KELOMPOK 4:
DOSEN PENGAMPU:
Drs. M. Hadeli L, M.Si dan Maefa Eka Haryani, M.Pd
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
PERCOBAAN KE-1
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion
kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat(central metal cation) berupa logam
transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat anion atau molekul netral yang
disebut ligan (ligands). Agar senyawa kompleks dapat bermuatan netral, maka ion kompleks
dari senyawa tersebut, akan bergabung dengan ion lain yang disebut counter ion. Jika ion
kompleks bermuatan positif, maka counter ion pasti akan bermuatan negative dan sebaliknya.
Aluminium (III) hidroksida berwarna putih dan sukar larut dalam medium air.
Sebagai senyawa kompleks, aluminium (III) dapat dijumpai, dalam stereokimia yang
berbeda-beda, paling umum mempunyai bilangan koordinasi 4 dan 6, yaitu dalam konfigurasi
tetrahedral dan oktahedral. Aluminium juga dapat membentuk adduct dengan bilangan
koordinasi 5 dalam stereokimia trigonalbipiramidal. Dengan biangan koordinasi 4,5, dan 6
ini, aluminium (III) dapat berupa spesies anion, netral ataupun kation. Sebagai contoh yaitu
[AlCl4]-,[Al(OH)4]-, [AlCl3(Nme3)2],[AlF6]3-, [Al(C2O4)3]3-,[Al(H2O)6]3+, dan [Al(EDTA)].
Kemampuan aluminium (III) membentuk senyawa kompleks ini disebabkan oleh karena
muatan kation yang tinggi (+3) sehingga mampu mengakomodasi pasangan elektron dari
ligan. Hal ini diasosiasikan dengan relatif besarnya energi solvasi (khususnya hidrasi dalam
larutan air) yang berarti molekul air terikat (secara ikatan koordinasi) cukup kuat pada kation
hingga tidak mungkin dapat diabaikan sebagai senyawa kompleks. Hal ini berbeda dengan
kation dari logam-logam golongan 1 (Alkali) dan 2 (Alkali) yang mempunyai energi hidrasi
sangat lemah hingga dalam larutannya kurang tepat bila molekul air dipertimbangkan
perannya sebagai ligan.
Isotop Aluminium telah dikenal memiliki banyak isotop , yang massanya berkisar
angka 21-42, namun hanya 27 Al ( isotop stabil ) dan 26 Al ( radioaktif isotop, t 1 / 2 = 7.2 ×
10 5 y ) yang terjadi secara alami memiliki 27 Al alami. Kelimpahan di atas 99,9% 26 Al
diproduksi dari. argon di atmosfer oleh spallation disebabkan oleh sinar kosmik proton.
Isotop aluminium telah menemukan aplikasi praktis dalam laut sedimen, nodul mangan, es
glasial, kuarsa dalam batuan eksposur, dan meteorit . Al pertama kali diterapkan dalam studi
pada Bulan dan meteorit.
1. Gelas beker
2. pH meter
3. Corong
4. Labu takar
5. Tabung reaksi
6. Pengaduk
7. Pipet dan pemanas
8. Gelas ukur
1. Siapkan larutan aluminium sulfat hidrat 1,0 M dalam air, kemudian gunakan larutan
ini untuk percobaan-percobaan berikut. Spesies aluminium apa yang terdapat dalam
padatan aluminum sulfat hidrat ini (1), dan spesies aluminium apa yang terdapat
dalam larutan air (2)?
2. Taksir harga pH larutan aluminium sulfat ini dengan pH meter dan jelaskan hasilnya
(3).
3. Ke dalam 2-3 ml larutan ini tambahkan 1-2 ml larutan pekat natrium karbonat (. 1,0
M), amati dan jelaskan perubahan (persamaan reaksi) yang terjadi (4).
4. Ke dalam 2-3 ml larutan ini tambahkan sepotong pita magnesium yang bersih atau
magnesium turnings, hangatkan bila perlu agar terjadi reaksi, dan jelaskan hasilnya
(5)
5. Ke dalam 2-3 ml larutan ini tambahkan larutan natrium hidroksida tetes demi tetes
hingga berlebihan, amati setiap perubahan yang terjadi, dan jelaskan persamaan
reaksinya (6)
6. Ke dalam 2-3 ml larutan in ditambahkan larutan encer ammonia tetes demi tetes
hingga berlebihan dan jelaskan ada tidaknya perbedaan hasil pengamatan ini dengan
percobaan 4 di atas (7).
7. Ke dalam 2-3 ml larutan ini tambahkan serbuk EDTA (agak berlebihan), hangatkan
untuk melarutkan EDTA. Kemudian tambahkan larutan encer ammonia dan jelaskan
hasilnya (8).
