Anda di halaman 1dari 15

PENGELOLAAN LABORATORIUM SEKOLAH

Bekerja Dengan Peralatan Laboratorium

(Bekerja dengan peralatan berdaya listrik, Bekerja dengan gas mampat, Bekerja dengan tekanan
dan suhu tinggi dan rendah )

Oleh
Kelompok 7

1. Utia Mardalena (06101381621026)


2. Ni Luh Putu Ayu Anggraini (06101381621043)
3. Nadya Nabila (06101381621065)

Dosen Pengampu : 1. Dra. Betty Lesmini, M.Sc.

2. Desi, S.Pd., M.T

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PEBDIDIKAN KIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA PALEMBANG
2019
I. Dasar Teori
A. Tindakan Keselamatan untuk Bekerja dengan Peralatan Berdaya Listrik

Banyak kecelakaan di laboratorium terjadi karena penggunaan atau perawatan peralatan


laboratorium yang tidak benar. Bahaya terkait peralatan yang paling umum di laboratorium
berasal dari peralatan berdaya listrik dan perangkat untuk menangani gas mampat, tekanan tinggi
atau rendah, dan suhu tinggi atau rendah. Disamping itu perlu juga untuk memahami teknik
penggunaan peralatan laboratorium yang akan digunakan agar dapat dioperasikan dengan baik.
Dengan harapan hasil yang dicapai dapat dipercaya (reliable) dan benar (akurat), maka peralatan
laboratorium harus selalu dirawat, diservis, dipelihara, dan dikalibrasi agar tidak rusak dan
terjamin akurasinya. Yang dimaksud dengan peralatan berdaya listrik di laboratorium adalah
semua benda yang digunakan di laboratorium yang dapat berfungsi jika menggunakan listrik
sebagai sumber energinya. Peralatan berdaya listrik yang ada di laboratorium meliputi :

1. Pompa cairan dan vakum 6. Eksikator


2. Catu daya 7. Lemari asam
3. Hot plate 8. Sentrifuge
4. Oven 9. Waterbath
5. Piranti elektrokimia 10. Neraca analitik

Setiap orang yang menggunakan peralatan listrik dalam suatu eksperimen harus mengetahui
semua masalah keselamatan yang terkait dan potensi bahayanya. Dampak yang ditimbulkan
akibat bahaya listrik pada manusia adalah sebagai berikut.

 Menghentikan fungsi jantung dan menghambat pernafasan.


 Panas yang ditimbulkan oleh arus dapat menyebabkan kulit atau tubuh terbakar,
khususnya pada titik dimana arus masuk ke tubuh
 Beberapa kasus dapat menimbulkan pendarahan, atau kesulitan bernafas dan gangguan
saraf bahkan kematian
 Gerakan spontan akibat terkena arus listrik, dapat mengakibatkan cidera lain seperti akibat
jatuh atau terkena/tersandung benda lain.

Agar terhindar dari kecelakaan bekerja dengan peralatan listrik, berikut adalah tindakan
pencegahan umum untuk bekerja dengan peralatan berdaya listrik.

1. Pasang isolasi pada aliran listrik sehingga tidak ada potensi arus kejut
2. Tutup semua suplai daya sehingga tidak terjadi kontak yang tidak disengaja dengan sirkuit
daya
3. Peralatan yang mempunyai tegangan tinggi harus dibuat rintangan
4. Lakukan inspeksi visual pada semua peralatan listrik setiap bulan. Minta pegawai yang
kompeten mengganti kabel yang terurai atau rusak.
5. Pasang perlengkapan instalasi/pengaman listrik lengkap
6. Letakkan peralatan listrik di tempat yang dapat mengurangi kontak dengan tumpahan atau
uap mudah terbakar. Jika air atau bahan kimia tumpah pada peralatan listrik, segera
matikan daya di sakelar utama atau pemutus arus dan lepaskan peranti dari sumber listrik
menggunakan sarung tangan karet.
7. Untuk mengurangi kemungkinan kejutan listrik, hubungkan peralatan ke saluran
pentanahan yang baik menggunakan bahan lantai yang sesuai. Pasang penyela kesalahan
pentanahan
8. Lepaskan peralatan dari sumber listrik sebelum melakukan penyetelan, modifikasi, atau
perbaikan.
9. Pastikan semua pekerja mengetahui lokasi dan cara mengoperasikan sakelar utama dan
kotak pemutus arus. Kotak pemutus arus tegangan tinggi harus dilabeli dengan tanda
bahaya halilintar listrik dan hanya digunakan oleh pegawai kompeten yang memenuhi
syarat dengan dibekali pematian daya alternatif dan memakai peralatan pelindung diri
yang memadai (PPE).
10. Pastikan semua pegawai menggunaan alat pelindung diri saat hendak menangani peralatan
berdaya listrik seperti sarung tangan nonkonduktif dan sepatu dengan sol isolator
11. Pastikan peralatan listrik menggunakan kabel tiga kawat/three-wire cord dengan kontak
yang tergrounding
12. Hindari penggunaan alat berdaya listrik yang melebihi kapasitasnya
13. Simpan peralatan listrik yang tidak digunakan di tempat yang kering
14. Jaga kabel dari panas, minyak dan benda tajam
15. Lepaskan peralatan yang tidak digunakan dari sumber listrik
16. Ganti setiap peralatan yang rusak
17. Pastikan bahwa saklar daya utama untuk mematikan daya listrik mudah dijangkau dan
jelas ditandai, sehingga dapat dengan cepat dimatikan dalam keadaan darurat
B. Tindakan Keselamatan untuk Bekerja dengan Gas Mampat

