Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentukmaupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakansebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pemahaman mahasiswa tentang“ BATUAN SEDIMEN “
pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas pratikum geologi
fisik.Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupunisi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Banjarmasin, 10 April 2023

Sudarman

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Bumi, komposisinya,
struktur, sifat-sifat fisik, sejarah dan proses pembentukannya. Dalam Geologi,
kita akan mempelajari semua hal tentang seluk-beluk Bumi ini secara
keseluruhan. Dari mulai gunung-gunung dengan tinggi ribuan meter, hingga
palung-palung didasar samudra. Dan untuk mengetahui semua itu, tentunya
kita harus mempelajari apa-apa sajakah materi pembentuk Bumi ini.
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan
suatu agregat (kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan
bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis
serta proses erosi tidak termasuk batuan, tetapi disebut dengan “Aluvial
deposit”. Salah satu jenis batuan yang kita kenal adalah batuan sedimen
Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya.
Tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di
dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan
erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan
dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil
dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi.

1.2. Rumusan Masalah


 Apa itu batuan sedimen?
 Apa faktor terjadinya batuan sedimen?
 Jenis – jenis batuan sedimen?

1.3. Tujuan Makalah


Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
 Untuk mengetahui pengertian batuan sedimen

2
 Jenis – jenis batuan sedimen
 Dan proses terbentuknya batuan sedimen
Sehingga dengan kita mengetahui apa itu batuan sedimen, mempermudah kita
untuk mempelajarinya dan memahaminya.

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Batuan Sedimen


Batuan sedimen adalah batuan hasil pengendapan baik yang berasal
dari hasil sedimentasi mekanis (hasil rombakan batuan asal), sedimentasi
kimiawi (hasil penguapan larutan) maupun sedimentasi organik (hasil
akumulasi organik). Batuan sedimen hasil sedimentasi mekanis terbentuk
dalam suatu siklus sedimentasi yang meliputi pelapukan, erosi, transportasi,
sedimentasi dan diagenesa. Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa
pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosi dan transportasi terutama
dilakukan oleh media air, angin atau es.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi
yang kemudian mengalami pembatuan (Pettijohn, 1975 ).
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas
dengan ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga
ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses
yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan
batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi.
Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak
bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu
gamping kira- kira 80% ( Pettijohn, 1975 ).

2.2. Klasifikasi Batuan Sedimen


Batuan sedimen sangat banyak jenisnya dan tersebar sangat luas (±
75% dari luas permukaan bumi) dengan ketebalan beberapa centimeter sampai
beberapa kilometer. Berdasarkan proses pembentukan, batuan sedimen dapat
dikelompokan menjadi 5 yaitu : Batuan Sedimen Detritus (Klastik), Batuan
Sedimen Karbonat, Batuan Sedimen Evaporit, Batuan Sedimen Batubara, dan
Batuan Sedimen Silika (Gambar 1).

4
Gambar 1. Golongan batuan sedimen utama serta proses-proses pembentukannya
(Koesoemadinata, 1985).

2.2.1. Batuan Sedimen Klastik


Batuan sedimen klastik terbentuk oleh proses
sedimentasi mekanis. Komponen pembentuk batuan
sedimen klastik (Gambar 2) :

5
 Butiran (grain) : butiran klastik yang tertransport yang berupa
mineral, fosil atau fragmen batuan (litik).

 Masa dasar (matrix) : berukuran lebih halus dari butiran (< 1/16 mm)
dan diendapkan bersama-sama dengan butiran.
 Semen (cement) : material berukuran halus yang mengikat butiran dan
matrik, diendapkan setelah fragmen dan matrik, contoh : semen
karbonat, silika, oksida besi, lempung, dll.


Gambar 2. Komponen pembentuk batuan sedimen klastik : butiran (clasts), masa
dasar (matrix), dan semen (semen oksida besi berwarna coklat kemerahan)
2.2.1.1. Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir
sedimen seperti besar butir, kebundaran, pemilahan dan kemas. Tekstur batuan
sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah
dialami batuan tersebut (terutama proses transportasi dan pengendapanannya)
dan dapat digunakan untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan
batuan sedimen.

Besar Butir (Grain Size)

6
Besar Butir adalah ukuran/diameter butiran, yang merupakan unsur utama dari
batuan sedimen klastik, yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat
transportasi dan pengendapan. Klasifikasi besar butir menggunakan skala
Wentworth (Tabel 1)
Besar butir ditentukan oleh :
 Jenis pelapukan : pelapukan kimiawi (butiran halus), pelapukan

mekanis (butiran kasar)


 Jenis transportasi
 Waktu/jarak transportasi
 Resistensi

7
Tabel 1. Klasifikasi besar butir

Tabel 1. klasifikasi besar butir


Pemilahan (sorting)
Pemilahan (sorting) adalah derajat keseragaman besar butir. Istilah yang
dipakai dalam pemilahan adalah terpilah sangat baik, terpilah baik,
terpilah sedang, terpilah buruk dan terpilah sangat buruk (Gambar 3).

