Anda di halaman 1dari 34

[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

I. Judul Percobaan : Aluminium


II. Hari / Tanggal Percobaan : Kamis, 29 September 2016
III. Selesai Percobaan : Kamis, 29 September 2016
IV. Tujuan Percobaan :
Mengetahui Sifat-Sifat Aluminium dan Senyawanya
V. Kajian Pustaka

Aluminium ialah unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atomnya 13.
Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam
aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya, Al2O3, yang
membentuk lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak
terjadi reaksi lanjut. Lapisan dengan ketebalan 10-4 -10-6 mm sudah mencegah
terjadinya kontak lanjut permukaan logam dengan oksigen. Hal ini dapat terjadi
karena ion oksigen mempunyai jari-jari ionic (124 pm) tidak jauh berbeda dari
jari-jari metalik atom aluminium (143 pm). Akibatya, kemasan permukaan hampir
tidak berubah, karena jari-jari ion alumunium (68 pm) tepat menempati rongga-
rongga struktur permukaan oksida.

Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak


karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam),
nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras.
Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial
reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah
unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk
unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam,
selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh
logam aluminium dari senyawanya.

Aluminium merupakan reduktor yang kuat dalam deret volta, yang dapat
dioksidasi oleh logam yang bertindak sebagai oksidator kuat. Logam aluminium
dapat melepuh dan mengalami korosi akibat dari pengoksidasian oleh logam-
logam yang terletak dibawahnya. Dengan kata lain, logam aluminium dapat
memiliki sifat yang reaktif. Sebagai contoh, jika setetes merkurium(I)Nitrat
ditaruh diatas permukaan aluminium yang bersih maka akan terbentuk aluminium
amalgam, kemudian ion-ion aluminium melarut. Ditunjukkan oleh reaksi:
[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

3Hg22+ + 2Al 2Al3+ + 6Hg

Aluminium yang larut dalam amalgam tersebut dioksidasikan oleh oksigen


dari udara, dan terbentuklah endapan aluminium oksida yang bervolume besar.
Merkurium yang tersisa nantinya akan membentuk lagi sejumlah amalgam dengan
aluminium, yang nantinya akan dioksidasikan lagi dan sejumlah besar aluminium
akan terkorosikan.

Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina, Al2O3. Meskipun demikian,


kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf dan terhidrat
yang sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk
anhidrat, Al2O3 yaitu Al2O3 dan Al2O3. Al2O3 stabil pada suhu tinggi
dan juga metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat di alam sebagai
mineral korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan Al2O3atau oksida
anhidrat apapun di atas 1000oC. Al2O3 diperoleh dengan dehidrasi oksida
terhidrat pada suhu rendah (~450oC). Al2O3 keras dan tahan terhadap hidrasi
dan penyerangan asam, sedangkan Al2O3 mudah menyerap air dan larut dalam
asam. Alumina yang digunakan untuk kromatografi dan diatur kondisinya untuk
berbagai kereaktifan adalah Al2O3.

Reaksi reaksi ion Al33+dalam air


Bila garam aluminium dilarutkan ke dalam air, ion Al3+ mengalami hidroksi.
Al3+ + H2 [Al(H2O)6]3+
Ion hesa aquao aluminium (III) / (Al3+(aq))
Oleh karena kerapatan ion sangat besar maka ion ini dapat menarik elektron
dalam ikatan OH- dari air dekatnya, sehingga air merupakan donor proton.
[ Al(H2O)6)]3+ + H2O [Al(H2O)5(OH)2+] + H3O
Oleh karena itu larutan garam Al3+ bersifat asam, asam-asam asetat. Jika basa
yang lebih kuat dari air seperti S2- dan CO22- ditambahkan pada larutan
aluminium, ion H+ akan dilepaskan dari [ Al(H2O)6)]3+ .
[Al(H2O)6]3+ + 3 S- [Al(H2O)3(OH)3] + 2 H2S
Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH (aq) ditambahkan pada
larutan garam Al.
[Al(H2O)6]3+ + 3OH- (aq) [Al(H2O)3(OH)3] + (H2O)3
Dengan NaOH (aq) berlebih endapan akan melarut.
[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH- [Al(H2O)3(OH)3] + H2O


Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH (aq), baisanya
ditulis sebagai berikut :
Al3+ (aq) + 3OH- (aq) Al(OH)3 (s)
Al(OH)3 (s) + OH- (aq) Al(OH)4- (aq) Larutan jenuh
Aluminium hidroksida seperti halnya aluminium oksida adalah amfoter,
melarut dalam basa membenttuk aluminat dan dalam asam membentuk garam
Aluminium. Sesuai dengan harga potensial elektrodanya (-1,66 V) dapat diramal
bahwa aluminium lebih reaktif dari seng dan logam ini mudah bereaksi denga
oksigen, melarut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen. Meskipun tidak
terlihat denga jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun,
setiap permukaan aluminium yang baru segera dilapisi oleh aluminium oksida
sangat tipis. Lapisan oksida yang hanya setebal 104 m sangat keras, stabil dan
tidak berpori itu melindungi aluminium dari reaksi dengan oksigen sehingga
terhalang dari oksida selanjutnya.
Beberapa senyawa aluminium
Aluminium oksida (Al2O3)
Aluminium oksida dengan asam klorida menghasilkan reaksi yang baik,
akan tetapi dengan asam nitrat tidak bereaksi karena kuatnya ikatan Al-O. Kalor
pembentukan aluminium oksida Al2O3 juga besar, 399 kkal. Karena itu aluminium
dapat dipakai untuk mereduksi oksida-oksida logam lain. Besi (III) oksida dapat
direduksi oleh aluminium dengan membebaskan banyak kalor :
2Al(p) + 3/2 O2(g) Al2O3 + 399 kkal
Fe2O3(p) 2 Fe(p) + 3/2 O2(g) - 197 kkal
--------------------------------------------------------------------------------------
2Al (p)+ Fe2O3 2 Fe (p) + Al2O3(g) + 202 kkal
Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil-hasil
reaksinya,besi dan aluminium oksida. Reaksi ini bisa menghasilkan suhu sampai
3000oC. Reaksi termit ini dipakai untuk mengelas besi dan bom bakar. Oleh
karena stabilitasnya aluminium oksida,logam ini dapat dipakai untuk mereduksi
oksida-oksida logam lainnya, misalnya magnesium oksida dan manganoksida.
Reduksi dengan karbon atau hidrogen menghasilkan logam-logam yang
[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

tercampur dengan karbida dan hidrida. karenanya, kadang-kadang aluminium


digunakan untuk mereduksi.
Aluminium Klorida (AlCl3)
Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari
orbital hibrid ini diisi pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari tiga
atom klor dan tiga dari atom Al), orbital keempat kosong, karena itu senyawa ini
dapat bersifat sebagai asam Lewis.
Pada dimer Al2Cl6 atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan
memakai bersama satu pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari
unit AlCl3 lainnya.
AlCl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3.

