TUGAS KELOMPOK
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
1. Saskia Kurniati (K012202044)
2. Yunita Cahyani Pratiwi (K012202053)
3. Sry Novi Yanti Sofya (K012211003)
4. Noviana Apalem (K012211065)
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Aplikasi Epidemiologi Dalam Aspek
Kesehatan Kerja. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Epidemiologi Lanjut. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami dari Kelompok 3 mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ridwan,
SKM., M.Kes., M.Sc.,PH selaku Dosen mata kuliah Epidemiologi Lanjut yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang
studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok III
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epidemiologi K3 adalah penerapan ilmu epidemiologi dalam kesehatan kerja agar
tenaga kerja dapat bekerja secara aman, nyaman, sehat dan produktif serta berusaha
terhindar dari risiko bahaya di tempat kerja. Penerapan konsep epidemiologi dalam
lingkup K3 adalah suatu upaya memahami risiko terjadinya penyakit atau cedera dalam
rangka melakukan tindakan upaya pencegahan atau pengendalian. Dalam hal ini
epidemiologi kesehatan kerja akan menentukan dan mempelajari faktor determinan dari
penyakit akibat kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja dan distribusinya pada
masyarakat pekerja.(Harington & Gill,2005)
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit akibat kerja
merupakan penyakit yang artificial atau man mad disease. World Health Organization
(WHO) membedakan empat kategori penyakit akibat kerja: penyakit yang hanya
disebabkan oleh pekerjaan, seperti Pneumokoniosis, penyakit yang salah satunya
penyebabnya ialah pekerjaan, seperti carcinoma Bronkhogenik, penyakit dengan
pekerjaan merupakan salah satu penyebab diantara faktor-faktor penyebab lainnya seperti
Bronchitis kronis, penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada
sebelumnya seperti Asma.
Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada bahan
yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja. Pada umumnya
faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan antara lain: golongan fisik
(suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi,
penerangan lampu yang kurang baik), golongan kimiawi (bahan kimiawi yang digunakan
dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu,
uap, gas, larutan, awan atau kabut), golongan biologis (bakteri, virus atau jamur),
golongan fisiologis (biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja),
golongan psikososial (lingkungan kerja yang mengakibatkan stres).
Aplikasi epidemiologi di dunia usaha dan dunia kerja berspektrum luas, bisa
dalam bentuk epidemiologi deskriptif yang sederhana sampai kepada epidemiologi
analitik yang kompleks. Dalam bentuk sederhana seperti menghitung frekuensi distribusi
kecelakaan kerja atau absensi sakit, analisis trend dan diteruskan dengan memberikan
rekomendasi, untuk menetapkan program perbaikan berdasarkan faktor risiko yang
4
teridentifikasi, hal ini dilakukan dalam rangka menurunkan angka kecelakaan atau angka
absensi. Lebih lanjut, praktisi K3 dapat bekerjasama dengan akademisi melakukan studi
epidemiologi analitik yang lebih kompleks, mencari faktor risiko yang merupakan
determinan penting terjadinya gangguan kesehatan atau kecelakaan kerja, untuk
digunakan sebagai masukan dalam perencanaan program K3. Dalam makalah ini,
disajikan beberapa contoh aplikasi epidemiologi deskriptif dan analitik di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja, di dunia usaha dan dunia kerja, baik formal maupun
informal.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Apa pengertian epidemiologi K3.
2. Apa tujuan epidemiologi K3.
3. Apa manfaat epidemiologi K3.
4. Apa sumber data epidemiologi K3.
5. Apa ruang lingkup epidemiologi K3.
6. Bagaimana aplikasi epidemiologi dalam aspek Kesehatan kerja.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian epidemiologi K3.
