Anda di halaman 1dari 25

A.

JUDUL PERCOBAAN : Aluminium


B. WAKTU MULAI PERCOBAAN : Kamis, 04 April 2019 pukul
13.00 WIB
C. WAKTU SELESAI PERCOBAAN : Kamis, 04 April 2019 pukul
15.30 WIB
D. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui sifat-sifat aluminium dan senyawanya
E. DASAR TEORI
Aluminium ialah salah satu unsur kimia golongan IIIA dengan lambang
Al dan nomor atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah.
Aluminium di temukan oleh Sir Humphrey Davy dalam tahun 1809 sebagai
suatu unsur, dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh H. C. Oestred,
tahun 1825. Secara industri tahun 1886, Paul Heroult di Perancis dan C. M.
Hall di Amerika Serikat secara terpisah telah memperoleh logam aluminium
dari alumina dengan cara elektrolisa dari garamnya yang terfusi. Sampai
sekarang proses Heroult Hall masih dipakai untuk memproduksi aluminium.
Penggunaan aluminium sebagai logam setiap tahunnya adalah para urutan
yang kedua setelah besi dan baja, yang tertinggi di antara logam non
fero. Aluminium merupakan logam ringan mempunyai ketahanan korosi yang
baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai
sifat logam. Sebagai tambahan terhadap, kekuatan mekaniknya yang sangat
meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, dan sebagainya, secara
satu persatu atau bersama-sama, koefisien pemuaian rendah (Sugiyarto,
2004).
Alumunim memiliki konfigurasi elektron [10Ne] 3s2 3p1 dikenal
mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam Al tahan terhadap
korosi udara, karena reaksi antara logam alumunium dengan oksigen udara
menghasilkan oksidanya, Al2O3 yang membentuk lapisan non pori dan
membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut. Lapisan
dengan ketebalan 10-4-10-6 mm sudah cukup mencegah terjadinya kontak
lanjut permukaan logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi karena ion
oksigen mempunyai jari-jari ionik (124 pm) tidak jauh berbeda dari jari-jari
metalik logam Al (143 pm). Akibatnya kemasan permukaan hampir tidak
berubah, karena jari-jari ion Al (68 pm) “tepat” menempati rongga-rongga
struktur permukaan oksida. Hal ini berbeda dari oksida besi yang bersifat
berpori, tidak mampu melindungi bagian dalam besi sehingga korosi terus
berlanjut (Sedyawati, 2014).
Menurut Petrucci (1987) sifat-sifat aluminium:
1. Bereaksi dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida yang
mellindungi dari oksidasi lebih lanjut
2. Bereaksi dengan asam membebaskan gas hidrogen
3. Bila dipanaskan kuat di udara. Al terbakar membentuk oksida dan
sedikit nitrit
4. Aluminum larut dalam larutan NaOH encer
5. Dapat mereduksi Fe2O3 disertai pelepasan panas yang besar (dipakai
untuk mengelas baja).
6. Senyawa hidroksidanya bersifat amfoter
7. Logam Al berwarna putin mengkilap, mempunyai titik leleh tinggi
660 oC), moderat lunak, dapat dibuat aliansi, dan tahan terhadap
korosi udara
8. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 g/ cm3, sedangkan besi ± 8,1 g/cm3)
9. Tahan korosi
10. Penhantar listrik dan panas yang baik
11. Mudah di bentuk
12. Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bias
ditingkatkan.
Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan
pemanduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan
kekerasannya. Aluminium komersil selalu mengandung ketidakmurnian ±
0,8% biasanya berupa besi, silicon, tembaga dan magnesium. Sifat lain yang
menguntungkan dari alumiunium adalah sangat mudah dibentuk, dapat
dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun dapat deforming dengan cara:
rolling, drawing, Forging, extrusi dll menjadi bentuk yang rumit sekalipun
(Cotton, 1989)
Aluminium adalah logam terpenting berdasarkan massa, aluminum
menempati urutan ke 3 diantara unsur yang terbesar kelimpahannya dikerak
bumi. Biji aluminum yang terpenting adalah bauksit yang mengandung
Al2O3. Sepanjang sejarah peradaban manusia, senyawa aluminum sudah
digunakan deberbagai bidang. Tanah liat pada dasarnya hidrat aluminium