AlCl6 2 AlCl3

Aluminium klorida dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:

Al3+(aq) + 3 H2O(l) Al(OH)3(s) + 3H+ (aq)

Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)


Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan
lain adalah sebagai pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair
yang mengandung jumlah molar yang sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal
sebagai kalium aluminium sulfat dengan rumus KAl(SO4)2.12 H2O. Garam ini
dikenal dengan alum atau tawas.
Aluminium Hidrida (AlH3)
Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis.
AlH3 + H+ AlH4+
Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi
agen adalah LiAlH4. Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
AlH4+ + 4H2O Al(OH)3 + 4H2 + OH-
Larutan garam garam aluminium seperti AlCl3 atau Al2(SO4)3bersifat asam
karena hidrolisa :
Al3+ + H2O AlOH2+ + H+
Pada penambahan alkali,akan terbentuk endapan putih :
Al3+ +
3OH- Al(OH)3
Atau
[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

Al(H2O)63+ + 3OH- Al(OH)3(H2O)3 + 3H2O


Penambahan garam sulfida atau karbonat juga memberikan endapan
Al(OH)3 oleh karena larutan garam-garam tersebut bersifat basa. Endapan
Al(OH)3 akan larut dengan pengambahan basa berlebih atau penambahan asam
karena bersifat amfoter.
Penambahan basa :

Al(OH)3(p) + OH- Al(OH)4-

Atau

Al(OH)3(H2O)3(p) + OH- Al(OH)4(H2O)- + H2O

Penambahan asam :

Al(OH)3(p) + 3H+ Al3+ + 3H O


2

Al(OH)3(H2O)3(p) + 3H+ Al(H2O)63+

Aluminium hidroksida banyak dipakai sebagai mordan,yaitu pengikat zat warna


pada kain.

Reaksi dengan udara


Aluminium tidak bereaksi dengan udara kering, tetapi dengan udara lembab akan
terbentuk semacam lapisan tipis oksida pada bagian permukaan. Pembakaran
dengan oksigen menghasilkan cahaya kilap.

4 Al(s) + 3O2(g) 2Al2O3


Reaksi dengan air
Aluminium murni bereraksi dengan air murni, tetapi tidak dapat terkorosi bila air
mengandung garam. Dengan air mendidih, aluminium mengalami penguraian
dengan membebaskan hidrogen.

2Al (s) + 6H2O(l) 2 Al(OH)3 + 3 H2(g)


Reaksi dengan alkali.
Aluminium melarutkan soda (NaOH) dengan membebaskan gas hydrogen dan
terbentuk aluminat larutan.

2 Al(s) + 2 NaOH(aq) + 2 H2O(l) 2 Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)


[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

Reaksi dengan asam.


Aluminium larut dalam HCl dan H2SO4 pekat dengan membebaskan hidrogen.

2Al(s) + 6 HCl(aq) 2 AlCl3 (aq)+ 3H2 (g)


2 Al(s) + 6 H2SO4(aq) Al2(SO4)3(aq)+3SO2(g) +6H2O(l)
Reaksi dengan halogen.
Serbuk halus aluminium dapat berikatan dengan halogen bila dilewarkan
padanya.
2 Al(s) + 3 Cl2(g) 2 AlCl3
Ion aluminium dalam larutan
Dua faktor yang harus dipertimbangkan untuk menilai kelarutan senyawa
aluminium dalam air adalah kecilnya ukuran dan tingginya muatan ion Al 3+ dan
tingginya energi hidrasi (-4613 kJ/mol). Jika Al3+ bergabung dengan anion kecil
bermuatan tinggi, tingginya energi kisi yang dihasilkan pada padatannya
menyebabkan senyawa ini sukar larut dalam air. Contohnya Al 2O3. AlCl3 , AlBr3,
AlI3, memiliki sifat kovalen. Senyawa- senyawa tersebut sangat larut dalam air.
Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium
membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak
berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut dalam air. Larutan ini
memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis.

Alumunium dan Hidrogen Klorida


HgCl2 + Al2O3 2 AlCl3 + 3HgO

HgCl2 dapat membersihkan lapisan permukaan aluminium foil secara, efektif


karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapiasan oksida dari aluminium sesuai
dengan reaksi diatas.

VI. Alat dan Bahan


a. Alat

1. Tabung reaksi 4 buah


2. Pipet tetes 5 buah
3. Gelas kimia 300 mL 1 buah
4. Corong gelas 1 buah
[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

5. Pembakar spiritus 1 buah


6. Kaki tiga 1 buah
7. kasa 1 buah
8. Rak tabung reaksi 1 buah
9. Spatula 1 buah
10. Gelas ukur 10 mL 1 buah

b. Bahan
1. Larutan NaOH 1M Larutan NaOH 2 M
2. Larutan HCl 1 M
3. Larutan Na2CO3 1 M
4. HgCl2 0,1 M
5. Larutan (NH4)2S
6. Larutan Al2(SO4)3
7. Lembeng Al
8. Akuades
9. Kertas lakmus biru
10. Kapas
11. Koret api
12. Kertas saring
13. Kertas gosok

VII. Tinjauan Bahan


1. (NH4)2S
Pengenalan bahaya
a. Menyebabkan iritasi pada kulit
b. Jika dihirup menyebabkan iritasi pernafasan
Tata cara penolongan pertama
a. Segera basuh kulit dengan air yang banyak
b. Hiruplah udara segar jika terkena pernafasan
Tata cara penanggulangan kebakaran
Gunakan semprotan air jika terjadi kebakaran
Tata cara penanggulangan tumpahan
a. Tumpahan kecil : encerkan dengan air dan bersihkan dengan kain pel
berbahan karet
b. Tumpahan besar :
[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

Penanganan dan penyimpanan


a. Simpan dalam wadah kering dan jauhkan dari panas
b. Jahkan dari sumber api
c. Disimpan ditempat terpisah
Pengendalian dan perlindungan diri
Menggunakan sarung tangan dan kaca mata pengaman
Sifat fisik dan kimia
a. Titik didih 1000C (2120F)
b. Tekanan uap 2,3 kpa (200C) cair
c. Bentuk cair dan berbau
d. Gravitasi 1,04
Stabilitas dan reaktivitas
a. Stabil dibawah suhu tekanan normal
b. Hindari bahan yang tidak kompatibel sumber pengapian
c. Produk dekomposisi yang berbahaya yaitu nitrogen oksida, oksida
belerang, dan amoniak