2. Untuk mengetahui tujuan epidemiologi K3.
3. Untuk mengetahui manfaat epidemiologi K3.
4. Untuk mengetahui sumber data epidemiologi K3.
5. Untuk mengetahui ruang lingkup epidemiologi K3.
6. Untuk mengetahui aplikasi epidemiologi dalam aspek Kesehatan kerja.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epidemiologi K3
Epidemiologi K3 adalah penerapan ilmu epidemiologi dalam kesehatan kerja
agar tenaga kerja dapat bekerja secara aman, nyaman, sehat dan produktif serta berusaha
terhindar dari risiko bahaya di tempat kerja. Penerapan konsep epidemiologi dalam
lingkup K3 adalah suatu upaya memahami risiko terjadinya penyakit atau cedera dalam
rangka melakukan tindakan upaya pencegahan atau pengendalian. Dalam hal ini
epidemiologi kesehatan kerja akan menentukan dan mempelajari faktor determinan dari
penyakit akibat kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja dan distribusinya pada
B. Tujuan Epidemiologi K3
untuk proyeksi yang akan datang. Pendekatan yang dilakukan dalam epidemiologi
prospektif).
2. Penilaian standar paparan yang melibatkan mekanisme induksi penyakit dan prediksi
C. Manfaat Epidemiologi K3
6
3. Menggambarkan mekanisme toksisitas dan proporsi kelompok tenaga kerja yang
terpapar hazards ke arah perkembangan atau timbulnya penyakit akibat pekerjaan atau
gangguan kesehatan
4. Melihat banyaknya kesakitan akibat penyakit akibat pekerjaan atau kecelakaan kerja
1. Industri Based. Sumber data yang memaparka mengenai identifikasi potensial toksin
bahan, sumber data dan kebutuhan spesifik yang tersedia, rekontruksi sejarah paparan,
2. Community Based. Data yang bersumber dari riwayat individu, laporan RS, laporan
kerja diantaranya faktor agen, host, dan lingkungan. Dari ketiga faktor tersebut
memiliki peran dalam penentu faktor kesehatan dari para pekerjanya. Pada faktor
lingkungan dibagi lagi penjabaran lima faktor diantaranya faktor psikologis, faktor
biologis, faktor kimia, faktor kecelakaan, dan faktor fisika. Yang termasuk faktor
penggajian pekerja dan lain-lain. Faktor biologis dipengaruhi oleh aktivitas organisme
yang berada pada lingkungan pekerjaan seperti bakteri, virus, dan parasit. Faktor
kimia misalnya debu, bahan kimiawi, rokok. Faktor kecelakaan diantaranya situasi
bahaya dan sebagainya. Dan faktor fisika misalnya iklim, bising, cahaya, radiasi.
7
3. Menjelaskan status kesehatan populasi pekerja (description of health status of
Dengan hasil yang telah didapatkan, kita dapat melakukan beberapa tindakan dalam
kesehatan berlanjut selama epidemi, telah diamati bahwa mereka yang telah menjalani
pajanan tanpa pelindung kepada pasien infeksi atau tertular infeksi memiliki
al.., 2020).