8
Kebundaran (Roundness)
Kebundaran (roundness) adalah tingkat kebundaran atau ketajaman sudut butir,
yang mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi. Kebundaran
dipengaruhi oleh komposisi butir, besar butir, jenis transportasi, jarak
transportasi dan resistensi butir. Istilah yang dipakai dalam kebundaran adalah
very angular (sangat menyudut), angular (menyudut), sub angular (menyudut
tanggung), sub rounded (membundar tanggung), rounded (membundar) dan
well rounded (sangat membundar) (Gambar 4).

Gambar 4. Tingkat kebundaran butir

Kemas (fabric)
Kemas (fabric) adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa dasar atau
diantara semennya, sebagai fungsi orientasi butir dan packing. Kemas secara
umum dapat

memberikan gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan


porositas dan permeabilitas batuan. Istilah yang dipakai adalah kemas terbuka
(bila butiran tidak saling bersentuhan) dan kemas tertutup (bila butiran saling
bersentuhan). Jenis-jenis kontak antar butir (Gambar 5) :

9
Porositas
Porositas adalah perbandingan antara volume rongga dengan volume total
batuan (dinyatakan dalam persen). Porositas dapat diuji dengan meneteskan
cairan (air) ke dalam batuan. Istilah yang dipakai adalah porositas baik (batuan
menyerap air), porositas sedang (di antara baik- buruk), dan porositas buruk
(batuan tidak menyerap air). Jenis-jenis porositas : intergranular,
microporosity, dissolution dan fracture (Gambar 6).

Gambar 6. Jenis-jenis porositas


Warna
Warna pada batuan sedimen mempunyai arti yang penting karena
mencerminkan komposisi butiran penyusun batuan sedimen dan dapat
digunakan untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan. Warna batuan
merah menunjukan lingkungan oksidasi,sedangkan warna batuan hitam atau
gelap menunjukan lingkungan reduksi. Secara umum warna pada batuan
sedimen dipengaruhi oleh :

 Warna mineral pembentuk batuan sedimen, contoh : bila mineral


pembentuk batuan sedimen didominasi oleh kuarsa maka batuan akan
berwarna putih (misal batupasir quartz arenite).
 Warna matrik atau semen, contoh : bila matriks/semen mengandung
oksida besi, maka batuan akan berwarna coklat kemerahan.
 Warna material yang meyelubungi (coating material), contoh : batupasir

10
kuarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau
 Derajat kehalusan butir penyusunnya, contoh : pada batuan dengan
komposisi sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya akan
cenderung lebih gelap.

Kekompakan
Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan. Beberapa istilah yang dipakai dalam
kekompakan batuan adalah :

 Dense : sangat padat


 Hard : keras dan padat
 Medium hard : agak keras tetapi masih dapat digores dengan jarum baja
 Soft : lunak, mudah tergores dan dipecahkan.
 Friable : keras tetapi dapat diremas dengan tangan
 Spongy : berongga
2.3. Struktur Sedimen

Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer yaitu struktur yang


terbentuk pada saat pembentukan batuan (pada saat sedimentasi). Struktur
sedimen dapat dibagi menjadi 4 yaitu (tabel 2.10) : Struktur Sedimen
Pengendapan, Struktur Sedimen Erosional, Struktur Sedimen Pasca
Pengendapan dan Struktur Sedimen Biogenik.

2.3.1. Struktur Sedimen Pengendapan (Depositional Sedimentary


Strucures)

Adalah struktur sedimen yang terjadi pada saat pengendapan batuan sedimen.
Contoh (Gambar 1 & 2) :
 Perlapisan/Laminasi
Perlapisan adalah bidang kesamaan waktu yang dapat ditunjukan oleh
perbedaan besar butir atau warna dari bahan penyusunnya. Disebut
perlapisan bila tebalnya >1 cm dan laminasi bila tebalnya <1 cm.
Macam-macam perlapisan/laminasi :

11
 Perlapisan/laminasi sejajar (Paralel Bedding/Lamination) : bentuk
lapisan/ laminasi batuan yang tersusun secara horisontal dan saling
sejajar satu dengan yang lainnya.
 Perlapisan/laminasi silang siur (Cross Bedding/Lamination) :
bentuk lapisan/ laminasi yang terpotong pada bagian atasnya oleh
lapisan/laminasi berikutnya dengan sudut yang berlainan dalam
satu satuan perlapisan.
 Perlapisan bersusun (Graded Bedding) : perlapisan batuan yang
dibentuk oleh gradasi butir yang makin halus ke arah atas (normal
graded bedding) atau gradasi butir yang makin kasar ke arah atas
(reverse graded bedding). Normal graded bedding dapat dipakai
untuk menentukan top atau bottom lapisan batuan.
 Gelembur gelombang (current ripple) : bentuk permukaan
perlapisan bergelombang karena adanya arus sedimentasi.