2. NaCl 50%
Pengenalan bahaya
a. Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar
b. Berbahaya jika tertelan
Tata cara penolongan pertama
a. Bila terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air paling sedikit 15
menit
b. Bila terkena mata, basuh mata dengan air selam 15 menit dan beri
pertolongan medis
Tata cara penanggulangan kebakaran
a. Semua jenis pemadaman dapat digunakan untuk memadamkan
b. Gunakan alat bantu pernafasan dan pakaian pelindung untuk mencegah
kontak dengan kulit
Tata cara penanggulangan tumpahan
Serap tumpahan dengan lap basah kemudian letakkan dalam tempat
sampah kimia
Penanganan dan penyimpanan
Simpan ditempat yang dingin dan mempunyai fentilasi yang baik dan
jauhkan dari material yang tidak cocok
Pengendalian dan perlindungan diri
Gunakan sarung tangan yang dsetujui NIOSH dan kacamata pelindung
muka
Sifat fisik dan kimia
a. Dapat larut dalam air
b. Tekanan uap 1 mmHg pada 145,80C
c. Kepadatan uap <0,3 pada 250C
d. Cairan bening dan tidak berbau
[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

Stabilitas dan reaktivitas


a. Hindari dari bahan pengoksidasi logam dan basa
b. Produk dekomposisi yang berbahaya adalah asap HCl, Hidrogen dan
klorin

3. Asam sulfat
Pengenalan bahaya
Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar
Tata cara penolongan pertama
Bila terkena mata atau kulit , basuh mata dengan air selam 15 menit dan
beri pertolongan medis
Tata cara penanggulangan kebakaran
a. Semua jenis pemadaman dapat digunakan untuk memadamkan
b. Gunakan alat bantu pernafasan dan pakaian pelindung untuk mencegah
kontak dengan kulit
Tata cara penanggulangan tumpahan
Serap tumpahan dengan lap basah kemudian letakkan dalam tempat
sampah kimia atau bisa dinetralkan dengan basah lemah
Penanganan dan penyimpanan
Simpan ditempat yang dingin, kering dan mempunyai fentilasi yang
baik dan jauhkan dari material yang tidak cocok
Pengendalian dan perlindungan diri
Gunakan sarung tangan yang disetujui NIOSH dan kacamata pelindung
muka
Sifat fisik dan kimia
a. Dapat larut dalam air
b. Tekanan uap 1 mmHg pada 145,80C
c. Kepadatan uap <0,3 pada 250C
d. Cairan tidak berwarna dan tidak berbau
Stabilitas dan reaktivitas
a. Hindari dari bahan pengoksidasi logam, basa dan amina
b. Produk dekomposisi yang berbahaya adalah asap beracun dan sulfur
dioksida.

4. Asam sulfat
Tata cara penolongan pertama
a. Bila terkena kulit cuci bersih dengan sabun dan banyak air lalu
periksalah ke doketer
b. Basuh mata dengan air selam 15 menit dan beri pertolongan medis
Tata cara penanggulangan kebakaran
a. Gunakan semprotan air, busa tahan alkohol, kimia kering atau karbon
dioksidanya untuk memadamkan kebakaran
b. Pakailah peralatan untuk kebkaran jika diperlukan
[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

Penanganan dan penyimpanan


Simpan ditempat yang dingin, kering dan wadah yang tertutup rapat
dan mempunyai fentilasi yang baik dan jauhkan dari material yang
tidak cocok
Pengendalian dan perlindungan diri
Gunakan sarung tangan yang disetujui NIOSH dan kacamata pelindung
muka
Sifat fisik dan kimia
a. Titik leleh 2760C (5290F)
b. Titik didih 3040C (5790F)
c. Kelarutan dalam air 3,6 gram / 100 mL
d. Cairan tidak berwarna dan tidak berbau
Stabilitas dan reaktivitas
Hindari dari bahan yang tidak kompatibel

5. Na2CO3
Pengenalan bahaya
a. Klasifikasi GHS : iritasi mata, kategori 2
b. H319 menyebabkan gangguan mata berat
Tata cara penolongan pertama
a. Bila terkena kulit cuci dengan air yang banyak, lepaskan pakaian yang
terkontaminasi
b. Basuh mata dengan air yang banyak dan beri pertolongan medis
Tata cara penanggulangan kebakaran
a. Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi
lokal dan lingkungan
b. Pakai alat bantu pernafasan SCBA
Tata cara penanggulangan tumpahan
Ambil dalam keadaan kering teruskan ke pembangunan, bersihkan ke area
yang terkena
Penanganan dan penyimpanan
Simpan ditempat yang tetutup dan rapat
Pengendalian dan perlindungan diri
Gunakan sarung tangan berbahan karet nitril dan kacamata pelindung
Sifat fisik dan kimia
a. Titik leleh 8540C
b. Titik didih 16000C (penguraian)
c. Kelarutan dalam air 220 gram / L pada suhu 200C
d. Padat, putih, dan tidak berbau
Stabilitas dan reaktivitas
Hindari dari bahan aluminium, logam alkali tanah, florin, senyawa nitro
organik

6. NaOH
[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

Pengenalan bahaya
a. Parah menyebabkan iritasi dan luka bakar
b. Berbahaya jika tertelan
c. Hindari menghirup debunya
Tata cara penolongan pertama
Basuh mata dan kulit dengan air yang banyak sebanyak 15 menit dan
beri pertolongan medis
Tata cara penanggulangan kebakaran
Pakai alat bantu pernafasan dan pelindung untuk mencegah kontak
dengan kulit dan pakaian
Tata cara penanggulangan tumpahan
Pakailah pelindung saat menyaou, menyendok, atau mengambil materi
tumpah
Penanganan dan penyimpanan
Simpan ditempat yang sejuk, kering, berfentilasi baik, dan tutup rapat
Pengendalian dan perlindungan diri
a. Gunakan sarung tangan yang tepat agar kulit tidak tepapar
b. Pakai kacamata debu dan pelindung wajah
Sifat fisik dan kimia
a. Titik leleh 3180C (6040F)
b. Titik didih 139400C (25430F)
c. Kepadatan uap > 1
d. Larut dalam air
e. Tidak mudah terbakar
f. Kristal putih
Stabilitas dan reaktivitas
a. Stabil
b. Hindari bahan yang suasana asam dan cairan yang mudah terbakar
c. Produk dekomposisi yang berbahaya adalah natrium oksida

