G. ALUR PERCOBAAN
1. Percobaan 1
1 mL larutan NaOH 1 M
Gas H2
Diambil lempeng Al
Dicuci dengan air
Digosok dengan kapas yang sudah dibasahi larutan HgCl2 pekat
Dibiarkan beberapa menit
Diamati perubahan yang terjadi
Hasil
2. Percobaan 2
Hasil
3. Percobaan 3
4. Percobaan 4
1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M
Hasil pengamatan
5. Percobaan 5
Hablur
Disaring
Residu Filtrat
Endapan larut
H. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
Endapan larut
I. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan 1
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat dari aluminium
dengan menambahkan reagen seperti NaOH dan HgCl 2. Langkah pertama
yaitu mengambil 1 mL NaOH 1M (tak berwarna) kemudian dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian dimasukkan sepotong kecil lempeng
aluminium (berwarna abu-abu) berukuran 0,5 x 0,5 cm. Setelah lempeng
aluminium dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian terjadi perubahan
yaitu timbul gas pada lempeng aluminium yang menunjukkan adanya reaksi
antara lempeng Al dan larutan NaOH. Reaksi antara logam Al dengan
larutan NaOH yaitu :
2Al (s) + 2NaOH (aq) + 6H2O (l) → 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 (g)
Secara teori, jika logam aluminium direaksikan dengan hidroksida
alkali akan terbentuk larutan tetra hidroksoaluminat (kompleks) dan gas
hidrogen. Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks yaitu natrium
tetrahidroksoaluminat yang jernih tak berwarna. Aluminium adalah tervalen
dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium membentuk garam-garam
yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Adanya orbital
kosong pada energi rendah untuk membentuk ikatan. Aluminium
mempunyai salah satu syarat untuk membentuk senyawa kompleks yaitu ion
Aluminium memiliki muatan yang besar yaitu +3. Ion Al3+ mempunyai gaya
tarik terhadap elektron yang cenderung besar sehingga ketika unsur lain
menyumbangkan satu elektron atau lebih untuk berikatan dengan ion
aluminium, maka elektron tersebut mudah untuk diikat oleh ion aluminium
karena ion aluminium memilki konfigurasi yang kurang stabil. Sehingga ion
Al3+ yang mampu untuk menarik elektron dari unsur lain tersebut
menyebabkan aluminium yang termasuk unsur golongan utama dapat
membentuk senyawa kompleks.
Langkah selanjutnya adalah mengambil lempeng aluminium yang
berada didalam tabung reaksi lalu dicuci dengan air untuk menetralkan sisa
NaOH yang masih menempel pada lempeng aluminum. Selanjutnya
menyiapkan sedikit kapas yang sebelumnya telah dibasahi larutan HgCl2 0,1
M. Kapas tersebut lalu digosok-gosokkan pada lempeng aluminium yang
telah dicuci dengan air tadi. Hasilnya yaitu terbentuk endapan perak
kehitaman pada lapisan aluminium. Lapisan ini merupakan amalgam. Hal
ini sesuai dengan teori karena terbentuk amalgam aluminium dan ion-ion
aluminium melarut seperti persamaan reaksi berikut :
2Al(s) + 3HgCl2(aq) → 2AlCl3(aq) + 3Hg(s)
Al (s) + Hg (l) → AlHg (amalgam)
Percobaan 2
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat aluminium jika
direaksikan dengan asam kuat, basa kuat dan garam basa. Langkah
pertama dalam percobaan ini yaitu memasukkan lempengan Al (berwarna
abu-abu) ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda. Pada tabung reaksi
pertama dimasukkan 1 mL NaOH (larutan tak berwarna), tabung reaksi
kedua dimasukkan 1 mL Na2CO3 0,1M panas (larutan tak berwarna), dan
tabung reaksi ketiga dimasukkan 1 mL HCl (larutan tak berwarna).