Gas mampat adalah gas cair atau terlarut yang dimampatkan dalam suatu tabung silinder
di bawah tekanan atau dikompresi pada tekanan 13.8 x 103 kPa (2000 psi) atau 24.1 x 103
kPa (3500 psi). Contoh gas-gas yang dimampatkan pada tekanan tersebut adalah gas
oksigen, nitrogen, dan metana. Sedangkan gas-gas cair atau terlarut yang disimpan di bawah
tekanan adalah gas etilena, asetilina, gas petroleum cair, propana, klorin, ammonia, dan sulfur
dioksida. Jika diklasifikasikan berdasarkan tingkat bahayanya, gas mampat dapat dibagi
menjadi beberapa poin sebagai berikut.

1. Gas mudah terbakar


 Propane
 Buthane
 Ethylene oksida
 Hydrogen
 Acetilen
2. Gas tidak mudah terbakar
 Nitrogen
 Helium
 Co2 dengan konsentrasi >10%
 Nitrogen oksida
3. Gas beracun
 Amonia
 Sulfur dioksida
 Chlorin
Tindakan pencegahan diperlukan untuk menangani beragam jenis gas bertekanan dan
silinder, pipa, dan bejana tempat penyimpanan dan penggunaan gas. Berikut panduan umum
untuk bekerja dengan gas mampat

1. Hanya izinkan pegawai yang terlatih untuk melakukan operasi pada gas mampat
2. Gunakan lapisan teflon atau pelumas ulir yang sesuai, tapi jangan pernah gunakan
minyak atau pelumas pada peralatan yang akan digunakan dengan oksigen.
3. Periksa semua tabung dan ganti jika perlu
4. Jangan mengisi autoklaf dan bejana reaksi bertekanan lainnya lebih dari separuh.
Pastikan ada ruang tersisa untuk penambahan cairan jika dipanaskan.
5. Tempelkan tanda peringatan yang mudah dilihat saat reaksi bertekanan sedang
berlangsung
6. Jangan terima silinder gas mampat jika tanpa label.
7. Labeli silinder gas mampat dengan jelas menggunakan label tahan lama yang tidak bisa
dilepaskan dari silinder, seperti stensil atau stempel pada silinder. Beri kode warna
untuk membedakan gas-gas berbahaya. Jangan bergantung pada kode warna pabrik.
Kode tersebut mungkin berbeda antar perusahaan.
8. Ikat atau rantai silinder gas ke dinding dengan kencang
9. Pisahkan tempat penyimpanan silinder gas dari tempat penyimpanan bahan kimia
lainnya.
10. Pisahkan silinder kosong dari silinder penuh.
11. Periksa secara teratur apakah ada kebocoran pada silinder dan slang.
12. Jauhkan silinder yang berisi gas mudah terbakar dari semua sumber penyulutan.