7. Aluminium Sulfat Al2(SO4)3


Pengenalan bahaya
Parah menyebabkan iritasi mata, kulit dan pernafasan
Tata cara penolongan pertama
a. Bilas kulit dengan air yang bersih
b. Cuci mata dengan air selama sedikitnya 15 menit sambil membuka
kelopak mata
Tata cara penanggulangan kebakaran
Padamkan dengan bubuk, gas CO2 dengan air
Tata cara penanggulangan tumpahan
a. Tumpahan kecil : isolir area dimana tumpahan terjadi hingga
pembersihan selesai
b. Tumpahan besar : larutan yang tumpah dinetralkan terlebih dahulu
dengan asam sulfat encer sebelum dibuang
[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

Penanganan dan penyimpanan


Simpan ditempat yang rapat dan berlabel di tempat yang dingin
Pengendalian dan perlindungan diri
a. Gunakan sarung tangan gloves
b. Pakai kacamata dan pelindung wajah
Sifat fisik dan kimia
a. Titik leleh 12-150C
b. Titik didih 142-14800C
c. Larut dalam air
d. Cairan tidak berwarna dan sedikit keruh

Stabilitas dan reaktivitas


Stabil
[LAPORAN KIMIA ANORGANIK]

VIII. Cara Kerja


1.
Lempeng Al

Dicelupkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaOH sampai timbul gas
Dicuci dengan air
Digosokkan dengan kapas yang telah dibasahi HgCl2

Hasil Pengamatan
2. Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
NaOH 0,1 M Na2CO3 0,1 M HCl 0,1 M

Dimasukkan potongan kecil Al


3. Diamati perubahannya
Larutan tawas atau larutan Al2(SO4)3
Hasil Pengamatan
Diuji dengan kertas lakmus

4. Hasil Pengamatan
1 mL larutan tawas atau larutan Al2(SO4)3

Ditambah NaOH 0,1 M tetes demi tetes

Terbentuk endapan

Ditambah kembali NaOH 0,1 M tetes demi tetes

5.
Endapan
1 mL larutan tawas larut
atau larutan Al2(SO4)3
Ditambah HCl 0,1 M hingga tidak terjadi perubahan
Ditambahkan sedikit larutan (NH4)2S
Disaring
Hasil Pengamatan

Residu Filtrat
Dicuci dengan air panas banyak
Di pindahkan ke dalam tabung reaksi menggunakan sedikit air
Ditambah larutan NaOH sampai endapan larut kembali

Endapan larut
IX. Hasil Pengamatan

No. Alur Kerja Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi kesimpulan


1. Sebelum 2Al (s) + 2NaOH (aq) Aluminium
Lempeng Al - Lempeng Al = lempengan 2Na [Al(OH)4] (aq) + 3H2 direaksikan dengan
berwarna abu-abu (g) basa menghasilkan gas
Dicelupkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaOH sampai timbul gas
mengkilap H2 dan senyawa
Dicuci dengan air - NaOH = larutan tidak 2Al (s) + 3HgCl2 (aq) kompleks
Digosokkan dengan kapas yang telah dibasahi HgCl2 berwarna 3AlCl3 (s) + 3Hg (s) (tetrahidroksialuminat
- H2O = larutan tidak )
berwarna
- HgCl2 = larutan tidak
berwarna
Sesudah
- NaOH +Al = timbul gas
(gelembung) pada
Hasil Pengamatan lempengan Al
- Setelah dicuci dengan air =
lempengan berwarna abu-
abu mengkilap
- Al + HgCl2 = lempengan
berwarna hitam (tidak
mengkilap)

NaOH 0,1
Na2CO3
M 0,1 HCl
M 0,1 M

2. Sebelum 2Al (s) + 2NaOH (aq) + Tingkat kereaktifan


Dimasukkan potongan kecil Al
Diamati perubahannya

Hasil Pengamatan
- NaOH 0,1 M = larutan 6H2O (l) 2Na[Al(OH)4] aluminium saat
tidak berwarna (aq) + 3H2 (g) bereaksi dengan
- Na2CO3 0,1 M = larutan larutan Na2CO3 >
tidak berwarna 2Al (s) + Na2CO3 (aq) + NaOH > HCl
- HCl 0,1 M = larutan tidak 7H2O (l) 2Na[Al(OH)4]
berwarna (aq) + CO2 (g) + 6H+
- Lempengan Al = berwarna
abu-abu mengkilap 2Al (s) + 6HCl (aq)
Sesudah 2AlCl3 (aq) + 3H2 (g)
- NaOH 0,1M + Al =
terbentuk gelembung (+),
larutan tidak berwarna
- Na2CO3 0,1 M panas + Al =
terbentuk gelembung (+
+), larutan tidak berwarna
- HCl 0,1M + Al = terbentuk
gelembung, larutan tidak
berwarna

3. Sebelum Mengubah lakmus biru Larutan Al2(SO4)3


Larutan tawas atau larutan Al2(SO4)3 - Al2(SO4)3 = larutan tidak menjadi merah bersifat asam
berwarna
- Kertas lakmus = berwarna
1 mL larutan tawasDiuji
ataudengan
larutankertas lakmus
Al2(SO4)3 biru
Sesudah
Hasil Pengamatan - Al2(SO4)3 + kertas lakmus
Ditambah NaOH 0,1 M tetes demi tetes
biru = kertas lakmus biru
berubah menjadi berwarna
Terbentuk endapan merah
4. Sebelum Al2(SO4)3 (aq) + NaOH Aluminium bersifat
Ditambah kembali NaOH 0,1 M tetes demi
- Al tetes
2(SO4)3 = larutan tidak (aq) Al(OH)3 (s) + amfoter yaitu dapat
berwarna Na2SO4 (aq) bereaksi dengan asam
Endapan larut
Ditambah HCl 0,1 M hingga tidak terjadi perubahan

Hasil Pengamatan
- NaOH 0,1M = larutan tidak maupun basa
berwarna Al(OH)3 (s) + NaOH (aq)
- Larutan HCl = larutan tidak Na[Al(OH)4] (aq) +
berwarna HCl (aq) NaCl (aq) +
Sesudah Al(OH)3 (s) + H2O (l)
- Al2(SO4)3 + NaOH 27 tetes
= terbentuk endapan Al2(SO4) (aq) + HCl (aq)
berwarna putih AlCl3 (aq) + H2O (l)
- Al2(SO4)3 + NaOH 27 tetes
+ NaOH 161 tetes =
endapan putih larut
- Al2(SO4)3 + NaOH + HCl 7
tetes = terbentuk endapan
berwarna putih kembali
- Al2(SO4)3 + NaOH + HCl
26 tetes = tidak terjadi
perubahan (endapan tetap
tidak larut)

