Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

SENYAWA KOMPLEKS ALUMINIUM

KELOMPOK 4:

1. Dwi Setya Fadli (06101381621032)


2. Nadya Nabila (06101381621065)
3. Sri Devi Wahyuni (06101381621038)
4. Suci Indah Sari (06101181621013)

DOSEN PENGAMPU:
Drs. M. Hadeli L, M.Si dan Maefa Eka Haryani, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
PERCOBAAN KE-1

I. Judul Percobaan : Senyawa Kompleks Aluminium

II. Tanggal Percobaan : 22 Januari 2019

III. Tujuan :Mengenal beberapa karakteristik reaksi pembentukan senyawa


kompleks

IV. Dasar Teori

Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion
kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat(central metal cation) berupa logam
transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat anion atau molekul netral yang
disebut ligan (ligands). Agar senyawa kompleks dapat bermuatan netral, maka ion kompleks
dari senyawa tersebut, akan bergabung dengan ion lain yang disebut counter ion. Jika ion
kompleks bermuatan positif, maka counter ion pasti akan bermuatan negative dan sebaliknya.

Aluminium (III) hidroksida berwarna putih dan sukar larut dalam medium air.
Sebagai senyawa kompleks, aluminium (III) dapat dijumpai, dalam stereokimia yang
berbeda-beda, paling umum mempunyai bilangan koordinasi 4 dan 6, yaitu dalam konfigurasi
tetrahedral dan oktahedral. Aluminium juga dapat membentuk adduct dengan bilangan
koordinasi 5 dalam stereokimia trigonalbipiramidal. Dengan biangan koordinasi 4,5, dan 6
ini, aluminium (III) dapat berupa spesies anion, netral ataupun kation. Sebagai contoh yaitu
[AlCl4]-,[Al(OH)4]-, [AlCl3(Nme3)2],[AlF6]3-, [Al(C2O4)3]3-,[Al(H2O)6]3+, dan [Al(EDTA)].
Kemampuan aluminium (III) membentuk senyawa kompleks ini disebabkan oleh karena
muatan kation yang tinggi (+3) sehingga mampu mengakomodasi pasangan elektron dari
ligan. Hal ini diasosiasikan dengan relatif besarnya energi solvasi (khususnya hidrasi dalam
larutan air) yang berarti molekul air terikat (secara ikatan koordinasi) cukup kuat pada kation
hingga tidak mungkin dapat diabaikan sebagai senyawa kompleks. Hal ini berbeda dengan
kation dari logam-logam golongan 1 (Alkali) dan 2 (Alkali) yang mempunyai energi hidrasi
sangat lemah hingga dalam larutannya kurang tepat bila molekul air dipertimbangkan
perannya sebagai ligan.

Secara kristalografik dapat diketahui bahwa garam rangkap potas-aum


KAl(SO4)2.12H2O ternyata tidak mengandung ion [Al(SO4)2]- (demikian pula dalam
larutannya), melainkan ion kompleks [Al(H2O)6]3+, seperti halnya aluminium sulfat; oleh
karena itu sangat informatif apabila senyawa potas-alum dituliskan sebagai
K+[Al(H2O)6]3+(SO42-)2.6H2O.

Jika ke dalam larutan aluminium sulfat ditambahkan magnesium turning (artinya


logam magnesium yang diserut tipis-tipis mirip pasahan kayu) maka terjadi pembebasan gas,
dan dengan pemberian magnesium turning yang berlebihan akhirnya diperoleh endapan
putih.Sifat kimia hidroksida aluminium, seperti halnya zink, yang terkenal khas yaitu sifat
amofoterik, artinya hidroksida in dapat dipandang berubah menjadi bersifat asa apabila
berada dalam lingkungan basa kuat. Kenyataannya memang hidroksida aluminium larut
dalam natriu hidroksida membentuk spesies yang dikenal sebagai ion aluminat. Berbagai
formula basa aluminiu sebagai AlO2-.

Penggunaan terbesar dari paduan aluminium dalam industri transportasi. Penggunaan


lain dari paduan aluminium yaitu dalam industri kemasan. aluminium foil, minuman kaleng,
tabung cat, dan kontainer untuk produk rumah yang semuanya terbuat dari paduan
aluminium. Kegunaan lain dari paduan aluminium yakni bingkai jendela dan pintu, layar,
atap, dinding, kabel listrik dan peralatan, mesin mobil, sistem pemanas dan pendingin,
peralatan dapur, furnitur taman, dan mesin berat.