silkikat dan tembikar sudah sejak 8000 tahun yang lampau. Aluminum adalah
logam yang ringan, stabil di udara, mudah dibuat, kuat dan bahan tahan
terhadap korosi.
Aluminium hidroksida seperti halnya aluminum oksida adalah amfoter,
melarut dalam basa membentuk aluminat dan dalam asam membentuk garam
aluminum. Sesuai dengan harga potensial elektrodanya (-1,66 V) dapat
diprediksi bahwa aluminum lebih reaktif dari seng dan logam ini mudah
bereaksi dengan oksigen, melarut dalam asam encer dan membebaskan gas
hidrogen. Meskipun tidak terlihat dengan jelas, sebenarnya aluminium
bereaksi dengan oksigen. Namun, setiap permukaan aluminium yang baru
dilapisi oleh aluminum oksida sangat tipis. Lapisan oksida yang hanya
setebal 10-4 m sangat keras, stabil dan tidak berpori ini melindungi aluminium
dari reaksi dengan oksigen sehingga terhalang dari oksida selanjutnya
(Sugiyarto, 2004)
Reaksi – reaksi pada aluminium :
 Ion Al3+dalam air
Bila garam aluminium dilarutkan ke dalam air, ion Al 3+ mengalami
hidroksi.
Al3+ (aq) + 6H2O (l) → [Al(H2O)6]3+
Ion heksa aquao aluminium (III) / (Al3+(aq))
Oleh karena kerapatan ion sangat besar maka ion ini dapat menarik
elektron dalam ikatan OH- dari air dekatnya, sehingga air merupakan
donor proton.
[ Al(H2O)6]3+ + H2O → [Al(H2O)5(OH)] 2+ + H3O+
Oleh karena itu larutan garam Al3+ bersifat asam, asam-asam asetat.
Jika basa yang lebih kuat dari air seperti S2- dan CO22- ditambahkan
pada larutan aluminium, ion H+ akan dilepaskan dari [Al(H2O)6]3+ .
2[Al(H2O)6]3+ + 3S2- → 2[Al(H2O)3(OH)3] + 3H2S
Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH ditambahkan
pada larutan garam Al.
[Al(H2O)6]3+ + 3OH- (aq) → [Al(H2O)3(OH)3] + (H2O)3
Dengan NaOH berlebih endapan akan melarut.
[Al(H2O)3(OH)3](s) + OH- → [Al(H2O)3(OH)3] + H2O
Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH ,
baisanya ditulis sebagai berikut :
Al3+ (aq) + 3OH- (aq) → Al(OH)3 (s)
Al(OH)3 (s) + OH-(aq) → Al(OH)4- (aq) Larutan jenuh
 Reaksi dengan udara
Aluminium tidak bereaksi dengan udara kering, tetapi dengan udara
lembab akan terbentuk semacam lapisan tipis oksida pada bagian
permukaan. Pembakaran dengan oksigen menghasilkan cahaya
kilap.
4 Al(s) + 3O2(g)  2Al2O3 (s)
 Reaksi dengan air
Aluminium murni bereraksi dengan air murni, tetapi tidak dapat
terkorosi bila air mengandung garam. Dengan air mendidih,
aluminium mengalami penguraian dengan membebaskan hidrogen.
2Al (s) + 6H2O(l)  2 Al(OH)3 + 3 H2(g)
 Reaksi dengan alkali
Aluminium melarutkan soda (NaOH) dengan membebaskan gas
hidrogen dan terbentuk aluminat larutan.
2Al(s) + 2 NaOH(aq) + 2 H2O(l)  2 Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
 Reaksi dengan asam
Aluminium larut dalam HCl dan H2SO4 pekat dengan membebaskan
hidrogen.
2Al(s) + 6 HCl(aq)  2 AlCl3 (aq)+ 3H2 (g)
2 Al(s) + 6 H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(aq)+3SO2(g) +6H2O(l)
 Reaksi dengan halogen
Serbuk halus aluminium dapat berikatan dengan halogen bila
dilewarkan padanya.
2 Al(s) + 3 Cl2(g)  2 AlCl3
 Ion aluminium dalam larutan
Dua faktor yang harus dipertimbangkan untuk menilai kelarutan
senyawa aluminium dalam air adalah kecilnya ukuran dan tingginya
muatan ion Al3+ dan tingginya energi hidrasi (-4613 kJ/mol). Jika Al3+
bergabung dengan anion kecil bermuatan tinggi, tingginya energi kisi
yang dihasilkan pada padatannya menyebabkan senyawa ini sukar
larut dalam air. Contohnya Al2O3. AlCl3 , AlBr3, AlI3, memiliki sifat
kovalen. Senyawa- senyawa tersebut sangat larut dalam air.
Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion
aluminium membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan
anion-anion yang tak berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut
dalam air. Larutan ini memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis.
 Alumunium dan Hidrogen Klorida
HgCl2 + Al2O3    2 AlCl3 + 3HgO
HgCl2 dapat membersihkan lapisan permukaan aluminium foil secara,
efektif karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapiasan oksida dari
aluminium sesuai dengan reaksi diatas.

F. ALAT DAN BAHAN


 ALAT :
1. Cawan porselin 1 buah
2. Tabung reaksi 7 buah
3. Pipet tetes secukupnya
4. Corong kaca 1 buah
5. Gelas kimia 100 mL 1 buah
6. Pembakar spirtus 1 buah
7. Kaki tiga 1 buah
8. Kasa 1 buah
 BAHAN :
1. Larutan NaOH 1M Secukupnya
2. Larutan NaOH 0,1M Secukupnya
3. Larutan HgCl2 0,1M Secukupnya
4. Larutan HCl 0,1M Secukupnya
5. Larutan (NH4)2S Secukupnya
6. Larutan Na2CO3 0,1M Secukupnya
7. Larutan Al2(SO4)3 0,1M Secukupnya
8. Lempengan Al Secukupnya
9. Kertas lakmus Secukupnya
10. Kapas Secukupnya
11. Kertas saring Secukupnya

G. ALUR PERCOBAAN
1. Percobaan 1

1 mL larutan NaOH 1 M

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Dimasukkan sepotong kecil lempeng Al hingga timbul gas

Gas H2

Diambil lempeng Al
Dicuci dengan air
Digosok dengan kapas yang sudah dibasahi larutan HgCl2 pekat
Dibiarkan beberapa menit
Diamati perubahan yang terjadi

Hasil
2. Percobaan 2

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

Dimasukkan NaOH Dimasukkan


0,1 M sebanyak
Na2CO3
1 mL Dimasukkan
0,1 M panas sebanyak HCl 0,1 M sebanyak
1 mL 1 mL
Dimasukkan sepotong kecil Al sepotong kecil Al Dimasukkan sepotong kecil Al
Dimasukkan

Diamati perubahan yang terjadi

Hasil

3. Percobaan 3

1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Di uji dengan kertas lakmus biru
Diamati perubahan yang terjadi

Lakmus menjadi merah

4. Percobaan 4
1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M

Ditambah NaOH 1 M tetes demi tetes hingga endapan larut kembali


Ditambah HCl 1 M sampai tidak terjadi perubahan

Hasil pengamatan

5. Percobaan 5

1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Ditambah larutan (NH4)2S pekat sebanyak 3 tetes

Hablur

Disaring

Residu Filtrat

Dipindah ke dalam tabung reaksi dengan sedikit air


Ditambah NaOH 0,1 M sampai endapan larut

Endapan larut
H. HASIL PENGAMATAN

Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah

1 Percobaan 1  Larutan  Larutan  2Al (s) + 2NaOH (aq) + Berdasarkan


NaOH : tak NaOH +
6H2O (l) → 2Na[Al(OH)4] percobaan yang
berwarna lempengan
1 mL larutan NaOH 1 M  Lempengan Al : larutan (aq) + 3H2 (g) telah dilakukan
Al : tak
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi  2Al (s) + 3HgCl2 (aq) → didapatkan
berwarna berwarna
Dimasukkan sepotong kecil lempeng Al hingga timbul gas dan timbul kesimpulan bahwa
keperakan 2AlCl3 (aq) + 3Hg (l)
 Aquades : gelembung
 Al (s) + Hg (l) → AlHg (s) logam Al bersifat
tak gas
Gas H2 berwarna  Dicuci reaktif jika
 Larutan dengan direaksikan dengan
Diambil lempeng Al HgCl2 : aquades :
Dicuci dengan air larutan tak lempeng Al basa (NaOH)
Digosok dengan kapas yang sudah dibasahi larutan HgCl2 pekat
berwarna berwarna menghasilkan gass
Dibiarkan beberapa menit perak
Diamati perubahan yang terjadi  Digosok H2 ditandai dengan
dengan adanya gelembung
HgCl2 :
lempeng Al gas. Aluminium
Hasil
mengkilat oksida dapat
 Lempeng
Al : terkikis bereaksi dengan
 Dibiarkan : HgCl2 membentuk
lempeng Al
menjadi amalgam (AlHg)
abu-abu yang berwarna
perak kehitaman
2 Percobaan 2  Larutan  Larutan  2Al (s) + 2NaOH (l) + Berdasarkan
NaOH : tak NaOH + Al
6H2O (l) → percobaan yang
berwarna : larutan tak
Tabung reaksi  Larutan berwarna 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 telah dilakukan,
Na2CO3 : tak dan timbul
Dimasukkan NaOH 0,1 M sebanyak 1 mL (g) didapatkan
berwarna gelembung
Dimasukkan sepotong kecil Al  Larutan HCl : gas ( +++)  Al (s) + Na2CO3 (aq) + kesimpulan bahwa
Diamati perubahan yang terjadi tak berwarna  Larutan
Diulangi percobaan dengan mengganti NaOH 0,1 M dengan Na2CO3 0,1Na M panas dan HCl7H
0,12OM(l) → logam Al dapat
 Lempeng Al 2CO3 +

(s) : berwarna Al : larutan 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 bereaksi dengan


keperakan tak asam, basa, dan
(g) + CO2 (g)
berwarna
dan timbul  2Al (s) + 6HCl (aq) → garam ditandai
gelembung dengan timbulnya
2AlCl3 (s) + 3H2 (g)
gas ( ++)
 Larutan gelembung gas H2.
HCl + Al : Urutan kereaktifan :
Hasil larutan tak
berwarna NaOH > Na2CO3 >
dan timbul HCl
gelembung
gas ( +)

3 Percobaan 3  Larutan  Larutan  Al2(SO4)3 (s) + H2O (l) → Berdasarkan


Al2(SO4)3 : Al2(SO4)3 +
Al2(SO4)3 (aq) percobaan yang
tak kertas
berwarna lakmus biru telah dilakukan
 Kertas : kertas
lakmus : lakmus didapat kesimpulan
1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M
berwarna berubah
bahwa Al2(SO4)3
biru mnejadi
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
merah bersifat asam
Di uji dengan kertas lakmus biru
Diamati perubahan yang terjadi ditandai dengan
berubahnya kertas
Lakmus menjadi merah
lakmus biru menjadi
merah.

4 Percobaan 4  Larutan  Larutan  Al2(SO4)3 (aq) + 6NaOH Berdasarkan


Al2(SO4)3 : Al2(SO4)3 +
(aq) → 2Al(OH)3 (s) + percobaan yang
tak larutan
1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M berwarna NaOH : 3Na2SO4 (aq) telah dilakukan
 Larutan larutan dapat disimpulkan
Ditambah NaOH 1 M tetes demi tetes hingga endapan larut kembali  Al(OH)3 (s) + NaOH (aq)
NaOH : tak tidak
Ditambah HCl 1 M sampai tidak terjadi perubahan berwarna berwarna → Na[Al(OH)4] (aq) bahwa senyawa
 Larutan dan ada
 Na[Al(OH)4] (aq) + HCl Al(OH)3 dapat
HCl : tak endapan
berwarna berwarna (aq) → Al(OH)3 (s) + bereaksi dengan
Hasil pengamatan putih (+++)
NaCl (aq) + H2O (l) asam maupun basa
15 tetes
NaOH  Al(OH)3 (s) + 3HCl (aq) dan bersifat
 Ditambah amfoter.
NaOH → AlCl3 (aq) + 3H2O (l)
berlebih :
larutan
tidak
berwarna
dan
endapan
larut. 31
tetes NaOH
 Ditambah
HCl :
larutan
keruh dan
ada
endapan
putih (++).
23 tetes
HCl
 Ditambah
HCl
berlebih :
larutan
tidak
berwarna
dan
endapan
larut
kembali. 46
tetes HCl

5 Percobaan 5  Larutan  Larutan  Al2(SO4)3 (aq) + (NH4)2S Berdasarkan


Al2(SO4)3 : Al2(SO4)3 +
(aq) + 6H2O (l) → percobaan yang
larutan tak larutan
berwarna (NH4)2S : 2Al(OH)3 (s) + H2S (g) + telah dilakukan
 Larutan berwarna didapatkan
3(NH4)2SO4 (aq)
(NH4)2S : kuning dan
berwarna terbentuk  Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) kesimpulan bahwa
kuning dan hablur → Na[Al(OH)4] (aq) Al2(SO4)3 dapat
1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M
berbau berwarna
bereaksi dengan
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi menyengat hijau pudar

Ditambah larutan (NH4)2S pekat sebanyak 3 Larutan
tetes  Hablur + (NH4)2SO4 dan
NaOH : tak larutan menghasilkan
berwarna NaOH :
larutan tak endapan Al(OH)3
berwarna
Hablur dan gas H2S.

Disaring Endapan Al(OH)3


bersifat mudah larut
Residu Filtrat dalam basa NaOH
Dipindah ke dalam tabung reaksi dengan sedikit air karena membentuk
Ditambah NaOH 0,1 M sampai endapan larut kompleks
Na[Al(OH)4].