1. Aluminium padat
[Al(H2O)6]3+
3. Larutanaluminiumsulfatdengannatriumkarbonat
[Al(H2O)6]3+ (aq)+ H2O (l) ↔ [Al(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H3O+ (aq)
[Al(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)4(OH)2]+ (aq) + H3O+ (aq)
[Al(H2O)4(OH)2]+ (aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)3(OH)3]↓ (s) + H3O+ (aq)
2H3O+ (aq) + CO32-(aq) → 3H2O (l) + CO2↑ (g)
4. Larutanaluminiumsulfatdengan pita Mg
[Al(H2O)6]3+ (aq)+ H2O (l) ↔ [Al(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H3O+ (aq)
Mg (s) + 2H3O+ (aq) → Mg2+(aq) + 2H2O (l) + H2↑ (g)
[Al(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)4(OH)2]+ (aq) + H3O+ (aq)
[Al(H2O)4(OH)2]+ (aq) + H2O (l) ↔ [Al(H2O)3(OH)3]↓ (s) + H3O+ (aq)
5. Larutanaluminiumsulfatdengannatriumhidroksida
Al2(SO4)3(aq) + 6 NaOH(aq) → 2Al(OH)3↓ (s) + 6Na+(aq) + 3SO42-(aq)
Al(OH)3(s) + OH- → [Al(OH)4]-(aq)
6. Larutanaluminiumsulfatdengan ammonia
[Al(OH)4]-(aq) + NH4+(aq) → Al(OH)3↓ (s) + NH3↑ (g) + H2O (l)
Al3+(aq) + 3NH3(aq) + 3H2O (l) → Al(OH)3↓ (s) + 3NH4+(s)
7. Larutanaluminiumsulfatdenganserbuk EDTA
Al2(SO4)3(aq) + 2EDTA (s) → 2[Al(EDTA)]-(aq) + 3SO42- (aq)
IX. Pembahasan
Praktikum yang dilakukan kali ini adalah percobaan mengenai senyawa kompleks
aluminium, dimana bertujuan agar praktikan dapat mengenal beberapa karakteristik reaksi
pembentukan senyawa kompleks. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
aluminium sulfat hidrat, natrium karbonat, pita magnesium, serbuk EDTA, dan yang terakhir
yaitu ammonia. Perlakuan yang pertama yaitu mengamati spesies aluminium yang terdapat
dalam padatan aluminium sulfat hidrat. Pada pengamatan ini didapat bahwa spesies
aluminium yang terdapat dalam padatan aluminium sulfat hidrat adalah [Al(H2O)6]3+ ,
sedangkan spesies aluminium yang terdapat dalam larutan air adalah [Al(H2O)5(OH)]2+ .
Perlakuan setelahnya yaitu mengetahui pH Aluminium sulfat dengan indikator pH, terbaca
pH larutan yaitu 2,58. Selanjutnya pada perlakuan yang ketiga yaitu ke dalam 3 mL
aluminium sulfat, ditambahkan 2 mL larutan natrium karbonat. Terbentuk endapan putih di
lapisan atas larutan. Lama-kelamaan endapannya hilang. Lalu terbenuk gelembung di dinding
tabung reaksi.. Endapan putih ini berasal dari larutan aluminium sulfat direaksikan dengan
larutan natrium karbonat. Dalam hal ini natrium karbonat menetralkan asam yang dibebaskan
pada hidrolisis aluminium selain itu juga terbentuk gas CO2.
X. Kesimpulan
1. Spesies aluminium yang terdapat dalam padatan aluminium sulfat hidrat adalah
[Al(H2O)6]3+ , sedangkan spesies aluminium yang terdapat dalam larutan air adalah
[Al(H 2 O) 5 (OH)]2+. Dengan harga pHnya 2,58.
2. Endapan putih pada reaksi antara aluminium sulfat dengan natrium karbonat berasal
dari larutan aluminium sulfat direaksikan dengan larutan natrium karbonat, dimana
natrium karbonat menetralkan asam yang dibebaskan pada hidrolisis aluminium selain
itu juga terbentuk gas.
3. Pita magnesium sukar larut pada saat belum dipanaskan karena pita magnesium hanya
akan bereaksi ketika terdapat panas disekelilingnya.
4. Pada reaksi antara aluminium sulfat dengan NaOH terdapat gumpalan putih kecil-
kecil yang melanag-layang pada larutan, gumpalan yang terbentuk dari campuran
larutan ini adalah endapan putih aluminium hidroksida, seperti pada reaksi: Al3+ (aq)
+ 3OH - (aq) → Al(OH)3↓(s).
5. Terjadi reaksi endoterm pada saat EDTA ditambahkan ke aluminium sulfat, dan
eksoterm pada saat dipanaskan.
DAFTAR PUSTAKA