dan virus memiliki tingkat penularan yang tinggi di lingkungan dalam ruangan seperti
kesehatan kerja di lingkungan rumah sakit dapat mencegah pekerja dan pasien dari
sakit. Karena saat ini tidak ada pendekatan pengujian antibodi andal yang tersedia
secara luas yang direkomendasikan untuk menunjukkan infeksi COVID-19 saat ini
(misalnya, survei geografis skala besar, survei tingkat komunitas, dan survei skala
8
kecil yang berfokus pada populasi tertentu; CDC, 2020b). Tes virus adalah alat
terbaik yang tersedia untuk mendiagnosis infeksi saat ini dengan SARS-CoV-2 dan
tes di tempat perawatan, yang berarti hasilnya mungkin tersedia di tempat pengujian
dalam waktu kurang dari satu jam, bisa sangat berguna. Pengujian petugas kesehatan
harus dipertimbangkan tidak hanya dalam kasus pekerja dengan gejala, diketahui atau
secara rutin pada semua pekerja perawatan kesehatan yang bekerja di rumah sakit dan
(misalnya, frekuensi dan jenis paparan) dan risiko individunya untuk hasil yang buruk
karena tingkat lanjut. usia atau kondisi kronis (Larochelle, 2020). Selain itu, program
karena beban emosional yang tinggi yang disebabkan oleh keadaan darurat kesehatan
ini (Chirico et al., 2020). Semua tindakan ini dapat meningkatkan proses perawatan
dan mencegah tingginya tingkat infeksi yang, di Italia dan di tempat lain, telah
semua tindakan ini harus disesuaikan dengan tren epidemi COVID-19 melalui proses
penilaian risiko dan merupakan contoh yang baik tentang bagaimana surveilans
9
2. Jurnal 2 : Occupational Characteristics in the Outbreak of the COVID-19 Delta
pencegahan dan pengendalian epidemi di tempat kerja. Pada akhir Juli, beberapa
Bandara Internasional Lukou di Nanjing, Cina. Kasus yang terinfeksi dengan cepat
kasus yang dikonfirmasi yang dirilis oleh pemerintah Nanjing dari 20 Juli hingga 2
Agustus, dan menawarkan analisis deskriptif tentang distribusi pekerjaan dari kasus-
kasus ini. Pembersih dan staf lain yang bekerja di bandara ditemukan lebih dari 40%
dari semua kasus. Sebagian besar kasus bersih dikonfirmasi dalam 7 hari pertama.
Studi ini secara statistik memastikan bahwa petugas kebersihan bandara adalah
penderita dan pemancar awal dalam wabah ini. Mereka mengalami kerentanan
kesehatan dan keselamatan kerja pada tingkat individu dan kontekstual, termasuk
bahaya di tempat kerja, kebijakan keselamatan tempat kerja, dan kurangnya kesadaran
dan pemberdayaan. Perlindungan efektif bagi pekerja esensial dan pengawasan ketat
harian yang dikonfirmasi dari 20 Juli hingga 2 Agustus di Nanjing, termasuk jenis
kelamin, usia, pekerjaan, tanggal, dan gejala saat didiagnosis. Peneliti menemukan
bahwa hampir sepertiga dari kasus yang dikonfirmasi adalah petugas kebersihan
10
bandara, dan sebagian besar kasus petugas kebersihan dikonfirmasi dalam 7 hari
pertama wabah ini. Staf lain yang bekerja di bandara menyumbang sekitar 13% dari
semua kasus. Penularan kemudian terjadi terutama di rumah tangga dan komunitas
petugas kebersihan di dekat bandara, tanpa korelasi yang signifikan dengan pekerjaan.
penderita awal dan pemancar awal wabah ini. Peneliti berpendapat bahwa infeksi
yang tidak proporsional di antara petugas kebersihan bandara dalam wabah ini
mencerminkan kerentanan kesehatan dan keselamatan kerja dari pekerjaan ini. Seperti
sendiri. Mempertimbangkan bahwa kasus baru yang dikonfirmasi setiap hari di luar
negeri jauh lebih banyak daripada di Cina daratan, tugas yang terkait dengan
tinggi. Lebih lanjut, meskipun petugas kebersihan bandara yang tidak disebutkan
alat pelindung diri dengan urutan yang benar, wabah ini mengungkap kesalahan
manajemen dan pengawasan untuk pembersihan dan fungsi harian bandara. Beberapa
kebersihan harus bertanggung jawab atas pekerjaan dan pelatihan petugas kebersihan
11
membersihkan penerbangan domestik dan internasional karena perusahaan pembersih
pada akhir abad ke-20 di Cina. Dibatasi oleh sistem penggajian kotor, banyak
tambahan mereka, seperti layanan kebersihan, ke agen khusus eksternal. Dalam mode
kerja ini, bandara adalah pihak yang dikontrak, dan perusahaan pembersih adalah
kontraktornya; tidak ada hubungan kerja yang sah antara bandara dan petugas
fleksibel dan diharapkan dapat menghemat biaya operasional; namun, hal itu juga
antara kasus terkonfirmasi wabah COVID 19 varian Delta pada akhir Juli di Nanjing.