1 mL larutan tawas atau larutan Al2(SO4)3

Ditambahkan sedikit larutan (NH4)2S


Disaring

Residu Filtrat
5. Sebelum Al2(SO4)3 (aq) + 3(NH4)2S Larutan Al2(SO4)3
Dicuci dengan air panas banyak - Al2(SO4)3 = larutan tidak (aq) + 6H2O (l) direaksikan dengan
Di pindahkan ke dalam tabung reaksi menggunakan sedikit air
berwarna 2Al(OH)3 (s) + (NH4)2S tidak
- (NH
Ditambah larutan NaOH sampai endapan larut 4)2S = larutan tidak
kembali 3(NH4)2SO4 (aq) + 3H2S terbentuk endapan
berwarna (g)

Endapan larut
Sesudah
- Al2(SO4)3 + (NH4)2S = Al(OH)3 (s) + NaOH (aq)
larutan tidak berwarna, Na[Al(OH)4] (aq)
tidak terbentuk endapan
X. Pembahasan

Percobaan aluminium yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui sifat-


sifat aluminium dan senyawanya. Percobaa dibagi menjadi lima percobaan
1. Percobaan 1
Pada percobaan pertama, bertujuan untuk mengetahui sifatreaktif
darialumunium, dengan menambahkan reagen NaOH dan HgCl2.Langkah
pertama yang dilakukan dalam percobaan adalah memasukkan 1 mL larutan
NaOH 1M yang tidak berwarna ke dalam tabung reaksi, kemudian sepotong
kecil lempeng aluminium berwarna abu-abu mengkilatdimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berisi larutan NaOH, dan diperoleh gelembung-gelembung
gas yang menempel pada lempeng aluminium dan larutan tetap tidak
berwarna. Reaksi yang terjadi adalah
2Al (s) + 2NaOH (l) + 6H2O (l) 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 (g)

Berdasarkan reaksi tersebut, maka dapat diketahui bahwa gelembung


gas yang diperoleh dalam percobaan berupa gas H2. Timbulnya gelembung gas
H2 ini menunjukkan bahwa logam aluminium bersifat reaktif. Pada reaksi
diatas juga menunjukkan bahwa logam aluminium dapat membentuk senyawa
kompleks yaitu natrium tetrahidroksoaluminat yang tidak berwarna. Secara
teori, jika logam aluminium direaksikan dengan hidroksi alkali akan terbentuk
larutan tetrahidroksoaluminat yang jernih tidak berwarna dan gas hidrogen.
Ion-ion aluminium membentuk garam tidak berwarna dengan anion-anion
yang tidak berwarna. Kemampuan aluminium membentuk senyawa kompleks
disebabkan oleh muatan kation yang tinggi sehingga mampu mengakomodasi
donasi pasangan elektron dari ligan. Hal ini menunjukkan bahwa aluminium
memiliki energi hidrasi yang kuat yang berarti molekul air terikat cukup kuat
pada kation sehingga tidak dapat diabaikan sebagai senyawa kompleks.
Langkah selanjutnya yaitu lempeng aluminium dicuci dengan air dan
diperoleh lempeng aluminium tetap berwarna abu-abu mengkilap. Tujuan dari
pencucian adalah untuk menghilangkan larutan NaOH yang masih menempel
pada lempeng aluminium agar tidak mempengaruhi reaksi selanjutnya.
Kemudian, lempeng aluminium digosok-gosokkan dengan kapas yang telah
dibasahi dengan larutan HgCl2 tidak berwarna secara merata, diperoleh
lempeng aluminium yang semula berwarna abu-abu berubah menjadi hitam
(tidak mengkilat) dan kapas yang semula berwarna putih basah berubah
menjadi berwarna hitam. Dalam percobaan ini, HgCl 2 berfungsi sebagai zat
pengoksidasi. Secara teori aluminium yang bereaksi dengan Hg akan
membentuk amalgam aluminium dari ion-ion aluminium melarut, seperti
persamaan reaksi yang terjadi berikut:
2Al (s) + 3HgCl2 2AlCl3 (aq) + 3 Hg (s)

Dari reaksi tersebut dapat diketahui bahwa Aluminium dapat


membentuk amalgam dengan Hg sehingga oksida yang menempel pada
aluminium menjadi tergerus. Sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan
yaitu lempengan tidak mengkilat. Hal ini yang menunjukkan logam aluminium
bersifat reaktif saat direaksikan dengan Hg membentuk amalgam. Amalgam
terbentuk karena suatu campuran dari dua logam atau beberapa logam, yang
salah satunya adalah merkuri.

2. Percobaan 2
Pada percobaan kedua, bertujuan untuk mengetahui sifat reaktif dari
alumunium, terhadap larutan asam, basa, dan garam. Langkah pertama yang
dilakukan adalah menyiapkan 3 lempeng aluminium berwarna abu-abu
mengkilatyang dipotong menjadi bagian-bagian kecil dengan ukuran yang
sama. Selanjutnya, memasukkan 1 mL larutan NaOH yang tidak berwarnapada
tabung 1, 1 mL larutan Na2CO3tidak berwarna pada tabung 2, dan 1 mL larutan
HCl tidak berwarna pada tabung 3. Lempeng aluminium yang sudah
disiapkan, dimasukkan ke dalam masing-masing tabung yang berisi larutan.
Pada tabung 1, ketika aluminium direaksikan dengan larutan basa NaOH
menghasilkan larutan tidak berwarna danterbentuk gelembung (+) yang
menempel pada lempeng aluminium. Hasil percobaan sesuai dengan teori
bahwa lempeng aluminium akan membentuk senyawa kompleks
tetrahidroksoaluminat yang jernih tidak berwarna dan gas hidrogen jika
direaksikan dengan hidroksi alkali, seperti persamaan reaksi yang terjadi
berikut:
2Al (s) + 2NaOH (l) + 6H2O (l) 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 (g)
Pada tabung 2, ketika aluminium direaksikan dengan larutan garam
Na2CO3yang dipanaskan terlebih dahulu, menghasilkan larutan tidak berwarna
dan terbentuk gelembung (++) yang menempel pada lempeng aluminium.
Maksud dari pemanasan Na2CO3 terlebih dahulu pada percobaan ini, agar
kelarutannya pada logam aluminium dapat terjadi sehingga reaksi dapat terjadi
dan menghasilkan senyawa komplekstetrahidroksoaluminatdan gas CO2.Hasil
percobaan yang diperoleh sesuai dengan teori bahwa lempeng aluminium yang
direaksikan dengan garam Na2CO3 akan menghasilkan senyawa kompleks
tetrahidroksoaluminat dan gas CO2 dan asam (H+) dari penguraian larutan
Na2CO3, seperti persamaan reaksi yang terjadi beirkut:
2Al (s) + Na2CO3 (l) + 7H2O (l) 2Na[Al(OH)4] (aq) + CO2 (g) + 6H+ (g)
Kemudian, pada tabung 3, ketika aluminium direaksikan dengan
larutan asam HCl menghasilkan larutan tidak berwarna dan terbentuk sedikit
gelembung yang menempel pada lempeng aluminium. Hasil percobaan sesuai
dengan teori bahwa asam klorida yang direaksikan dengan aluminium akan
menghasilkan gelembung gas H2 dan tidak terbentuknya endapan menandakan
bahwa terbentuk senyawa AlCl3 yang berwujud larutan tidak berwarna. Seperti
persamaan reaksi yang terjadi berikut:
2Al (s) + 6HCl (aq) 2AlCl3 (aq) + 3H2 (g)