 Mud crack : bentuk retakan poligonal pada permukaan lapisan lumpur


(mud).

 Rain mark : kenampakan pada permukaan sedimen karena tetesan air


hujan.

 Contoh lain : Current Ripples, Dunes, Cross-Stratification, Antidunes


and Antidune Bedding, Wave formed Ripples and Cross-Lamination,
Hummocky Cross- Stratification, Wind-Ripples, Dunes, Draas and
Aeolian Cross-Bedding, dll.

12
Tabel 2.1 Macam-macam Struktur primer batuan sedimen.

13
Tabel 2.1 Macam-macam Struktur primer batuan sedimen

2.3.2. Struktur Sedimen Erosional (Erosional Sedimentary Strucures)

Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses erosi pada saat
pengendapan batuan sedimen. Contoh (Gambar 3) :

 Flute cast : struktur sedimen berbentuk seruling dan terdapat pada dasar
suatu lapisan, dapat dipakai untuk menentukan arus purba.

14
 Groove Marks, Gutter Cast, Impack Marks, Channels and Scours, dll

2.3.3. Struktur Sedimen Pasca Pengendapan (Post-Depositional

Sedimentary Strucures) Adalah struktur sedimen yang terjadi setelah

pengendapan batuan sedimen. Contoh (Gambar 5) :

 Load cast : struktur sedimen terbentuk pada permukaan lapisan akibat


pengaruh beban sedimen di atasnya.

 Convolute Bedding: bentuk liukan pada batuan sedimen akibat proses


deformasi.

 Sandstone dike : lapisan pasir yang terinjeksikan pada lapisan sedimen di


atasnya akibat proses deformasi.

 Contoh lain : Ball-and-Pillow Structures, Dish-and-Pillar Structure,


Stylolites, dll.

2.3.4. Struktur Sedimen Biogenik (Biogenic Sedimentary Strucures)

Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses biogenik/organisme. Contoh


(Gambar 4) :

 Fosil Jejak (Trace Fossils) :

 Tracks (jejak berupa tapak organisme)

 Trails (jejak berupa seretan bagian tubuh organisme)

 Burrows (lubang atau bahan galian hasil aktivitas organisme)

 Mold : cetakan bagian tubuh organisme

 Cast : cetakan dari mold

 Resting, Crawling and Grazing Traces Dwelling, Feeding and


Escape Burrows

15
 Boring : lubang akibat aktivitas pengeboran organisme pada lapisan

batuan (batuan relatif lebih keras dibandingkan pada burrows).

Gambar 1. Cross bedding : a. tabular set, b. wedge set, c. trough set, d. hummocky
cross bedding.

Gambar 2. Ripple structures : a. linguoid curret ripples, b. transverse curret


ripples, c. oscilation (wave) ripples, d. ripple-drift bed.

Gambar 3. Casts pada bagian bawah lapisan : a. pointed flute casts, b. bulbous
flute casts, c. groove casts, d. penampang flute mark, e. penampang impact mark.

16
Gambar 4. Hubungan trace fosil terhadap fasies sedimen dan zona kedalaman di
lautan.

Struktur sedimen dapat digunakan untuk menentukan top dan bottom suatu
lapisan sedimen, arah arus purba dan menginterpretasikan lingkungan
pengendapan (gambar 5).

17
Gambar 5. Struktur sedimen yang digunakan untuk penentuan top dan bottom.

2.4. Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran besar butirnya dapat dibagi menjadi
2 yaitu

 Batuan sedimen detritus (klastik) halus, terdiri dari batulempung,


batulanau dan serpih.

 Batuan sedimen detritus (klastik) kasar, terdiri dari batupasir, konglomerat


dan breksi.