Menggunakan data yang diambil dari laporan singkat penyelidikan epidemiologi yang
dirilis oleh pemerintah Nanjing, kami secara statistik mengkonfirmasi bahwa petugas
kebersihan bandara adalah korban awal dan pemancar awal wabah ini. Penulis
kebersihan bandara dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja, dan menunjukkan
bahwa outsourcing tenaga kerja dan kesehatan dan keselamatan kerja yang secara
konsisten diabaikan di antara pekerja penting adalah sumber penularan ini. Penulis
mendesak pemerintah dan pengusaha untuk memikirkan kembali masalah ini, tidak
hanya untuk mencegah dan mengendalikan epidemi COVID-19, tetapi juga untuk
12
3. Contoh Kasus : Dugaan Penyakit Akibat Kerja di Pabrik Colour Printing tahun
1985
Pada tahun 1985, bagian kesehatan suatu pabrik colour printing menerima
laporan berupa tiga orang dirawat dengan kondisi hepatitis akut. Satu orang di
evaluasi faktor risiko hepatitis dan gagal ginjal akut dengan hasil sebagai berikut:
1) Keberadaan Hepatitis A dan B dapat dilihat dari IgM-HAV dan HBsAg orang
sakit dibandingkan dengan orang tang tidak sakit. Hasil pemeriksaan tidak
berikut:
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
menetapkan tindakan perbaikan di dunia usaha dan dunia kerja. Sejalan dengan itu,
data di perusahaan baik data demografi, riwayat pekerjaan, hasil pemantauan hazard
di tempat kerja, dan hasil pemeriksaan kesehatan pekerja sejak awal sebagai calon
pekerja, berkala, sebelum penempatan pada kasus rotasi atau mutasi kerja, serta rekam
K3 melalui penelitian yang lebih kompleks, seperti studi kohort atau studi kasus
kontrol, dalam rangka menganalisis hubungan antara faktor risiko dan penyakit terkait
kerja secara lebih akurat, bahka sampai ke tingkat seluler dan molekuler. Diharapkan
kegitan ini dapat menjawab patogenesis suatu penyakit spesifik yang timbul di
kalangan pekerja.
B. Saran
keselamatan dan kesehatan kerja, saran praktis yang dapat diberikan adalah seperti
berikut.
14
5. Meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara perguruan
15
DAFTAR PUSTAKA
Chirico, F., Nucera, G., & Magnavita, N. (2020). Protecting healthcare workers is a priority.
Infection Control and Hospital Epidemiology. Advance online publication.
https://doi. org/10.1017/ice.2020.148.
Chirico, F., Nucera, G., & Magnavita, N. (2020). The Crucial Role of Occupational Health
Surveillance for Health-care Workers During the COVID-19 Pandemic . Workplace
Health & Safety.
Feng, M.; Ling, Q.; Xiong, J.; Manyande, A.; Xu, W.; Xiang, B. (2021). Occupational
characteristics and management measures of sporadic COVID-19 outbreaks from
June 2020 to January in China: The importance of tracking down “Patient Zero”.
Front. Public Health 2021, 9, 670669.
Liu, Yujun et al . (2021). Occupational Characteristics in the Outbreak of the COVID-19
Delta Variant in Nanjing, China: Rethinking the Occupational Health and Safety
Vulnerability of Essential Workers. International . Journal of Environmental
Research and Public Health. 18, 10734.
Nurcahyo,H. 2013. Manfaat Epidemiologi dalam lingkup Kesehatan Keselamatan Kerja
( KKK ) dalam Menganalisis Status Kesehatan Pekerja. Universitas Dipenogoro,
Semarang
16