Hasilnya yaitu pada tabung pertama yang berisi NaOH terdapat
gelembung gas (+++) dan larutan tak berwarna, pada tabung kedua yang
berisi Na2CO3 panas terdapat gelembung gas (++) dan larutan tak
berwarna, pada tabung ketiga yang berisi HCl terdapat gelembung gas (+)
dan larutan tak berwarna. Pada percobaan ini larutan NaOH lebih bereaksi
dengan logam Al dibandingkan dengan Na2CO3 dan HCl. Reaksinya
yaitu :
2Al (s) + 2NaOH (l) + 6H2O (l) → 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 (g)
Al (s) + Na2CO3 (aq) + 7H2O (l) → 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 (g) +
CO2 (g)
2Al (s) + 6HCl (aq) → 2AlCl3 (s) + 3H2 (g)
Percobaan 3
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat larutan
senyawa aluminium. Langkah pertama yaitu mengambil larutan Al 2(SO4)3
0,1 M (tidak berwarna) sebanyak 1 mL ke dalam tabung reaksi. Kemudian
larutan tersebut di uji dengan kertas lakmus biru. Hasil yang didapatkan
pada saat uji kertas lakmus biru yaitu kertas lakmus berubah warna
menjadi merah. Hal tersebut dikarenakan Al2(SO4)3 merupakan garam
yang bersifat asam karena terbentuk dari basa lemah dan asam kuat yaitu
basa lemah Al(OH)3 dan asam kuat H2SO4. Dan dapat disimpulkan hasil uji
kertas lakmus menunjukkan larutan tawas Al2(SO4)3 bersifat asam.
Percobaan 4
Pada percobaan ini bertujuan untuk menguji sifat amfoter larutan
ammonium hidroksida. Pada teori Aluminium hidroksida merupakan zat
amfoter dimana mampu melangsungkan reaksi netralisasi baik dengan
asam atau dengan basa (lebih tepatnya, baik dengan ion hidrogen maupun
ion hidroksil. Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengambil 1 mL
larutan Al2(SO4)3 0,1 M (tidak berwarna) kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Setelah itu ditambah dengan larutan NaOH 1M sampai
terbentuk perubahan. Setelah penambahan NaOH terdapat perubahan yaitu
terdapat endapan berwarna putih Al(OH)3. Reaksinya yaitu:
Al2(SO4)3 (aq) + 6NaOH (aq) → 2Al(OH)3 (s) + 3Na2SO4 (aq)
NaOH yang diperlukan untuk mendapatkan endapan tersebut yaitu
sebanyak 15 tetes. Setelah 15 tetes NaOH kemudian dilanjutkan kembali
tetesannya. Setelah dilanjutkan beberapa saat kemudian endapan melarut
kembali. Endapan yang larut ini yaitu Na[Al(OH)4]. NaOH yang
diperlukan untuk melarutkan endapan tersebut yaitu sebanyak 31 tetes.
Reaksi ini merupakan reaksi bolak-balik sehingga apabila ditambahkan
larutan yang sangat basa atau larutan basa berlebih, maka hidroksida yang
diendapan dapat melarut lagi. Reaksinya yaitu:
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) → Na[Al(OH)4] (aq)
Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai asam sehingga
dapat bereaksi dengan larutan basa yaitu NaOH. Kemudian ditambah
dengan HCl 1 M. Setelah ditambah dengan HCl hasilnya yaitu terbentuk
endapan kembali. Larutan HCl yang diperlukan yaitu sebanyak 23 tetes.
