PERCOBAAN I
OLEH
STAMBUK : F1C119015
KELOMPOK : IV (EMPAT)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa kompleks telah dikenal manusia sejak awal kemunculan ilmu kimia,
misalnya adanya warna biru prusia (Prussian blue). Terobosan utama terjadi ketika
Alfred Werner mengusulkan sebuah teori pada tahun 1893 bahwa Co(III) dapat
untuk memahami perbedaan antara ikatan ion dan ikatan koordinasi dalam suatu
senyawa, misalnya klorida dalam kobalt amina klorida dan dapat menjelaskan
sebagai komponen penting dari perak berwarna cat. Aluminium dapat membentuk
dalam praktikum akan di buat senyawa kalium trioksalat aluminat. Senyawa tersebut
koordinasi enam. Anion trioksalat berfungsi sebagai pelindung (zat penghelat) ion Al
dibuat dengan cara mereaksikan logam aluminium yang dilarutkan dalam KOH lalu
K3Al(C2O4)3.3H2O akan terbentuk yaitu berupa padatan putih hasil reaksi ion-ion
aluminium (Al3+) dengan anion-anion yang tidak berwarna dan proses reklistalisasi
dengan zat tertentu agar diperoleh kristal yang lebih murni. Berdasarkan latar
Aluminat (K3Al(C2O4)3.3H2O).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
[M(L)n]x[A]y dimana M adalah ion logam pusat, L adalah ligan lemah dan A adalah
anion lawan berdaya koordinasi lemah atau sama sekali non koordinasi. Beberapa
Reaktifitas senyawa kompleks logam transisi ini sebagai katalis muncul disebabkan
oleh karena dua hal. Pertama, ligan lemah yang terikat pada ion logam pusat dapat
dengan mudah disubsitusi atau digantikan kedudukannya oleh substrat. Kedua, anion
lawan yang berdaya koordinasi lemah atau sama sekali non koordinasi yang
merupakan suatu asam Lewis kuat, dapat meningkatkan keasaman Lewis dari logam
pusat. Keasaman diperlukan untuk menarik substrat agar terikat ke pusat aktif logam
(Putri, 2016).
Suatu kompleks akan terbentuk antara suatu kation atau logam dengan
beberapa molekul netral atau ion donor elektron. Kation atau logam tersebut
berfungsi sebagai ion pusat sedangkan molekul netral atau ion donor elektron
berfungsi sebagai gugus pengeliling atau sering disebut ligan. Ikatan kovalen
koordinasi dalam senyawa kompleks ini terjadi karena donasi pasangan elektron dari
ligan ke dalam orbital kosong ion pusat. Pada umumnya, ion pusat memiliki orbital-
orbital d yang masih belum terisi penuh elektron sehingga dapat berfungsi sebagai
akseptor pasangan elektron tersebut. Ciri ini menyebabkan beberapa sifat khas,
Kalium merupakan mineral yang bermanfaat bagi tubuh kita yaitu berfungsi
karbondioksida di dalam darah. Kekurangan kalium dapat berefek buruk dalam tubuh
menyebabkan aritmia jantung, konsentrasi yang lebih tinggi lagi yang dapat
pada kerak bumi. Boleh dikatakan setiap negara mempunyai persediaan bahan yang
kebanyakan bahan itu masih belum ekonomis. Aluminium pertama kali dibuat dalam
bentuk murni oleh Oersted pada tahun 1825, yang memanaskan ammonium klorida
dipanaskan pada suhu yang sesuai dengan mekanisme rekristalisasi yang berkembang
padat, presipitasi, perubahan fasa kristalografi dan fase penggabungan (Aleneme dan
Eloho, 2019).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
1. Alat
Aluminat (K3Al(C2O4)3.3H2O) yaitu gelas piala 250 ml, gelas ukur 100 ml, corong,
2. Bahan
20%, Asam oksalat (H2C2O4), Kalium Permanganat (KMnO4 0,1 N), dan tisu.
C. Prosedur Kerja
Larutan A Larutan B
Endapan
- ditimbang
- dihitung % rendemennya
% rendemen = 49, 07 %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
2. Reaksi
3-
Al ( OH) 4 +3 H2 → [ Al ( C2 H4 )3 ] + 4OH-
3-
[ Al ( C2 H4 )3 ] + 4OH- +KOH → K3 [ Al ( C2 H4 )3 ] H2 O
3. Analisis Data
V NaOH = 30 mL
% NaOH = 20%
Ar Al = 27 g/mol
Mr H2C2O4 = 90 g/mol
Mr NaOH = 40 g/mol
Penyelesaian :
= 5,121 g – 0,8 g
= 4,321 g
2,06 g/mL×20×10
=
40 g/mol
= 10,3 M
massa NaOH = M × V × Mr
= 12,36 g
massa
n Al =
Mr
1g
=
27 g/mol
= 0,037 mol
massa
n NaOH =
Mr
12,36 g
=
40 g/mol
= 0,309 mol
massa
n H2C2O4 =
Mr
7g
=
90 g/mol
= 0,077 mol
= 8,806 g
c. Persentase Rendemen
Berat praktik
Rendemen = × 100 %
Berat teori
4,321 g
= × 100 %
8,806 g
= 49,07 %
B. Pembahasan
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam
pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron
bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam
serta ion pusat. Dalam reaksi senyawa kompleks ligan merupakan atom, ion atau
sekelompok atom yang bertindak sebagai penyedia pasangan electron bebas (donor
elektron) sering disebut sebagai basa lewis dan ion logam yang memiliki sejumlah
orbital kosong tempat masuknya pasangan elektron dari ligan dikenal sebagai asam
lewis. Begitupun juga dalam reaksi pembentukan kalium trioksalato aluminat
bahwa ion logam adalah aluminium dan ligan adalah asam oksalat. Seperti yang telah
kita ketahui terdapat tiga jenis ligan yaitu monodentat, bidentat dan polidentat. Ligan
mereaksikan aluminium dan NaOH, Lalu direaksikan lagi dengan larutan asam
sehingga lebih mudah direaksikan dengan NaOH yang kemudian menimbulkan buih.
Hal ini disebabkan terbebasnya gas H2 dari reaksi antara aluminium dengan hidroksi
alkali yaitu NaOH. Dari reaksi tersebut dicampurkan dengan larutan asam oksalat.
sebagai penyedia ion K+. Larutan tersebut dipanaskan agar mempercepat proses
reaksi terbentuknya kristal serta untuk menguapkan sisa-sisa molekul air yang tidak
diperlukan. Kristal yang dihasilkan dicuci dengan etanol agar dapat menghilangkan
sisa-sisa zat pengotor yang diharapkan akan lolos bersama etanol pada saat
dan persen rendamennya adalah 49, 07 %. Nilai ini dapat dikatakan mendekati nilai
yang baik. Hal ini dikarenakan nilai rendemen menunjukan nilai yang baik apabila
baku aluminium (Al) dicampur dengan Kalium permanganate (KMnO 4) dan Asam
endapan yang terbentuk cukup baik. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil
rendemen yang kecil, salah satunya adalah kurangnya ketelitian pada saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA