasifikasi Embry & Klovan
Berdasarkan terdapatnya lumpur karbonat diantara kerangka atau pecahan-pecahan
kerangka (Tabel 15)
Framestone: terdiri seluruhnya dari kerangka organik seperti koral, bryozoa, ganggang,
matriks <10%
Bindstone: terdiri dari kerangka/pecahan kerangka organik seperti koral, yang telah diikat
kembali oleh kerak lapisan-lapisan (encrusting) gamping yang dikeluarkan oleh ganggang
merah
Bafflestone: terdiri dari kerangka organik seperti koral dalam posisi tumbuh dan
diselimuti oleh lumpur gamping
Rudstone: hasil rombakan suatu terumbu dan terkumpul setempat atau ditransport oleh
gaya berat, tanpa adanya lumpur gamping diantara fragmen-fragmennya
Floatstone: terdiri dari potongan-potongan kerangka organik yang mengambang dalam
lumpur gamping

Porositas adalah perbandingan jumlah rongga terhadap volume total batuan (%)
Macam-macam porositas berdasarkan waktu terbentuknya:
 Porositas Primer: terbentuk pada saat diendapkan-diagenesis awal, contoh
interkristalin, intrakristalin, intergranular, intagranular
 Porositas Sekunder: terbentuk selama diagenesis lanjut mesogenesis-telogenesis,
contoh porositas yang terbentuk akibat retakan/fracturing, pengkerutan/shrinkage, dan
pelarutan (butiran, semen, matriks)

Choquete and Pray (1970) mengklasifikasikan porositas batuan karbonat berdasarkan tiga
kelompok yaitu: tipe fabric selective, tipe not fabric selective dan tipe fabric selective or
not (Gambar 17).

Proses-proses diagenesa:
sementasi, mikritisasi (oleh organik), disolusi, kompaksi, dolomitisasi, neomorfisme
(adalah proses penggantian mineral yang sejenis (polimorf); biasanya lebih kasar)

Mineralogi: aragonit, kalsit, dolomit (karbonat), lain-lain (kuarsa, felspar, mineral


lempung, fosfat, oksida besi, sulfida, evaporit)

Tiga lingkungan diagenesis (utama):


 marine (dibawah lantai samudera/sea floor); shallow & deep water & zone intertidal -
supratidal
 near-surface meteoric: terjadi setelah deposisi, atau pada kedaan uplifted setelah
burial
 lingkungan burial: 10-ratusan meter: rekristalisasi, metamorfosis

Sementasi
isopachous , gravity (stalactitic) & meniscus, fibrous, syntaxial (semen spar kalsit
melingkupi butiran, dan optis kontinu), equent spar – drusty mosaic, poikilotopic (seperti
syntaxial, tetapi tidak optis kontinu).

28
Gambar 17. Klasifikasi batugamping menurut Folk (1962).

29
Tabel 13. Klasifikasi batugamping menurut Dunham (1962), Embry & Klovan (1971)

30
Gambar 18. Tipe-tipe porositas (Choquete and Pray, 1970)

31

Anda mungkin juga menyukai