Reaksinya yaitu:
Na[Al(OH)4] (aq) + HCl (aq) → Al(OH)3 (s) + NaCl (aq) + H2O (l)
Kemudian dilanjutkan kembali tetesan HCl sampai endapan melarut
kembali. Jumlah tetesan untuk melarutkan endapan tersebut yaitu
sebanyak 46 tetes. Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai
basa sehingga dapat bereaksi dengan larutan asam yaitu HCl. Reaksinya
yaitu :
Al(OH)3 (s) + 3HCl (aq) → AlCl3 (aq) + 3H2O (l)
Percobaan 5
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat senyawaan
aluminium jika direaksikan dengan (NH4)2S. Langkah pertama dalam
percobaan ini yaitu mengambil 1 mL larutan Al 2(SO4)3 0,1 M (tidak
berwarna) kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu
ditambah dengan 3 tetes (NH4)SO4 (berwarna kuning). Setelah
ditambahkan yaitu terbentuk endapan berwarna putih kehijauan dan gas
yang berbau menyengat. Reaksinya yaitu :
Al2(SO4)3 (aq) + (NH4)2S (aq) + 6H2O (l) → 2Al(OH)3 (s) + H2S (g)
+ 3(NH4)2SO4 (aq)
Endapan tersebut terbentuk karena (NH4)2S bersifat mengurangi kelarutan.
Kemudian endapan tersebut disaring dan dipindahkan ke tabung reaksi.
Setelah endapan dipindahkan selanjutnya yaitu ditambah dengan 1 ml
NaOH 0,1 M hasilnya yaitu endapan melarut kembali.
Al(OH)3 merupakan basa yang sangat lemah sekaligus asam yang sangat
lemah karena sukar larut dalam air (Ksp = 2x10-32 mol4/L4). Karena
Al(OH)3 dapat bersifat asam dan basa, maka disebut juga sebagai zat
amfoter. Sifat asam basa Al(OH)3 dapat dilihat dari reaksi asam basanya
berikut:
Al(OH)3 (s) + NaOH (l) Na[Al(OH)4] (aq)
Al(OH)3 (s) + 3HCl (aq) AlCl3 (aq) + 3H2O (l)
Karena itu endapan Al(OH)3 dapat larut dengan penambahan basa kuat
seperti NaOH.
J. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. logam Al bersifat reaktif jika direaksikan dengan basa (NaOH)
menghasilkan gass H2 ditandai dengan adanya gelembung gas. Aluminium
oksida dapat bereaksi dengan HgCl2 membentuk amalgam (AlHg) yang
berwarna perak kehitaman.
2. logam Al dapat bereaksi dengan asam, basa, dan garam ditandai dengan
timbulnya gelembung gas H2. Urutan kereaktifan : NaOH > Na2CO3 >
HCl.
3. Al2(SO4)3 bersifat asam ditandai dengan berubahnya kertas lakmus biru
menjadi merah.
4. senyawa Al(OH)3 dapat bereaksi dengan asam maupun basa dan bersifat
amfoter.
5. Al2(SO4)3 dapat bereaksi dengan (NH4)2SO4 dan menghasilkan endapan
Al(OH)3 dan gas H2S. Endapan Al(OH)3 bersifat mudah larut dalam
basa NaOH karena membentuk kompleks Na[Al(OH)4].
K. JAWABAN PERTANYAAN
1. Terangkan sifat amfoter aluminium berdasarkan percobaan yang anda
lakukan!
Jawaban :
Al(OH)3 merupakan basa yang sangat lemahsekaligusasam yang sangat
lemah karena sukar larut dalam air (Ksp = 2 x 10-32 mol4/L4). Karena
Al(OH)3 dapat bersifat asam dan basa, maka disebut juga sebagai zat
amfoter. Sifat asam basa Al(OH)3 dapat disimak dari reaksi asam
basanya berikut:
Al(OH)3 (s) +NaOH (aq) Na[Al(OH)4]
Al(OH)3 (s) + 3HCl (aq) AlCl3 (aq) + 3H2O (l)
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan
tersebut!