Isotop Aluminium telah dikenal memiliki banyak isotop , yang massanya berkisar
angka 21-42, namun hanya 27 Al ( isotop stabil ) dan 26 Al ( radioaktif isotop, t 1 / 2 = 7.2 ×
10 5 y ) yang terjadi secara alami memiliki 27 Al alami. Kelimpahan di atas 99,9% 26 Al
diproduksi dari. argon di atmosfer oleh spallation disebabkan oleh sinar kosmik proton.
Isotop aluminium telah menemukan aplikasi praktis dalam laut sedimen, nodul mangan, es
glasial, kuarsa dalam batuan eksposur, dan meteorit . Al pertama kali diterapkan dalam studi
pada Bulan dan meteorit.

V. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan

1. Gelas beker
2. pH meter
3. Corong
4. Labu takar
5. Tabung reaksi
6. Pengaduk
7. Pipet dan pemanas
8. Gelas ukur

Bahan yang digunakan

1. Kristal hidrat aluminium sulfat, tawas potas alum, dan EDTA


2. Larutan 0,1 M Al2(SO4)3, larutan encer NaOH (0,1 M)
3. Larutan pekat Na2CO3 (1,0 M), larutan encer NH3, pita magnesium (turnings)

VI. Prosedur Percobaan

1. Siapkan larutan aluminium sulfat hidrat 1,0 M dalam air, kemudian gunakan larutan
ini untuk percobaan-percobaan berikut. Spesies aluminium apa yang terdapat dalam
padatan aluminum sulfat hidrat ini (1), dan spesies aluminium apa yang terdapat
dalam larutan air (2)?
2. Taksir harga pH larutan aluminium sulfat ini dengan pH meter dan jelaskan hasilnya
(3).
3. Ke dalam 2-3 ml larutan ini tambahkan 1-2 ml larutan pekat natrium karbonat (. 1,0
M), amati dan jelaskan perubahan (persamaan reaksi) yang terjadi (4).
4. Ke dalam 2-3 ml larutan ini tambahkan sepotong pita magnesium yang bersih atau
magnesium turnings, hangatkan bila perlu agar terjadi reaksi, dan jelaskan hasilnya
(5)
5. Ke dalam 2-3 ml larutan ini tambahkan larutan natrium hidroksida tetes demi tetes
hingga berlebihan, amati setiap perubahan yang terjadi, dan jelaskan persamaan
reaksinya (6)
6. Ke dalam 2-3 ml larutan in ditambahkan larutan encer ammonia tetes demi tetes
hingga berlebihan dan jelaskan ada tidaknya perbedaan hasil pengamatan ini dengan
percobaan 4 di atas (7).
7. Ke dalam 2-3 ml larutan ini tambahkan serbuk EDTA (agak berlebihan), hangatkan
untuk melarutkan EDTA. Kemudian tambahkan larutan encer ammonia dan jelaskan
hasilnya (8).

Catatan: EDTA = ethylene diamine tetra acetic acid atau


bis[di(carboxymethyl)amino]ethane, berperan sebagai ligan anionic heksadentat (6 atom
donor yaitu 4 oksigen dan 2 nitrogen) dengan muatan ion -4.
VII. Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Hasil Amatan


1. - Spesies aluminium apa yang terdapat - Aluminium padat berwarna putih
dalam padatan alumium sulfat hidrat
- Spesies aluminium yang terdapat dalam - Aluminium cair berwarna putih
larutan air
2. Harga pH larutan aluminium sulfat pH = 2,58
3. 3 ml Al2(SO4)3 + 2 ml Na2CO3 pekat (1,0 Terbentuk endapan putih di atas larutan.
M) Lama-kelamaan endapan hilang.
Terbentuk gelembung di dinding tabung
reaksi.
4. 3 ml Al2(SO4)3 + sepotong pita Sebelum dipanaskan ada sedikit
magnesium gelembung di sekitar pita. Setelah
dipanaskan pita magnesium habis
bereaksi.
5. 3 ml Al2(SO4)3 + NaOH (tetes demi tetes Saat penambahan ada endapan di lapisan
hingga berlebih) atas. Setelah digoyang endapannya
hilang.
6. 3 ml Al2(SO4)3 + NH3 encer tetes demi Tidak terbentuk endapan. Terbentuknya
tetes ( 4 ml) dua lapisan.
7. 3 ml Al2(SO4)3 + serbuk EDTA (agak Setelah penambahab, serbuk larut.
berlebih) Hangatkan. Terbentuk 2 lapisan setelah ditambah
Tambah NH3 encer NH3 dipanaskan.
VIII. Persamaan Reaksi