C. Bekerja dengan Tekanan dan Suhu Tinggi dan Rendah


Bekerja dengan bahan kimia berbahaya pada tekanan tinggi dan rendah atau suhu
tinggi dan rendah memerlukan perencanaan dan tindakan pencegahan khusus. Untuk
beberapa eksperimen, tekanan dan suhu ekstrem harus dikelola secara bersamaan. Peralatan
yang sesuai harus digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Contoh dari alat yang
bertekanan tinggi yaitu bejana. Bejana dikatakan bertekanan tinggi apabila bejana tersebut
memiliki tekanan lebih dari 20 kg/cm2 atau bagiannya yang mempunyai isi lebih dari 10 liter
sehingga sehingga operasi bertekanan tinggi harus dilakukan di bilik yang dirancang khusus
untuk tujuan ini saja. Pegawai laboratorium harus memastikan bahwa peralatan untuk operasi
yang menggunakan bejana bertekanan dipasang dengan benar, serta dikontrol dengan setiap
saat. Bila perlu uji dan periksalah bejanan sebelum dan sesudah di gunakan.
Begitu pula bekerja dengan suhu tinggi dan rendah, Dalam kehidupan sehari-hari,
suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu benda. Oven yang panas
dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan es yang membeku dikatakan memiliki suhu rendah. Di
laboratorium biasanya praktikum yang mengguanakan suhu tinggi seperti destilasi dan
pemanasan semacamnya. Sedangkan untuk yang suhu rendah seperti praktikum tentang
hukum kekekalan energi atau hukum Hess dengan menggunakan kalorimetri
II. Data Observasi
ANGKET DAN LEMBAR OBSERVASI

 Sekolah : SMA XAVERIUS 3 PALEMBANG


 Kepala Laboratorium : Y. Wahyudi. K., S.pd
 Laboran : Ant. Supriyono

A. Prosedur Bekerja Dengan Peralatan Berdaya Listrik


No Pernyataan Ya Tidak Keterangan

1. Terdapat peralatan listrik di √ Catu daya, neraca analitik dan piranti


laboratorium elektrokimia

2. Terdapat praktikum yang √ Sel volta, elektrolisis, elektrolisis elektroda


menggunakan peralatan listrik non inert, larutan elektrolit dan non elektrolit

3. Melakukan inspeksi visual pada √ Perawatan alat listrik rutin dilakukan sesuai
semua peralatan listrik setiap bulan jadwal namun pemeriksaan dan kalibrasi alat
seperti perawatan dan kalibrasi alat hanya dilakukan sesaat sebelum alat hendak
digunakan

4. Mengganti kabel yang terurai atau √ Pemeriksaan dan penggantian kabel pada alat
rusak listrik hanya dilakukan sesaat alat hendak
digunakan untuk praktikum

5. Melepaskan peralatan dari sumber √ Alat listrik yang menggunakan kabel adaptor
listrik sebelum alat disimpan dan seperti neraca analitik selalu disimpan dalam
memastikannya dalam keadaan keadaan kabel tidak terpasang
sleep
6. Pekerja menggunakan alat √ Tidak tersedia sarung tangan nonkonduktif
pelindung diri saat hendak dan sepatu sol isolator di laboratorium
menangani peralatan berdaya listrik
seperti sarung tangan nonkonduktif
dan sepatu dengan sol isolator
7. Peralatan listrik menggunakan √ Peralatan listrik menggunakan two-wire cord
kabel tiga kawat/three-wire cord
yang tergrounding
8. Kabel listrik selalu dalam keadaan √
rapi dan tidak terlilit
9. Hindari penggunaan alat berdaya √ Terdapat banyak kabel terminal di
listrik yang melebihi kapasitasnya laboratorium untuk menghindari kelebihan
kapasitas

10. Simpan peralatan listrik yang tidak √ Alat listrik disimpan dalam satu lemari yang
digunakan di tempat yang kering sama dengan botol semprot tapi di tingkat
yang berbeda

11. Simpan peralatan listrik terpisah √ Penyimpanan alat dan bahan kimia dilakukan
dengan bahan kimia di lemari terpisah

12. Pisahkan setiap peralatan listrik √ Alat listrik yang rusak dikeluarkan dari lemari
yang rusak dari yang masih bagus dan diletakkan di meja terpisah, menunggu
untuk diperbaiki

13. Alat listrik diberi labelling √ Labelling yang dipasang laboran lepas saat
alat dibersihkan/dilap

14. Terdapat alat pengaman listrik √ Terdapat MCB di setiap gedung sekolah
seperti MCB atau sekering

15. Terdapat alat pemadam kebakaran √ APK dan P3K selalu dalam kondisi siap
dan kotak P3K yang letaknya digunakan
mudah dijangkau