Jawaban :
Percobaan 1
Al(s) + NaOH(aq) + 6 H2O NaAl(OH)4(aq) + 3 H2(g)
2Al + 3Hg2+ + 6H2O2Al(OH)3 + 6H+ +2Hg
Hg + Al Hg.Al
2Hg.Al + 6H2O 2Al(OH)3 + 2Hg + 3H2
Percobaan 2
Al(s) + NaOH(aq) + 6 H2O2 NaAl(OH)4(aq) + 3 H2(g)
2 Al(s) + Na2CO3(aq) + 7 H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq) + 3 H2 (g) + CO2
(g)
2 Al(s) + 6 HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2 (g)
Percobaan 3
Al2(SO4)3(s) + H2O(l) Al2(SO4)3 (aq)
Percobaan 4
Al2(SO4)3 (aq) + 6 NaOH (aq) Al(OH)3 (s) + 3 Na2SO4(aq)
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) NaAl(OH)4(aq)
NaAl(OH)4(aq) + HCl(aq) Al(OH)3 (s) +H2O(l) + NaCl(aq)
Al(OH)3 (s) +HCl(aq) AlCl3(aq) + H2O(l)
Percobaan 5
Al(SO4)3 (aq) + 3(NH4)2S(aq) + 6 H2O(l) 2 Al(OH)3 (s) + 3 H2S(g)
+3 (NH4)2SO4 (aq)
Al(OH)3 (s) + NaOH (aq) NaAl(OH)4 (aq)
3. Jelaskan kegunaan aluminium!
Jawaban :
a. Penghantar listrik dan panas yang baik walaupun tidak sebaik
tembaga. Karena memiliki daya hantar listrik yang baik ini
aluminiumdigunakan pada kabel listrik menggantikan tembaga yang
harganya lebih mahal.
b. Mempunyai warna yang stabil seolah-olah tidak berkarat. Hal ini
disebabkan aluminium sangat cepat bereaksi dengan dengan oksigen
yang terdapat di udara menghasilkan aluminium oksida. Oksida yang
terbentuk tidak mudah terkelupas sehingga dapat melindungi
permukaan aluminium yang ada dibagian bawah agar tidak terjadi
oksidai berlanjut. Selain berupa lapisan tipis, oksida yang terbentuk
merupakan lapisan tembus cahaya sehingga aluminium seolah-olah
tidak berubah (tetap mengkilat).
c. Permukaannya tidak perlu di cat karena sudah cukup bagus dan
menarik.
d. Serbuk aluminium yang sangat halus tampak mengkilat seperti logam
aslinya sehingga sering dicampur pada minyak cat (vernis)
menghasilkan cat metalik yang harganya relatif labih mahal dibanding
cat biasa. Cat-cat metalik kebanyakan digunakan pada barang-barang
mewah, karena dengan penambahan aluminium, cat dapat
memantulkan cahaya yang lebih banyak.
e. Tidak bereaksi dengan asam atau bahan kimia lain yang terdapat
dalam bahan makanan. Oleh karena itu aluminium banyak digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan alat-alat rumah tangga misanya panci.
Dan aluminium dijadikan kertas aluminium yang sangat tipis yang
digunakan sebagai pembungkus rokok, gula, bumbu masak dan
beberapa keperluan lain.
f. Paduan 95% aluminium dengan 5% unsur lain seperti Cu, Mg, dan
Mn dapat digunakan menggantikan fungsi besi walaupun tidak sekuat
besi. Misalnya dalam pembuatan bingkai pintu dan jendela.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F. Albert. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Sedyawati, Sri M.R. 2014. Bahan Ajar Kimia Anorganik II. Semarang : Jurusan
Kimia FMIPA UNNES.
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : JICA.
LAMPIRAN
Dokumentasi
No Gambar Keterangan
Memasukan lempeng
aluminium ke dalam
1. 1ml NaOH kemudian
dicuci dengan air
dalam cawan.
Menggosok lempeng
aluminium dengan
kapas yang telah
2. dibasahi dengan
larutan HgCl2 0,1 M
kemudian dibiarkan
pada udara terbuka.
Mereaksikan lempeng
aluminium dalam
1.
NaOH, Na2CO3 dan
HCl.
Mereaksikan senyawa
1. Al2(SO4)3 dengan
NaOH dan HCl.
1. Mereaksikan
senyawa Al2(SO4)3
dengan (NH4)2S
kemudian disaring
dan dicuci dengan
akuades panas.
Endapan ditambah
2. dengan NaOH hingga
larut.