2.
3.
4.
5.
6.
7.
3.1 Pendahuluan
Batuan sedimen adalah :
Batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada
kondisi T dan P yang rendah.
Berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk,
Selanjutnya,
material-material
sedimen
itu
mengalami diagenesis yang meliputi kristalisasiulang, kompaksi, sementasi, dan berakhir dengan litifikasi, sehingga terbentuklah batuan sedimen. Pada
slaid berikut dapat dilihat jalannya proses pembentukan batuan sedimen.
Material penyusunnya dikarakteristik oleh 3 jenis material, yaitu :
1. Fragmen-fragmen silikat dan butiran-butiran
yang berasosiasi dengannya,
2. Presipitat kimiawi dan biokimiawi, dan
3. Alokhem (allochem) fragmen-fragmen presipitat yang berasal dari presipitat-awal.
Petrologi Batuan Sedimen
Fragmen-fragmen silikat :
Fragmen-fragmen silikat dan butiran-butiran yang
berasosiasi dengannya material-material rombakan (detrital), atau material-material asal-daratan
(terrigenous material).
Termasuk di dalamnya material-material berukuran
kerikil (gravel), pasir, lanau (silt), dan lempung - yang
berasal dari batuan, atau mineral-mineral silikat yang
telah terbentuk lebih dahulu, mineral-mineral oksida
(magnetit), dan sulfida (pirit), yang berasosiasi
dengannya.
1.
Batuan
3. Alokhem :
fragmen-fragmen yang berasal dari presipitat ki-
Gambar 3.1
Diagram segitiga yang memperlihatkan pembagian batuan sedimen menjadi 3 kelompok utama. A : kelompok alokhem, P : kelompok presipitat, dan S : kelompok silisiklastik
10
11
beberapa mm sampai m.
Struktur yang hanya beberapa mm dapat dikelirukan
dengan tekstur yang juga ukurannya beberapa mm.
Tetapi tekstur sesungguhnya memperlihatkan hubungan antar butir dalam batuan. Sebaliknya, struktur bersifat lebih luas/besar daripada sebuah butiran
dan terbentuk/tersusun oleh kelompok/gabungan beberapa ciri, atau berupa ciri-ciri yang tunggal.
Keterdapatan struktur sedimen pada suatu batuan,
sangat berkaitan dengan keadaan lingkungan
pengendapan dan keterjadiannya.
Petrologi Batuan Sedimen
12
13
14
Nama
Lapisan
> 300 cm (> 3 m)
Masiv
100 300 cm
30 100 cm
Berlapis tebal
10 30 cm
Berlapis menengah
3 10 cm
Berlapis tipis
1 3 cm
Perarian tebal
Perarian tipis
15
Gambar 3.2
Bentuk perlapisan tampak dari atas : 1) linier (talisepatu), 2) melingkar (sirkuler), 3) elips, 4) parabola, dan 5) tak-teratur
(Gambar 3, 4, dan 5 adalah bentuk lobet)
16
Pada Gambar 3.3 dan 3.4 tampak gambaran suatu perlapisan/perarian dalam bentuk tiga dimensi
Gambar 3.3
Gambaran bentuk tiga dimensi formasi perlapisan batuan
17
Gambar 3.4
Diagram blok dan penampang yang memperlihatkan struktur internal suatu perlapisan
batuan
Dalam bentuk tiga dimensi, suatu perlapisan,
atau laminasi, dapat
berbentuk planar, bergelombang, lentikular,
domal, berbentuk-sekop
(trough-shaped), atau
tak-teratur
(nodular)
(Gambar 3.4)
Petrologi Batuan Sedimen
18
Pada gambar-gambar selanjutnya diperlihatkan beberapa struktur internal/struktur sedimen yang dapat dijumpai dalam batuan sedimen.
Gambar 3.5
Struktur internal
pada suatu batuan
sedimen : perlapisan
bersusun (graded
bedding) pada
konglomerat
19
20
Gambar 3.7
Perlaminasian/perarian silang-siur pada batupasir wek
21
22
Gambar 3.9a
Perlapisan silang-siur pada batupasir, tersingkap di Pantai Karangtaraje, Bayah, Banten
23
Gambar 3.9b
Perlapisan silang-siur pada batupasir, tersingkap di Pantai Karangtaraje, Bayah, Banten
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Gambar 3.28
Struktur jejak telapak
kaki dinosaurus dari jenis
Arancanthosaurus pada
lapisan batugamping, tersingkap di Sungai Paluxy,
Dinosaur Valley State,
Glen Rose, Texas
45
46
47
Gambar 3.31 Struktur Jejak-rayapan binatang pada permukaan lapisan batulempung, tersingkap di Pantai
Karangtaraje, Bayah, Banten
48
Struktur lain-lain yang dapat dijumpai pada permukaan perlapisan atau di dalam batuan adalah fosilfosil [termasuk fosil daun (Gambar 3.30), cangkangcangkang, tulang, cetakan-cetakan cangkang, dan tikas
cangkang].
49
Gambar 3.32
Tikas fosil daun yang tercetak pada serpih (kiri) dan kumpulan fosil cangkang kerang dll (kanan)
50