Endapan larut
I. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan 1
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat dari aluminium
dengan menambahkan reagen seperti NaOH dan HgCl 2. Langkah pertama
yaitu mengambil 1 mL NaOH 1M (tak berwarna) kemudian dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian dimasukkan sepotong kecil lempeng
aluminium (berwarna abu-abu) berukuran 0,5 x 0,5 cm. Setelah lempeng
aluminium dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian terjadi perubahan
yaitu timbul gas pada lempeng aluminium yang menunjukkan adanya reaksi
antara lempeng Al dan larutan NaOH. Reaksi antara logam Al dengan
larutan NaOH yaitu :
2Al (s) + 2NaOH (aq) + 6H2O (l) → 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 (g)
Secara teori, jika logam aluminium direaksikan dengan hidroksida
alkali akan terbentuk larutan tetra hidroksoaluminat (kompleks) dan gas
hidrogen. Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks yaitu natrium
tetrahidroksoaluminat yang jernih tak berwarna. Aluminium adalah tervalen
dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium membentuk garam-garam
yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Adanya orbital
kosong pada energi rendah untuk membentuk ikatan. Aluminium
mempunyai salah satu syarat untuk membentuk senyawa kompleks yaitu ion
Aluminium memiliki muatan yang besar yaitu +3. Ion Al3+ mempunyai gaya
tarik terhadap elektron yang cenderung besar sehingga ketika unsur lain
menyumbangkan satu elektron atau lebih untuk berikatan dengan ion
aluminium, maka elektron tersebut mudah untuk diikat oleh ion aluminium
karena ion aluminium memilki konfigurasi yang kurang stabil. Sehingga ion
Al3+ yang mampu untuk menarik elektron dari unsur lain tersebut
menyebabkan aluminium yang termasuk unsur golongan utama dapat
membentuk senyawa kompleks.
Langkah selanjutnya adalah mengambil lempeng aluminium yang
berada didalam tabung reaksi lalu dicuci dengan air untuk menetralkan sisa
NaOH yang masih menempel pada lempeng aluminum. Selanjutnya
menyiapkan sedikit kapas yang sebelumnya telah dibasahi larutan HgCl2 0,1
M. Kapas tersebut lalu digosok-gosokkan pada lempeng aluminium yang
telah dicuci dengan air tadi. Hasilnya yaitu terbentuk endapan perak
kehitaman pada lapisan aluminium. Lapisan ini merupakan amalgam. Hal
ini sesuai dengan teori karena terbentuk amalgam aluminium dan ion-ion
aluminium melarut seperti persamaan reaksi berikut :
2Al(s) + 3HgCl2(aq) → 2AlCl3(aq) + 3Hg(s)
Al (s) + Hg (l) → AlHg (amalgam)
Percobaan 2
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat aluminium jika
direaksikan dengan asam kuat, basa kuat dan garam basa. Langkah
pertama dalam percobaan ini yaitu memasukkan lempengan Al (berwarna
abu-abu) ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda. Pada tabung reaksi
pertama dimasukkan 1 mL NaOH (larutan tak berwarna), tabung reaksi
kedua dimasukkan 1 mL Na2CO3 0,1M panas (larutan tak berwarna), dan
tabung reaksi ketiga dimasukkan 1 mL HCl (larutan tak berwarna).
Hasilnya yaitu pada tabung pertama yang berisi NaOH terdapat
gelembung gas (+++) dan larutan tak berwarna, pada tabung kedua yang
berisi Na2CO3 panas terdapat gelembung gas (++) dan larutan tak
berwarna, pada tabung ketiga yang berisi HCl terdapat gelembung gas (+)
dan larutan tak berwarna. Pada percobaan ini larutan NaOH lebih bereaksi
dengan logam Al dibandingkan dengan Na2CO3 dan HCl. Reaksinya
yaitu :
2Al (s) + 2NaOH (l) + 6H2O (l) → 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 (g)
Al (s) + Na2CO3 (aq) + 7H2O (l) → 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 (g) +
CO2 (g)
2Al (s) + 6HCl (aq) → 2AlCl3 (s) + 3H2 (g)
Percobaan 3
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat larutan