Dan dari banyaknya gelembung yang dihasilkan dapat diketahui bahwa


logam Al kurang reaktif jika direaksikan dengan larutan yang bersifat asam.
Pada percobaan ini,berdasarkan banyaknya gelembung yang dihasilkan
dapat diketahui bahwa aluminium kurang reaktif terhadap larutan yang
bersifat asam. Selain itu, gelembung yang dihasilkan ketika aluminium
direaksikan dengan Na2CO3 lebih banyak dibandingkan dengan gelembung
yang dihasilkan ketika aluminium direaksikan dengan NaOH. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa aluminium lebih reaktif terhadap larutan garam Na2CO3
dibandingkan dengan larutan basa NaOH. Hal ini tidak sesuai dengan teori
bahwa sifat kereaktifan logam aluminium terhadap larutan asam, basa dan
garam adalah NaOH > Na2CO3 (panas) > HCl.Ketidaksesuaian hasil
percobaan akan dibahas dalam diskusi.
3. Percobaan 3
Pada percobaan ketiga, bertujuan untuk mengetahui sifat dari senyawa
aluminium, bersifat asam atau basa. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
percobaan ini adalah memasukkan larutan tawas tidak berwarna atau Al 2(SO4)3
sebanyak 1 mL ke dalam tabung reaksi. Kemudian diuji dengan kertas lakmus
biru, diperoleh perubahan kertas lakmus biru menjadi merah. Perubahan warna
pada kertas lakmus menunjukkan bahwa larutan tawas atau Al 2(SO4)3adalah
larutan bersifat asam. Hal ini sesuai dengan teori bahwa Al 2(SO4)3 merupakan
garam yang bersifat asam karena terbentuk dari basa lemah dan asam kuat
yaitu basa lemah Al(OH)3 dan asam kuat H2SO4

4. Percobaan 4
Pada percobaan keempat, bertujuan untuk mengetahui sifat amfoter
dari larutan aluminium, dengan menambahkan larutan basa NaOH (tidak
berwarna) dan larutan asam HCl (tidak berwarna). Langkah pertama yang
dilakukan dalam percobaan adalah memasukkan 1 mL larutan tawas yang
tidak berwarna atau Al2(SO4)3 ke dalam tabung reaksi, dan ditambahkan
larutan NaOH 0,1 M tidak berwarna tetes demi tetes sampai terbentuk
endapan. Penambahan NaOH yang dibutuhkan sebanyak 27 tetes untuk
membentuk endapan, dan endapan yang diperoleh berwarna putih. Sesuai
dengan reaksi yang terjadi yaitu:
Al2(SO4)3 (aq) + 6NaOH (aq) 2Al(OH)3 (s) + 3Na2SO4 (aq)
Kemudian ditambahkan NaOH berlebih hingga endapan putih
Al(OH)3larut. Penambahan NaOH yang dibutuhkan sebanyak 27 tetes untuk
melarutkan endapan.Penambahan pereaksi basa kuat (NaOH) akan
memperbanyak ion hidroksil sehingga akan membentuk ion
tetrahidroksoaluminat [Al(OH)4]-yang tidak berwarna. Sesuai dengan
persamaan reaksi yang terjadi yaitu:
Al(OH)3(s) + NaOH (aq) NaAl(OH)4 (aq)
Reaksi ini merupakan reaksi bolak-balik sehingga apabila ditambahkan
larutan yang sangat basa atau larutan basa berlebih, maka hidroksida yang
diendapan dapat melarut lagi. Setelah itu, ditambahkan HClyang tidak
berwarna hingga terbentuk endapan putih kembali. Penambahan HCl yang
dibutuhkan sebanyak 7 tetes untuk membentuk endapan putih kembali. Sesuai
dengan reaksi yang terjadi yaitu:
NaAl(OH)4 (aq) + HCl (aq) Al(OH)3 (s) + NaCl (aq) + H2O (aq)
Kemudian, ditambahkan HCl berlebih untuk melarutkan endapan
kembali. Penambahan HCl yang diberikan dalam percobaan sebanyak 26 tetes,
namun hasil diperoleh endapan tidak larut kembali. Hal ini tidak sesuai dengan
teori yang akan dibahas dalam diskusi. Reaksi yang terjadi yaitu:
Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) AlCl3(aq) +3H2O(aq)
Pembentukan endapan Al(OH)3(s) oleh NaOH lebih cepat dibandingkan
dengan HCl karena senyawa Aluminium lebih reaktif dengan basa dari pada
asam dan senyawa Aluminium dapat bersifat amfoter karena dapat bereaksi
dengan asam dan basa dan bersifat reversibel. Bersifat reversibel karena
endapan yang dihasilkan dapat dengan mudah dilarutkan kembali dengan
penambahan larutan (asam atau basa) yang berlebih.