1. Aluminium padat
[Al(H2O)6]3+

2. Aluminium dalam air


[Al(H2O)5(OH)]2+

3. Larutanaluminiumsulfatdengannatriumkarbonat
[Al(H2O)6]3+ (aq)+ H2O (l) ↔ [Al(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H3O+ (aq)
[Al(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)4(OH)2]+ (aq) + H3O+ (aq)
[Al(H2O)4(OH)2]+ (aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)3(OH)3]↓ (s) + H3O+ (aq)
2H3O+ (aq) + CO32-(aq) → 3H2O (l) + CO2↑ (g)

4. Larutanaluminiumsulfatdengan pita Mg
[Al(H2O)6]3+ (aq)+ H2O (l) ↔ [Al(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H3O+ (aq)
Mg (s) + 2H3O+ (aq) → Mg2+(aq) + 2H2O (l) + H2↑ (g)
[Al(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)4(OH)2]+ (aq) + H3O+ (aq)
[Al(H2O)4(OH)2]+ (aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)3(OH)3]↓ (s) + H3O+ (aq)

5. Larutanaluminiumsulfatdengannatriumhidroksida
Al2(SO4)3(aq) + 6 NaOH(aq) → 2Al(OH)3↓ (s) + 6Na+(aq) + 3SO42-(aq)
Al(OH)3(s) + OH- → [Al(OH)4]-(aq)

6. Larutanaluminiumsulfatdengan ammonia
[Al(OH)4]-(aq) + NH4+(aq) → Al(OH)3↓ (s) + NH3↑ (g) + H2O (l)
Al3+(aq) + 3NH3(aq) + 3H2O (l) → Al(OH)3↓ (s) + 3NH4+(s)

7. Larutanaluminiumsulfatdenganserbuk EDTA
Al2(SO4)3(aq) + 2EDTA (s) → 2[Al(EDTA)]-(aq) + 3SO42- (aq)
IX. Pembahasan

Praktikum yang dilakukan kali ini adalah percobaan mengenai senyawa kompleks
aluminium, dimana bertujuan agar praktikan dapat mengenal beberapa karakteristik reaksi
pembentukan senyawa kompleks. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
aluminium sulfat hidrat, natrium karbonat, pita magnesium, serbuk EDTA, dan yang terakhir
yaitu ammonia. Perlakuan yang pertama yaitu mengamati spesies aluminium yang terdapat
dalam padatan aluminium sulfat hidrat. Pada pengamatan ini didapat bahwa spesies
aluminium yang terdapat dalam padatan aluminium sulfat hidrat adalah [Al(H2O)6]3+ ,
sedangkan spesies aluminium yang terdapat dalam larutan air adalah [Al(H2O)5(OH)]2+ .
Perlakuan setelahnya yaitu mengetahui pH Aluminium sulfat dengan indikator pH, terbaca
pH larutan yaitu 2,58. Selanjutnya pada perlakuan yang ketiga yaitu ke dalam 3 mL
aluminium sulfat, ditambahkan 2 mL larutan natrium karbonat. Terbentuk endapan putih di
lapisan atas larutan. Lama-kelamaan endapannya hilang. Lalu terbenuk gelembung di dinding
tabung reaksi.. Endapan putih ini berasal dari larutan aluminium sulfat direaksikan dengan
larutan natrium karbonat. Dalam hal ini natrium karbonat menetralkan asam yang dibebaskan
pada hidrolisis aluminium selain itu juga terbentuk gas CO2.