senyawa aluminium. Langkah pertama yaitu mengambil larutan Al 2(SO4)3
0,1 M (tidak berwarna) sebanyak 1 mL ke dalam tabung reaksi. Kemudian
larutan tersebut di uji dengan kertas lakmus biru. Hasil yang didapatkan
pada saat uji kertas lakmus biru yaitu kertas lakmus berubah warna
menjadi merah. Hal tersebut dikarenakan Al2(SO4)3 merupakan garam
yang bersifat asam karena terbentuk dari basa lemah dan asam kuat yaitu
basa lemah Al(OH)3 dan asam kuat H2SO4. Dan dapat disimpulkan hasil uji
kertas lakmus menunjukkan larutan tawas Al2(SO4)3 bersifat asam.
Percobaan 4
Pada percobaan ini bertujuan untuk menguji sifat amfoter larutan
ammonium hidroksida. Pada teori Aluminium hidroksida merupakan zat
amfoter dimana mampu melangsungkan reaksi netralisasi baik dengan
asam atau dengan basa (lebih tepatnya, baik dengan ion hidrogen maupun
ion hidroksil. Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengambil 1 mL
larutan Al2(SO4)3 0,1 M (tidak berwarna) kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Setelah itu ditambah dengan larutan NaOH 1M sampai
terbentuk perubahan. Setelah penambahan NaOH terdapat perubahan yaitu
terdapat endapan berwarna putih Al(OH)3. Reaksinya yaitu:
Al2(SO4)3 (aq) + 6NaOH (aq) → 2Al(OH)3 (s) + 3Na2SO4 (aq)
NaOH yang diperlukan untuk mendapatkan endapan tersebut yaitu
sebanyak 15 tetes. Setelah 15 tetes NaOH kemudian dilanjutkan kembali
tetesannya. Setelah dilanjutkan beberapa saat kemudian endapan melarut
kembali. Endapan yang larut ini yaitu Na[Al(OH)4]. NaOH yang
diperlukan untuk melarutkan endapan tersebut yaitu sebanyak 31 tetes.
Reaksi ini merupakan reaksi bolak-balik sehingga apabila ditambahkan
larutan yang sangat basa atau larutan basa berlebih, maka hidroksida yang
diendapan dapat melarut lagi. Reaksinya yaitu:
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) → Na[Al(OH)4] (aq)
Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai asam sehingga
dapat bereaksi dengan larutan basa yaitu NaOH. Kemudian ditambah
dengan HCl 1 M. Setelah ditambah dengan HCl hasilnya yaitu terbentuk
endapan kembali. Larutan HCl yang diperlukan yaitu sebanyak 23 tetes.
Reaksinya yaitu:
Na[Al(OH)4] (aq) + HCl (aq) → Al(OH)3 (s) + NaCl (aq) + H2O (l)
Kemudian dilanjutkan kembali tetesan HCl sampai endapan melarut
kembali. Jumlah tetesan untuk melarutkan endapan tersebut yaitu
sebanyak 46 tetes. Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai
basa sehingga dapat bereaksi dengan larutan asam yaitu HCl. Reaksinya
yaitu :
Al(OH)3 (s) + 3HCl (aq) → AlCl3 (aq) + 3H2O (l)
Percobaan 5
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat senyawaan
aluminium jika direaksikan dengan (NH4)2S. Langkah pertama dalam
percobaan ini yaitu mengambil 1 mL larutan Al 2(SO4)3 0,1 M (tidak
berwarna) kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu
ditambah dengan 3 tetes (NH4)SO4 (berwarna kuning). Setelah
ditambahkan yaitu terbentuk endapan berwarna putih kehijauan dan gas
yang berbau menyengat. Reaksinya yaitu :
Al2(SO4)3 (aq) + (NH4)2S (aq) + 6H2O (l) → 2Al(OH)3 (s) + H2S (g)
+ 3(NH4)2SO4 (aq)
Endapan tersebut terbentuk karena (NH4)2S bersifat mengurangi kelarutan.
Kemudian endapan tersebut disaring dan dipindahkan ke tabung reaksi.
Setelah endapan dipindahkan selanjutnya yaitu ditambah dengan 1 ml
NaOH 0,1 M hasilnya yaitu endapan melarut kembali.
Al(OH)3 merupakan basa yang sangat lemah sekaligus asam yang sangat
lemah karena sukar larut dalam air (Ksp = 2x10-32 mol4/L4). Karena
Al(OH)3 dapat bersifat asam dan basa, maka disebut juga sebagai zat
amfoter. Sifat asam basa Al(OH)3 dapat dilihat dari reaksi asam basanya
berikut: 
Al(OH)3 (s) + NaOH (l)  Na[Al(OH)4] (aq)
Al(OH)3 (s) + 3HCl (aq)  AlCl3 (aq) + 3H2O (l)
Karena itu endapan Al(OH)3 dapat larut dengan penambahan basa kuat
seperti NaOH.

J. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. logam Al bersifat reaktif jika direaksikan dengan basa (NaOH)
menghasilkan gass H2 ditandai dengan adanya gelembung gas. Aluminium
oksida dapat bereaksi dengan HgCl2 membentuk amalgam (AlHg) yang
berwarna perak kehitaman.
2. logam Al dapat bereaksi dengan asam, basa, dan garam ditandai dengan
timbulnya gelembung gas H2. Urutan kereaktifan : NaOH > Na2CO3 >
HCl.
3. Al2(SO4)3 bersifat asam ditandai dengan berubahnya kertas lakmus biru
menjadi merah.
4. senyawa Al(OH)3 dapat bereaksi dengan asam maupun basa dan bersifat
amfoter.
5. Al2(SO4)3 dapat bereaksi dengan (NH4)2SO4 dan menghasilkan endapan
Al(OH)3 dan gas H2S. Endapan Al(OH)3 bersifat mudah larut dalam
basa NaOH karena membentuk kompleks Na[Al(OH)4].

K. JAWABAN PERTANYAAN
1. Terangkan sifat amfoter aluminium berdasarkan percobaan yang anda
lakukan!
Jawaban :
Al(OH)3 merupakan basa yang sangat lemahsekaligusasam yang sangat
lemah karena sukar larut dalam air (Ksp = 2 x 10-32 mol4/L4). Karena
Al(OH)3 dapat bersifat asam dan basa, maka disebut juga sebagai zat
amfoter. Sifat asam basa Al(OH)3 dapat disimak dari reaksi asam
basanya berikut: 
Al(OH)3 (s) +NaOH (aq)  Na[Al(OH)4]
Al(OH)3 (s) + 3HCl (aq)  AlCl3 (aq) + 3H2O (l)
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan
tersebut!
Jawaban :
Percobaan 1
Al(s) + NaOH(aq) + 6 H2O NaAl(OH)4(aq) + 3 H2(g)
2Al + 3Hg2+ + 6H2O2Al(OH)3 + 6H+ +2Hg
Hg + Al  Hg.Al
2Hg.Al + 6H2O 2Al(OH)3 + 2Hg + 3H2
Percobaan 2
Al(s) + NaOH(aq) + 6 H2O2 NaAl(OH)4(aq) + 3 H2(g)
2 Al(s) + Na2CO3(aq) + 7 H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq) + 3 H2 (g) + CO2
(g)
2 Al(s) + 6 HCl(aq)  2AlCl3(aq) + 3H2 (g)
Percobaan 3
Al2(SO4)3(s) + H2O(l) Al2(SO4)3 (aq)
Percobaan 4
Al2(SO4)3 (aq) + 6 NaOH (aq)  Al(OH)3 (s) + 3 Na2SO4(aq)
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq)  NaAl(OH)4(aq)
NaAl(OH)4(aq) + HCl(aq)  Al(OH)3 (s) +H2O(l) + NaCl(aq)
Al(OH)3 (s) +HCl(aq) AlCl3(aq) + H2O(l)
Percobaan 5
Al(SO4)3 (aq) + 3(NH4)2S(aq) + 6 H2O(l) 2 Al(OH)3 (s) + 3 H2S(g)
+3 (NH4)2SO4 (aq)
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) NaAl(OH)4 (aq)
3. Jelaskan kegunaan aluminium!
Jawaban :
a. Penghantar listrik dan panas yang baik walaupun tidak sebaik
tembaga. Karena memiliki daya hantar listrik yang baik ini
aluminiumdigunakan pada kabel listrik menggantikan tembaga yang
harganya lebih mahal.
b. Mempunyai warna yang stabil seolah-olah tidak berkarat. Hal ini
disebabkan aluminium sangat cepat bereaksi dengan dengan oksigen
yang terdapat di udara menghasilkan aluminium oksida. Oksida yang
terbentuk tidak mudah terkelupas sehingga dapat melindungi
permukaan aluminium yang ada dibagian bawah agar tidak terjadi
oksidai berlanjut. Selain berupa lapisan tipis, oksida yang terbentuk
merupakan lapisan tembus cahaya sehingga aluminium seolah-olah
tidak berubah (tetap mengkilat).
c. Permukaannya tidak perlu di cat karena sudah cukup bagus dan
menarik.
d. Serbuk aluminium yang sangat halus tampak mengkilat seperti logam
aslinya sehingga sering dicampur pada minyak cat (vernis)
menghasilkan cat metalik yang harganya relatif labih mahal dibanding
cat biasa. Cat-cat metalik kebanyakan digunakan pada barang-barang
mewah, karena dengan penambahan aluminium, cat dapat
memantulkan cahaya yang lebih banyak.
e. Tidak bereaksi dengan asam atau bahan kimia lain yang terdapat
dalam bahan makanan. Oleh karena itu aluminium banyak digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan alat-alat rumah tangga misanya panci.
Dan aluminium dijadikan kertas aluminium yang sangat tipis yang
digunakan sebagai pembungkus rokok, gula, bumbu masak dan
beberapa keperluan lain.
f. Paduan 95% aluminium dengan 5% unsur lain seperti Cu, Mg, dan
Mn dapat digunakan menggantikan fungsi besi walaupun tidak sekuat
besi. Misalnya dalam pembuatan bingkai pintu dan jendela.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. Albert. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Sedyawati, Sri M.R. 2014. Bahan Ajar Kimia Anorganik II. Semarang : Jurusan
Kimia FMIPA UNNES.
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : JICA.
LAMPIRAN
 Dokumentasi

No Gambar Keterangan

Percobaan pertama untuk mengetahui sifat-sifat logam aluminium

Memasukan lempeng
aluminium ke dalam
1. 1ml NaOH kemudian
dicuci dengan air
dalam cawan.

Menggosok lempeng
aluminium dengan
kapas yang telah
2. dibasahi dengan
larutan HgCl2 0,1 M
kemudian dibiarkan
pada udara terbuka.

Percobaan kedua untuk mengidentifikasi sifat logam aluminium yakni


urutan kereaktifannya terhadap basa, garam dan asam

Mereaksikan lempeng
aluminium dalam
1.
NaOH, Na2CO3 dan
HCl.

Percobaan ketiga untuk mengetahui sifat asam-basa dari senyawaan


aluminium
Menguji larutan
Al2(SO4)3 dengan
lakmus biru kemudian
1. lakmus berubah
menjadi merah.

Percobaan keempat untuk menunjukkan bahwa aluminium dalam


senyawanya bersifat amfoter

Mereaksikan senyawa
1. Al2(SO4)3 dengan
NaOH dan HCl.

Percobaan kelima untuk mengetahui sifat dari senyawaan aluminium

1. Mereaksikan
senyawa Al2(SO4)3
dengan (NH4)2S
kemudian disaring
dan dicuci dengan
akuades panas.
Endapan ditambah
2. dengan NaOH hingga
larut.

Anda mungkin juga menyukai