5. Percobaan 5
Pada percobaan kelima, bertujuan untuk mengetahui sifat dari senyawa
aluminium. Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan adalah
memasukkan laruatn tawas yang tidak berwarna atau Al2(SO4)3 kedalam
tabung reaksi. Ditambahkan sedikit larutan (NH 4)2S yang tidak berwarna ke
dalam tabung reaksi yang berisi larutan Al2(SO4)3, diperoleh larutan tidak
berwarna dan tidak terbentuk endapan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
dapat ditunjukkan dengan reaksi berikut:
Al2(SO4)3(aq) + 3(NH4)2S (aq) + 6H2O (l) 2Al(OH)3 (s) + 3H2S(g) +
3(NH4)2SO4 (aq)
Pada langkah selanjutnya, percobaan dihentikan, hal ini dikarenakan
ketika Al2(SO4)3direaksikan dengan (NH4)2S tidak diperoleh endapan .
XI. Diskusi
Ketidaksesuaian hasil percobaan dengan teori terjadi pada percobaan
kedua, percobaan keempat, dan percobaan kelima.
Pada percobaan kedua yang bertujuan untuk mengetahui sifat reaktif dari
alumunium, terhadap larutan asam, basa, dan garam, diperoleh hasil percobaan
yang dilakukan bahwa kereaktifan aluminium terhadap larutan Na 2CO3
panas>NaOH>HCl Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa sifat kereaktifan
logam aluminium terhadap larutan asam, basa dan garam adalah NaOH > Na 2CO3
(panas) > HCl. Ketidak sesuaian antara hasil percobaan dengan teoritis
dimungkinkan karena ketidaktelitian praktikan saat mengaamti banyaknya
gelembung yang terbentuk pada ketiga tabung reaksi, sehingga hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil pengamatan.
Pada percobaan keempat yang bertujuan untuk mengetahui sifat amfoter
dari larutan aluminium, dengan menambahkan larutan basa NaOH (tidak
berwarna) dan larutan asam HCl (tidak berwarna), diperoleh hasil percobaan yang
dilakukan adalah saat penambahan HCl berlebih endapan putih tidak larut
kembali. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa penambahan HCl berlebih dapat
melarutkan endapan putih kembali. Ketidaksesuaian antara hasil percobaan
dengan teoritis dikarenakan kurangnya penambahan HCl pada campuran sehingga
endapan tidak larut kembali
Pada percobaan kelima yangbertujuan untuk mengetahui sifat dari
senyawa aluminium., diperoleh hasil percobaan yang dilakukan adalah larutan
tidak berwarna dan tidak terbentuk endapan. Hal ini tidak sesuai dengan teori
bahwa larutan Al2(SO4)3yang bereaksi dengan (NH4)2Smenghasilkan endapan
berwarna putih. Ketidaksesuaian antara hasil percobaan dengan teoritis di
mungkinkan karena (NH4)2S yang memiliki kualitas yang kurang baik.
XII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa
sifat dari logam aluminium dan senyawanya yaitu:
1. Logam aluminum bersifat reaktif yang ditandai dengan aluminium yang
direaksikan dengan basa menghasilkan gas H2 dan senyawa kompleks
tetrahidroksoaluminat
2. Tingkat kereaktifan logam aluminium saat bereaksi dengan larutan
Na2CO3>NaOH>HCl.
3. Larutan Al(OH)3 merupakan larutan garam bersifat asam
4. Aluminium bersifat amfoter yaitu dapat bereakasi dengan asam maupun basa
5. Larutan aluminium [Al2(SO4)3] yang direaksikan dengan (NH4)2S tidak
membentuk endapan

XIII. Jawaban Pertanyaan


1. Terangkan sifat amfoter aluminium berdasarkan percobaan yang anda lakukan !
Jawab:
Aluminium hidroksida merupakan zat amfoter dimana mampu
melangsungkan reaksi netralisasi baik dengan asam atau dengan basa (lebih
tepatnya, baik dengan ion hidrogen maupun ion hidroksil). Langkah yang

dilakukan yaitu dengan mereaksikannya dengan NaOH 1 M dan HCl1 M .

1 mL larutan Al 2 (SO 4 )3 0,1 M dimasukkan tabung reaksi kemudian ditambah

NaOH 2M dan terjadi endapan pada saat tetesan NaOH yang pertama.

Reaksinya adalah

Al 2 ( SO4 )3(aq) + NaOH (aq) Na2 SO 4 (aq )+ Al (OH )3 (s)

Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bersifat sebagai asam sehingga dapat

bereaksi dengan larutan basa yaitu NaOH . Larutan [ NaAl(OH )4 ] yang

terbentuk kemudian ditambah dengan HCl 1 M tetes demi tetes sampai

terbentuk endapan kembali. Larutan menjadi keruh dan terdapat endapan setelah

tetesan HCl yang ke-2. Endapan ini merupakan endapan Al (OH )3 yang
kembali mengendap karena penambahan HC l menyebabkan larutan tepat

jenuh setelah penambahan HCl pada tetes ke-15. Reaksi yang terjadi adalah :
.

[ NaAl(OH )4 ]( aq) + HCl(aq) Al(OH )3(s) + NaCl(aq) + H 2 O(l)

Hal ini menunjukkan bahwa aluminium dalam senyawanya yaitu

Al (OH )3 melangsungkan reaksi netralisasai dan menunjukkan sifat basanya.

Kemampuan Al (OH )3 melakukan reaksi netralisasi atau dapat bersifat asam

atau basa bila direaksikan dengan basa kuat dan asam kuat merupakan alasan

mengapa Al (OH )3 disebut bersifat amfoter.

2. Tulislah persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan percobaan tersebut!


Percobaan 1
lempeng aluminium dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi NaOH 1 M .

Persamaan reaksinya adalah:


2Al (s) + 2NaOH (l) + 6H2O (l) 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 (g)

logam aluminium digosok-gosok dengan kapas yang telah dibasahi larutan HgCl2,
2Al (s) + 3HgCl2 2AlCl3 (aq) + 3 Hg (s)

Percobaan 2
(lempeng Aluminium dimasukkan pada tiga tabung.)

1. Tabung A berisi NaOH 0,1 M , terjadi reaksi sebagai berikut:

2Al (s) + 2NaOH (l) + 6H2O (l) 2Na[Al(OH)4] (aq) + 3H2 (g)

2. Lempeng aluminium dimasukkan pada tabung B yang berisi larutan 2mL

Na2 CO 3
panas menghasilkan reaksi sebagai berikut:
2Al (s) + Na2CO3 (l) + 7H2O (l) 2Na[Al(OH)4] (aq) + CO2 (g) + 6H+ (g)

3. Pada tabung C yang berisi HCl 0,1 M lempeng aluminium dimasukkan dan

terjadi reaksi:
2Al (s) + 6HCl (aq) 2AlCl3 (aq) + 3H2 (g)
Percobaan 3
(hanya menguji sifat keasaman garam Al 2 ( SO4 )3 )

Percobaan 4
Al 2 (SO 4 )3+ NaOH : pada tetes ke-1 NaOH , larutan menjadi putih keruh.