16. Pernah terjadi kecelakaan kerja saat √ Lampu bohlam meledak saat praktikum
praktikum menggunakan peralatan larutan elektrolit dan non elektrolit
berdaya listrik

17. Praktikan bekerja sesuai prosedur √ Guru yang bersangkutan selalu menjelaskan
praktikum prosedur praktikum sesuai modul dan terdapat
peringatan di dinding laboratorium yang
mengharuskan praktikan untuk selalu bekerja
sesuai prosedur
B. Prosedur Bekerja Dengan Gas Mampat
No Aspek Ya Tidak Keterangan

1 Terdapat gas mampat di √ Tabung alat pemadam kebakaran yang berisikan


laboratorium gas CO2

2 Terdapat praktikum yang √


menggunakan gas bertekanan

C. Prosedur Bekerja Dengan Tekanan Dan Suhu Tinggi Dan Rendah


No Aspek Ya Tidak Keterangan

1 Terdapat praktikum yang √ Pembuatan ester dan hukum hess, namun tekanan
berhubungan dengan tekanan yang dihasilkan tidak terlalu tinggi
tinggi dan rendah

2 Terdapat alat yang berhubungan √ Alat khusus untuk mengukur tekanan tidak ada
dengan penggunaan tekanan
tinggi atau rendah

3 Terdapat praktikum yang √ Hukum kekekalan massa atau hukum hess,


berhubungan dengan suhu tinggi pembuatan ester dan reaksi nyala pada logam
dan rendah natriun, namun suhu yang digunakan tidak terlalu
tinggi.

4 Terdapat alat yang berhubungan √ Hanya ada termometer saja. Praktikum hukum hess
dengan penggunaan suhu tinggi tidak menggunakan kalorimetri dan pembuatan
atau rendah ester hanya memanfaatkan tabung reaksi berlengan

5 Praktikan menggunakan APD √ Praktikan hanya memakai jas lab saja


yang lengkap saat melakukan
praktikum bekerja dengan
tekanan dan suhu rendah dan
tinggi
6 Guru menyampaikan prosedur bekerja √ Guru menyampaikan prosedur atau informasi
dengan tekanan dan suhu rendah dan
sebelum dilakukannya praktikum
tinggi

3. Evaluasi Observasi

A. Prosedur Bekerja Dengan Peralatan Berdaya Listrik

Berdasarkan observasi yang kami lakukan di laboratorium kimia SMA Xaverius 3


Palembang pada beberapa waktu yang lalu, tidak begitu banyak peralatan listrik yang tersedia
disana. Hanya ada catu daya, piranti elektrokimia, dan neraca analitik. Sebagian besar alat
listrik disana digunakan untuk percobaan elektrokimia seperti praktikum sel volta,
elektrolisis, elektrolisis elektroda non inert, larutan elektrolit dan non elektrolit. Sedangkan
neraca analitik tidak digunakan oleh praktikan melainkan hanya digunakan oleh laboran
untuk menyiapkan bahan praktikum. Kondisi alat listrik cukup bersih ketika kami melakukan
observasi karena laboran selalu membersihkan alat listrik secara terjadwal. Namun untuk
pengkalibrasian dan pengecekan alat listrik hanya dilakukan sesaat sebelum alat listrik
tersebut hendak digunakan untuk praktikum sehingga jika terdapat alat listrik yang rusak di
dalam lemari penyimpanan, laboran tidak akan mengetahuinya sampai alat tersebut hendak
digunakan. Seharusnya terdapat inspeksi visual bulanan untuk pengecekan dan
pengkalibrasian alat listrik sehinnga alat menjadi lebih tahan lama dan tidak cepat rusak. Jika
alat listrik diketahui sudah rusak, laboran akan mengeluarkannya di lemari penyimpan dan
meletakkannya di meja terpisah, menunggu untuk direparasi. Terdapat banyak catu daya yang
telah rusak dan terbengkalai di atas meja. Laboran beralasan bahwa jumlah stok catu daya di
laboratorium kimia SMA Xaverius 3 melebihi kebutuhan sehingga catu daya yang belum
direparasi tidak akan mengganggu kegiatan praktikum.
Laboran juga selalu memastikan peralatan listrik dalam keadaan sleep dan terputus
dari sumber listrik saat hendak disimpan. Kabel adaptor pada neraca analitik selalu dilepas
sebelum disimpan. Untuk alat berdaya baterai seperti ph meter, baterai selalu dikeluarkan
sebelum disimpan. Saat menangani alat listrik, laboran tidak menggunakna sarung tangan
nonkonduktor dan sepatu sol isolator dikarenakan ketidaktersediaan alat-alat tersebut di
dalam lab. Tata letak peralatan listrik di laboratorium kimia Xavega juga sudah bagus.
Peralatan disimpan di tempat yang kering dan jauh dari bahan kimia. kabel listrik juga tertata
rapi dan tidak terlilit. Walaupun penyimpanan basic meter di dalam satu lemari yang sama
dengan botol semprot, namun keduanya berada di tingkat yang berbeda. Terdapat banyak
terminal dan stopkontak untuk menghindari terjadinya kelebihan kapasitas pada
pengoperasian peralatan listrik. Untuk labelling pada peralatan listrik sebenarnya sudah
dilakukan oleh laboran namun label tersebut lepas saat alat dibersihkan sehinnga sekarang
alat dalam keadaan tidak ter-label. Pengaman listrik berupa MCB pun sudah tersedia tidak
hanya di laboratorium kimia melainkan di seluruh gedung SMA Xaverius 3 Palembang.
Kecelakaan kerja saat pratikum pernah terjadi saat pengujian larutan elektrolit dan non
elektrolit menyebabkan bohlam lampu pecah sehingga sejak saat itu larutan yang digunakan
hanya larutan gula dan garam. Pada laboratorium SMA Xaverius 3 Palembang hanya terdapat
tabung silinder alat pemadam kebakaran yang berisikan gas mampat karbon dioksida. Namun
tidak terdapat praktikum yang menggunakan gas mampat karena dianggap terlalu beresiko.