2.4.1. Batupasir

 Tekstur batupasir : ukuran butiran (pasir 0.125 – 2.00 mm), bentuk


butiran (menyudut, membundar, dll.), sorting, kemas butiran (mencakup
orientasi, grain packing, grain contact, hubungan butiran dan matriks),
textural maturity, porositas, permeabilitas, struktur sedimen.
 Textural maturity :

 Texturally immature sediment : matriks dominan, sortasi buruk,


butiran menyudut.
 Texturally mature sediment : matriks sedikit,, sortasi sedang-baik,

18
butiran membundar tanggung-membundar.

 Komposisi : butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, felspar, dan mineral-


mineral lainnya), matrik dan semen.
 Klasifikasi batupasir

Parameter : butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen


litik matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi
batuan) batupasir arenite : bila kehadiran matriks
lempung <15% batupasir wacke : bila kehadiran matriks lempung
>15%Pembagian secara umum (Gilbert, 1982; Pettjohn, 1987; dan Folk,
1974) : batupasir kuarsa, batupasir arkose, batupasir litik, batupasir
greywacke (Gambar 6 s.d. 8).

Gambar 7. Klasifikasi batupasir (Pettijohn, 1987).

Gambar 6. Klasifikasi batupasir (Gilbert, 1982).

Gambar 7. Klasifikasi batupasir (Pettijohn, 1987).

2.4.2. Konglomerat dan Breksi

19
Kenampakan yang penting untuk mendiskripsi batuan ini adalah jenis klastik
yang hadir dan tekstur batuan tersebut. Berdasarkan asal-usul klastik penyusun
konglomerat dan breksi :

 Klastik intraformasi, berasal dari dalam cekungan pengendapan,


banyak fragmen mudrock atau batugamping mikritik yang
dilepaskan oleh erosi atau pengawetan sepanjang garis pantai.
 Klastik ekstraformasi, berasal dari luar cekungan pengendapan dan
lebih tua dari pada sedimen yang melingkupi cekungan tsb.
Jenis konglomerat berdasarkan macam klastik :

 Konglomerat polimiktik : terdiri dari bermacam-macam jenis klastik yang


berbeda.

 Konglomerat monomitik/oligomiktik : terdiri dari satu jenis klastik.

Konglomerat berdasarkan litologi fragmen (clast) dan jenis kemas (fabric

support) dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu (Gambar 28) : igneous-clast

conglomerates, sedimentary- clast conglomerates, metamorphic-clast

conglomerates dan polymict conglomerates.

20
Gambar 8. Klasifikasi konglomerat (Boggs, 1992).
Untuk interpretasi mekanisme pengendapan konglomerat harus dideskripsikan

teksturnya (apakah teksturnya clast-supported conglomerates atau matrix-

supported conglomerates), bentuk, ukuran dan orientasi fragmen batuan,

ketebalan dan geometri lapisan dan struktur sedimen.

Konglomerat dan breksi terutama diendapkan pada lingkungan glasial, alivial

fan dan braided stream. Konglomerat yang re-sedimen diendapkan dalam

lingkungan deep water biasanya berasosiasi dengan turbidit.

2.4.3. Mudrock

Mudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen yang disusun terutama

oleh partikel berukuran lanau-lempung, mineral lain mungkin juga hadir.

Mudrock diendapkan terutama dalam lingkungan river floodplain, lake, low

energy shoreline, delta, outer marine shelf dan deep ocean basin. Untuk

klasifikasi batuan sedimen klastik selain mengunakan klasifikasi besar butir

menurut Wentworth, juga dapat menggunakan klasifikasi berdasarkan

komposisi atau besar butir dari penyusun batuan sedimen yang sudah

ditentukan lebih dahulu (gambar 9).

21
Gambar 9. Klasifikasi batuan sedimen klastik berbutir halus (Picard, 1971).

22
BAB III KESIMPULAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi
yang kemudian mengalami pembatuan (Pettijohn, 1975 ).
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena endapan
(sedimen) dari hasil erosi material-material batuan, organik, kimia dan
terkompaksi serta tersementasi (litifikasi). Bisa berasal dari batuan beku,
metamorf maupun sedimen itu sendiri. Dibagi menjadi 2 yaitu sedimen klastik
yang umunya multimineral dan sedimen non klastik yang mono mineral.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://basdargeophysics.wordpress.com/2012/04/17/batuan-
sedimen/
http://basdargeophysics.wordpress.com/2012/04/18/batuan-
sedimen-2/ http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/02/pengertian-
umum-batuan-sedimen-dan- klasifikasinya/
http://basdargeophysics.files.wordpress.com/2012/04/klasifikasi-
konglomerat-boggs- 1992.jpg
https://id.scribd.com/doc/117417021/pettijohn
http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/02/pengertian-umum-
batuan-sedimen-dan- klasifikasinya/

24

Anda mungkin juga menyukai