Setelah tetes ke-11 NaOH , larutan menjadi tak berwarna ( NaOH berlebih

membuat endapan larut kembali), reaksi yang terjadi :


Al2(SO4)3 (aq) + 6NaOH (aq) 2Al(OH)3 (s) + 3Na2SO4 (aq)

Al(OH)3(s) + NaOH (aq) NaAl(OH)4 (aq)


Setelah itu ditambah HCl1 M 2 tetes terdapat hablur putih keruh yang tak

berubah meskipun dikocok


NaAl(OH)4 (aq) + HCl (aq) Al(OH)3 (s) + NaCl (aq) + H2O (aq)

Ditambahkan HCl berlebih endapan akan larut kembali.

Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) AlCl3(aq) +3H2O(aq)

Percobaan 5
Sebanyak 1 mL larutan Al 2 ( S O4 )3 ditambah dengan sedikit (NH4)2S menurut

reaksi :
Al2(SO4)3(aq) + 3(NH4)2S (aq) + 6H2O (l) 2Al(OH)3 (s) + 3H2S(g) +
3(NH4)2SO4 (aq)
3. Jelaskan kegunaan aluminium !
a. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan
bermotor.
b. Untuk membuat badan pesawat terbang.
c. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
d. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang
kerajinan.
e. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III)
oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk
menyambung rel kereta api.
f. Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)
Tawas mempunyai rumus kimia KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan
untuk menjernihkan air pada pengolahan air minum.
g. Alumina (Al2O3)
Alumin dibedakan atas alfa0allumina dan gamma-allumina. Gamma-
alumina diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500C. Gamma-
alumina digunakan untuk pembuatan aluminium, untuk pasta gigi, dan
industri keramik serta industri gelas. Alfa-allumina diperoleh dari
pemanasan Al(OH)3 pada suhu diatas 10000C. Alfa-allumina terdapat
sebagai korundum di alam yang digunakan untuk amplas atau grinda. Batu
mulia, seperti rubi, safir, ametis, dan topaz merupakan alfa-allumina yang
mengandung senyawa unsur logam transisi yang memberi warna pada batu
tersebut. Warna-warna rubi antara lain:
XIV. Daftar Pustaka
Amaria, dkk. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II. Surabaya: Jurusan
Kimia FMIPA UNESA.
Lee, J.D. 1979. Concise Inorganic Chemistry 4th Edition. London: University and
Professional Division.
Munim, Abdul S. 2002. Kimia Anorganik 2. Palangkaraya: Universitas
palangkaraya.
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Common Textbook Kimia Anorganik I. Yogyakarta:
UNY Press.
Sunardi. 2006. Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya. Bandung: Yrama
Widya
Svehla, G. .1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
LAMPIRAN FOTO

A. Alat dan Bahan

No. Gambar Keterangan


1. Alat - Gelas kimia
- Tabung reaksi
- Kasa dan kaki tiga
- Penjepit kayu
- Pipet tetes
- Spirtus
- Rak tabung reaksi
2. Bahan - Larutan NaOH 0,1 M =
larutan tak berwarna
- Larutan HgCl2 = larutan
tidak berwarna
- Larutan Na2CO3 = larutan
tidak berwarna
- Larutan HCl 0,1 M =
larutan tidak berwarna
- Larutan (NH4)2S 0,1 M =
larutan tidak berwarna
- Larutan Al2(SO4)3 0,1 M
= larutan tidak berwarna
- Lempeng Al = lempengan
berwarna abu-abu
mengkilap
- Kertas lakmus = biru
- Kapas = bewawrna putih
B. ALUR KERJA
Percobaan 1
No. Alur kerja Gambar Keterangan
1. Mengambil 5 mL Larutan NaOH = larutan
NaOH 0,1 M tidak berwarna
dengan gelas ukur

2. Memasukkan
larutan NaOH ke
dalam tabung
reaksi (1)

3. Memasukkan Terbentuk gelembung gas


sepotong logam
aluminium ke
dalam tabung
reaksi (1)

4. Mencuci logam Al logam Al = lempengan


dengan air berwarna abu-abu
mengkilap

5. Menggosok logam Lempengan berwarna


Al dengan tisu hitam
yang sudah
dibasahi dengan
larutan HgCl2
Percobaan 2
No. Alur kerja Gambar Keterangan
1. Tabung 1 Larutan Na2CO3 = larutan
Mengambil larutan tidak berwarna
Na2CO3
dimasukkan
kedalam tabung
reaksi

2. Memanaskan Larutan jernih tidak


larutan Na2CO3 0,1 berwarna
M

3. Memasukkan Larutan timbul gelembung


logam Al ke dalam (++)
tabung reaksi yang
berisi larutan
Na2CO3 0,1 M
panas

1. Tabung 2 Larutan NaOH = larutan


Memasukkan tidak berwarna
larutan NaOH 0,1
M ke dalam tabung
reaski
2. Memasukkan Larutan timbul gelembung
logam Al ke dalam (+)
tabung reaksi yang
berisi larutan
NaOH 0,1 M

1. Tabung 3 Larutan HCl 0,1 M =


Memasukkan larutan tidak berwarna
larutan HCl 0,1 M
ke dalam tabung
reaski

2. Memasukkan Larutan timbul gelembung


logam Al ke dalam (++), dan sedikit keruh
tabung reaksi yang
berisi larutan HCl
0,1 M

Percobaan 3
No. Alur Kerja Gambar Keterangan
1. Mengambil larutan Larutan Al2(SO4)3 = larutan
Al2(SO4)3 tidak berwarna
2. Memasukkan Lakmus biru berubah
kertas lakmus biru menjadi merah
kedalam tabung
reaksi

Percobaan 4
No. Alur Kerja Gambar Keterangan
1. Memasukkan Larutan Al2(SO4)3 = larutan
larutan Al2(SO4)3 tidak berwarna
kedalam tabung
reaksi

2. Memasukkan Terbentuk endapan putih


larutan NaOH 0,1
27 tetes M kedalam
tabung reaksi

2. Memasukkan Endapan putih larut


larutan NaOH 0,1
M kedalam tabung
reaksi yang sudah
berisi larutan
Al2(SO4)3 dan 27
tetes NaOH
4. Menambahkan Terbentuk endapan kembali
larutan HCl 0,1 M
(7 tetes)

5. Menambahkan Tidak terjadi perubahan


larutan HCl 0,1 M (endapan tidak larut)
(26 tetes)

Percobaan 5
No. Alur Kerja Gambar Keterangan
1. Memasukkan 1 mL Larutan Al2(SO4)3 =
larutan Al2(SO4)3 larutan tidak berwarna
kedalam tabung
reaksi

2. Memasukkan larutan Larutan jernih tak


(NH4)2S kedalam berwarna dan tidak ada
tabung reaksi endapan

Anda mungkin juga menyukai