Pada perlakuan yang keempat yaitu ke dalam 3 mL larutan aluminium sulfat


ditambahkan sepotong pita magnesium, yang kemudian dihangatkan. Sebelum di panaskan
terdapat gelembung gas di sekitar pita yang disebabkan oleh pita magnesium yang sukar
larut. Pita magnesium sukar larut pada saat belum dipanaskan karena pita magnesium hanya
akan bereaksi ketika terdapat panas disekelilingnya. Setelah dipanaskan pita magnesium
bereaksi dengan larutan. Pada perlakuan yang kelima 3 ml larutan aluminium sulfat
ditambahkan larutan NaOH tetes demi tetes hingga berlebih. Saat penambahan Larutan
NaOH terdapat endapan di lapisan atas campuran. Setelah digoyangkan endapannya hilang.
Setelah direaksikan, larutan tersebut menghasilkan gumpalan putih kecil-kecil yang
melayang-layang pada larutan, gumpalan yang terbentuk dari campuran larutan ini adalah
endapan putih aluminium hidroksida, seperti pada reaksi: Al3+ (aq) + 3OH - (aq) →
Al(OH)3↓(s). Endapan tersebut akan melarut dalam reagensia berlebihan dimana ion-ion
tetrahidroksaaluminat terbentuk. Selanjutnya perlakuan ke enam 3 ml larutan aluminium
sulfat ditambahkan ammonia encer tetes demi tetes didapati sebanyak 4 ml. Tidak terbentuk
endapan dan terbentuk dua lapisan. Larutan yang di atas berupa larutan encer, larutan yang
dibawah berupa gel. Dalam hal ini terdapat endapan hidroksida, gas ammonia yang
dilepaskan, serta dihasilkan air. Pada perlakuan terakhir 3 ml larutan aluminium sulfat
ditambahkan serbuk EDTA dengan agak berlebih lalu dipanaskan. Setelah penambahan,
serbuk larut. Setelah dipanaskan terbentuk dua lapisan setelah penambahan ammonia encer.
Dalam hal ini terjadi reaksi endoterm. Namun, setelah cairan tersebut dipanaskan, larutan
berubah menjadi tak berwarna dan terdapat gelembung gas. Setelah ditambahkan ammonia
lautan menjadi keruh kembali.

X. Kesimpulan

1. Spesies aluminium yang terdapat dalam padatan aluminium sulfat hidrat adalah
[Al(H2O)6]3+ , sedangkan spesies aluminium yang terdapat dalam larutan air adalah
[Al(H 2 O) 5 (OH)]2+. Dengan harga pHnya 2,58.
2. Endapan putih pada reaksi antara aluminium sulfat dengan natrium karbonat berasal
dari larutan aluminium sulfat direaksikan dengan larutan natrium karbonat, dimana
natrium karbonat menetralkan asam yang dibebaskan pada hidrolisis aluminium selain
itu juga terbentuk gas.
3. Pita magnesium sukar larut pada saat belum dipanaskan karena pita magnesium hanya
akan bereaksi ketika terdapat panas disekelilingnya.
4. Pada reaksi antara aluminium sulfat dengan NaOH terdapat gumpalan putih kecil-
kecil yang melanag-layang pada larutan, gumpalan yang terbentuk dari campuran
larutan ini adalah endapan putih aluminium hidroksida, seperti pada reaksi: Al3+ (aq)
+ 3OH - (aq) → Al(OH)3↓(s).
5. Terjadi reaksi endoterm pada saat EDTA ditambahkan ke aluminium sulfat, dan
eksoterm pada saat dipanaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Ariningsih, Ismi. 2012. Laporan Kimia Anorganik Senyawa Kompleks Aluminium.


(Online).(http://ismiariningsih.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia
anorganik-senyawa.html. (Diakses tanggal 26 Januari 2019).
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia.
Khopkar, S.M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta:Universitas Negeri
Yogyakarta.
Setiono, dkk. 1985. Vogel. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.
LAMPIRAN

3ml Al2(SO4)3 + 3ml Al2(SO4)3 + sepotong 3ml Al2(SO4)3 +


pita magnesium
2ml Na2CO3 pekat NaOH

3ml Al2(SO4)3 + NH3 3ml Al2(SO4)3 +


EDTA + NH3

Anda mungkin juga menyukai