B. Prosedur Bekerja Dengan Tekanan dan Suhu Tinggi Rendah


Di laboratorium SMA Xaverius 3 palembang, tidak begitu banyak peralatan yang
pengoperasiannya bergantung pada tekanan dan suhu. Hanya ada termometer untuk peralatan
khusus. Sedangkan praktikum yang berhubungan dengan suhu dan tekanan adalah hukum
hess, pembuatan ester dan reaksi nyala logam natrium. Kebanyakan praktikum tersebut
menggunakan kaki tiga, asbes dan bunsen untuk menjalankan proses pemanasan. Sedangkan
praktikum hukum hess tidak menggunakan kalorimeter karena keterbatasan alat. Begitu juga
dengan pembuatan ester yang hanya memanfaatkan tabung reaksi berlengan, tidak
menggunakan alat destilasi. Laboran berpendapat alat-alat tersebut sudah cukup untuk tingkat
SMA. Hal yang
perlu dievaluasi yaitu, ketaatan pada prosedur praktikum yang dilakukan serta penggunaan
alat yang kurang tepat untuk praktikum, seperti pada praktikum hukum hess yang seharusnya
mengguankan tabung kalorimetri tetapi menggunakan beker gelas. Untuk hal ini laboran juga
menyebutkan sebisa mungkin melakukan praktikum dengan alat seadanya saja. Pada saat
praktikum, APD yang digunakan tidak lengkap,hanya menggunakan jas lab saja. Walaupun
praktikum yang dilakukan sederhana dan tidak terlalu berbahaya tetpai tetap saja harus
mematuhi tata tertib yang ada di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Moran, L., & Masciangioli, T. (2010). Keselamatan dan KeamananLaboratorium Kimia :


Panduan Pengelolaan Bahan Kimia Dengan Bijak. The National Academies Press.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 37 Tahun 2016 Tentang K3 Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun.
Score. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja. Jakarta: International
Labour Office.

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 6 Tahun 1990 Tentang
Pewarnaan Botol Baja/Tabung Gas Bertekanan
LAMPIRAN

Lemari alat D, tempat penyimpanan Daftar praktikum kimia SMA Xaverius 3


sebagian besar alat listrik Palembang

Lemari kurang bersih dan botol semprot Basic meter


disimpan bersamaan dengan alat listrik
Amperemeter Basicmeter

Alat yang rusak disimpan di


tempat terpisah

Kabel listrik tersusun rapi Terdapat banyak terminal dan


menggunakan kabel two wire cord
Penyimpanan catu daya Neraca analitik

Alat pemadam kebakaran Kotak P3K

Anda mungkin juga menyukai